Stasiun Panarukan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Letak KM lintas, kelas, nomor, dan koordinat stasiun
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 21:
'''Stasiun Panarukan (PNR)''' adalah stasiun kereta api non aktif yang berada di [[Kilensari, Panarukan, Situbondo]]. Stasiun yang terletak pada ketinggian +3 meter ini termasuk dalam [[Daerah Operasi IX Jember]]. Stasiun ini merupakan stasiun paling ujung di jalur kereta api [[Jalur kereta api Kalisat-Panarukan|Kalisat-Panarukan]]. Stasiun ini dahulu mempunyai dua jalur kereta api dan lima jalur simpan (khusus bongkar muat barang).
 
== Sejarah ==
Stasiun ini dibuka pada tahun [[1897]]. Tujuan membuat stasiun ini adalah untuk mengangkut barang dari Pelabuhan Panarukan. Karena itu, dibangunlah jalur lori dari Pelabuhan Panarukan yang berjarak 1 km timur dari stasiun ini. Jalur lori ini hanya digunakan untuk mengangkut barang. Operator stasiun ini adalah perusahaan kereta api pemerintah [[Hindia Belanda]] [[Staats Spoorwegen]] (SS). Sebelum tahun [[1980]], stasiun ini sangat ramai dengan penumpang dan barang yang hendak ke pelabuhan.
 
Pada tahun 1980, aktivitas Pelabuhan Panarukan perlahan-lahan mulai sepi. Ekspor melalui laut kemudian dialihkan ke [[Pelabuhan Tanjung Wangi]], [[Banyuwangi]] dan [[Pelabuhan Tanjung Perak]], [[Surabaya]]. Pelabuhan Panarukan menjadi kurang diminati karena lautnya menjadi dangkal sekitar 1,5 meter akibat sedimentasi dari Sungai Sampeyan. Akibatnya, kapal-kapal bertonase besar tidak dapat sandar. Karena jarang dipakai, jalur lori ke pelabuhan dinon-aktifkan pada awal tahun [[1990]]. Setelah jalur lori ini ditutup, stasiun ini tidak melayani kereta barang lagi.
 
Kereta api penumpang masih bisa beroperasi sampai tahun [[2004]]. Karena prasarna yang sudah sangat tua, [[PT KAI]] menutup jalur dan stasiun ini pada tahun 2004. Selain itu, jalur ini ditutup karena kurangnya sarana kereta api [[Daerah Operasi IX Jember|Daop IX Jember]]. Kereta api lokal yang melewati jalur ini sebelum ditutup hanya membawa 1-2 gerbong ekonomi dan 1 gerbong barang. Tidak ada kereta api yang melewati jalur ini lagi. Rel-rel, sinyal, wesel dan aset-aset kereta lainnya dibiarkan terbengkalai. Bahkan ada sebagian yang dicuri dan dijual. Bekas Stasiun Panarukan kini masih ada, namun sudah rusak dan butuh banyak dana untuk memperbaikinya.
 
Sejak ditutup jalur ini pada tahun 2004, telah muncul banyak wacana untuk mengaktifkan kembali jalur ini. Namun hingga sekarang wacana-wacana tersebut belum terealisasi.