Kambing hitam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
{{riset asli|date=Maret 2016}}
[[Berkas:William_Holman_Hunt_-_The_Scapegoat.jpg|jmpl|400px|'''''The Scapegoat''''' oleh [[William Holman Hunt]], 1854. Hunt memuat kata-kata berikut dalam gambar ini: "Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah." ([[Kitab Yesaya|Yesaya]] 53:4) dan "Demikianlah kambing jantan itu harus mengangkut segala kesalahan Israel ke tanah yang tandus, dan kambing itu harus dilepaskan di padang gurun." ([[Kitab Imamat|Imamat]] 16:22)]]
 
'''Kambing hitam''' adalah seekor [[kambing]] yang dilepaskan ke padang gurun sebagai bagian dari upacara [[Yom Kippur]], Hari Pendamaian, dalam [[Yudaisme]] pada masa [[Bait Suci di Yerusalem]]. Ritus ini dilukiskan dalam [[Kitab Imamat]] 16.
 
Kata ini lebih banyak digunakan sebagai [[metafora]], yang merujuk kepada seseorang yang dipersalahkan untuk suatu kemalangan, biasanya sebagai cara untuk mengalihkan perhatian dari sebab-sebab yang sesungguhnya. Misalnya orang [[Yahudi]] yang dijadikan kambing hitam oleh pemerintah [[Jerman Nazi]] untuk krisis ekonomi dan politik saat itu. Atau pemain [[sepak bola]] [[Kolombia]] [[Andrés Escobar]] yang dikambing hitamkan karena [[gol bunuh diri]]nya di [[Piala Dunia 1994]] dan ditembak mati saat ia kembali ke tanah air.
Baris 8:
== Latar belakang ==
=== Kitab suci Ibrani ===
Dua ekor kambing jantan yang tampak sangat mirip dibawa ke halaman [[Bait Suci di Yerusalem]] pada hari Yom Kippur sebagai bagian dari Ibadat Suci pada hari itu. Imam Agung kemudian melemparkan undian atas kedua kambing itu. Salah seekor kambing dipersembahkan sebagai [[Korban|korban bakaran]]. Yang kedua adalah kambing hitam. Imam Agung meletakkan tangannya pada kepala kambing itu dan mengakui dosa-dosa bangsa Israel. Kambing hitam itu kemudian dibawa pergi dan dilepaskan di padang gurun sesuai dengan Imamat 16:22, meskipun [[Talmud]] menambahkan bahwa kambing itu didorong jatuh dari sebuah tebing yang jauh.
 
Dalam [[bahasa Ibrani|bahasa Ibrani modern]] ''[[Azazel]]'' digunakan sebagai ejekan, seperti dalam ''lekh la-Azazel'' ("pergi ke Azazel"), seperti "pergi ke [[neraka]]". (Azazel adalah kata yang diterjemahkan menjadi "scapegoat" atau ''kambing hitam'' dalam [[Versi Raja James|Alkitab Versi Raja James]].)
 
Istilah "scapegoat" atau ''kambing hitam'' - yang sama sekali tidak ada hubungannya dengan warna hitam - adalah akibat kekeliruan terjemahan oleh [[William Tyndale]] (sekitar [[1530]]). Ia mengacaukan kata 'azazel' (nama tebing yang daripadanya kambing itu didorong) dengan 'ez ozel' (harafiah berarti kambing yang pergi). Azazel muncul dalam kitab suci sebagai penerima dari kambing [kedua] yang memikul dosa-dosa di kepalanya.
 
=== Agama Kristen ===
Dalam [[teologi]] [[Kristen]], kisah tentang kambing hitam dalam Kitab Imamat ditafsirkan sebagai perlambang pendahuluan dari pengorbanan diri [[Yesus]], yang memikul dosa seluruh umat manusia, setelah digiring ke 'padang gurun' di luar kota berdasarkan perintah Imam Agung.
 
[[Antropologi|Antropolog]] Kristen kontroversial [[René Girard]], pernah memberikan rekonstruksi terhadap teori kambing hitam. Menurut pandanganan Girard, manusialah, dan bukan Allah, yang mempunyai masalah dengan kekerasan. Manusia didorong oleh keinginan atas apa yang dimiliki atau diingini oleh yang lainnya (keinginan mimetik). Hal ini menyebabkan konflik antara pihak-pihak yang mengingininya. ''Penularan'' mimetik ini meningkat hingga suatu titik di mana masyarakat terancam. Pada titik inilah ''mekanisme kambing hitam'' dipicu. Pada titik inilah satu orang ditetapkan sebagai penyebab masalah dan diusir atau dibunuh oleh kelompok. Orang inilah si kambing hitam itu. Tatanan sosial dipulihkan ketika orang puas bahwa mereka telah memecahkan sumber masalah mereka dengan menyingkirkan individu yang dikambinghitamkan itu, dan siklusnya pun kembali lagi. Girard berpendapat bahwa inilah yang terjadi dalam kasus [[Yesus]]. Perbedaan dalam kasus ini, demikian Girard percaya, ialah bahwa ia dibangkitkan dari antara orang mati dan dibuktikan tidak bersalah. Dengan demikian umat manusia disadarkan akan kecenderungan-kecenderungannya untuk melakukan kekerasan dan siklusnya pun dipatahkan. Setan, yang dianggap sebagai perwujudan dalam penularan itu, disingkirkan. Dengan demikian karya Girard menjadi penting sebagai re-konstruksi tentang teori [[pendamaian]] ''Christus Victor'' (Kristus yang Menang).