Muhammad Ali Jinnah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Glorious Engine (bicara | kontrib)
Baris 212:
Bersama dengan Liaquat dan [[Abdur Rab Nishtar]], Jinnah mewakili kepentingan Pakistan dalam Dewan Divisi untuk pembagian aset-aset publik antara India dan Pakistan.{{sfn|RGandhi|p=416}} Pakistan meraih seperenam aset pemerintah pra-kemerdekaan, yang terbagi berdasarkan perjanjian, yang secara khusus menentukan bagaimana beberapa lembar kertas harus diisi pada setiap sisinya. Namun, negara India yang baru lambat untuk memberikannya, dengan harapan pemerintahan Pakistan runtuh dan bersatu kembali. Beberapa anggota [[Layanan Sipil India]] dan [[Layanan Polisi India]] telah memilih Pakistan, yang mengakibatkan penurunan jumlah staf. Para petani memasarkan dagangan mereka di sisi lainnya dari perbatasan internasional. Penggunaan mesin menurun karena tidak semuanya dibuat di Pakistan. Selain masalah pengungsi masif, pemerintahan baru menjaga persediaan pangan, mendirikan keamanan dalam situasi runyam, dan menyediakan layanan dasar. Menurut ekonomi Yasmeen Niaz Mohiuddin dalam studinya terhadap Pakistan, "meskipun Pakistan lahir dalam pertumpahan darah dan kekacauan, negara tersebut bertahan dalam bulan-bulan awal dan sulit setelah partisi hanya karena pengorbanan luar biasa yang dibuat oleh rakyatnya dan upaya pemimpin besarnya yang tak mementingkan diri sendiri."{{sfn|Mohiuddin|pp=78–79}}
 
[[Negara-negara Kepangeranan India]], yang berjumlah ratusan, diminta oleh Inggris untuk memilih apakah ingin bergabung dengan Pakistan atau India. Sebagian besar melakukannya sebelum kemerdekaan, namun pengambilan keputusan menyokong apa yang menjadi pemisahan abadi antara dua negara tersebut.{{sfn|Malik|pp=131–132}} Para pemimpin India murka kepada Jinnah yang meminta pangeran [[Jodhpur]], [[Negara Bagian Bhopal|Bhopal]] dan [[Indore]] untuk bergabung dengan Pakistan—negara-negara kepangeranan tersebut tidak berbatasan dengan Pakistan, dan semuanya memiliki penduduk mayoritas Hindu.{{sfn|RGandhi|pp=407–408}} Negara kepangeranan pesisir [[Junagadh]], yang memiliki penduduk mayoritas Hindu, memilih bergabung dengan Pakistan pada September 1947, dengan ''[[dewan]]'' penguasanya, Sir [[Shah Nawaz Bhutto]], secara pribadi mengirimkan makalah-makalah aksesi kepada Jinnah. Angkatan darat India menduduki kepangeranan terserbuttersebut pada bulan November, memaksa bekas para pemimpinnya, termasuk Bhutto, melarikan diri ke Pakistan, yang memulai [[keluarga Bhutto]] yang berpengaruh secara politik.{{sfn|Wolpert|p=347}}
 
Persengketaan paling berkelanjutan terjadi di [[Kashmir dan Jammu (negara kepangeranan)|negara kepangeranan Kashmir]]. Negara kepangeranan tersebut memiliki penduduk mayoritas Muslim dan seorang [[maharaja]] Hindu, Sir [[Hari Singh]], yang tidak memberikan keputusan untuk memilih bergabung dengan negara yang mana. Dengan pemberontakan penduduk pada Oktober 1947, yang dibantu oleh pasukan khusus Pakitan, maharaja [[Instrumen Aksesi (Jammu dan Kashmir)|bergabung dengan India]]; pasukan India pun diterjunkan. Jinnah keberatan akan tindakan tersebut, dan memerintahkan agar pasukan Pakistan bergerak ke Kashmir. [[Angkatan Darat Pakistan]] masih dikomandai oleh para perwira Inggris, dan perwira komandonya, Sir Jenderal [[Douglas Gracey]], menolak perintah tersebut, dengan alasan bahwa ia tidak dapat berpindah ke apa yang ia anggota teritorial negara lainnya tanpa persetujuan dari otoritas tingginya, yang tidak datang-datang. Jinnah menarik perintah tersebut. Peristiwa tersebut tak menghentikan [[Perang India-Pakistan 1947|kekerasan disana]], dimana pecah peperangan antara India dan Pakistan dari waktu ke waktu semenjak itu.{{sfn|Malik|pp=131–132}}{{sfn|Wolpert|pp=347–351}}