Agustinus dari Hippo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
Baris 83:
Dalam [[Gereja Katolik]] dan [[Komuni Anglikan]], ia dipandang sebagai seorang [[santo]], seorang [[Doktor Gereja]] atau Pujangga Gereja terkemuka, serta pelindung para biarawan dan biarawati [[Agustinian]]. Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus, hari wafatnya. Ia dipandang sebagai [[santo pelindung]] para [[pembuatan bir|pembuat bir]], penerbit dan percetakan, teolog, pengentasan penyakit mata, serta sejumlah kota dan keuskupan.<ref name="KnoYrSaint">{{en}} [http://www.catholicapologetics.info/library/saints/index.htm Know Your Patron Saint]. catholicapologetics.info</ref> Banyak kalangan [[Protestan]], terutama [[Calvinis]], menganggapnya sebagai salah seorang bapa teologis [[Reformasi Protestan]] karena ajarannya tentang [[rahmat ilahi]] dan [[Keselamatan (agama)|keselamatan]].{{citation needed|date=Februari 2016}}
 
Dalam [[Kekristenan Timur]], beberapa ajarannya diperdebatkan dan secara khusus pada abad ke-20 mendapat serangan dari teolog seperti [[John Romanides]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = SOME UNDERLYING POSITIONS OF THIS WEBSITE| url = http://www.romanity.org/htm/rom.00.en.some_underlying_positions_of_this_website.htm| website = www.romanity.org| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Namun, para tokoh dan teolog lainnya dari [[Gereja Ortodoks Timur]] memperlihatkan banyak pemanfaatan dari karya-karya tulisnya, terutama [[Georges Florovsky]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = Limits of Church| url = http://www.fatheralexander.org/booklets/english/limits_church.htm| website = www.fatheralexander.org| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Kontrovesi doktrinal terpenting yang dihubungkan dengan namanya adalah ''[[filioque]]'',<ref name="Rev. Dr.">{{en}} Rev. Dr. George C. Papademetriou, [http://www.goarch.org/ourfaith/ourfaith8153 "Saint Augustine in the Greek Orthodox Tradition"]</ref> yang ditolak oleh Gereja Ortodoks.{{sfn|Siecienski|2010|pp=53-67}} Ajaran-ajaran lain yang diperdebatkan mencakup pandangannya mengenai dosa asal, doktrin mengenai rahmat atau anugerah, dan [[predestinasi]].<ref name ="Rev. Dr."/> Bagaimanapun, meski dianggap keliru dalam beberapa hal, ia tetap dipandang sebagai seorang suci ([[santo]]), dan bahkan telah memberikan pengaruh pada sejumlah Bapa Gereja Timur, khususnya [[Gregorius Palamas]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = Gregory Palamas' Use of Augustine's De Trinitate for Original Sin and its Application to the Theotokos & Scholarius' Palamitico-Augustinianism of the Immaculate Conception (Stockholm 28.VI.15)| url = http://www.academia.edu/11941514/Gregory_Palamas_Use_of_Augustine_s_De_Trinitate_for_Original_Sin_and_its_Application_to_the_Theotokos_and_Scholarius_Palamitico-Augustinianism_of_the_Immaculate_Conception_Stockholm_28.VI.15_| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Dalam Gereja Ortodoks, pesta peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus,<ref name="Rev. Dr."/><ref>{{en}} {{cite journal | last =[[Archimandrite]] | title = Book Review: ''The Place of Blessed Augustine in the Orthodox Church'' | journal =Orthodox Tradition | volume =II | issue =3&4 | pages =40–43 | url =http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx#rose | accessdate =28 June 2007| archiveurl= https://web.archive.org/web/20070710012506/http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx| archivedate= 10 July 2007 | deadurl= no}}</ref> dan ia menyandang gelar ''Beato'' ("Yang Terberkati").
 
== Kehidupan ==
Baris 104:
Agustinus mengajar [[tata bahasa]] di Tagaste selama tahun 373-374. Tahun berikutnya ia pindah ke Kartago untuk membuka sekolah retorika, dan tetap di sana selama 9 tahun berkutnya.<ref name=EA/> Pada tahun 383, karena merasa terganggu oleh murid-murid yang sulit diatur di Kartago, ia pindah ke [[Roma]] untuk mendirikan sekolah di sana, di mana ia meyakini bahwa Roma adalah tempatnya para ahli retorika cemerlang dan terbaik. Namun, Agustinus kecewa dengan penerimaan apatis yang dialaminya. Merupakan suatu kebiasaan di Roma saat itu bahwa para murid membayar biaya sekolah di hari terakhir masa studi, dan banyak murid mengikuti seluruh masa studi dengan tekun sampai akhir, namun tidak membayar biaya sekolah. Teman-temannya sesama penganut Manikean memperkenalkannya dengan [[prefek]] Kota Roma, [[Quintus Aurelius Symmachus|Symmachus]], yang telah diminta oleh istana kekaisaran di [[Milan]]<ref name="celife" /> untuk menyediakan seorang guru besar ilmu retorika.
 
[[FileBerkas:Augustine Lateran.jpg|left|thumb|Potret Santo Agustinus yang paling awal diketahui dalam suatu [[fresko]] abad ke-6 di Lateran, Roma.]]
 
Agustinus kemudian mendapatkan pekerjaan tersebut dan berangkat ke utara untuk menerima jabatan itu pada akhir tahun 384. Di usianya yang ke-30, Agustinus telah mendapatkan posisi akademik yang paling menonjol di dunia Latin saat itu, jabatan yang memberikan akses ke karier politik. Kendati Agustinus memperlihatkan sejumlah kegairahan pada Manikeisme, ia tidak pernah menjadi seorang "inisiasi" atau "terpilih", namun hanya menjadi seorang "auditor", tingkatan terendah dalam hierarki sekte itu.<ref name = "celife" />
Baris 117:
 
=== Memeluk Kekristenan ===
[[FileBerkas:Fra angelico - conversion de saint augustin.jpg|thumb|''Konversi St. Agustinus'', lukisan karya [[Fra Angelico]].]]
 
Pada musim panas tahun 386, dalam usianya yang ke-31, setelah mendengar dan terinspirasi serta tersentuh oleh kisah dari Ponticianus (seorang Kristen kenalannya di istana kaisar) mengenai pengalamannya bersama teman-temannya yang membaca kisah kehidupan Santo [[Antonius Agung]], Agustinus melakukan konversi ke Kekristenan. Sebagaimana diceritakan Agustinus kemudian, keputusan bulat untuk menjadi seorang Kristen adalah setelah ia didorong oleh suatu suara seperti anak kecil yang ia dengar menyuruhnya agar "Ambillah, bacalah!" ({{lang-la|tolle, lege}}), yang dianggapnya sebagai perintah ilahi untuk membuka [[Alkitab]] dan membaca hal pertama yang dilihatnya. Agustinus membaca dari [[Surat Paulus kepada Jemaat di Roma]] – bagian "Transformasi Umat Beriman", yang meliputi bab 12 sampai 15 – di mana Paulus menguraikan bagaimana Injil mengubah umat beriman dan perilaku yang dihasilkannya. Bagian spesifik yang dilihat Agustinus saat ia membuka Alkitab adalah [[Roma 13]]:13-14, yaitu:<ref>Augustine of Hippo, ''Confessions'', 8:12</ref>
Baris 124:
[[Berkas:Saint Augustine and Saint Monica.jpg|thumb|''St. Agustinus dan St. Monika'' (1846), karya [[Ary Scheffer]].]]
 
