Kwan Im: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 28:
== Sejarah ==
 
'''Kwan Im''' pertama diperkenalkan ke [[Cina]] pada abad pertama SM, bersamaan dengan masuknya [[agama Buddha]]. Pada [[abad ke-7]], Kwan Im mulai dikenal di [[Korea]] dan [[Jepang]] karena pengaruh [[Dinasti Tang]]. Pada masa yang sama, [[Tibet]] juga mulai mengenal Kwan Im dan menyebutnya dengan nama ''Chenrezig''. [[Dalai Lama]] sering dianggap sebagai reinkarnasi dari Kwan Im di dunia.
 
Istiilah Avalokitesvara diterjemahkan oleh Kumarajiva menjadi Guanshiyin<ref>{{Cite web}}</ref>. Kemudian di singkat menjadi Guanyin karena kata shi 世 sama dengan kata shi 世 dari nama Li Shimin 李世民 ( 598-649 CE ) atau kaisar Tang Taizong 唐太宗. Persamaan ini tabu bagi kaisar.
 
Pengertian Avalokitesvara Bodhisattva dalam [[bahasa Sanskerta]] adalah:
* "Avalokita" (''Kwan'' / ''Guan'' / ''Kwan Si'' / ''Guan Shi'') yang bermakna Melihat ke Bawah atau Mendengarkan ke Bawah (“Bawah” disini bermakna ke dunia, yang merupakan suatu alam ([[bahasa Sanskerta|Sanskerta]]:''lokita'')).
* Kata "Isvara" (Im / Yin), berarti suara (suara jeritan mahluk atas penderitaan yang mereka alami).
Kwan Im sebagai seorang Bodhisattva yang melambangkan kewelas-asihan dan penyayang. Di negara [[Jepang]], ''Kwan Im Pho Sat'' terkenal dengan nama Dewi Kanon.
Dalam perwujudannya sebagai pria, Kwan Im disebut ''Kwan Sie Im Pho Sat''. Dalam [[Sutra (kitab)|Sutra]] [[Suddharma Pundarika Sutra]] (''Biauw Hoat Lien Hoa Keng'') disebutkan ada 33 (tiga puluh) penjelmaan Kwan Im Pho Sat. Sedangkan dalam [[Maha Karuna Dharani]] (Tay Pi Ciu / Ta Pei Cou / Ta Pei Shen Cou) ada 84 (delapan puluh empat) perwujudan Kwan Im Pho Sat sebagai simbol dari [[Bodhisattva]] yang mempunyai kekuasaan besar.
 
Altar utama di Kuil Pho Jee Sie (''Pho To San'') di persembahkan kepada Kwan Im Pho Sat dengan perwujudan sebagai “Buddha [[Wairocana]]”, dan di sisi kiri atau kanan berjajar 16 (enam belas) perwujudan lainnya. Perwujudan Kwan Im di altar utama Kim Tek Ie*), salah satu [[Klenteng]] tertua di Indonesia adalah King Cee Koan Im (Koan Im Membawa Sutra Memberi Pelajaran Buddha Dharma Kepada Umat Manusia). Disamping itu, terdapat pula wujud Kwan Im Pho Sat dalam ''Chien Chiu Kwan Im'' / ''Jeng Jiu Kwan Im'' / ''Qian Shou Guan Yin''. (Kwan Im Seribu Lengan / Tangan) sebagai perwujudan Kwan Im yang selalu bersedia mengabulkan permohonan perlindungan yang tulus dari umatnya. Julukan Kwan Im secara lengkap adalah:
Baris 45:
[[Berkas:Daienin Kannon.JPG|thumb|right|200px|Patung Kannon di Daienin{{br}}[[Gunung Koya]]]]
 
Ketika agama Buddha memasuki Tiongkok (Masa [[Dinasti Han]]), pada mulanya Avalokitesvara Bodhisattva bersosok pria. Seiring dengan berjalannya waktu. Menjelang [[Dinasti Tang]], profil Avalokitesvara Bodhisattva berubah dan ditampilkan dalam sosok wanita. Ada beberapa teori mengenai perubahan ini.
 
Pertama pengaruh budaya maternalistik Tiongkok purba.
 
