Parlemen Inggris: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Mouche (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 10:
 
=== Pertumbuhan ===
Pelan-pelan, dewan kerajaan berkembang menjadi parlemen. Pertama kali kata ''parlemen'' dapat ditemukan di dokumen resmi selama pemerintahan [[Henry III dari Inggris|Henry III]], yang kebanyakan masih tak resmi, dan bukan badan resmi. Hak suara di pemilu parlemen untuk [[konstituante]] ''[[county]]'' sama saja di seluruh ''county'', memberikan hak pilih bagi tiap orang yang memiliki kepemilikan bebas atas tanah untuk disewa 40 [[shilling]] setahun.
 
Kebangkitan kekuasaan parlemen menurun akibat [[perang saudara]]. Dari akhir [[Peperangan Mawar]], raja kembali memiliki kekuasaan tertinggi. Raja ada di puncak kekuasaannya selama pemerintahan [[Henry VIII dari Inggris|Henry VIII]].
 
Pertentangan besar antara raja dan parlemen terjadi pada masa pengganti [[James I dari Inggris|James I]], [[Charles I dari Inggris|Charles I]]. [[House of Commons]] mengirimi [[Petition of Right]], meminta mereka agar kembali memiliki hak, pada tahun [[1628]]. Meski menyetujui [[petisi]] itu, sang raja kemudian menutup parlemen dan berkuasa tanpa mereka selama 11 tahun. Hanya setelah ada masalah keuangan sebagai akibat perang, ia terpaksa memanggil parlemen agar bisa mengatur per[[pajak]]an. Parlemen baru cukup suka melawan, sehingga raja menutup kembali setelah baru 3 minggu; ini disebut [[Parlemen Pendek]]. Namun, hal ini tak menolong raja dengan masalah keuangannya, sehingga ia sadar untuk memanggil kembali parlemen lain. Pertentangan untuk kekuasaan dengan raja menimbulkan [[Perang Saudara Inggris]]. Mereka yang mendukung parlemen disebut parlementarian atau 'Roundheads'. Pada tahun [[1649]], Charles dihukum mati oleh [[Rump Parliament]] dan digantikan oleh kediktatoran militer [[Oliver Cromwell]]. Namun, setelah kematian Cromwell, monarki dikembalikan pada tahun [[1660]].
 
Menyusul [[Restorasi Inggris|Restorasi]], penguasa setuju untuk memanggil parlemen secara berkala. Namun tiada jaminan jelas atas kebebasan parlemen hingga masa [[James II dari Inggris|James II]], penguasa [[Katolik]] tak populer, dipaksa meninggalkan negeri pada tahun [[1688]]. Parlemen memutuskan bahwa ia telah meletakkan tahtanya, dan menawarkannya kepada puterindanya yang [[Protestan]] [[Mary II dari Inggris|Mary]], daripada puterandanya yang Katolik. [[Mary II (Inggris)|Mary II]] berkuasa bersama suaminya [[William III dari Inggris|William III]].