Ia kemudian menuliskan sebuah laporan mengenai konversinya – transformasinya yang sesungguhnya, sebagaimana dideskripsikan oleh Paulus – dalam ''[[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-Pengakuan]]'' ({{lang-la|Confessiones}}) karyanya, yang kelak menjadi sebuah karya klasik teologi Kristen dan sebuah teks penting dalam sejarah otobiografi. Dalam karya tersebut, Agustinus menyampaikan bahwa sejak peristiwa itu, yang menghantarnya pada konversinya dan membahagiakan Monika ibunya, ia tidak lagi ingin mempunyai istri, dan ia merasa mantap melepaskan jabatannya di istana. Kendati karya tersebut ditulis sebagai suatu laporan tentang kehidupannya, ''Pengakuan-Pengakuan'' juga berbicara mengenai hakikat waktu, [[kausalitas]], [[kehendak bebas]], dan topik-topik filosofis penting lainnya.<ref name="justus.anglican.org">{{en}} [http://justus.anglican.org/resources/bio/50.html Augustine of Hippo, Bishop and Theologian]. Justus.anglican.org. Retrieved on 2015-06-17.</ref> Suatu doa, yang terkenal dengan judul berfrasa "Terlambat aku mencintai-Mu Tuhan" dan menggungkapkan perubahan radikal dalam dirinya, dapat ditemukan pada karya tersebut:<ref>Augustine of Hippo, ''Confessions'', 10:27</ref>
 
{{quote|<poem>Betapa lambat aku akhirnya mencintai-Mu, Oh Keindahan lama yang selalu baru, betapa lambat Kau kucintai!
Baris 155:
Sesaat menjelang kematian Agustinus, kaum [[Vandal]] (suatu [[suku bangsa Jermanik]] yang telah menjadi penganut [[Arianisme]]) menyerbu [[Afrika (provinsi Romawi|Afrika Romawi]]. Kaum Vandal mengepung Hippo pada musim semi tahun 430, saat Agustinus menderita penyakit terakhirnya sebelum wafatnya. Menurut Possidius, salah satu dari beberapa mukjizat dikaitkan dengan Agustinus, yaitu kesembuhan seorang sakit, pada saat pengepungan berlangsung.<ref name=Weiskotten/>{{rp|43}} Possidius mencatat bahwa Agustinus menghabiskan hari-hari terakhirnya dalam [[doa]] dan [[penyesalan]], serta meminta agar [[Mazmur Pertobatan|Mazmur Penitensial]] digantung di dinding kamarnya sehingga ia dapat membacanya. Ia juga memberi instruksi agar perpustakaan gereja di Hippo dan semua buku di dalamnya supaya dijaga dengan baik. Ia meninggal dunia pada tanggal 28 Agustus 430.<ref name=Weiskotten/>{{rp|57}} Tak lama setelah wafatnya, kaum Vandal melepaskan pengepungan Hippo; tetapi mereka kembali tidak lama setelah itu dan membakar kota tersebut. Mereka menghancurkan semuanya selain perpustakaan dan [[katedral]] Agustinus, yang mereka tinggalkan begitu saja tanpa menyentuhnya.<ref>{{en}} [http://www.philosophybasics.com/philosophers_augustine.html "St Augustine of Hippo"] at ''PhilosophyBasics.com''. Retrieved 30 September 2011.</ref>
 
Agustinus di[[kanonisasi]] melalui pengakuan populer, dan kemudian diakui sebagai seorang [[Doktor Gereja]] (atau Pujangga Gereja) pada tahun 1298 oleh [[Paus (Katolik Roma)|Paus]] [[Bonifasius VIII]].<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.newadvent.org/cathen/02662a.htm|title=New Advent – Pope Boniface VIII|accessdate=26 February 2012}}</ref> [[Kalender santo|Pesta perayaanperayaannya]]nya adalah tanggal 28 Agustus, tanggal ia wafat. Ia dipandang sebagai santo pelindung para pembuat bir, penerbit dan percetakan, teolog, penderita penyakit mata, serta sejumlah kota dan keuskupan.<ref name="KnoYrSaint"/>
 
==== Relikui ====
Baris 170:
Agustinus adalah salah seorang penulis [[Latin Akhir|Latin kuno]] pertama, di kalangan Kristen, dengan suatu visi yang sangat jelas mengenai [[antropologi Kristen|antropologi teologis]].<ref>{{en}} {{Cite encyclopedia |publisher = Stanford |title = Encyclopedia of Philosophy |chapter-url = http://plato.stanford.edu/entries/augustine/#PhiAnt |contribution = Saint Augustine {{ndash}} Philosophical Anthropology |accessdate = 23 March 2011}}</ref> Ia memandang manusia sebagai satu kesatuan sempurna dari dua substansi: [[tubuh]] dan [[jiwa]]. Dalam risalah terakhirnya yang berjudul ''[[s:en:Nicene and Post-Nicene Fathers: Series I/Volume III/Moral Treatises of St. Augustin/On Care to Be Had for the Dead/Section 5|Tentang Kepedulian yang Diperlukan bagi Orang Meninggal]]'' (''De cura pro mortuis gerenda'') bab 5, yang ditulisnya pada tahun 420, ia mendesak untuk menghormati jenazah karena tubuh adalah bagian dari kodrat dasar [[pribadi]] manusia.<ref>Augustine of Hippo, ''De cura pro mortuis gerenda'' [[Corpus Scriptorum Ecclesiasticorum Latinorum|CSEL]] 41, 627[13–22]; PL 40, 595: ''Nullo modo ipsa spernenda sunt corpora. (...)Haec enim non ad ornamentum vel adiutorium, quod adhibetur extrinsecus, sed ad ipsam naturam hominis pertinent''.</ref> Figur favorit Agustinus untuk mendeskripsikan kesatuan ''tubuh-jiwa'' adalah [[perkawinan]]: "tubuhmu adalah istrimu" (''caro tua, coniunx tua'').<ref>Augustine of Hippo, ''Enarrationes in psalmos'', 143, 6.</ref><ref>[[Corpus Christianorum|CCL]] 40, 2077 [46] – 2078 [74]; 46, 234–35.</ref><ref>Augustine of Hippo, ''De utilitate ieiunii'', 4,4–5.</ref> Pada awal mula, kedua elemen tersebut berada dalam keselarasan yang sempurna. Setelah [[Agustinus dari Hippo#Dosa asal|jatuhnya umat manusia]], tubuh dan jiwa mengalami pertempuran dramatis antara satu dengan yang lainnya. Keduanya merupakan 2 hal yang berbeda secara kategoris. Tubuh adalah sebuah objek 3 dimensi yang terdiri dari 4 elemen, sedangkan jiwa tidak memiliki dimensi spasial (ruang).<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 1.2; 5.9.</ref> Jiwa adalah suatu jenis substansi, turut serta dalam [[akal]] atau daya pikir, dan layak untuk berkuasa atas tubuh.<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 13.12: ''Substantia quaedam rationis particeps, regendo corpori accomodata''.</ref> Berbeda dengan [[Plato]] dan [[Descartes]], Agustinus tidak disibukkan dengan penelusuran rincian mendetail yang terlalu banyak dalam upaya untuk menjelaskan [[metafisika]] persatuan tubuh-jiwa. Baginya cukup untuk mengakui bahwa ada perbedaan metafisik di antara keduanya: menjadi seorang manusia berarti menjadi satu gabungan tubuh dan jiwa, dan jiwa lebih unggul daripada tubuh. Pernyataan yang terakhir itu didasarkan pada klasifikasi hierarkisnya akan segala hal ke dalam: yang sekadar ada, yang ada dan hidup, serta yang ada, hidup, dan memiliki akal.<ref>Augustine of Hippo, ''On the free will'' (''De libero arbitrio'') 2.3.7–6.13.</ref><ref>{{en}} {{Cite book|first = WE|last = Mann|contribution = Inner-Life Ethics|title=The Augustinian Tradition|publisher=University of California Press|year=1999|pages=141–42|isbn=0-520-20999-0|editor-first = GB|editor-last = Matthews}}</ref>
 
