Masturbasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Dikembalikan ke revisi 11452215 oleh Wagino Bot (bicara).
Ign christian (bicara | kontrib)
hapus terjemahan yang sulit dipahami
Baris 58:
 
== Pandangan agama ==
{{main|Pandangan agama tentang masturbasi}}
{{see also|Agama dan seksualitas}}
 
=== Islam ===
Ada perbedaan pendapat dalam hal ini. Pertama [[haram]], dan kedua boleh-boleh saja. Ulama yang berpendapat demikian, mendasarkan keharamannya pada [[Alquran]] surah Al-Mu'minuun:5-7, yang artinya: "Dan orang -orang yang mememeliharamemelihara kemaluannya kecuali terhadap istrinya atau hamba sahaya, mereka yang demikian itu tak tercela. Tetapi barangsiapa mau selain yang demikian itu, maka mereka itu orang-orang yang melewati batas." Keharaman ini juga didasarkan pada alasan bahwa orang yang onani itu ibaratnya melepaskan syahwatnya bukan pada tempatnya. Seperti itu jelas tidak diperbolehkan.
 
Sedang [[ulama]] yang memperbolehkan onani atau masturbasi ini beralasan bahwa mani adalah sesuatu yang lebih. Karenanya boleh dikeluarkan. Bahkan hal itu diibaratkan dengan memotong [[daging]] lebih. Pendapat demikian ini didukung [[Imam Hambali]] dan [[Ibnu Hazm]]. Sedang ulama Hanafiah memberikan batas kebolehan dalam keadaan:
Baris 68 ⟶ 71:
 
====Syiah====
Masturbasi dilarang sama sekali dalam sekte Syiah. Alquran mengatakan, "Orang-orang beriman adalah... mereka yang melindungi organ seksual mereka kecuali dari pasangan mereka... Oleh karena itu, barangsiapa berusaha lebih luar itu (dalam kepuasan seksual), maka mereka adalah orang yang melampaui batas."<ref name=alislam>[http://www.al-islam.org/m_morals/index.htm Marriage and Morals in Islam]</ref>
 
====Sunni====
Mazhab Hanafi, Syafi'i, Maliki dan Hambali memiliki sikap yang berbeda dalam masalah ini. Beberapa melihatnya dilarang dalam kasus-kasus tertentu, misalnya jika itu mengarah dengan pria atau wanita untuk mengabaikan pasangan mereka secara seksual. Masturbasi dianjurkan ketika mereka melihatnya sebagai kejahatan yang lebih rendah daripada hubungan seksual terlarang. Hal ini umumnya dilarang menurut mazhab Hanafi dan Hambali, kecuali salah satu ketakutan perselingkuhan atau perzinaan. Jika berada di bawah tekanan keinginan, dalam hal ini diperbolehkan untuk mencari bantuan melalui masturbasi. Hal ini dilarang sepanjang waktu menurut mazhab Maliki dan Syafi'i.<ref>[http://nikah.com/marriage/islam_part1.asp Marriage in Islam - Part 1] by by Hussein Khalid Al-Hussein, Ph.D. Refer to: Section Al-`Alaqat Al-Mubahah (Allowed Relationships)</ref>
 
