Perantau Minang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Jayrangkoto (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
[[Berkas:Adat Minangkabau dan Merantau 02..jpg|thumb|right|Sampul buku ''Adat Minangkabau dan Merantau'' karya Tsuyoshi Kato.]]
 
'''Perantau Minang''' adalah sebutan bagi [[Orang Minangkabau|orang-orang Minangkabau]] yang hidup di perantauan atau di luar tanah asalnya, sekitaran [[Dataran Tinggi Minangkabau|dataran tinggi Minangkabau]].<ref name="kompas.com1">[http://travel.kompas.com/read/2013/09/09/0746257/Jejak.Para.Perantau "Jejak Para Perantau"] ''[[Kompas.com]]'', 9 September 2013. Diakses 16 Januari 2015.</ref> Mereka tersebar di berbagai [[wilayah]] di [[Indonesia]] dan juga di [[mancanegara]], seperti [[Malaysia]],<ref name="hidayatullah.com">[http://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2014/11/23/33741/jalin-silaturahmi-perantau-minang-malaysia-pulang-basamo.html#.VLg4xtKUeEw "Jalin Silaturahmi, Perantau Minang Malaysia Pulang Basamo"] ''Hidayatullah.com'', 23 November 2014. Diakses 16 Januari 2015.</ref> [[Singapura]],<ref name="liputan6.com">[http://m.liputan6.com/citizen6/read/2108453/singapura-tertarik-sistem-pendidikan-yayasan-di-tanah-datar "Singapura Tertarik Sistem Pendidikan Yayasan di Tanah Datar"] ''[[Liputan6.com]]'', 22-09-2014. Diakses 22-01-2015.</ref> [[Brunei]], [[Australia]],<ref name="tribunnews.com">[http://www.tribunnews.com/ramadan/2011/08/17/pebisnis-indonesia-sulap-gereja-di-melbourne-jadi-masjid "Pebisnis Indonesia Sulap Gereja di Melbourne Jadi Masjid"] ''[[Tribunnews.com]]'', 17 Agustus 2011. Diakses 16 Januari 2015.</ref> [[Eropah]],<ref name="hariansinggalang.co.id">[http://hariansinggalang.co.id/rancak-voice-akan-tampil-di-minangkabau-jazz/ "Rancak Voice akan Tampil di Minangkabau Jazz"] ''[[Harian Singgalang|Singgalang]]'', 22 Oktober 2014. Diakses 16 Januari 2015.</ref> [[Amerika]],<ref name="antarasumbar.com">[http://www.antarasumbar.com/berita/provinsi/d/1/253656/perantau-minang-amerika-salurkan-bantuan-seragam-sekolah.html "Perantau Minang Amerika Salurkan Bantuan Seragam Sekolah"] ''[[Antara]]'', 30 Oktober 2012. Diakses 16 Januari 2015.</ref> [[Timur Tengah]], dan lainnya.
 
[[Entitas]] perantau Minang merupakan [[masyarakat]] yang jumlahnya diperkirakan setara kalau pun tidak lebih banyak daripada orang Minang yang ada di tanah asalnya, [[Ranah Minang|ranah Minangkabau]].<ref name="niadilova">[http://niadilova.blogdetik.com/index.php/archives/917 "Perantau Minang"] ''[[Surya Suryadi]] - [[Harian Haluan|Haluan]]'', Rabu, 28 Maret 2012. Diakses 16 Januari 2015.</ref> Mereka menjalani kehidupan di [[Rantau|tanah rantau]] disebabkan beberapa faktor, seperti eksistensi diri, [[Matrilineal Minangkabau|adat matrilineal]], [[perang]], dan faktor [[ekonomi]],<ref name="niadilova"/> serta beragam [[motivasi]], yaitu mencari kekayaan, ilmu pengetahuan, dan kemasyhuran.<ref name="Adat Minangkabau dan Merantau">Kato, Tsuyoshi (2005). [https://books.google.co.id/books?id=jC0xxehrArQC&pg=PR4&lpg=PR4&dq=Adat+Minangkabau+%26+Merantau+-+Tsuyoshi+Kato&source=bl&ots=6bnS1yEoP1&sig=WsSft4AiB1nZ8bbo9NfkywS210c&hl=en&sa=X&ei=Luy-VOLMKYWY8QWym4HgCw&redir_esc=y#v=onepage&q=Adat%20Minangkabau%20%26%20Merantau%20-%20Tsuyoshi%20Kato&f=false "Adat Minangkabau dan Merantau dalam Perspektif Sejarah"] ''[[Balai Pustaka]]''. ISBN 979-690-360-1.</ref>
 
