Harry Roesli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 33:
Selama belajar di negeri kincir angin itu, Harry juga aktif bermain [[piano]] di restoran-restoran Indonesia dan main band dengan anak-anak keturunan [[Kota Ambon|Ambon]] di sana. Selain untuk menyalurkan talenta musiknya sekaligus untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya yang tidak mencukupi dari beasiswa.
 
Gelar Doktor Musik diraihnya pada tahun [[1981]], kemudian selain tetap berkreasi melahirkan karya-karya musik dan teater, juga aktif mengajar di Jurusan [[Seni Musik]] di beberapa perguruan tinggi seperti [[Universitas Pendidikan Indonesia]] (UPI) Bandung dan [[Universitas Pasundan]] Bandung.
 
Dia ini juga kerap membuat [[aransemen]] musik untuk [[teater]], [[sinetron]] dan [[film]], di antaranya untuk kelompok [[Teater Mandiri]] dan [[Teater Koma]]. Juga menjadi pembicara dalam seminar-seminar di berbagai kota di Indonesia dan luar negeri, serta aktif menulis di berbagai media, salah satunya sebagai kolumnis [[Kompas]] Minggu.
 
Selain itu juga membina para seniman jalanan dan kaum pemulung di Bandung lewat [[Depot Kreasi Seni Bandung]] (DKSB) yang didirikannya. Rumahnya di Jl WR Supratman 57 Bandung dijadikan markas DKSB. Rumah inilah yang pada tahun [[1998]] menjadi pusat aktivitas relawan [[Suara Ibu Peduli]] di Bandung. Rumah ini ramai dengan kegiatan para seniman jalanan dan tempat berdiskusi para [[aktivis]] [[mahasiswa]]. Dimana kerap lahir karya-karya yang sarat kritik sosial dan bahkan bernuansa pemberontakan terhadap kekuasaan [[Orde Baru]]. Bersama DKSB dan [[Komite Mahasiswa Unpar]], Harry Roesli mementaskan pemutaran perdana film dokumenter [[Tragedi Trisakti]] dan panggung seni dalam acara "Gelora Reformasi" di [[Universitas Parahyangan]] [http://members.tripod.com/~indoprotest/060501.htm]. Dalam acara ini kembali dinyanyikan lagu ''Jangan Menangis Indonesia'' dari album ''LTO (Lima Tahun Oposisi)'', Musica Studio, 1978.
 
Setelah reformasi, saat pemerintahan [[BJ Habibie]], salah satu karyanya yang dikemas 24 jam nonstop juga nyaris tidak bisa dipentaskan. Juga pada awal pemerintahan [[Megawati]], dia sempat diperiksa [[Polda Metro Jaya]] gara-gara memelesetkan lagu wajib ''Garuda Pancasila''.
 
Harry meninggal dunia hari Sabtu [[11 Desember]] [[2004]], pukul 19.55 di [[RS Harapan Kita]], Jakarta.
 
== Pendidikan ==
Baris 52:
== Karier ==
 
* Pendiri dan pemain grup musik ''Gang of Harry Roesli'' bersama Albert Warnerin, Indra Rivai, dan Iwan A Rachman (1971-1975)
* Pendiri grup teater Ken Arok (1973-1977)
* Guru besar psikologi musik Universitas Pendidikan (UPI), Bandung dan Universitas Pasundan, Bandung
* Pimpinan Depot Kreasi Seni Bandung (DKSB)
Baris 60:
 
* ''Philosophy Gang'', album musik, 1971
* ''Titik Api'', album musik, 1976
* ''Jika Hari Tak Berangin'', album musik
* ''Tiga Bendera'', album musik
* ''Gadis Plastik'', album musik
Baris 70:
* ''Asmat Dream'' single
* ''Cuaca Buruk'' album musik
* ''White Gold''
* ''Parenthese''
* ''Musik Sikat Gigi'' (1982 di Jakarta)
* ''DKSB'' album musik
* ''Si Cantik'' album musik
* Opera ''Ikan Asin''
* Opera ''Kecoa''
* Opera ''Tusuk gigi'' (1997 di Bandung)