Sebagaimana para Bapa Gereja lainnya seperti [[Athenagoras dari Athena|Athenagoras]],<ref>{{en}} {{cite web | title = A Plea for the Christians |first = Athenagoras | last = the Athenian | url = http://www.newadvent.org/fathers/0205.htm | publisher = New advent}}</ref> [[Tertulianus]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=gxEONS0FFlsC&pg=PA4 Frank K. Flinn, J. Gordon Melton, ''Encyclopedia of Catholicism''] (Facts on File Encyclopedia of World Religions 2007 ISBN 978-0-8160-5455-8), p. 4</ref> [[Klemens dari Aleksandria]] dan [[Basilius Agung]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=-SZnZTSQV9EC&pg=PA12 Kristin, Luker, ''Abortion and the Politics of Motherhood''] (University of California Press 1985 ISBN 978-0-5209-0792-8), p. 12</ref> Agustinus dengan gigih mengutuk praktik [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]] langsung, dan meskipun ia tidak menyetujui aborsi dalam tahap kehamilan manapun, ia membedakan antara aborsi tahap awal dan yang kemudian.<ref name="Fitzgerald, 1">{{en}} {{Cite encyclopedia| publisher = Wm B Eerdmans | isbn = 978-0-8028-3843-8| page = 1| editor-first = Allan D | editor-last = Fitzgerald | last = Bauerschmidt | first = John C |url=https://books.google.com/books?id=GcVhAGpvTQ0C&pg=PA1 |title=Abortion |encyclopedia = Augustine Through the Ages: An Encyclopedia| year = 1999}}</ref> Ia mengakui perbedaan antara janin "berbentuk" dan "belum berbentuk" yang disebutkan dalam Keluaran 21:22-23 terjemahan [[Septuaginta]], yang dipandang sebagai terjemahan yang salah atas kata "bahaya" atau "kerugian" (Alkitab [[Terjemahan Baru|TB]] LAI menyebutnya "kecelakaan") dari teks asli Ibrani menjadi "bentuk" di dalam Septuaginta Yunani dan berakar pada pembedaan [[Aristoteles|Aristotelian]] atas janin sebelum dan setelah momen yang diduga sebagai "pemerolehan" kehidupannya, serta tidak mengklasifikasikan aborsi janin "belum berbentuk" sebagai pembunuhan karena ia berpikir bahwa belum dapat dikatakan secara pasti apakah sang janin telah menerima jiwanya.<ref name="Fitzgerald, 1"/><ref>{{en}} [http://www.usccb.org/issues-and-action/human-life-and-dignity/abortion/respect-for-unborn-human-life.cfm Respect for Unborn Human Life: the Church's Constant Teaching]</ref> Agustinus menyatakan bahwa waktu "pemasukan" jiwa merupakan suatu misteri yang hanya diketahui oleh Allah saja.<ref>{{en}} {{cite book|title=On Moral Medicine: Theological Perspectives on Medical Ethics|editor=M. Therese Lysaught, Joseph Kotva, Stephen E. Lammers, Allen Verhey|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|year=2012|isbn=978-0-8028-6601-1|page=676}}</ref> Bagaimanapun, ia memandang prokreasi sebagai salah satu produk dari perkawinan; aborsi dibayangkan sebagai suatu cara, bersama dengan obat-obatan yang menyebabkan sterilitas, yang merusak kebenaran ini. Aborsi terhampar di sepanjang rangkaian yang mencakup [[infantisida]] sebagai suatu contoh 'kekejaman yang penuh nafsu' ataupun 'hawa nafsu yang kejam'. Agustinus menyebut penggunaan segala sarana untuk menghindari kelahiran seorang anak sebagai suatu 'perbuatan jahat': suatu acuan pada aborsi ataupun [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|kontrasepsi]] atau juga keduanya.<ref name="Vasa">{{en}} {{Cite web|url=https://www.ewtn.com/library/bishops/vasapelosi.htm|title=Modern Look at Abortion Not Same as St. Augustine's|website=[[EWTN|www.ewtn.com]]|access-date=2016-12-04}}</ref> Karena "ilmu pengetahuan yang cacat pada zamannya", Uskup [[Robert F. Vasa]] mengklaim bahwa Agustinus akan yakin kalau suatu janin yang "belum berbentuk" telah menerima jiwanya "apabila Agustinus telah memiliki akses ke [[Ultrasonografi medis|gambar-gambar USG]] atau apabila ia telah melihat film ''[[The Silent Scream]]''."<ref name="Vasa"/>
 
=== Perbudakan ===
Agustinus menyebabkan banyak klerus di bawah kepemimpinannya di Hippo membebaskan budak mereka "sebagai suatu tindakan kesalehan".<ref>{{en}} Augustine, "Of the Work of Monks", p. 25, Vol. 3, ''Nicene & Post-Nicene Fathers'', Eerdman's, Grand Rapids, MI, Reprinted 1986</ref> Ia dengan berani menulis surat kepada kaisar yang berisi desakan untuk menetapkan suatu hukum baru menentang para pedagang budak dan ia menyampaikan keprihatinan yang besar terkait perdagangan anak-anak. Para kaisar Kristen pada zamannya, selama kurun waktu 25 tahun, mengizinkan perdagangan anak-anak sebagai salah satu cara untuk mencegah [[infantisida]] oleh orang tua yang tidak mampu merawat anaknya, bukan karena mereka menyetujui praktik itu. Agustinus mengetahui bahwa para petani penyewa, khususnya, terpaksa menyewakan atau menjual anak-anak mereka sebagai suatu cara untuk bertahan hidup.<ref>{{en}} The Saints, Pauline Books & Media, Daughters of St. Paul, Editions du Signe (1998), p. 72</ref> Dalam ''Kota Allah'', salah satu bukunya yang terkenal, ia menguraikan berkembanganya perbudakan sebagai suatu produk dari dosa dan bertentangan dengan rencana ilahi Allah. Ia menuliskan bahwa Allah "tidak menghendaki makhluk rasional ini, yang diciptakan menurut citra-Nya, untuk berkuasa atas segala sesuatu selain ciptaan irasional – bukan manusia atas manusia, tetapi manusia atas binatang." Dengan demikian ia menuliskan bahwa orang-orang yang dibenarkan pada zaman primitif dijadikan sebagai para gembala ternak, bukan para raja atas manusia. "Keadaan perbudakan merupakan akibat dari dosa," katanya.<ref>{{en}} Augustine, ''The City of God'', Ch. 15, p. 411, Vol. II, ''Nicene & Post-Nicene Fathers'', Eerdman's, Grand Rapids, MI, Reprinted 1986</ref>
 
=== Astrologi ===
Baris 187:
=== Eklesiologi ===
{{See also|Eklesiologi}}
[[FileBerkas:Carlo Crivelli - St. Augustine - Google Art Project.jpg|thumb|150px|''St. Agustinus'', karya [[Carlo Crivelli]].]]
 
Agustinus secara khusus mengembangkan ajarannya mengenai Gereja sebagai reaksi terhadap sekte [[Donatisme|Donatis]]. Ia mengajarkan bahwa hanya terdapat satu Gereja, tetapi di dalam Gereja ini terdapat dua realitas, yaitu aspek yang kelihatan atau terlihat ([[Hierarki Gereja Katolik|hierarki]] institusional, [[Sakramen (Katolik)|sakramen-sakramen Katolik]], dan umat [[awam]]) dan aspek yang tak terlihat (jiwa-jiwa dari orang-orang dalam Gereja, baik yang telah meninggal dunia, umat yang berdosa, ataupun yang terpilih untuk memasuki Surga). Yang pertama disebutkan adalah tubuh institusional yang didirikan oleh Kristus di bumi untuk mewartakan keselamatan dan menyelenggarakan pelayanan sakramen, sementara yang terakhir disebutkan adalah tubuh yang tak terlihat dari umat pilihan, terdiri dari orang-orang percaya sejati dari segala zaman, dan hanya diketahui oleh Allah saja. Gereja, yang terlihat dan bermasyarakat, terdiri dari "gandum" dan "lalang", yaitu orang-orang baik dan jahat (berdasarkan Matius 13:30), hingga berakhirnya dunia ini. Konsep tersebut digunakan untuk menentang klaim Donatis yang menyebutkan bahwa hanya mereka yang berada dalam [[keadaan (teologi)|keadaan rahmat]] yang adalah Gereja "sejati" atau "murni" di bumi, dan bahwa para imam serta uskup yang tidak berada dalam keadaan rahmat tidak memiliki kewenangan atau kemampuan untuk melayankan sakramen-sakramen.<ref name="Gonzalez">{{en}} {{cite book
Baris 197:
 
=== Eskatologi ===
Awalnya Agustinus meyakini paham [[premilenialisme]], yaitu bahwa Kristus akan mendirikan suatu kerajaan 1.000 tahun (secara harfiah) sebelum [[Kebangkitan orang mati|kebangkitan]] universal, tetapi belakangan menolak keyakinan tersebut, memandangnya duniawi. Ia adalah teolog pertama yang menguraikan suatu doktrin sistematis [[amilenialisme]], kendati beberapa teolog dan sejarawan Kristen meyakini bahwa posisinya lebih mendekati paham yang dianut oleh kaum [[Postmilenialisme|postmilenialis]] modern. Gereja Katolik pada abad pertengahan membangun sistem [[Eskatologi Kristen|eskatologieskatologinya]]nya berdasarkan paham amilenialisme Agustinian, di mana Kristus memerintah dunia ini secara rohani melalui Gereja-Nya yang berjaya.<ref>{{en}} {{cite book| author=Blomberg, Craig L. |title=From Pentecost to Patmos| publisher=Apollos| year=2006| page=519| isbn=0805432485}}</ref> Pada saat [[Reformasi Protestan]], para teolog seperti [[Yohanes Calvin]] juga menerima paham amilenialisme. Agustinus mengajarkan bahwa nasib kekal jiwa ditentukan pada saat kematian jasmaniahnya,<ref name=Cross>{{en}} {{cite book |editor1-last=Cross |editor1-first=Frank L. |editor2-last=Livingstone |editor2-first=Elizabeth |title=The Oxford Dictionary of the Christian Church |publisher=[[Oxford University Press]] |location=Oxford |year=2005 |isbn=0-19-280290-9}}</ref><ref>Augustine of Hippo, ''Enchiridion'', 110</ref> dan bahwa api [[purgatorium|purgatorial]] dalam [[keadaan antara|keadaan peralihan]] hanya memurnikan atau menyucikan mereka yang wafat dalam persekutuan dengan Gereja. Ajarannya itu menjadi bekal bagi teologi belakangan.<ref name=Cross/>
 