== Perjalanan sejarah ==
Para perantau Minang terdahulu telah meninggalkan tanah pusakanya sejak berabad-abad yang lalu, dan keturunannya telah menjadi [[warga]] masyarakat yang berbeda dengan masyarakat Minangkabau saat ini. Sementara para 'perantau Minang baru' masih punya kedekatan dan keterkaitan [[emosional]] dengan [[Budaya Minangkabau|budaya]] dan tanah kelahirannya.<ref name="niadilova"/> [[:wikiquote:id:Peribahasa Minang|Peribahasa Minang]] yang berbunyi ''Karatau madang di hulu, berbuah berbunga belum. Ke rantau bujang dahulu, di rumah berguna belum'' atau ''Daripada malu pulang ke kampung, lebih baik rantau diperjauh'', membuat banyak perantau Minang yang tidak pernah pulang lagi ke kampung halamannya, walaupun rindu dendam pada ''[[Bundo Kanduang|ranah bundo]]'' dan segala isinya berkecamuk seakan tak terperi.<ref name="niadilova"/>
 
=== Masa lalu ===
Saat ini diperkirakan lebih dari setengah [[populasi]] orang Minangkabau hidup dan berkembang di wilayah perantauan baik di Indonesia maupun mancanegara, perkiraan itu pun tidak memasukkan keturunan perantau Minang yang telah merantau dan berkembang sejak sekurangnya 1000 tahun yang lalu di berbagai wilayah di nusantara atau bahkan dunia pada masa modern ini. Banyak di antara keturunan perantau Minang telah ber''transformasi'' menjadi orang "Minang Baru" atau bahkan suku-suku baru seperti [[Aneuk Jamee]] di pantai barat [[Aceh]], [[Suku Pesisir]] di pantai barat [[Sumatera Utara]], masyarakat [[Negeri Sembilan]], di [[Semenanjung Malaya]], dan entah apa lagi namanya di wilayah-wilayah lain yang sudah lama terputus tali sejarah dan persaudaraannya dengan Minangkabau.
 
[[Legenda]] dan [[mitos]] serta ingatan kolektif dan [[tradisi lisan]] yang ada di berbagai kelompok masyarakat tertentu di [[Nusantara]] menceritakan tentang [[nenek moyang]] mereka yang berasal dari Minangkabau sejak berabad-abad yang lalu. Beberapa kelompok masyarakat yang telah tercatat dalam sejarah, di antaranya komunitas tertentu di [[Meulaboh]] dan [[Tapak Tuan]] ([[Aceh Barat|Aceh bagian barat]]), komunitas tertentu di [[Tanah Karo]] ([[Sumatera Utara]]), [[Siak Sri Indrapura]] dan Muara Takus ([[Riau]]), [[Pangkalan Jambu, Merangin|Pangkalan Jambu]] dan [[Tungkal Ulu, Tanjung Jabung Barat|Tungkal Ulu]] ([[Jambi]]), komunitas tertentu di [[Rejang]] ([[Bengkulu]]), [[Sekala Brak]] dan Paminggir ([[Lampung]]),<ref name="Adat Minangkabau dan Merantau"/> serta Negeri Sembilan Malaysia yang populasinya cukup besar sehingga kemudian menjelma menjadi sebuah kerajaan, komunitas di [[Sulu]] ([[Filipina|Filipina Selatan]]), komunitas di [[Sulawesi Selatan]], [[Kutai]], dan [[Palu]], serta di [[Nusa Tenggara]], yaitu komunitas tertentu di [[Bima]] dan [[Manggarai]] ([[Pulau Flores|Flores]]).<ref name="Sengketa Tiada Putus">Hadler, Jeffrey (2010). [http://sseas.berkeley.edu/sites/default/files/faculty/files/hadlersengketa.pdf "Sengketa Tiada Putus"] ''Freedom Institute''. ISBN 978-979-19466-5-0.</ref>
Baris 15:
Komunitas [[Melayu-Bugis]] di Sulawesi Selatan yang terbentuk dari beberapa unsur etnis, salah satunya Minangkabau, telah menjadi bagian tak terpisahkan dari masyarakat Sulawesi Selatan. Juga terbetik berita tentang keturunan [[Pagaruyung]] Minangkabau yang "terdampar" di pedalaman [[Kalimantan Tengah]] ([[Kerajaan Kotawaringin]]) di sebuah negeri bernama [[Kudangan, Delang, Lamandau|Kudangan]], yang oleh masyarakat setempat diakui sebagai leluhur mereka. Sementara di pedalaman pegunungan Flores ditemukan kampung adat misterius bernama Wae Rebo yang konon nenek moyang mereka berasal dari Minangkabau sejak berabad yang lalu.<ref name="Detik.com">[http://travel.detik.com/read/2013/11/19/081331/2416645/1519/wae-rebo-kampung-adat-misterius-di-tengah-pegunungan-flores "Wae Rebo, Kampung Adat Misterius di Tengah Pegunungan Flores"] ''[[Detik.com]]'', 19 November 2013. Diakses 19 Januari 2015.</ref>
 
