Ismail: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
RusdianaDablang (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 11:
Isma'il bin [[Ibrahim]] menikah dengan Imarah binti Sa'd bin Usamah bin Aqil al-Amaliqiy, kemudian ayahnya memerintahkan Isma'il untuk menceraikan Imarah, lalu menikah lagi dengan Sayyidah binti Madhadh bin Amr al-Jurhumiy. Pernikahan dengan Meriba dan Malchut, diketahui memiliki sejumlah anak dan hanya ada seorang anak wanita yang bernama Bashemath.<ref>[http://www.scribd.com/doc/5360425/My-Shajrafamily-tree- {{en}} Silsilah para nabi]</ref> Menurut Umar bin Abdul Aziz bahwa bangsa Arab [[Hijaz]] seluruh nasabnya kembali pada kedua anaknya Nabit dan Qaidzar.
 
'''[[Meriba]]'''
* [[Kedar|Qaidzar]]
* [[Nebaioth|Nabit]]
* [[Adbeel|Izbil]]
* [[Mibsam]] (Masy)
* [[Bashemath]]
 
'''[[Malchut]]'''
* [[Kedma|Qaidzama]]
* [[Nafish|Nabisy]]
* [[Yetur|Yathur]]
* [[Tema (putra Isma'il)|Thima]]
* [[Hadar|Ayar]]
* [[Masaa|Masma`]]
* [[Dumah]] (Dusha)
* [[Misyma|Maisiy]]
 
Baris 65:
Sungguh amat berat ujian yang dihadapi oleh Nabi Ibrahim, namun sesuai dengan firman Allah yang bermaksud: "Allah lebih mengetahui di mana dan kepada siapa Dia mengamanatkan risalahnya". Nabi Ibrahim tidak membuang masa lagi, berazam (niat) tetap akan menyembelih Nabi Isma'il puteranya sebagai qurban sesuai dengan perintah Allah yang telah diterimanya, dan berangkatlah serta merta Nabi Ibrahim menuju ke Makkah untuk menemui dan menyampaikan kepada puteranya apa yang Allah perintahkan.
 
Kisah ini dikisahkan oleh Allah pada salah satu ayat-Nya, yang berbunyi:
{{cquote|''Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka pikirkanlah apa pendapatmu! ([[Surah As-Saffat|Ash-Shaffaat]] 102)}}
Nabi Isma'il sebagai anak yang soleh yang sangat taat kepada Allah dan bakti kepada orang tuanya, ketika diberitahu oleh ayahnya maksud kedatangannya kali ini tanpa ragu-ragu dan berfikir panjang berkata kepada ayahnya:
{{cquote|''Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah engkau akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar." (Ash-Shaaffaat 102)}}
 
Baris 78:
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah perkorbanan Isma'il itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim dan Nabi Isma'il sampai sejauh mana cinta dan taat mereka kepada Allah. Ternyata keduanya telah lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim telah menunjukkan kesetiaan yang tulus dengan perkorbanan puteranya. untuk berbakti melaksanakan perintah Allah sedangkan Nabi Isma'il tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam memperagakan kebaktiannya kepada Allah dan kepada orang tuanya dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan, sampai-sampai terjadi seketika merasa bahwa parang itu tidak lut memotong lehernya, berkatalah ia kepada ayahnya:" Wahai ayahku! Rupa-rupanya engkau tidak sampai hati memotong leherku karena melihat wajahku, cubalah telangkupkan aku dan laksanakanlah tugasmu tanpa melihat wajahku. "Akan tetapi parang itu tetap tidak berdaya mengeluarkan setitik [[darah]] pun dari daging Isma'il walau ia telah ditelangkupkan dan dicuba memotong lehernya dari belakang.
 
Dalam keadaan bingung dan sedih hati, kerana gagal dalam usahanya menyembelih puteranya, datanglah kepada Nabi Ibrahim wahyu Allah dengan firmannya:
{{cquote|''Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah melaksanakan mimpi itu. Sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujian yang nyata. (Ash-Shaaffaat 104-106)}}