===Kristen Kekristenan ===
PadaMenurut masalah masturbasitradisi, Ibrani dan Alkitab tidak mencela ataupun mendorong praktik ini. Kisahkisah Alkitab Onan secara tradisional dikaitkan mengacu padadengan tindakan masturbasi dan daripadanya diganjar penghukumanhukuman, tetapi tindakan dijelaskanyang dideskripsikan oleh cerita ini adalahdipandang sebagai ''[[coitus interruptus]]'', bukan masturbasi.<ref>{{cite book|last=Coogan|first=Michael|title=God and Sex. What the Bible Really Says|url=http://books.google.nl/books?id=2_gPKQEACAAJ&dq=god+and+sex&hl=nl&ei=4fbCTaPKDpGXOrq88Z0I&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=2&ved=0CEcQ6AEwAQ|accessdate=May 5, 2011|edition=1st|year=2010|month=October|publisher=Twelve. Hachette Book Group|location=New York, Boston|isbn=978-0-446-54525-9|oclc=505927356|page=110|quote=Although Onan gives his name to "onanism," usually a synonym for masturbation, Onan was not masturbating but practicing coitus interruptus.}}</ref><ref>[http://www.catholic.com/tracts/birth-control Catholic Answers: Birth Control] (official Catholic tract declared free from error by a book censor and approved by a bishop.) Quote: "The Bible mentions at least one form of contraception specifically and condemns it. Coitus interruptus, was used by Onan to avoid fulfilling his duty according to the ancient Jewish law of fathering children for one’s dead brother."</ref><ref>{{cite book|last1=Ellens|first1=J. Harold|title=Sex in the Bible: a new consideration|accessdate=2012-01-24|year=2006|publisher=Praeger Publishers|location=Westport, Conn.|isbn=0-275-98767-1|oclc=65429579|page=48|chapter=6. Making Babies: Purposes of Sex|chapterurl=http://books.google.nl/books?id=IXVGBv2eEroC&pg=PA48&lpg=PA48&dq=onan+coitus+interruptus&source=bl&ots=PB27B5N7Kv&sig=76u8S4xgVzLm7wamQu6-D_x3ZP4&hl=nl&ei=frvfTtf_B8OE-wa_yv2wBQ&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=7&ved=0CGUQ6AEwBg#v=onepage&q=onan%20coitus%20interruptus&f=false|quote=He practiced coitus interruptus whenever he made love to Tamar.}}</ref><ref>Confirmed by The Web Bible Encyclopedia at [http://www.christiananswers.net/dictionary/onan.html Christian Answers: Onan] quote: "Some have mistakenly assumed that Onan's sin was masturbation. However, it seems clear that this is not the case. Onan was prematurely withdrawing from sexual intercourse with his new wife, Tamar. This is a form of birth control still practiced today (''coitus interruptus'')."</ref><ref>Church Father [[Epiphanius of Salamis]] agrees, according to {{cite book|last1=Riddle|first1=John M.|title=Contraception and abortion from the ancient world to the Renaissance|accessdate=2012-01-24|year=1992|publisher=Harvard University Press|location=Cambridge, Mass.|isbn=0-674-16875-5|oclc=24428750|page=4|chapter=1. Population and Sex|chapterurl=http://books.google.nl/books?id=1vS85LtlsnIC&pg=PA4&lpg=PA4&dq=onan+coitus+interruptus&source=bl&ots=fxOCLmgnup&sig=SmGFjLC-NeEzF7XmjYLcbYsxz2w&hl=nl&ei=or3fTpijOoGDOsu-gO0C&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=6&ved=0CG8Q6AEwBTgK#v=onepage&q=onan%20coitus%20interruptus&f=false|quote=Epiphanius (fourth century) construed the sin of Onan as coitus interruptus.<sup>14</sup>}}</ref> Tidak ada klaim eksplisitDi dalam Alkitab bahwatidak masturbasiada akanpernyataan berdosa,yang namunmenyebutkan [[Imamat]]secara pasal 15 dalam Hukum Musa menyatakaneksplisit bahwa jikamasturbasi cairanadalah sperma pria dikeluarkan di luar hubungan seksual, maka ia harus mencuci semua dagingnya dalam air[[Dosa (mandiKristen), dan ia menjadi najis sampai malam|dosa]].<ref>{{cite journal|author=Michael S. Patton|month=June|year=1985|title=Masturbation from Judaism to Victorianism|journal=Journal of Religion and Health|volume=24|issue=2|pages=133–146|publisher=Springer Netherlands|issn=0022-4197|doi=10.1007/BF01532257|accessdate=12 November 2011|url=http://www.springerlink.com/content/r407h39183426645/|quote=Nevertheless, there is no legislation in the Bible pertaining to masturbation.}}</ref><ref>{{cite journal|author=Alex W. Kweea and David C. Hoover|year=2008|title=Theologically-Informed Education about Masturbation: A Male Sexual Health Perspective|journal=Journal of Psychology and Theology|volume=36|issue=4|pages=258–269|location=La Mirada, CA, USA|publisher=Rosemead School of Psychology. Biola University|issn=0091-6471|accessdate=12 November 2011|url=http://www.alexkwee.com/uploads/kwee_hoover08.pdf|quote=The Bible presents no clear theological ethic on masturbation, leaving many young unmarried Christians with confusion and guilt around their sexuality.}}</ref>
 
