Douglas DC-3: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 18:
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het eerste vliegtuig is geland op Oelin (27 km van Bandjermasin) Borneo TMnr 10014089.jpg|thumb|240px|DC-3 milik [[KNILM]] di [[Bandar Udara Syamsuddin Noor|lapangan terbang Ulin]], Banjarmasin (1936)]]
[[Berkas:DC 3 (2).JPG|thumb|240px|DC-3 milik Angkatan Udara Portugis.]]
Dalam dunia [[penerbangan]], [[pesawat]] '''DC-3''' Dakota atau dalam versi militer disebut C-47 merupakan pesawat [[pesawat penumpang sipil|penumpang sipil]] (airliner) sayap rendah (low wing) legendaris. Tidak ada pesawat jenis lain yang paling banyak ikut serta dalam kancah peperangan selain Dakota. DC-3 digunakan semasa [[Perang Dunia II]], [[Perang Korea]], [[Perang Vietnam]] dan juga peperangan di berbagai belahan dunia pada tahun 1930-1970-an.
 
Di [[Indonesia]], hampir semua perusahaan penerbangan baik yang berjadwal maupun carter, pada awalnya mengoperasikan DC-3. Bahkan sampai kini, beberapa Dakota masih laik terbang dan dipakai untuk keperluan Federasi Aero Sport Indonesia ([[FASI]]). Dakota FASI yang diberi gambar menarik, seperti Den Bey itu, diterbangkan untuk terjun payung dan joy flight, juga dicarter para petualang.
 
== Sejarah dan julukan ==
[[Berkas:N34---Douglas-DC3-Cockpit.jpg|240px|right|thumb|Kokpit Douglas DC3.]]
Pesawat Douglas DC-3 mulai diproduksi pabriknya [[Douglas Aircraft Company]] tahun [[1935]], dengan uji terbang akhir tahun itu dan mulai dioperasikan tahun [[1936]]. DC-3 merupakan penyempurnaan pesawat pendahulunya DC-1 dan DC-2. Yang pertama mengoperasikan DC-3 adalah [[American Airlines]] juga sebagai pencetus ide. Pesawat pertama itu kemudian dioperasikan oleh militer, selanjutnya jatuh dan terbakar pada [[15 Oktober]] [[1942]] di Knob Noster, [[Missouri]], [[Amerika Serikat]]. Kecelakaan fatal terjadi pada [[Desember]] [[1936]], DC-3 [[United Airlines]] jatuh di [[San Francisco]] menewaskan 21 penumpangnya.
 
DC-3 memang populer sebagai angkutan udara komersial karena aman, ekonomis dan nyaman pada masa itu. Banyak maskapai AS mengoperasikannya, seperti United Airlines, [[Trans World Airlines]], [[Eastern Airlines]] dan [[Delta Airlines]].
 
Negara-negara [[Eropa]] juga meliriknya. [[Perancis]] memproduksi [[Bloch 220s]] pada [[1938]], pesawat 22 penumpang seperti DC-3. [[Italia]] mencoba, walau gagal. Douglas pun memberi lisensi pada tiga negara, [[Belanda]], [[Rusia]] dan [[Jepang]] untuk memproduksinya. DC-3 milik Belanda pula yang pertama terbang ke [[Indonesia]] pada tahun [[1940]].
 
Populasinya sampai tahun [[1946]] saat produksi dihentikan 10.629 pesawat, tersebar di seluruh belahan dunia. Lebih 50 tahun DC-3 masih dioperasikan komersial oleh berbagai maskapai di dunia. [[Comair]] sampai [[1989]] masih mengoperasikan DC-3. Pada [[Juni]] [[1989]], [[Provincetown-Boston Airlines]] masih menerbangkan DC-3 yang airframe-nya memiliki 92.000 jam.
 
Di Indonesia ada DC-3 "[[Seulawah]]" yang memiliki panjang badan 19,66 meter dan rentang sayap 28.96 m, ditenagai dua mesin Pratt & Whitney berbobot 8.030 kg serta mampu terbang dengan kecepatan maksimum 346 km/jam. Dengan bahan bakar penuh, Dakota mampu terbang sejauh 2.430 km.
 
Yang unik dan menarik, Dakota memiliki banyak julukan. Paling banyak dibandingkan pesawat-pesawat jenis lain. Sebutan 'Dakota' sendiri karena penamaan dari [[Royal Air Force]] (angkatan udara [[Britania Raya]]). Julukan pertama ''The Flying Vagrant'' karena kedua sayapnya yang panjang itu tak mendukungnya sama sekali. Selain itu, ada pula yang menjulukinya ''Grand Old Lady'', juga ''Skytrain''. Dakota memang terkesan 'gemuk dan bodoh', tak heran julukan ''Gajah Terbang'' (''The Flying Elephant'') pun disandangnya, di samping julukan ''Gooney Bird'', ''Dumbo'' atau ''Taby''. Julukan ''Biscuit Bomber'' pernah melekat setelah si pesawat melakukan dropping ransum 5.000 karton biskuit.
 
Dakota adalah pesawat legendaris. Di berbagai museum di AS, pesawat DC-3 ini menjadi kenangan. Indonesia pun tak ketinggalan. Untuk mengenang perjuangan rakyat [[Aceh]], replika "Seulawah" dibangun di Balai Kota [[Banda Aceh]], juga satu DC-3 di anjungan Aceh [[Taman Mini Indonesia Indah]] di [[Jakarta]].