=== Epistemologi ===
Kepedulian [[epistemologi]]s membentuk perkembangan intelektual Agustinus. [[Dialog|Dialog-dialog]] awal karyanya, yaitu ''Contra academicos'' (386) dan ''De Magistro'' (389), keduanya ditulis tidak lama setelah konversinya ke Kekristenan, merefleksikan penerimaannya atas argumen-argumen skeptis dan memperlihatkan perkembangan ajarannya mengenai [[iluminasi]] batin. Ajaran mengenai iluminasi ("penerangan") menyatakan bahwa Allah memainkan suatu peranan aktif dan teratur dalam persepsi (bukannya Allah merancang budi manusia agar dapat tetap diandalkan, misalnya seperti yang terkandung dalam gagasan Descartes mengenai persepsi-persepsi yang jelas dan berbeda) dan pemahaman manusia dengan cara menerangi [[budi]] sehingga manusia dapat mengenali realitas yang dapat dimengerti bahwa Allah ada. Menurut Agustinus, iluminasi dapat diperoleh pada semua budi rasional, dan berbeda dengan bentuk-bentuk lain [[bukti empiris|persepsi indra]]. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan tentang kondisi-kondisi yang dibutuhkan budi agar terhubung dengan entitas-entitas yang dapat dimengerti.<ref name=encyclopedia/> Agustinus juga mengajukan [[masalah budi lain]] pada berbagai karyanya, yang paling terkenal mungkin dalam ''[[Tentang Trinitas]]'' (''De Trinitate'', VIII.6.9), dan ia mengembangkan apa yang telah menjadi suatu solusi baku: argumen dari analogi menuju budi lainnya.<ref>{{en}} {{cite book| author=Matthews, Gareth B. |title=Thought's ego in Augustine and Descartes| isbn=0801427754| publisher=[[Cornell University Press]] |year=1992}}</ref> Berbeda dengan Plato dan para filsuf lain sebelumnya, Agustinus mengakui sentralitas [[masalah filosofis kesaksian|kesaksian]] ("testimoni") pada pengetahuan manusia dan berpendapat bahwa apa yang dikatakan orang-orang lain kepada kita dapat memberikan pengetahuan sekalipun kita tidak memiliki alasan yang independen untuk meyakini laporan-laporan kesaksian mereka.<ref>{{en}} {{cite journal| last=King| first=Peter| author2=Nathan Ballantyne| title=Augustine on Testimony| journal=[[Canadian Journal of Philosophy]] |year=2009| volume=39| issue=2| doi=10.1353/cjp.0.0045| url=http://www.canadianjournalofphilosophy.com/PDFs/cjp39-2--195-214--Ballantyne-King.pdf| page=195}}</ref>
 
[[FileBerkas:Sandro_Botticelli_050.jpg|thumb|Lukisan Agustinus karya [[Sandro Botticelli]], tahun 1480.]]
 
=== Perang yang dapat dibenarkan ===
Baris 219:
=== Dosa asal ===
{{see also|Dosa asal}}
[[FileBerkas:Saint Augustine by Philippe de Champaigne.jpg|thumb|Lukisan karya [[Philippe de Champaigne]], abad ke-17.]]
 
Agustinus mengajarkan bahwa [[dosa asal]] dari Adam dan Hawa merupakan suatu tindakan kebodohan (''insipientia'') yang diikuti oleh [[kesombongan]] dan ketidaktaatan kepada Allah, atau mungkin juga sebenarnya berawal dari kesombongan.<ref group=note>Ia menjelaskan kepada Yulianus dari Eklanum mengenai sulitnya membedakan apa timbul pertama kali: ''Sed si disputatione subtilissima et elimatissima opus est, ut sciamus utrum primos homines insipientia superbos, an insipientes superbia fecerit''. (''Contra Julianum'', V, 4.18; PL 44, 795)</ref> Pasangan pertama tersebut tidak mematuhi Allah, yang telah mengatakan kepada mereka untuk tidak makan dari [[Pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat]] (Kejadian 2:17).<ref>Augustine of Hippo, ''On the Literal Meaning of Genesis'' (''De Genesi ad litteram''), VIII, 6:12, vol. 1, p. 192-3 and 12:28, vol. 2, p. 219-20, trans. John Hammond Taylor SJ; [[Bibliothèque Augustinniene|BA]] 49,28 and 50–52; [[Patrologia Latina|PL]] 34, 377; cf. idem, ''De Trinitate'', XII, 12.17; [[Corpus Christianorum|CCL]] 50, 371–372 [v. 26–31;1–36]; ''De natura boni'' 34–35; CSEL 25, 872; PL 42, 551–572</ref> Pohon itu merupakan sebuah simbol dari keteraturan penciptaan.<ref>Augustine of Hippo, ''On the Literal Meaning of Genesis'' (''De Genesi ad litteram''), VIII, 4.8; [[Bibliothèque Augustinniene|BA]] 49, 20</ref> Sikap mementingkan diri sendiri menyebabkan Adam dan Hawa memakan buah pohon itu, karenanya mereka gagal memahami dan menghormati dunia yang telah diciptakan Allah, beserta tatanan ciptaan dan nilai-nilainya.<ref group=note>Agustinus menjelaskannya demikian: "Mengapa karenanya [budi] memerintah atas dirinya sendiri, bahwa [budi] perlu mengenal dirinya sendiri? Saya kira, agar [budi] dapat mengambil pertimbangan sendiri, dan hidup menurut kodratnya sendiri; yaitu, berusaha untuk diatur menurut kodratnya sendiri, dengan kata lain, di bawah Dia kepada siapa [budi] harus tunduk, dan di atas hal-hal yang adalah kecenderungan [budi]; di bawah Dia oleh siapa [budi] harus diperintah, di atas hal-hal yang harus [budi] perintah. Sebab [budi] melakukan banyak hal melalui hasrat keji, seolah-olah dalam keterlupaan akan dirinya sendiri. Sebab [budi] melihat beberapa hal pada hakikatnya sangat baik, karena kodrat yang jauh lebih baik yang adalah Allah: dan sementara [budi] harus tetap kukuh agar dapat menikmati hal-hal itu, [budi] berpaling dari Dia, dengan keinginan untuk memantaskan hal-hal itu bagi dirinya sendiri, serta tidak untuk menjadi serupa dengan Dia melalui karunia-Nya, tetapi untuk menjadi apa yang adalah Dia melalui kepunyaannya sendiri, dan [budi] mulai bergeser serta tergelincir jatuh ke dalam secara bertahap sedikit demi sedikit, yang dikira [budi] lebih dan lebih banyak lagi." ({{en}} "[http://www.newadvent.org/fathers/130105.htm On the Trinity]" (''De Trinitate'') X, 5:7; [[Corpus Christianorum|CCL]] 50, 320 [1–12])</ref> Mereka jatuh ke dalam [[kesombongan]] dan ketiadaan hikmat karena [[Iblis dalam Kekristenan|Setan]] menabur "akar kejahatan" (''radix Mali'') ke dalam indra-indra mereka.<ref>Augustine of Hippo, ''Nisi radicem mali humanus tunc reciperet sensus'' ("Contra Julianum", I, 9.42; PL 44, 670)</ref> Kodrat mereka terluka oleh [[konkupisensi]] atau [[libido]], yang mempengaruhi kehendak dan inteligensi manusia, serta [[afeksi]] dan hasrat (atau nafsu), termasuk hasrat seksual.<ref group=note>Dalam satu karya akhir Agustinus, ''Retractationes'', pada buku II:XXII(XLIX) ia membuat suatu pernyataan penting yang menunjukkan cara ia memahami perbedaan antara libido moral rohaniah dan hasrat seksual: ''Dixi etiam quodam loco: «Quod enim est cibus ad salutem hominis, hoc est concubitus ad salutem generis, et utrumque non est sine delectatione carnali, quae tamen modificata et temperantia refrenante in usum naturalem redacta, libido esse non potest». Quod ideo dictum est, quoniam libido non est bonus et rectus usus libidinis. Sicut enim malum est male uti bonis, ita bonum bene uti malis. De qua re alias, maxime contra novos haereticos Pelagianos, diligentius disputavi''. Lih. ''De bono coniugali'', 16.18; PL 40, 385; ''De nuptiis et concupiscentia'', II, 21.36; PL 44, 443; ''Contra Iulianum'', III, 7.16; PL 44, 710; ibid., V, 16.60; PL 44, 817. Lihat pula {{fr}} {{cite book |title= Le mariage chrétien dans l'oeuvre de Saint Augustin. Une théologie baptismale de la vie conjugale |author= Idem |year= 1983 |publisher= Études Augustiniennes |location=Paris |page=97}}</ref> Dari segi [[metafisika]], konkupisensi bukanlah suatu keberadaan tetapi merupakan suatu kualitas buruk, kurangnya kebaikan, atau suatu luka.<ref>''Non substantialiter manere concupiscentiam, sicut corpus aliquod aut spiritum; sed esse affectionem quamdam malae qualitatis, sicut est languor''. (''De nuptiis et concupiscentia'', I, 25. 28; PL 44, 430; cf. ''Contra Julianum'', VI, 18.53; PL 44, 854; ibid. VI, 19.58; PL 44, 857; ibid., II, 10.33; PL 44, 697; ''Contra Secundinum Manichaeum'', 15; PL 42, 590.</ref>
 
