Istri-istri Muhammad: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 139.192.156.52 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Urang Kamang
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 9:
=== Khadijah binti Khuwailid ===
{{utama|Khadijah binti Khuwailid}}
Ia merupakan istri [[Nabi Muhammad]] yang pertama. Sebelum menikah dengan nabi, ia pernah menjadi istri dari [[Atiq bin Abid]] dan [[Abu Halah bin Malik]] dan telah melahirkan empat orang anak, dua dengan suaminya yang bernama Atiq, yaitu Abdullah dan Jariyah, dan dua dengan suaminya Abu Halah yaitu Hindun dan Zainab.
 
Berbagai riwayat memaparkan bahwa saat [[Muhammad]] menikah dengan Khadijah, umur Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Nabi hanya berumur 25 tahun. Tetapi menurut [[Ibnu Katsir]], seorang tokoh dalam bidang tafsir, hadis dan sejarah, mereka menikah dalam usia yang sebaya. Nabi Muhammad bersama dengannya sebagai suami istri selama 25 tahun yaitu 15 tahun sebelum menerima wahyu pertama dan 10 tahun setelahnya hingga wafatnya Khadijah, kira-kira 3 tahun sebelum [[hijrah ke Madinah]]. Khadijah wafat saat ia berusia 64 tahun 6 bulan.
Baris 17:
[[Maskawin]] dari Nabi Muhammad sebanyak 20 [[bakrah]] dan upacara perkawinan diadakan oleh ayahnya Khuwailid. Riwayat lain menyatakan, upacara itu dilakukan oleh saudaranya Amr bin Khuwailid.
 
Pernikahannya dengan Khadijah menghasilkan keturunan hanya enam orang, yaitu: Al Qasim, [[Zainab]], [[Ruqayyah]], [[Ummu Kultsum]], [[Fatimah az-Zahra|Fatimah]], dan Abdullah.
 
Nabi Muhammad setelah mendapatkan seorang putra yang bernama Al Qosim, maka ia mendapat julukan ''Abul Qosim'' (bapak Qosim), sedangkan putranya yang bernama [[Abdullah bin Muhammad|Abdullah]] mempunyai julukan ''at Thoyib at Thohir'' yang berarti "Yang Bagus dan Lagi Suci".
Baris 31:
Aisyah adalah satu-satunya istri Muhammad yang masih gadis pada saat dinikahi. Aisyah dinikahkan pada tahun 620 M. Akad nikah diadakan di [[Mekkah]] sebelum Hijrah, tetapi setelah wafatnya Khadijah dan setelah Muhammad menikah dengan Saudah. Upacara dilakukan oleh ayahnya [[Abu Bakar]] dengan maskawin 400 [[dirham]].
 
Hadits mengenai umur Aisyah tatkala dinikahkan adalah problematis. Hisyam bin ‘Urwah adalah satu-satunya yang mengabarkan tentang umur pernikahan Aisyah, yang didengarnya dari ayahnya. Bahkan [[Abu Hurairah]] ataupun [[Malik bin Anas]] tidak pernah mengabarkannya. Beberapa riwayat yang termaktub dalam buku-buku hadits berasal hanya dari Hisyam sendiri, dan hadits ini dianggap dhaif.{{fact}} Hisyam mengutarakan hadits tersebut tatkala telah bermukim di [[Irak]], dan ia pindah ke negeri itu dalam umur 71 tahun.
 