[[Thomas Stamford Raffles]], seorang [[Gubernur Jenderal]] [[Inggris]], setelah melakukan [[ekspedisi]] ke [[Luhak|pedalaman Minangkabau]] menyimpulkan bahwa Minangkabau adalah inti dan sumber kekuatan bangsa [[Melayu]] yang menyebar di kepulauan timur ([[nusantara]]). Perantau Minang yang ''[[fenomena|fenomenal]]l'' telah ''melahirkan'' suku-suku baru di nusantara, dan ini adalah sesuatu yang alami dalam dinamika kehidupan alam. Keturunan perantau Minang dari abad-abad lalu sudah tak mengenal lagi kampung halaman [[nenek moyang]] mereka yang indah, yang jauh di pedalaman [[Pulau Sumatera|Sumatera]] bagian tengah, di [[dataran tinggi]] ber[[Gunung|gunung-gunung]] gagah yang memberi hawa sejuk dan di [[Lembah|lembah-lembah]] ber[[danau]] indah yang pinggirannya jadi tepian mandi sejak dulu kala sampai masa kini.
 
=== Era globalisasi ===
[[Berkas:Perantau Minang.JPG|thumb|left|270px|Perantau Minang pulang kampung dengan KM Lawit di pelabuhan [[Teluk Bayur]]]]
 
Baris 28:
Sesuai dengan [[:wikiquote:id:Peribahasa Minang|pepatah Minang]], ''[[:wikiquote:id:Dima bumi dipijak, di sinan langik dijunjuang|Di mana bumi dipijak di sana langit dijunjung]]'', para perantau Minang tidak hanya peduli pada kelompoknya saja. Banyak di antara mereka menjadi tokoh masyarakat tempatan, berikhtiar dan berjuang bersama demi kemajuan dan kesejahteraan masyarakat di tempat ia berada. Beberapa tokoh perantau Minang, seperti [[Mohammad Hatta]], [[Tan Malaka]], [[Agus Salim]], dan banyak lagi yang lainnya, hampir tak pernah terdengar memikirkan Minangkabau karena tenaga dan pikirannya telah tersita untuk kepentingan yang lebih besar, yaitu nasib dan kemerdekaan [[bangsa Indonesia]] dari cengkeraman [[kolonialisme|kolonialis]] [[Belanda]]. Sementara di [[Semenanjung Malaya|tanah semenanjung]] tercatat nama-nama seperti [[Shamsiah Fakeh]], [[Ahmad Boestamam]], [[Burhanuddin al-Hilmi]], [[Khatijah Sidek]], dan pejuang lainnya, menghabiskan sebagian besar dayanya untuk perjuangan bangsa Melayu semenanjung agar terbebas dari kolonialis [[Inggris]].
 