Pemahaman Agustinus mengenai konsekuensi-konsekuensi dari dosa asal dan perlunya rahmat penebusan dikembangkan dalam perjuangan dia melawan [[Pelagius]] dan murid-muridnya penganut [[Pelagianisme]], yaitu [[Selestius]] dan [[Yulianus dari Eklanum]], yang telah terinspirasi oleh Rufinus dari Siria, salah seorang murid [[Theodorus dari Mopsuestia]].<ref>[[Marius Mercator]] ''Lib. subnot.in verb. Iul. Praef.'',2,3; PL 48,111 /v.5-13/; {{en}} {{cite book |last= Bonner |first= Gerald |title= Rufinus of Syria and African Pelagianism |pages= 35(X) }} in: {{cite book |author= Idem |title= God's Decree and Man's Destiny |location= London |year= 1987 |pages= 31–47 (X) |isbn= 0-86078-203-4 |publisher= Variorum Reprints}}</ref>
Mereka menolak untuk sependapat bahwa dosa asal telah melukai budi dan kehendak manusia, bersikeras bahwa kodrat manusia telah diberi kuasa untuk bertindak, berbicara, dan berpikir, saat Allah menciptakannya. Kodrat manusia tidak dapat kehilangan kemampuan moralnya untuk berbuat baik, tetapi setiap orang bebas untuk bertindak ataupun tidak bertindak dengan suatu cara yang benar. Pelagius mencontohkan mata: keduanya memiliki kemampuan untuk melihat, tetapi setiap orang dapat mempergunakannya untuk tujuan yang baik ataupun buruk.<ref name=Bonner/>{{rp|355–356}}<ref>Augustine of Hippo, ''[http://www.augustinus.it/latino/grazia_cristo/grazia_cristo_1_libro.htm De gratia Christi et de peccato originali]'', I, 15.16; CSEL 42, 138 [v.24–29]; Ibid., I,4.5; CSEL 42, 128 [v.15–23].</ref> Sama seperti [[Jovinianus]], kaum Pelagian bersikeras bahwa hasrat maupun afeksi manusia tidak terpengaruh oleh kejatuhan manusia pertama. Imoralitas, misalnya [[fornikasi|percabulan]], adalah semata-mata suatu persoalan kehendak, yaitu seseorang tidak menggunakan hasrat alami dengan cara yang tepat. Berlawanan dengan paham tersebut, Agustinus menekankan ketidaktaatan nyata tubuh kepada jiwa, dan menjelaskan hal itu sebagai salah satu akibat dosa asal, hukuman atas ketidaktaan Adam dan Hawa kepada Allah.<ref>Augustine of Hippo, ''Against Two Letters of the Pelagians'' 1.31–32</ref>
 
Agustinus pernah berperan sebagai seorang "Pendengar" kaum Manikean selama sekitar 9 tahun,<ref>{{en}} Brown, Peter. ''Augustine of Hippo''. Berkeley: [[University of California Press]], 1967. ISBN 0-520-00186-9, 35</ref> yang mengajarkan bahwa dosa asal adalah persetubuhan.<ref>{{en}} {{cite web|url=http://www.religiousstudies.uncc.edu/jcreeves/manichaean_version_of_genesis_2-4.htm |title=The Manichaean Version of Genesis 2–4 |accessdate=25 March 2008 |deadurl=unfit |archiveurl=https://web.archive.org/web/20051029144459/http://www.religiousstudies.uncc.edu/jcreeves/manichaean_version_of_genesis_2-4.htm |archivedate=29 October 2005 }}. Translated from the Arabic text of Ibn al-Nadīm, Fihrist, as reproduced by G. Flügel in ''Mani: Seine Lehre und seine Schriften'' (Leipzig, 1862; reprinted, [[Osnabrück]]: Biblio Verlag, 1969) 58.11–61.13.</ref> Tetapi pergulatannya untuk memahami penyebab kejahatan di dunia ini telah dimulai sebelum itu, pada usia 19 tahun.<ref>Augustine of Hippo, ''De libero arbitrio'' 1,9,1.</ref> Melalui ''malum'' (kejahatan) ia memahami sebagian besar dari seluruh [[konkupisensi]], yang ia tafsirkan sebagai suatu tindakan atau kebiasaan buruk ({{lang-en|vice}}, {{lang-la|vitium}}) yang menguasai manusia dan menyebabkan gangguan moral pada pria maupun wanita. Agostino Trapè menegaskan bahwa pengalaman pribadi Agustinus tidak dapat dikaitkan dengan ajarannya tentang konkupisensi. Di luar konteks perkawinan Kristen, ia menganggap pengalaman Agustinus dalam hal perkawinan adalah sangat normal dan tidak menyedihkan.<ref>{{it}} {{cite book |title= S. Agostino: Introduzione alla Dottrina della Grazia |last= Trapè |first= A. | volume = I – Natura e Grazia | pages = 113–114 }}</ref> Sebagaimana ditunjukkan oleh J. Brachtendorf, Agustinus menggunakan konsep [[Stoikisme]] dari [[Cicero]] mengenai penderitaan, untuk menafsirkan ajaran [[Paulus dari Tarsus|Paulus]] mengenai dosa dan penebusan universal.<ref>{{en}} {{cite journal |author= Brachtendorf, J. | year =1997 |title= Cicero and Augustine on the Passions|page= 307 |id= {{hdl|2042/23075}} }}</ref>
 