====Katolik====
[[Gereja Katolik]] mengajarkan bahwa masturbasi merupakan gangguansuatu moraltindakan yang serius,secara danintrinsik menyatakansangat bahwabertentangan masturbasi adalah intrinsik dan tindakandengan seriusketeraturan.<ref name="Cardinal2005">{{cite web | last =Cardinal Seper | first =Franjo | authorlink = | coauthors = | title = Persona Humana: Declaration on certain questions concerning sexual ethics | work = &sect; IX | publisher =The Roman Curia | date = 2005-12-29 | url = http://www.vatican.va/roman_curia/congregations/cfaith/documents/rc_con_cfaith_doc_19751229_persona-humana_en.html | doi = | accessdate = 2008-07-23}}</ref> Meskipun dalamdikatakan konteksbahwa psikologi dan sosiologi berpendapatmenunjukkan kalau masturbasi adalah fenomena normal dalam perkembangan seksual, terutama di kalangan kaumorang muda., Iniini tidak mengubah fakta bahwa itumasturbasi adalah tindakan yang secara intrinsik dansangat serius,bertentangan siapadengan keteraturan. Siapa saja yang dengan sengaja melakukan aktivitas seksual di luar hubungan suami-istri yang normal pada dasarnya bertentanganmelawan dengan[[kemurnian (kebajikan)|kemurnian]] dan termasuk dalam dosa berat ([[Katekismus Gereja Katolik|KGK]] #2352, #2396).<ref name="ccc3226">{{en}} {{cite web |url=http://www.vatican.va/archive/ccc_css/archive/catechism/p3s2c2a6.htm |publisher=Holy See |title=Catechism of the Catholic Church - The Sixth Commandment}}</ref> Dengan tegas St [[Thomas Aquinas]] mengatakan bahwa setiap perbuatan yang dilakukan dengan [[hawa nafsu]] termasuk dalam dosa berat (Lihat:kategori [[Dosadosa (Kristen)#Bobot Dosa|Bobot Dosaberat]]).<ref name="summa3154">{{en}} {{cite web |url=http://www.newadvent.org/summa/3154.htm |title=The Summa Theologica II.II-Q154 (The Parts of Lust) |publisher=New Advent |edition=1920, Second and Revised Edition}}</ref> Hubungan seksual dalam Katolik berpedoman pada aktivitas yang menyadarisepenuhnya penuhmenyadari rasaarti saling memberi diri dan prokreasi manusia dalam konteks cinta sejati suami-isteri (KGK #2361).<ref name="ccc3226"/>
 
===Kristen =Ortodoks Timur====
[[Gereja Ortodoks Timur]] atau Gereja Kristen Ortodoks dalam pandangan seksualitas sebagai karunia dari Allah yang menemukan pemenuhannya dalam hubungan perkawinansuami-istri, dan karenanya penyalahgunaan karunia seksualitas manusia adalah [[dosa (kristen)|dosa]]. Karena tindakan masturbasi adalahterarah self-directedpada diri sendiri, danserta pada sifatnyahakikatnya tidak mampu mengekspresikan cinta dan kepedulian terhadap orang lain, maka dipandang sebagai distorsi penggunaan karunia seksualitas. Hal ini terutama terlihat ketika masturbasi menjadi kecanduan. DalamPada setidaknyadasarnya, praktik kenikmatanpemuasan sendiridiri dipandang sebagai tidak menghormati tujuan dari karunia Allahseksualitas dalamyang seksualitasdiberikan Allah.<ref>{{cite web
| author =Fr. John Matusiak
| title =Church's view of masturbation
Baris 90 ⟶ 93:
</ref>
 
DariDikatakan bahwa sejak dari para [[uskup]] dan [[teolog]] dari gereja Kristen awal, seperti [[Santo]] [[Yohanes Krisostomus]] dan Santo [[Basil dari Kaisarea|BasilBasilius Agung]] (330 ADM) ke zaman modernhingga teolog Kristen Ortodoks, zaman modern seperti Stanley Harakas, Alexander Schmemann, dan Thomas Hopko, ajaran Ortodoks padatentang moralitas seksual ini tetap konsisten.
 
