Lātta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 7:
Menurut riwayatkan dari [[Abdullah bin Abbas|Ibnu ‘Abbas]], [[Mujahid]], [[Rabi’ bin Anas]] mereka membaca (الاَّتَ) dengan ditasydidkan taa (تَّ) dan mereka menafsirkannya dengan “Seseorang yang mengadoni gandum untuk para jamaah haji pada masa jahiliyyah. Tatkala dia meninggal, mereka i’tikaf di kuburannya lalu menyembahnya.” Mujahid berkata: “Al Lātta adalah orang yang dahulunya tukang mengaduk tepung gandum (dengan air atau minyak) untuk dihidangkan kepada jamaah haji. setelah meninggal, merekapun senantiasa mendatangi kuburannya.”
 
[[Imam Bukhari|Imam Al-Bukhari]] mengatakan, Telah diriwayatkan dari Ibnu ‘Abbas berkata tentang firman Allah “Al-Lātta dan Al-’Uzza.”: “Al-Lātta adalah seseorang yang menjadikan gandum untuk para jamaah haji.”<ref>Tafsir Ibnu Katsir, 4/35, lihat Tafsir Al-Qurthubi, 9/66, Ighatsatul Lahfan, 1/184</ref>
 
Syaikh Sholeh bin Fauzan Al-Fauzan berkata, Lātta dengan dobel huruf "t" sebagai isim fa’il (Lātta) berasal dari kata kerja ''latta-yaluttu''. Dia (Lātta) adalah seorang lelaki yang shalih yang biasa mengadon tepung untuk memberi makan jama’ah [[haji]]. Ketika dia meninggal, orang-orang pun membangun sebuah rumah di atas kuburannya, dan menutupinya dengan tirai-tirai. Akhirnya mereka menyembahnya sebagai sekutu selain Allah.
 
=== Lāta ===
[[Berkas:Allat.jpg|thumb|'''Allāt''' menunggangi unta. Relief dari [[Thaif]], [[Arab Saudi]], sekitar 100 Masehi]]
Sedangkan kata Lata tanpa dobel huruf "t", adalah nama berhala di [[Tha'if]]. Dia berupa batu yang dipahat, yang dibangun sebuah rumah di atasnya. Padanya ada tirai-tirai yang menyamai ka’bah. Di sekelilingnya ada halaman dan di mempunyai pelayan (penjaga). Berhala ini milik kabilah [[Tsaqif]] dan kabilah-kabilah yang ada disekitar mereka.
 
Lāta kedua ini dibuat dari batu besar yang dianggap suci, diletakkan di dalam kotak kayu berbentuk persegi dengan batu permata di dalamnya. Ia dikenal juga oleh [[Herodotus]] sebagai "Alilat". [[Lembah Wajj]] dianggap suci dan sejajar dengan berhala tersebut. Disekitar berhala itu banyak pe[[pohon]]an yang tidak boleh ditebang. Para penyembahnya selalu meletakkan persembahan berupa baju, batu permata dan hadiah-hadiah lain diatas batu berhala tersebut, sebagai salah satu upacara keagamaan.