Hisyam bin ‘Urwah menyatakan bahwa Aisyah dinikahkan ketika berumur 6 tahun. Muhammad tidak bersama dengannya sebagai suami-istri melainkan setelah berhijrah ke Madinah. Ketika itu, Aisyah berumur 9 tahun sementara nabi Muhammad berumur 53 tahun. Mengenai hal ini Ya’qub bin Syaibah berkata: ''“Yang dituturkan oleh Hisyam sangat terpecaya, kecuali yang disebutkannya tatkala ia sudah pindah ke Irak.”'' Ibnu Syaibah menambahkan bahwa Malik bin Anas menolak penuturan Hisyam yang dilaporkan oleh penduduk Irak.<ref>Ibn Hajar alAsqalani, ''Tahzib alTahzib'', Dar Ihya alTurath alIslami, jilid II, hal.50.</ref> Dalam buku tentang sketsa kehidupan para perawi hadits, tersebut bahwa saat Hisyam berusia lanjut ingatannya sangat menurun.<ref>''AlMaktabah alAthriyyah'', jilid 4, hal.301.</ref>
Baris 61:
=== Hindun binti Abi Umayyah (Ummu Salamah) ===
{{utama|Hindun binti Abi Umayyah}}
Salamah seorang janda tua mempunyai 4 anak dengan suami pertama yang bernama Abdullah bin Abd al-Asad. Suaminya syahid dalam [[Perang Uhud]] dan saudara sepupunya turut syahid pula dalam perang itu lalu nabi Muhammad melamarnya. Mulanya lamaran ditolak karena menyadari usia tuanya. Alasan umur turut digunakannya ketika menolak lamaran Abu Bakar dan Umar al Khattab.
 
Lamaran kali kedua nabi Muhammad diterimanya dengan maskawin sebuah tilam, mangkuk dari sebuah pengisar tepung.
Baris 67:
=== Ramlah binti Abu Sufyan (Ummu Habibah) ===
{{utama|Ramlah binti Abu Sufyan}}
Ummu Habibah seorang janda. Suami pertamanya Ubaidillah bin Jahsyin al-Asadiy. Ummu Habibah dan suaminya Ubaidullah pernah berhijrah ke Habsyah. Ubaidullah meninggal dunia ketika di rantau dan Ummu Habibah yang berada di Habsyah kehilangan tempat bergantung.
 
Melalui al Najashi, nabi Muhammad melamar Ummu Habibah dan upacara pernikahan dilakukan oleh Khalid bin Said al-As dengan maskawin 400 dirham, dibayar oleh al Najashi bagi pihak nabi.
Baris 73:
=== Juwairiyah (Barrah) binti al-Harits ===
{{utama|Juwairiyah binti al-Harits}}
Ayah Juwairiyah ialah ketua kelompok [[Bani Mustaliq]] yang telah mengumpulkan bala tentaranya untuk memerangi nabi Muhammad dalam [[Perang al-Muraisi']].
 
Setelah Bani al-Mustaliq tewas dan Barrah ditawan oleh [[Tsabit bin Qais]] bin al-Syammas al-Ansariy. Tsabit hendak di[[mukatabah]] dengan 9 tahil emas, dan Barrah pun mengadu kepada nabi.
 
Rasulullah bersedia membayar mukatabah tersebut, kemudian menikahinya.
Baris 87:
=== Zainab binti Jahsy ===
{{utama|Zainab binti Jahsy}}
Zainab merupakan istri [[Zaid bin Haritsah]], yang pernah menjadi [[budak]] dan kemudian menjadi [[anak angkat]] [[nabi Muhammad s.a.w.]] setelah dia dimerdekakan.
 
Hubungan suami istri antara Zainab dan Zaid tidak bahagia karena Zainab dari keturunan mulia, tidak mudah patuh dan tidak setaraf dengan Zaid. Zaid telah menceraikannya walaupun telah dinasihati oleh [[nabi Muhammad s.a.w.]].
 
Upacara pernikahan dilakukan oleh [[Abbas bin Abdul-Muththalib]] dengan maskawin 400 dirham, dibayar bagi pihak nabi Muhammad s.a.w.
Baris 121:
=== Amrah binti Yazid ===
{{utama|Amrah binti Yazid}}
[[Nabi Muhammad]] menikah dengan Amrah ketika Amrah baru saja memeluk agama [[Islam]].
 
== Catatan kaki ==