Menengok ke masa yang lebih silam, beberapa nama perantau Minang telah tercatat dalam sejarah sebagai pendiri kerajaan, ulama penyebar Islam, ataupun pedagang yang mendirikan koloni [[Saudagar Minangkabau|saudagar Minang]] di berbagai tempat. [[Awang Alak Betatar]] atau lebih dikenal dengan nama Sultan Muhammad Shah tercatat dalam sejarah Brunei sebagai pendiri [[Kesultanan Brunei]] pada pertengahan abad ke-14. Sementara [[Raja Bagindo]] yang di Sulu lebih dikenal sebagai Rajah Baguinda juga tercatat dalam ''Tarsilah Sulu'' sebagai pendiri [[Kesultanan Sulu]] pada akhir abad ke-14.<ref name="viva.co.id">[http://nasional.news.viva.co.id/news/read/395685-kerajaan-sulu-didirikan-keturunan-minangkabau- "Pendiri-pendiri kerajaan Islam di Filipina dari Minangkabau"] ''[[VIVA.co.id]]'', 07 Maret 2013. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="republika.co.id">[http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-mancanegara/14/02/03/n0f8v0-melongok-islam-di-filipina "Melongok Islam di Filipina"] ''[[Republika|Republika.co.id]]'', 03 Februari 2014. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="kompas.com2"> [http://internasional.kompas.com/read/2013/03/21/11542278/Sultan.Sulu.Suka.Satai.Kambing "Sultan Sulu Suka Satai Kambing"] ''Kompas.com'', 21 Maret 2013. Diakses 19 Januari 2015.</ref>
 
Sejarah perkembangan Islam di [[Pulau Sulawesi|Sulawesi]],<ref name="harianhaluan.com"> [http://www.harianhaluan.com/index.php/berita/haluan-padang/15858-sejarah-minangkabau-ditemukan-di-sulawesi "Sejarah Minangkabau Ditemukan di Sulawesi"] ''[[Harian Haluan|Haluan]]'', 18 Juni 2012. Diakses 19 Januari 2015.</ref> [[Kalimantan Timur]], serta [[Nusa Tenggara]] tak terlepas dari peran penting para ulama perantau Minang pada akhir abad ke-16 atau awal abad ke-17. Tercatat nama-nama [[Datuk Ri Bandang]], [[Datuk Ri Tiro]], [[Datuk Patimang]] yang berasal dari [[Koto Tangah, Payakumbuh Barat, Payakumbuh|Koto Tangah]], [[Kota Payakumbuh|Payakumbuh]], serta [[Datuk Karama]], dan [[Datuk Mangaji]] telah menyebarkan Islam pada masyarakat di beberapa wilayah tersebut.<ref name="Sewang">[http://books.google.co.id/books?id=HOcUtQAtl00C&pg=PA95&lpg=PA95&dq=datuk+ribandang+dan+tunggang+parangan&source=bl&ots=S3lBFKkfZQ&sig=U0NsvsynXyX801j_XwRQEjjWDcs&hl=en&sa=X&ei=Dy0AUfTdJsfUrQfZ84GoCA&ved=0CEsQ6AEwAw#v=onepage&q=datuk%20ribandang%20dan%20tunggang%20parangan&f=false "Islamisasi Kerajaan Gowa: abad XVI sampai abad XVII"] ''Ahmad M. Sewang, Yayasan Obor Indonesia''. Diakses 19 Januari 2015.</ref> Sedangkan di [[Kerajaan Kutai]] Islam juga disebarkan oleh Datuk Ri Bandang bersama-sama [[Tuan Tunggang Parangan]].<ref>[http://books.google.co.id/books?id=HiZvFZbm6sgC&pg=PA79&lpg=PA79&dq=Datuk+Ri+Tiro&source=bl&ots=OVQPY9HjCU&sig=bdTusXah_SxwD6VsIuQvGIZ-9K4&hl=en&sa=X&ei=jiUAUYWUBMi4rAfyrYHwCw&ved=0CE0Q6AEwBDgK#v=snippet&q=Tuan%20Tunggang%20Parang&f=false Sejarah nasional Indonesia, Volume 3] ''Marwati Djoened Poesponegoro, Nugroho Notosusanto, PT Balai Pustaka''. Diakses 19 Januari 2015</ref> Beberapa perantau Minang pada abad-abad terdahulu yang aktif sebagai saudagar, seperti [[Datuk Jannaton]], [[Nakhoda Bayan]], [[Nakhoda Intan]], dan [[Nakhoda Kecil]] telah mendirikan koloni dagang Minangkabau pada pertengahan abad ke-18 di [[Pulau Pinang]], Semenanjung Malaya.<ref name="thestar.com.my">[http://www.thestar.com.my/story.aspx?file=%2f2008%2f12%2f31%2fnorth%2f2903662 "400 attend family reunion"] ''The Star'', 31 Desember 2008. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref>[http://www.penang-traveltips.com/dato-jenatons-grave.htm "Dato' Jenaton's Grave, Penang"] ''Penang Travel Tips''. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="penangstory.net.my">[http://www.penangstory.net.my/bm-content-paperabdur.html "Orang-Orang Indonesia di Pulau Pinang (1)"] ''Asian Public Intellectual, Nippon Foundation''. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="iias.nl">[http://www.iias.nl/iiasn/24/regions/24SEA3.html "The Indonesians in Penang, 1786-2000"] ''IIAS Newsletter Online''. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="utusan.com.my">[http://www.utusan.com.my/utusan/info.asp?y=2006&dt=1012&pub=Utusan_Malaysia&sec=Rencana&pg=re_06.htm "Sejarah dari sudut Timur"] ''[[Utusan Malaysia]]'', 12 Oktober 2006. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="sinarharian.com.my">[http://www.sinarharian.com.my/edisi/utara/imej-kampung-tertua-terjejas-1.80819 "Imej kampung tertua terjejas"] ''Sinar Harian'', 1 September 2012. Diakses 19 Januari 2015.</ref> Banyak di antara keturunan mereka yang menjadi tokoh berpengaruh di Malaysia dan Singapura di kemudian hari, seperti [[Yusof Ishak]], [[Razali Ismail]], [[Aziz Ishak]], [[Abdul Rahim Ishak]], [[Mohammad Bakri Omar]], dan lainnya.
Baris 37:
[[Berkas:Pelayangan Lintas Sumatera pada 1970-an.jpg|thumb|right|270px|[[Bus]], salah satu sarana [[transportasi]] para perantau [[Orang Minang|Minang]] pada tahun 1970-an sedang melintasi sebuah [[sungai]] besar dengan naik ''pelayangan''.]]
 