Pandangan bahwa tidak hanya jiwa manusia, tetapi juga semua indra, yang terkena dampak kejatuhan Adam dan Hawa adalah sesuatu yang lazim di zaman Agustinus —dan para [[Bapa Gereja]].<ref>Lihat: {{it}} {{cite book |title=Enkrateia e Antropologia. Le motivazioni protologiche della continenza e della verginità nel christianesimo del primi secoli e nello gnosticismo |last=Sfameni Gasparro |first=G. |year=2001 |series= Studia Ephemeridis «Augustinianum» 20| location=Rome |pages=250–251}}; {{fr}} {{cite journal |last=Somers |first= H.|title=Image de Dieu. Les sources de l'exégèse augustinienne |journal=Revue des Études Augustiniennes |volume=7 |issue= 1961 |page=115 |issn=0035-2012 |id={{hdl|2042/712}}}}. Cf. [[John Chrysostom]], ''Περι παρθενίας'' (''De Sancta Virginitate''), XIV, 6; SCh 125, 142–145; {{en}} [[Gregory of Nyssa]], ''[http://www.newadvent.org/fathers/130105.htm On the Making of Man]'', 17; SCh 6, 164–165; and {{en}} ''[http://www.newadvent.org/fathers/2907.htm On Virginity]'', 12.2; SCh 119, 402 [17–20]. Cf. {{en}} Augustine of Hippo, ''[http://www.newadvent.org/fathers/1309.htm On the Good of Marriage]'', 2.2; PL 40, 374.</ref> Jelas bahwa alasan Agustinus menjaga jarak dengan hal-hal kedagingan berbeda dengan [[Plotinus]], seorang [[Neoplatonis]],<ref group=note>Walau Agustinus memujinya dalam ''Pengakuan-Pengakuan'' VIII:II, telah diakui secara luas bahwa sikap Agustinus terhadap filsafat pagan tersebut adalah layaknya seorang rasul Kristen, sebagaimana dituliskan oleh T.E. Clarke SJ: "Di sepanjang hidupnya, terdapat suatu sikap yang jelas ambivalen ke arah Neoplatonisme; orang perlu menghadapi kesesuaian maupun perbedaan yang tajam, derivasi tetapi juga penolakan. Dalam hal yang menjadi perhatian kita di sini, kesesuaian dengan Neoplatonisme (dan dengan tradisi Platonis pada umumnya) berpusat pada dua konsep terkait: ketakberubahan sebagai karakteristik utama keilahian, dan keserupaan dengan keilahian sebagai panggilan utama jiwa. Ketidaksesuaiannya terutama berkenaan dengan, seperti yang telah dikatakan, dua dogma sentral Kristen yang berkaitan: Inkarnasi Putra Allah dan kebangkitan daging". {{en}} {{cite journal |last= Clarke, [[Society of Jesus|SJ]] |first= T. E. |title=St. Augustine and Cosmic Redemption |journal= Theological Studies |volume=19 |issue= 1958 |page= 151}} Cf. É. Schmitt's chapter 2: ''L'idéologie hellénique et la conception augustinienne de réalités charnelles'' in: {{fr}} {{cite book |title= Le mariage chrétien dans l'oeuvre de Saint Augustin. Une théologie baptismale de la vie conjugale |author= Idem |year= 1983 |publisher= Études Augustiniennes| location=Paris |pages=108–123}} {{en}} {{cite book |title= The Young Augustine: The Growth of St. Augustine's Mind up to His Conversion |last=O'Meara |first=J.J. |year= 1954 |location=London |pages=143–151 and 195f}} {{fr}} {{cite book |title= Le "platonisme" des Pères |last= Madec |first=G. |page= 42}} in {{cite book |title=Petites Études Augustiniennes |author= Idem |year= 1994|series=«Antiquité» 142| location=Paris |pages= 27–50|publisher= Collection d'Études Augustiniennes}} Thomas Aq. STh I q84 a5; {{en}} Augustine of Hippo, ''[http://www.newadvent.org/fathers/120108.htm City of God]'' (''De Civitate Dei''), VIII, 5; CCL 47, 221 [3–4].</ref> yang mengajarkan bahwa manusia dapat mencapai tingkatan tertingginya hanya dengan memandang rendah hasrat kedagingan.<ref>{{en}} Gerson, Lloyd P. ''Plotinus''. New York, NY: [[Routledge]], 1994. 203</ref> Agustinus mengajarkan bahwa penebusan, yaitu transformasi dan pemurnian, pada tubuh adalah pada saat [[kebangkitan orang mati|kebangkitan]].<ref>Augustine of Hippo, ''"Enarrations on the Psalms"'' (''Enarrationes in psalmos''), 143:6; [[Corpus Christianorum|CCL]] 40, 2077 [46] – 2078 [74]; ''On the Literal Meaning of Genesis'' (''De Genesi ad Litteram''), 9:6:11, trans. John Hammond Taylor SJ, vol. 2, p. 76-77; PL 34, 397.</ref>
 
[[FileBerkas:Peter Paul Rubens - St Augustine.JPG|thumb|left|''St. Agustinus'' karya [[Peter Paul Rubens]].]]
 
Beberapa penulis menganggap ajaran Agustinus diarahkan untuk melawan [[seksualitas manusia]], serta menghubungkan desakannya untuk melakukan [[abstinensi seksual]] atau mengendalikan nafsu dan ber[[devosi Katolik|devosi]] kepada Allah berasal dari kebutuhan Agustinus untuk menolak kodrat sensualnya sendiri yang besar sebagaimana ia ceritakan dalam ''[[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-Pengakuan]]''. Tetapi jika melihat semua tulisannya, nampaknya ada kesalahpahaman.<ref name=Bonner/>{{rp|312}}<ref group=note>Komentar Gerald Bonner menjelaskan sedikit mengapa terdapat banyak penulis yang menulis hal-hal salah mengenai pandangan Agustinus: "Tentu saja selalu lebih mudah untuk menentang dan mencela daripada untuk memahami."</ref> Agustinus mengajarkan bahwa seksualitas manusia telah terluka, bersamaan dengan seluruh kodratnya, dan membutuhkan [[Penebusan (teologi)|penebusan]] oleh Kristus. Penyembuhannya merupakan suatu proses yang diwujudkan dalam tindakan perkawinan (''conjugal acts''). [[Kebajikan]] atau keutamaan abstinensi seksual diperoleh berkat rahmat dari [[Sakramen Perkawinan (Gereja Katolik)|Sakramen Perkawinan]], yang karenanya menjadi suatu obat atas konkupisensi (''remedium concupiscentiae'').<ref>Augustine of Hippo, ''De continentia'', 12.27; PL 40, 368; Ibid., 13.28; PL 40, 369; ''Contra Julianum'', III, 15.29, PL 44, 717; Ibid., III, 21.42, PL 44, 724.</ref><ref>{{en}} {{cite journal| author=| title=A Postscript to the Remedium Concupiscentiae| journal=The Thomist| volume= 70 |year=2006| pages= 481–536 |url=http://www.cormacburke.or.ke/node/932}}</ref> Namun, penebusan atas seksualitas manusia hanya akan tercapai sepenuhnya dalam [[kebangkitan orang mati|kebangkitan badan]].<ref>{{en}} ''[http://www.newadvent.org/fathers/1501.htm Merits and Remission of Sin, and Infant Baptism]'' (''De peccatorum meritis et remissione et de baptismo parvulorum''), I, 6.6; PL 44, 112–113; cf. ''On the Literal Meaning of Genesis'' (De Genesi ad litteram'') 9:6:11, trans. John Hammond Taylor SJ, vol. 2, pp. 76–77; PL 34, 397.</ref>
Baris 253:
 
=== Teologi sakramental ===
[[FileBerkas:Vittore carpaccio, visione di sant'agostino 01.jpg|thumb|300px|''[[St. Agustinus dalam Studinya (Carpaccio)|St. Agustinus dalam Studinya]]'', karya [[Vittore Carpaccio]], 1502.]]
 
Dalam perlawanannya terhadap [[Donatisme]], Agustinus juga mengembangkan suatu pembedaan antara "kelayakan" dan "validitas" [[sakramen|sakramen-sakramen]]. Menurutnya suatu sakramen dikatakan layak apabila dilayankan oleh [[klerus]] dari Gereja Katolik, sementara sakramen yang dilayankan oleh kaum [[skisma]]tik dipandang tidak layak (''irregular''). Namun demikian, validitas atau keabsahan sakramen tidak bergantung pada kesucian pastor atau imam yang melayankannya (''[[ex opere operato]]''); oleh karena itu, sakramen yang tidak layak masih dapat diterima secara valid apabila dilayankan dalam nama Kristus dan sesuai prosedur yang telah ditetapkan oleh Gereja. Dalam hal ini Agustinus berbeda dengan ajaran sebelumnya dari [[Siprianus]], yang mengajarkan bahwa para konver dari gerakan skismatik harus dibaptis ulang.<ref name="Gonzalez"/>
Baris 264:
Untuk menentang gerakan Kekristenan tertentu, yang beberapa di antaranya menolak penggunaan [[Alkitab Ibrani]], Agustinus menjawab bahwa Allah telah memilih kaum [[Yahudi]] sebagai suatu bangsa pilihan,<ref>{{en}} Diarmaid MacCulloch. ''[[The Reformation: A History]]'' (Penguin Group, 2005) p 8.</ref> dan ia menganggap tindakan [[Kekaisaran Romawi]] menceraiberaikan orang-orang Yahudi sebagai suatu penggenapan nubuat.<ref>{{en}} Augustine of Hippo, ''City of God'', book 18, chapter 46.</ref> Ia menolak perilaku membunuh, dengan mengutip bagian dari nubuat yang sama, yaitu "Jangan bunuh mereka, supaya mereka tidak lupa akan hukum-Mu" ([[Mazmur 59]]:11). Agustinus, yang meyakini bahwa orang-orang Yahudi akan memeluk Kristen pada "[[akhir zaman]]", berpendapat bahwa Allah telah memungkinkan mereka bertahan hidup dalam dispersi mereka sebagai suatu peringatan kepada orang-orang Kristen; karena itu ia berpendapat bahwa mereka seharusnya diizinkan untuk tinggal di tanah orang-orang Kristen.<ref>{{en}} Edwards, J. (1999) ''The Spanish Inquisition'', Stroud, pp. 33–35, ISBN 0-7524-1770-3.</ref> Sentimen yang terkadang dikaitkan dengan Agustinus yang menyebutkan bahwa orang-orang Kristen seharusnya membiarkan orang-orang Yahudi "untuk bertahan hidup tetapi tidak untuk berkembang" (contohnya, hal ini diulang oleh penulis James Carroll dalam bukunya ''Constantine's Sword'')<ref>{{en}} James Carroll, ''Constantine's Sword'' (Houghton Mifflin Harcourt, 2002), p. 219.</ref><ref>{{en}} [http://content.time.com/time/nation/article/0,8599,1864878,00.html Paula Fredriksen, interviewed by David Van Biema, "Was Saint Augustine Good for the Jews?"] in [[TIME|''Time'' magazine]], December 7, 2008.</ref> adalah [[apokrif]] dan tidak ditemukan dalam satu pun tulisannya.<ref>{{en}} Fredriksen interviewed by Van Biema, "Was Saint Augustine Good for the Jews?"</ref>
 
[[FileBerkas:Antonio Rodríguez - Saint Augustine - Google Art Project.jpg|thumb|Lukisan ''Santo Agustinus'' karya Antonio Rodríguez.]]
 