Dosa-dosa seksual [[cabulfornikasi|percabulan]], [[perzinahanperselingkuhan|perzinaan]], dan masturbasi, sertaseperti halnya [[kemarahan|kebencian]], kecemburuan[[iri hati]], mabukkemabukan dan dosa-dosa lainnya dianggapdipandang sebagai dosa jantungdalam sebanyakhati tubuh.yang Diperkirakansetara bahwadengan berpalingdosa badani. Berpaling dari dosa seksual berarti berpaling dari pemanjaankesenangan diripribadi untukyang tujuantujuannya kepuasan diri. Daripada beralihberpaling ke keinginan daging, Ortodoks mengklaimumat Kristen untukOrtodoks beralihperlu keberpaling sifatpada Roh Kudus, yang buah-buahnya diyakini adalah kasih, sukacita, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan dan penguasaan diri.<ref>{{cite web
| author =Archpriest Joseph F Purpura, Antiochian Orthodox Christian Archdiocese
| title =Pre-marital Sexual Relations
Baris 102 ⟶ 105:
</ref>
 
====Protestan====
ParaDikatakan bahwa sejumlah teolog [[Protestan]] menjelang pertengahan abad ke-20 memiliki pandangan yang berbeda dengan paham Kristen sebelumnya. Protestan cenderung mendukung praktik masturbasi, namun beberapa berpendapat bahwa masturbasi sebagaimerupakan tindakan pemanjaanpemuasan diri dan masuk dalamtergolong dosa dagingkedagingan, danserta percayameyakini bahwa praktik berdosaini adalah [[Dosa (Kristen)|dosa]] karena mengundangmengandung [[hawa nafsu]]. MerekaBeberapa pihak yang melihatnyamengizinkannya memandang masturbasi dalam konteks perilaku seksual yang diizinkan jika bertujuantujuannya adalah mencegah [[perselingkuhan|zina]], dan sebagai metode menyeimbangkan [[libido]].<ref name="Jeff Miller , Th.M">{{cite web|url=http://bible.org/seriespage/masturbation-step-6| title=Masturbation| last=Miller| first=Jeff |year=2008| publisher=Bible.org}}</ref><ref name="Anne Wright">{{cite book|title=Grandma's Sex Handbook|last=Wright|first=Anne|year=2009|publisher=Intimate Press|isbn=978-0-578-02075-4|pages=123–146 }}</ref>
 
===Yahudi===
[[Maimonides]] menyatakan bahwa [[Tanakh]] tidak secara eksplisit melarang masturbasi.<ref name=myjewishlearning/> Menurut tradisi, kisah biblis mengenai [[Onan]] ditafsirkan oleh kaum Yahudi sebagai pengeluaran sperma di luar vagina dan kecaman daripadanya,<ref name=jewfaq/> serta menerapkan kisah ini untuk masturbasi,<ref name=jewfaq/> kendati Tanakh tidak secara eksplisit menyatakan bahwa Onan melakukan masturbasi.<ref name=jewfaq>{{en}} [http://www.jewfaq.org/sex.htm Judaism 101: Kosher Sex] Jewish law clearly prohibits male masturbation. This law is derived from the story of Onan (Gen. 38:8-10), who practiced coitus interruptus as a means of birth control to avoid fathering a child for his deceased brother. G-d killed Onan for this sin. Although Onan's act was not truly masturbation, Jewish law takes a very broad view of the acts prohibited by this passage, and forbids any act of ha-sh'cha'tat zerah (destruction of the seed), that is, ejaculation outside of the vagina. In fact, the prohibition is so strict that one passage in the Talmud states, "in the case of a man, the hand that reaches below the navel should be chopped off." (Niddah 13a). The issue is somewhat less clear for women. Obviously, spilling the seed is not going to happen in female masturbation, and there is no explicit Torah prohibition against female masturbation. Nevertheless, Judaism generally frowns upon female masturbation as "impure thoughts."</ref> Berdasarkan kisah Onan tersebut, [[Yudaisme]] tradisional mengutuk masturbasi yang dilakukan oleh kaum pria.<ref name=myjewishlearning>{{en}} Maimonides, ''Commentary to the Mishnah, Sanhedrin'' 7:4, apud {{cite book|last1=Dorff|first1=Elliot N.|author-link1=Elliot N. Dorff|year=2003|origyear=1998|chapter=Chapter Five. Preventing Pregnancy |chapterurl=https://books.google.com/books?id=lp9zk0IGZpgC&pg=PA117&dq=maimonides+masturbation&hl=nl&sa=X&ei=M3YLVITRHMfwaPiGgYgH&ved=0CCIQ6AEwAA#v=onepage&q=maimonides%20masturbation&f=false|title=Matters of life and death : a Jewish approach to modern medical ethics|edition=First paperback|location=Philadelphia, PA|publisher=Jewish Publication Society|page=117 |isbn=0827607687|oclc=80557192|quote=Jews historically shared the abhorrence of male masturbation that characterized other societies.<sup>2</sup> Interestingly, although the prohibition was not debated, legal writers had difficulty locating a biblical based for it, and no less an authority than Maimonides claimed that it could not be punishable by the court because there was not an explicit negative commandment forbidding it.<sup>3</sup>}}</ref>
Dalam Imamat pasal 15 Hukum Musa menyatakan bahwa jika cairan sperma pria dikeluarkan [[persetubuhan]], maka ia harus mencuci semua dagingnya dalam air (mandi), dan ia menjadi najis sampai malam. Kemudian pada malam hari mulai menghitung jangka waktu tujuh hari (ayat 13), setelah itu ia harus mencuci dalam air lagi, kemudian membawa dua ekor [[Columbidae|merpati]] kepada para [[imam]] pada hari ke-8 yang akan berkorban untuknya. Kata "mengalir" mengacu pada ejakulasi air mani (ayat 32), baik melalui masturbasi atau [[emisi nokturnal]]. Namun, ayat 3 menyatakan bahwa ia tetap najis meskipun saat terjadi ejakulasi pendek yang tidak mengalirkan sperma sepenuhnya.
 