Kedua dipengaruhi oleh figur Wu Zetian 武則天( 624-705 ), kaisar wanita yang beragama Buddha.
 
Ketiga tekanan budaya paternalistik sehingga kaum perempuan memerlukan satu figur dewi perempuan yang bisa melindungi dan mengayomi mereka.
 
Rakyat jelata Tiongkok atau yang mayoritas memeluk kepercayaan rakyat (Chinese folk religion) sering menyebut dengan sebutan ''niang-niang'' 娘娘 atau ''ma'' 嫲 ( jaman sekarang ini digunakan kata ''ma'' 媽<ref>http://web.budaya-tionghoa.net/index.php/item/13-dewa-dewi-pantheon-tiongkok<nowiki/>{{Cite web}}</ref>.
 
Taoisme kemudian menyebut Guanyin adalah Cihang Dashi 慈航大士 atau Cihang Zhenren 慈航真人, Salah satu sumber tentang ini adalah ''Lidai Shenxian Tongjian'' 历代神仙通鉴 ( Catatan saksama dewa-dewi dalam sejarah ) atau yang dikenal dengan nama lain ''Sanjiao Tongyuanlu 三''教同原录 (Catatan tiga ajaran/agama bersumber yang sama). Buku itu ditulis oleh Xu Dao 徐道 dan Cheng Yuqi 程毓奇 pada akhir dinasti Ming ( 1368-1644 ) dan awal dinasti Qing ( 1644-1912 ) .
 
Dari sini jelas bahwa tokoh Avalokitesvara Bodhisattva berasal dari India dan figur perempuan Guanyin Pusa adalah figur yang disesuaikan dengan kondisi masyarakat Tiongkok saat itu. Avalokitesvara Bodhisattva memiliki tempat suci di gunung [[Potalaka]], [[Tibet]], sedangkan Kwan Im Pho Sat memiliki tempat suci di Pulau [[Putuo Shan]] di Kepulauan [[Zhou Shan]], [[Cina]].
 
== Legenda Kwan Im ==
Baris 64:
 
=== Miao Shan ===
Kisah Putri Miao Shan sebagai Guanyin menarik minat masyarakat. ''Xiangshan Baojuan'' 香山寶卷<ref>Personal Salvation and Filial Piety: Two Precious Scroll Narratives of Guanyin and Her Acolytes by Wilt L. Idema, Hawaii University press.</ref> (Gulungan Mustika Gunung Harum ) menceritakan Guanyin Pusa bermanifestasi menjadi Putri Miao Shan 妙善, putri ke tiga dari Raja Miao Zhuang 妙莊. Cerita ''Xiangshan Baojuan'' bermuasal dari vihara Xiangshan si 香山寺 di Ruzhou 汝州. Vihara itu adalah tempat pemujaan Guanyin dan bhiksu kepala vihara bernama Huaizou 懷晝 memberikan tulisan kisah Putri Miao Shan pada pejabat kota Ruzhou, Jiang Ziqi. 蔣之奇 ( 1031-1104) pada masa dinasti Song utara ( 960-1127 ). Dari situlah legenda Guanyin sebagi putri Miaoshan meluas dan isinya serupa. Jika melihat isi kisah Putri Miao Shan, terasa nuansa kepercayaan yang amat kental dan juga unsur Buddhisme, Taoisme dan Ruisme ( Confuciusme ).
 
Isi cerita Miao Shan menjadi Kwan Im yang umum adalah sebagai berikut : Dewi Kwan Im dilahirkan pada masa dinasti Zhou Timur ( 770-256 BCE ) pada periode "peperangan antar negara" 戰國 ( 403-221 BCE ). Menurut legenda Puteri Miao Shan, anak dari Raja Miao Zhuang 妙莊 / Biao Cong / Biao Cuang Penguasa Negeri Xing Lin (Hin Lim), kira-kira pada akhir Dinasti Zhou pada abad III SM.
 
Disebutkan bahwa Raja Miao Zhuang sangat mendambakan seorang anak lelaki, tetapi yang dimilikinya hanyalah tiga orang puteri. Puteri tertua bernama Miao Shu (Biao Yuan), yang kedua bernama Miao Yin (Biao In) dan yang bungsu bernama Miao Shan (Biao Shan).
 