== Karya-karya ==
{{main article|Bibliografi Agustinus dari Hippo}}
 
Agustinus adalah salah seorang penulis Latin yang paling produktif dari segi karya-karya yang masih terlestarikan hingga saat ini, dan daftar karyanya mencakup lebih dari 1.000 judul berbeda.<ref>{{en}} Wright, F.A. and Sinclair, T.A. (1931) ''A History of Later Latin Literature'', Dawsons of Pall Mall, London, pp. 56 ff.</ref> Karya Agustinus misalnya karya-karya [[apologetik]] dalam perlawanannya terhadap bidah [[Arianisme]], [[Donatisme]], [[Maniisme|Manikeisme]], dan [[Pelagianisme]]; teks-teks mengenai [[doktrin]] Kristen, khususnya ''[[De doctrina christiana|De Doctrina Christiana]]'' (''Tentang Doktrin Kristen''); karya-karya [[eksegesis]] seperti komentar mengenai [[Kitab Kejadian]], [[Mazmur]], dan [[Surat Roma]] karya [[Paulus dari Tarsus|Paulus]]; banyak khotbah dan surat; serta ''Retractationes'', suatu tinjauan yang ia tulis menjelang wafatnya atas karya-karya sebelumnya.
Selain itu, Agustinus mungkin paling dikenal karena ''[[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-Pengakuan]]'' karyanya, yang adalah suatu laporan pribadi kehidupannya dahulu, dan ''De civitate Dei'' (''[[Kota Allah]]'', meliputi 22 buku), yang ia tulis untuk memulihkan rasa percaya diri sesamanya umat Kristen, yang sangat terguncang oleh peristiwa [[Penjarahan Roma (410)|penjarahan Roma]] yang dilakukan suku bangsa [[Visigoth]] pada tahun 410. ''[[Tentang Trinitas]]'' karyanya, yang di dalamnya ia mengembangkan apa yang dikenal sebagai 'analogi psikologis' [[Tritunggal]], juga termasuk di antara adikarya Agustinus, dan dapat dikatakan sebagai salah satu karya teologis terbesar hingga zaman sekarang. Ia juga menulis ''Tentang Pilihan Bebas Kehendak'' (''[[De libero arbitrio (Agustinus)|De libero arbitrio]]''), membahas alasan mengapa Allah memberikan manusia kehendak bebas yang dapat digunakan untuk berbuat jahat.
 
Baris 280:
Filsuf [[Bertrand Russell]] terkesan dengan permenungan Agustinus mengenai hakikat dari waktu yang tertulis di dalam ''[[Pengakuan-pengakuan Agustinus|Pengakuan-Pengakuan]]'', memandangnya lebih baik daripada versi [[Immanuel Kant]] yang menganggap waktu adalah subjektif.<ref>{{en}} Bertrand Russell, ''[[A History of Western Philosophy]]'', 1946, reprinted Unwin Paperbacks 1979, pp. 352–353.</ref> Para teolog Katolik umumnya mengikuti keyakinan Agustinus bahwa Allah hadir [[keabadian|di luar waktu]] dalam "masa kini yang kekal"; bahwa waktu hanya terdapat di dalam alam ciptaan karena waktu hanya dapat dirasakan dalam dimensi ruang, yaitu melalui gerak dan perubahan.<ref>''Pengakuan-Pengakuan'', Kitab XI-XIII : Renungan Kitab Kejadian dan Nilai Rohani Penciptaan</ref> Permenungan Agustinus tentang hakikat waktu terkait erat dengan pertimbangannya mengenai kemampuan [[ingatan]] manusia. [[Frances Yates]] dalam studinya pada tahun 1966, ''[[The Art of Memory]]'' (Seni Daya Ingat), berpendapat bahwa suatu paragraf singkat dari ''Pengakuan-Pengakuan'', X-VIII.12, di mana Agustinus menuliskan tentang perjalanan menaiki suatu tangga dan memasuki bidang ingatan yang sangat luas,<ref>{{la}}{{en}} [http://www.stoa.org/hippo/comm10.html#CB10C8S12 Confessiones Liber X: commentary on 10.8.12]</ref> jelas menunjukkan bahwa orang-orang Romawi kuno memahami bagaimana menggunakan metafora spasial dan arsitektural sebagai suatu teknik [[mnemonik]] untuk mengelola sejumlah besar informasi.
 
[[FileBerkas:Vergós Group - Saint Augustine Meditates on the Trinity when the Child Jesus Appears before him - Google Art Project.jpg|thumb|''Santo Agustinus Bermenung tentang Trinitas ketika [[Kanak-kanak Yesus|Kanak-Kanak Yesus]] Menampakkan Diri di Hadapannya'', karya Keluarga Vergós.]]
 
