Perumpamaan domba yang hilang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Msiahaan (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Msiahaan (bicara | kontrib)
→‎Penjelasan: pengubahan dan penambahan penjelasan akan perumpamaan ini
Baris 10:
Lukas mengawali kisah Yesus menceritakan perumpamaan ini dengan: Para pemungut cukai dan orang-orang berdosa biasanya datang kepada Yesus untuk mendengarkan Dia. Maka bersungut-sungutlah orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, katanya: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka."
 
Pada masa itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat tidak bergaul dengan kaum yang dianggap sebagai orang-orang berdosa seperti pemungut cukai dan perempuan-perempuan sundal<ref>{{Cite web|url=http://www.sarapanpagi.org/golongan-yahudi-di-era-yesus-kristus-vt2813.html#p15785|title=Golongan Yahudi Di Era Yesus Kristus - SarapanPagi Biblika|website=www.sarapanpagi.org|language=en-gb|access-date=2017-01-24}}</ref>. Para pemungut cukai dibenci oleh orang-orang Farisi dan ahlitahli-ahli Taurat karena diangap sebagai antek-antek penjajah Romawi, karena para pemungut cukai bertugas untuk mengumpulkan pajak atau upeti dari orang Israel untuk disetorkan ke penjajah Romawi<ref>Lukas 3:12</ref>. Perempuan-perempuan sundal dianggap sebagai orang-orang yang mermoral rendah karena menjual diri untuk mendapatkanamoral<ref>Lukas uang7:37</ref>. Sebagian orang berpendapat bahwa orang-orang berdosa merujuk kepada orang-orang non-Yahudi yang dianggap sebagai orang-orang kafir<ref>Gal 2:14</ref>, mereka yang tidak percaya kepada Allah. Oleh karena itu orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat mengkritik Yesus: "Ia menerima orang-orang berdosa dan makan bersama-sama dengan mereka".
 
Orang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat marah karena para pemungut cukai dan orang-orang berdosa diberi sarana untuk menikmati anugerah, dipanggil untuk bertobat, dan didorong untuk mengharapkan pengampunan pada saat bertobat. Bagi para ahli Taurat dan orang Farisi, orang-orang ini sudah tidak mempunyai harapan lagi. Mereka pikir tidak ada orang lain lagi kecuali mereka sendiri yang memiliki keistimewaan untuk bertobat dan mendapatkan pengampunan.
 
Menurut merekaorang-orang Farisi dan ahli-ahli Taurat, KristusYesus hanya merendahkan diri-Nya sendiri dengan berbuat demikian, dan juga sangat tidak sesuai dengan martabat-Nya jika Ia bergaul dekat dengan orang-orang semacam itu, menyambut mereka ke dalam kawanan-Nya, dan makan bersama-sama dengan mereka. Karena malu, mereka tidak bisa mencela-Nya atas perbuatan-Nya memberitakan Injil kepada orang-orang itu, meskipun justru itulah yang sebenarnya membuat mereka paling marah. Oleh sebab itu, mereka cuma bisa menegur-Nya karena makan bersama-sama dengan orang-orang berdosa, yang lebih jelas bertentangan dengan adat istiadat leluhur mereka.
 
Yesus kemudian menceritakan perumpamaan ini untuk menunjukkan bahwa kedatangan-Nya justru untuk mencari orang-orang berdosa agar orang-orang berdosa ini bertobat<ref>Luk 15:7</ref><ref>Luk 5:32</ref>.
 
Sementara Matius dalam Matius {{Ayat Alkitab|buku=Matius|pasal=18:|ayat=12-|sampaiayat=14}} mengaitkan perumpamaan ini dengan pemeliharaan dan penjagaan Allah bagiakan umat-Nya, bahkan terhadap anak-anak kecil sekalipun<ref>Mat 18:10-11,14</ref>.
 
Hal yang menarik dalam perumpamaan ini adalah: