Soegija: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 22:
|website =
}}
'''''Soegija''''' adalah [[film drama]] [[film epik|epik]] [[film sejarah|sejarah]] dari [[Indonesia]] yang disutradarai oleh sutradara senior Indonesia [[Garin Nugroho]], dibintangi oleh [[budayawan]] [[Nirwan Dewanto]] yang memerankan tokoh [[pahlawan nasional]] [[Albertus Soegijapranata]]. Film yang dibintangi aktor-aktor dari beragam latar belakang budaya ini akan diluncurkan di [[Indonesia]] pada tanggal [[7 Juni]] [[2012]]. Dengan anggaran sekitar Rp 12 Miliar, film ini menjadi film termahal yang disutradarai Garin Nugroho. <ref name="sby"/>
 
Film ini diproduksi dengan format [[film perjuangan]] yang mengambil cerita dari catatan harian tokoh Pahlawan Nasional [[Mgr]]. Soegijapranata, [[SJ]] dengan mengambil latar belakang [[Perang Kemerdekaan Indonesia]] dan pendirian [[Republik Indonesia Serikat]] pada periode tahun [[1940]] – [[1949]]. Film ini disutradarai oleh sutradara kawakan [[Garin Nugroho]] dengan mengambil latar daerah [[Yogyakarta]] dan [[Semarang]]. Film ini juga menampilkan tokoh-tokoh nasional Indonesia lain, seperti [[Soekarno]], [[Fatmawati]], [[Mohammad Hatta]], [[Sutan Sjahrir]], [[Sri Sultan Hamengkubuwana IX]], [[Sri Paku Alam VIII]], Jenderal [[Soedirman]], [[Soeharto]], dll. Untuk bisa menggambarkan pengalaman Soegija, film ini banyak menampilkan tokoh-tokoh nyata tetapi difiksikan baik dari Indonesia, Jepang, Belanda, sipil maupun militer dalam peristiwa-peristiwa keseharian yang direkonstruksi dengan cukup detil.
 
== Sinopsis ==
Dengan mengangkat aspek kemanusiaan yang universal ketimbang menekankan aspek agama, film ini berkisah tentang [[uskup]] pribumi pertama di [[Hindia Belanda]] ([[Indonesia]] sekarang), Monsinyur [[Albertus Soegijapranata]] [[SJ]], dari sejak ditahbiskan hingga berakhirnya perang kemerdekaan Indonesia (1940 – 1949). Satu dasawarsa penuh gejolak ini ditandai dengan akhir penjajahan Belanda, masuk dan dimulainya [[masa pendudukan Jepang]], [[proklamasi kemerdekaan RI]], dan kembalinya Belanda yang ingin mengambil kembali Indonesia sehingga memulai [[perang kemerdekaan Indonesia]]. Peristiwa-peristiwa tersebut dituangkan Soegija dalam renungan-renungan catatan hariannya, dan juga peran sertanya dalam meringankan beban penderitaan rakyat di tengah kekacauan perang. Dia mencoba berperan di semua tingkat, baik politik lokal, nasional dan internasional. Atas peran sertanya, Presiden [[Soekarno]] memberikan penghargaan dengan gelar [[Pahlawan Nasional]].
 
== Pemeran ==
* [[Nirwan Dewanto]] sebagai [[Albertus Soegijapranata]]
* [[Andrea Reva]] sebagai Lingling
* [[Andriano Fidelis]] sebagai Banteng
* [[Annisa Hertami Kusumastuti]] sebagai Mariyem
* [[Butet Kertarajasa]] sebagai Koster Toegimin
* [[Cahwati]] sebagai Ciprit
* [[Cor Van Der Kruk]] sebagai Mgr [[Petrus Johannes Willekens]]
* [[Eko Balung]] sebagai Suwito
* [[Henky Solaiman]] sebagai Kakek Lingling
* [[Imam Wibowo]] sebagai Presiden Soekarno
* [[Landung Simatupang]] sebagai Pak Lurah
* [[Margono]] sebagai Pak Besut
* [[Marwoto]] sebagai Penjual Jamu
* [[Muhammad Abbe]] sebagai Maryono
* [[Nobuyuki Suzuki]] sebagai Nobuzuki
* [[Olga Lydia]] sebagai Ibu Lingling
* [[Rukman Rosadi]] sebagai Lantip
* [[Sagita]] sebagai Hamengkubuwono IX
* [[Soca Ling Respati]] sebagai Prajurit Kecil
* [[Wouter Braaf]] sebagai Hendrick
* [[Wouter Zweers]] sebagai Robert
 
== Referensi ==