Metode filosofis Agustinus, terutama yang ditunjukkannya dalam ''Pengakuan-Pengakuan'', telah menunjukkan pengaruh yang berkesinambungan dalam filsafat Eropa sepanjang abad ke-20. Pendekatan deskriptifnya atas niat atau intensionalitas, daya ingat, dan bahasa, saat fenomena-fenomena ini dialami di dalam alam kesadaran serta waktu, menginspirasi cara pandang [[hermeneutika]] dan [[fenomenologi]] modern.<ref>{{en}} {{cite book| last=de Paulo| first=Craig J. N.| title=The Influence of Augustine on Heidegger: The Emergence of an Augustinian Phenomenology| year=2006| publisher=[[The Edwin Mellen Press]] | isbn=0773456899}}</ref> [[Edmund Husserl]] menuliskan: "Analisis kesadaran akan waktu adalah suatu intisari purba dari psikologi deskriptif dan teori pengetahuan. Pemikir pertama yang memiliki kepekaan mendalam pada kesulitan luar biasa yang dapat ditemukan di sini tersebut adalah Agustinus, yang telah bekerja keras hampir-hampir tanpa harapan dalam mengatasi masalah ini."<ref>{{en}} Husserl, Edmund (1964) ''Phenomenology of Internal Time-Consciousness.'' Tr. James S. Churchill. Bloomington: Indiana UP, p. 21.</ref> [[Martin Heidegger]] merujuk pada filsafat deskriptif Agustinus di beberapa bagian dalam karyanya yang berpengaruh, ''[[Wujud dan Waktu]]''.<ref group=note>Sebagai contoh, artikulasi-artikulasi Heidegger tentang bagaimana "Wujud-di-dunia-ini" dideskripsikan melalui berpikir mengenai ''melihat'': "Prioritas yang luar biasa atas 'melihat' utamanya telah diketahui oleh Agustinus, dalam kaitannya dengan penafsirannya atas ''[[konkupisensi|concupiscentia]]''." Heidegger kemudian mengutip ''Pengakuan-Pengakuan'': "Melihat selayaknya adalah milik mata. Tetapi kita bahkan menggunakan kata 'melihat' ini untuk indra lainnya ketika kita menumpukannya untuk mengenal... Kita tidak hanya mengatakan, 'Lihat bagaimana sinarnya', ... namun kita bahkan mengatakan, 'Lihat bagaimana kedengarannya{{'"}}. {{en}} ''Being and Time'', Trs. Macquarrie & Robinson. New York: Harpers, 1964, p. 171.</ref> [[Hannah Arendt]] memulai tulisannya mengenai filsafat dengan suatu disertasi mengenai konsep cinta menurut Agustinus, ''Der Liebesbegriff bei Augustin'' (1929): "Arendt muda berupaya untuk menunjukkan bahwa dasar filosofis untuk ''vita socialis'' (kehidupan sosial) pada Agustinus dapat dipahami sebagai berdiam dalam cinta yang bersahabat, berakar dalam pemahamannya mengenai asal mula kemanusiaan."<ref>{{en}} {{cite journal|author=Chiba, Shin|title= Hannah Arendt on Love and the Political: Love, Friendship, and Citizenship|journal=The Review of Politics|volume= 57|issue= 3 |year=1995|pages= 505–535 (507)|jstor=1408599|doi=10.1017/S0034670500019720}}</ref> Jean Bethke Elshtain dalam ''Augustine and the Limits of Politics'' berusaha untuk mengaitkan Agustinus dengan Arendt dalam konsep mereka mengenai kejahatan: "Agustinus tidak melihat kejahatan sebagai kedurjanaan yang mengagumkan tetapi lebih sebagai ketiadaan kebaikan, sesuatu yang secara paradoks benar-benar tidak ada. Arendt ... bahkan membayangkan kejahatan ekstrem yang menghasilkan [[Holokaus]] benar-benar banal [dalam ''[[Eichmann in Jerusalem]]'']."<ref>{{en}} {{cite journal| author=Tinder, Glenn| journal=[[American Political Science Review]]| volume= 91| issue= 2| year=1997| title=Augustine and the Limits of Politics, by Jean Bethke Elshtain| pages= 432–433| url=http://www.unz.org/Pub/AmPoliticalScienceRev-1997jun-00432| doi=10.2307/2952372| last2=Elshtain| first2=Jean Bethke}}</ref> Peninggalan filosofis Agustinus terus mempengaruhi teori kritis kontemporer melalui kontribusi-kontribusi dan para figur pewarisnya dari abad ke-20. Dilihat dari suatu perspektif historis, terdapat tiga perspektif utama dalam pemikiran politik Agustinus: pertama, Agustinianisme politik; kedua, teologi politik Agustinian; dan ketiga, teori politik Agustinian.<ref>{{en}} {{cite journal| author=Woo, B. Hoon| journal= Political Theology |volume= 16 |issue= 5 |year=2015 |title= Pilgrim's Progress in Society—Augustine's Political Thought in ''The City of God'' |pages= 421–441 |url= https://www.academia.edu/16870779/_Pilgrim_s_Progress_in_Society_Augustine_s_Political_Thought_in_The_City_of_God_Political_Theology_16.5_2015_421_441 |doi= 10.1179/1462317X14Z.000000000113}}</ref>
Baris 393:
=== Umum ===
* [http://www.augustinus.it/links/inglese/opere.htm "Complete Works of Saint Augustine (in English)"] from Augustinus.it
* [http://www.abbaye-saint-benoit.ch/saints/augustin/ "Complete Works of Saint Augustine (in French)"] from Abbey Saint Benoît de Port-Valais
* [http://www.mercaba.org/Filosofia/Medieval/agustin_de_hipona_00.htm "Complete Works of Saint Augustine (in Spanish)"] from Mercaba, Catholic leaders' website
* [http://www.ccel.org/ccel/augustine?show=worksBy "Works by Saint Augustine"] from CCEL.org
* {{cite SEP |url-id=augustine|title=Saint Augustine|last=Mendelson|first=Michael}}
* {{IEP|augustin|Augustine}}
* {{IEP|aug-poso|Augustine's Political and Social Philosophy}}
* [http://www.bartleby.com/210/8/281.html "St. Augustine, Bishop and Confessor, Doctor of the Church"], ''Butler's Lives of the Saints''
* [http://www9.georgetown.edu/faculty/jod/augustine/ Augustine of Hippo] edited by [[James J. O'Donnell]] – texts, translations, introductions, commentaries, etc.
* [[v:Augustine of Hippo/Augustine's Theory of Knowledge|Augustine's Theory of Knowledge]]
* [http://www.christianiconography.info/augustine.html "Saint Augustine of Hippo"] at the [http://www.christianiconography.info Christian Iconography] website
* [http://www.christianiconography.info/goldenLegend/augustine.htm "The Life of St. Austin, or Augustine, Doctor"] from the Caxton translation of the ''Golden Legend''
* [http://davidaslindsay.blogspot.com/2009/08/doctor-gratiae.html David Lindsay: Saint Augustine – Doctor Gratiae]
* [http://www.its.caltech.edu/~nmcenter/women-cp/augustin.html St. Augustine - A Male Chauvinist?] [http://www.ewtn.com/library/THEOLOGY/MALECHAU.HTM], Fr. Edmund Hill, [[Dominican Order|OP]]. Talk given to the [[Robert Hugh Benson]] Graduate Society at [[Cambridge University Catholic Chaplaincy|Fisher House, Cambridge]], on 22 November 1994.
* [http://www.churchhistorytimelines.com/pages/st-augustine St. Augustine Timeline - Church History Timelines]
* Giovanni Domenico Giulio: ''Nachtgedanken des heiligen Augustinus.'' Trier 1843 {{ULBDD|urn:nbn:de:hbz:061:1-481434}}
 
=== Bibliografi ===
* [http://www.earlychurch.org.uk/augustine.php Augustine of Hippo] at EarlyChurch.org.uk – extensive bibliography and on-line articles
* [http://www.findingaugustine.org/ Bibliography on St. Augustine] Started by T.J. van Bavel O.S.A., continued at the Augustinian historical Institute in Louvain, Belgium
 
=== Karya-karya Agustinus ===
* {{Gutenberg author |id=Augustine,+Aurelius|name=Aurelius Augustine}}
* {{Gutenberg author |id=Augustine,+Saint,+Bishop+of+Hippo|name=Saint Augustine}}<!--Same person has multiple IDs at PG-->
* {{Internet Archive author |dname=Saint Augustine|search=("Bishop of Hippo" OR "Saint Augustine" OR "Augustine, Saint" OR "Aurelius Augustine" OR "Aurelius, Augustine" OR "Saint Austin" OR "Austin, Saint")}}
* {{Librivox author |id=79}}
* [http://www.ccel.org/a/augustine/ St. Augustine] at the [[Christian Classics Ethereal Library]]
* [http://www.roger-pearse.com/weblog/augustine-against-secundinus-the-manichaean-in-english/ Augustine against Secundinus] in English.
* [http://www.intratext.com/Catalogo/Autori/AUT31.HTM Aurelius Augustinus] at "IntraText Digital Library" – texts in several languages, with concordance and frequency list
* [http://www.augustinus.it/ Augustinus.it] – Latin, Spanish and Italian texts
* [http://www.documentacatholicaomnia.eu/20_40_0354-0430-_Augustinus,_Sanctus.html Sanctus Augustinus] at Documenta Catholica Omnia – Latin
* [http://www.doxologypress.org/theaudio/index.html City of God, Confessions, Enchiridion, Doctrine] audio books
* {{cite book|author=Saint Augustine|title=The Happy Life; Answer to Sceptics; Divine Providence and the Problem of Evil; Soliloquies|url=https://books.google.com/books?id=u4EJZWrmqgkC|publisher=[[Catholic University of America Press|CUA Press]]|location=US|year=2008|isbn=978-0-8132-1551-8}}
* [http://roderic.uv.es/uv_ms_0580 Digitized manuscript] created in [[France]] between 1275 and 1325 with extract of Augustine of Hippo works at [http://roderic.uv.es/handle/10550/43 SOMNI]
* [http://roderic.uv.es/uv_ms_0895 Expositio Psalmorum beati Augustini] – digitized codex created between 1150–1175, also known as "Enarrationes in Psalmos. 1-83", at [http://roderic.uv.es/handle/10550/43 SOMNI]
* [http://roderic.uv.es/uv_ms_0892 Aurelii Agustini Hipponae episcopi super loannem librum] – digitized codex created in 1481; his sermons about John's Gospel at [http://roderic.uv.es/handle/10550/43 SOMNI]
* [http://real-r.mtak.hu/104/ ''Sententiae ex omnibus operibus Divi Augustini decerptae''] – digitized codex created in 1539; at [http://konyvtar.mta.hu/index_en.php Library of the Hungarian Academy of Sciences]
 
=== Biografi dan kritik ===
* [https://web.archive.org/web/20060610111127/http://augnet.org/ Order of St Augustine]
* [http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx Blessed Augustine of Hippo: His Place in the Orthodox Church]
* [http://www.villanova.edu/mission/spirituality/about/ Augustine's World: An Introduction to His Speculative Philosophy] by [[Donald Burt]], OSA, member of the [[Augustinians|Augustinian Order]], [[Villanova University]]
* [http://roderic.uv.es/uv_ms_0049 Tabula in librum Sancti Augustini De civitate Dei] by [[Robert Kilwardby]], digitized manuscript of 1464 at [http://roderic.uv.es/handle/10550/43 SOMNI]
 
{{Navboxes