Selain Gebu Minang, beberapa organisasi masyarakat perantau Minang yang lebih kecil dan berdasarkan asal-usul kabupaten atau [[nagari]] juga banyak yang didirikan. Yang dianggap terbesar dan terluas jangkauannya adalah [[Sulit Air Sepakat]] (SAS), sebuah organisasi perantau Minang asal [[Sulik Aia, X Koto Diateh, Solok|Sulik Aia]] (Sulit Air), [[Kabupaten Solok|Solok]], yang sudah berdiri pada sekitar awal abad ke-20. Dengan memiliki sekitar 80 Dewan Perwakilan Cabang (DPC) di seluruh Indonesia dan 4 DPC di luar negeri, yaitu di Malaysia, [[Sydney]] dan [[Melbourne]] (Australia) serta [[Washington DC]], Amerika Serikat, organisasi ini merupakan yang terbesar di antara berbagai organisasi perantau Minang berdasarkan wilayah kabupaten/nagari di Sumatera Barat.<ref name="cimbuak.net">[http://www.cimbuak.net/artikel/13-artikel-bebas/977-sekilas-tentang-sas-sulit-air-sepakat "Sekilas tentang SAS (Sulit Air Sepakat)"] ''Cimbuak.net'', 12 Desember 2013. Diakses 19 Januari 2015.</ref><ref name="tribunnews.com"/>
 
Selain Sulit Air Sepakat, para tokoh perantau Minang asal kota [[Kota Pariaman|Pariaman]] dan kabupaten [[Kabupaten Padang Pariaman|Padang Pariaman]] juga membentuk organisasi [[Persatuan Keluarga Daerah Piaman]] (PKDP) pada [[29 April]] 1984 di Pariaman. Dewan Pimpinan Pusat PKDP berkedudukan di [[DKI Jakarta|Jakarta]] dengan sejumlah cabang di beberapa kota di Indonesia.<ref name="pkdp.or.id">[http://www.pkdp.or.id/index.php?option=com_content&view=article&id=82&Itemid=542 "Susunan Pengurus DPP PKDP 2013-2018"] ''Situs Resmi PKDP''. Diakses 20 Januari 2015.</ref> Semua organisasi itu didirikan atas dasar kepedulian terhadap kampung halaman dan juga tidak jarang melakukan kegiatan sosial untuk masyarakat lainnya di wilayah rantau.