Setelah ketiga puteri tersebut menginjak dewasa, Raja mencarikan jodoh bagi mereka. Puteri pertama memilih jodoh seorang pejabat sipil, yang kedua memilih seorang jendral perang sedangkan Puteri Miao Shan tidak berniat untuk menikah. Ia malah meninggalkan istana dan memilih menjadi [[Biksuni]] di [[Klenteng]] Bai Que Si (Tay Hiang Shan).
 
==== Kematian dan di alam baka ====
Berbagai cara diusahakan oleh Raja Miao Zhuang agar puterinya mau kembali dan menikah, namun Puteri Miao Shan tetap bersiteguh dalam pendirianNya. Pada suatu ketika, Raja Miao Zhuang habis kesabarannya dan memerintahkan para prajurit untuk menangkap dan menghukum mati sang puteri.
 
Setelah kematianNya, arwah Puteri Miao Shan mengelilingi neraka. Karena melihat penderitaan makhluk-makhluk yang ada di neraka, Puteri Miao Shan berdoa dengan tulus agar mereka berbahagia. Secara ajaib, doa yang diucapkan dengan penuh welas asih, tulus dan suci mengubah suasana neraka menjadi seperti surga.
Baris 80:
 
==== Menyelamatkan raja ====
9 (Sembilan) tahun berlalu, suatu ketika Raja Miao Zhuang menderita sakit parah. Berbagai tabib termasyur dan obat telah dicoba, namun semuanya gagal. Puteri Miao Shan yang mendengar kabar tersebut, lalu menyamar menjadi seorang Pendeta tua dan datang menjenguk. Namun terlambat, sang Raja telah wafat.
 
Dengan kesaktianNya, Puteri Miao Shan melihat bahwa arwah ayahNya dibawa ke neraka, dan mengalami siksaan yang hebat. Karena rasa bhaktiNya yang tinggi, Puteri Miao Shan pergi ke neraka untuk menolong. Pada saat akan menolong ayahNya untuk melewati gerbang dunia akherat, Puteri Miao Shan dan ayahNya diserbu setan-setan kelaparan. Agar mereka dapat melewati setan-setan kelaparan itu, Puteri Miao Shan memotong tangan untuk dijadikan santapan setan-setan kelaparan.
 
Setelah hidup kembali, Raja Miao Zhuang menyadari bahwa bhakti ketiga putrinya sangat luar biasa. Akhirnya sang Raja menjadi sadar dan mengundurkan diri dari pemerintahan serta bersama-sama dengan keluarganya pergi ke gunung Xiang Shan untuk bertobat dan mengikuti jalan Buddha. Rakyat yang mendengar bhakti Puteri Miao Shan hingga rela mengorbankan tanganNya menjadi sangat terharu. Berbondong-bondong mereka membuat tangan palsu untuk Puteri Miao Shan.
 
Buddha O Mi To Hud yang melihat ketulusan rakyat, merangkum semua tangan palsu tersebut dan mengubahNya menjadi suatu bentuk kesaktian serta memberikannya kepada Puteri Miao Shan. Lalu Ji Lay Hud memberiNya gelar Qian Shou Qian Yan Jiu Ku Jiu Nan Wu Shang Shi Guan Shi Yin Phu Sa, yang artinya Bodhisatva Kwan Im Penolong Kesukaran Yang Bertangan Dan Bermata Seribu Yang Tiada Bandingnya.
 
==== Tangan seribu ====
Dalam kisah lain disebutkan bahwa pada saat Kwan Im Phu Sa diganggu oleh ribuan setan, iblis dan siluman, Kwan Im menggunakan kesaktianNya untuk melawan mereka. Ia berubah wujud menjadi Kwan Im Bertangan dan Bermata Seribu, dimana masing-masing tangan memegang senjata Dewa yang berbeda jenis.
 
Kisah Kwan Im Lengan Seribu ini juga memiliki versi yang berbeda, di antaranya adalah pada saat Puteri Miao Shan sedang bermeditasi dan merenungkan penderitaan umat manusia, tiba-tiba kepalanya pecah berkeping-keping. Buddha O Mi To Hud (Amitabha) yang mengetahui hal itu segera menolong dan memberikan "Seribu Tangan dan Seribu Mata", sehingga Kwan Im dapat mengawasi dan memberikan pertolongan lebih banyak kepada manusia.
Baris 98:
[[Berkas:Guan She Yin statue of Sanggar Agung Temple, Surabaya-Indonesia.jpg|thumb|right|300px|Patung Guan Yin di Klenteng [[Sanggar Agung]], Surabaya.]]
 
Disebutkan juga bahwa pada saat pelantikan Puteri Miao Shan menjadi Pho Sat, Puteri Miao Shan diberi 2 (dua) orang pembantu, yakni Long Ni dan Shan Cai. Konon, Long Ni diberi gelar Giok Li (Yu Ni) atau "Gadis Kumala" dan Shan Cai bergelar Kim Tong (Jin Tong) atau "Jejaka Emas" mulanya, Long Ni adalah cucu dari [[Raja Naga]] (Liong Ong), yang diberi tugas untuk menyerahkan mutiara ajaib kepada Kwan Im, sebagai rasa terima kasih dari Liong Ong karena telah menolong puterinya. Namun ternyata Long Ni justru ingin menjadi murid Kwan Im dan mengabdi kepadaNya.
 
Khusus untuk Shan Cai ada 2 (dua) versi legenda. Versi pertama berdasarkan legenda Puteri Miao Shan yang menceritakan bahwa Shan Cai adalah pemuda yatim piatu yang ingin belajar ajaran Buddha. Ia ditemukan oleh To Te Kong dan diserahkan kepada Kwan Im untuk dididik. Versi lain dalam cerita Se Yu Ki (Xi You Ji) menyebutkan bahwa Shan Cai adalah putera siluman kerbau Gu Mo Ong (Niu Mo Wang) dengan Lo Sat Li (Luo Sa Ni). Nama asliNya adalah Ang Hay Jie (Hong Hai Erl) atau si Anak Merah. Karena kenakalan dan kesaktian Ang Hay Jie, Sang Kera Sakti Sun Go Kong / Sun Wu Kong meminta bantuan kepada Kwan Im Pho Sat untuk mengatasiNya.
 
Akhirnya Ang Hay Jie berhasil ditaklukkan oleh Kwan Im Pho sat dan diangkat menjadi muridNya dengan panggilan Shan Cai. Dalam hal ini, banyak orang yang salah mengerti dan menganggap bahwa salah 1 (satu) pengawal Kwan Im Po Sat adalah Lie Lo Cia (Li Ne Zha), yang penampilanNya memang mirip dengan Ang Hay Jie. Secara khusus terdapat perbedaan di antara keduaNya, Lie Lo Cia menggunakan senjata roda api di kakiNya, sedangkan Ang Hay Jie menggunakan semburan api dari mulutnya. Lie Lo Cia adalah anak dari Lie King dan Ang Hay Jie adalah anak dari Gu Mo Ong.
Baris 141:
== Nama lain ==
Kwan Im di [[Asia Timur]], dikenal dengan berbagai nama. Akan tetapi "Kwan Im" atau "Kwan Tse Im" masih merupakan panggilan sederhana yang diberikan untuknya. Berikut adalah beberapa panggilan atau sebutan yang diberikan berdasarkan negara tertentu:
* [[Jepang]]; '''Kannon''' (観音), kadang-kadang dilafalkan sebagai (''Kan'on''). Nama formal yang digunakan adalah ('''Kanzeon''' - 観世音 - penulisan yang sama dengan ''Kwan Tse Im'').
* [[Korea]]; '''Gwan-eum''' (관음) atau '''Gwanse-eum''' (관세음)
* [[Thailand]]; '''Kuan Eim''' (กวนอิม) atau '''Prah Mae Kuan Eim''' (พระแม่กวนอิม).
* [[Vietnam]]; '''Quán Âm''' atau '''Quán Thế Âm'''.
* [[Hong Kong]] (provinsi [[Guang Dong]]); '''Kwun Yum''' atau '''Kun Yum''', pelafalan ini berdasarkan bahasa [[Kanton]].