Selain itu diadakan 7 hari upacara kekotoran, tidak ada konsekuensi atau hukuman yang ditentukan untuk masturbasi atau hanya ejakulasi dapat ditemukan dalam Hukum Musa. Namun, Gulir Temple yang digunakan oleh sekte yang bertanggung jawab atas [[Gulungan Laut Mati]] menyatakan bahwa seorang pria bisa tidak diperkenankan memasuki pekarangan suci Bait Allah Yerusalem Baru selama tujuh hari setelah ejakulasi.
 
===Yahudi Ortodoks===
[[Talmud]] melarang masturbasi laki-laki, karena tidak perlu menumpahkan air mani, atau pikiran kotor terhadap wanita. Pria hanya dihalalkan melakukannya kepada istrinya. Larangan ini berasal dari narasi Alkitab Onan (Talmud Niddah 13a). Talmud (ibid) menyamakan masturbasi sebagai tindakan pembunuhan dan penyembahan berhala. Murka ditampilkan oleh Allah terhadap Onan itu dipanggil bukan melalui tindakan menumpahkan sperma, tetapi melalui ketidaktaatan terhadap perintah Allah untuk Onan menghamili janda kakaknya (lihat kisah dalam [[Kejadian]] 38:8-10).
 
===Pandangan denominasi Yahudi lainnya===
Rabbi dari gerakan progresif (yaitu, gerakan reformasi dan rekonstruksionis) telah memutuskan pada kesimpulan yang lebih liberal. Rekonstruksionis Rabbi Alexis Roberts mempertahankan bahwa masturbasi adalah bahaya, alami dan sehat. Ini mungkin menyediakan rilis dan kesenangan, serta pengetahuan diri yang berguna untuk kenikmatan seks dengan pasangan. Ini mungkin membuat lebih mudah bagi orang muda untuk memiliki rilis seksual pada tahun-tahun ketika mereka terlalu muda untuk matang dalam berkomitmen, dan menjalin hubungan cinta."<ref>"[http://www.beliefnet.com/story/84/story_8459_1.html Masturbation: Is It Kosher?]". Beliefnet.</ref> Reformasi Rabbi Jonathan Stein, dalam skema yang diusulkan untuk evaluasi Reformasi normatif kegiatan seksual yang berbeda, diusulkan bahwa masturbasi dianggap "mutar", istilah umumnya diterjemahkan sebagai "diperbolehkan", tetapi ia menjadikan sebagai "ditoleransi".<ref>{{cite journal
| last =Stein
| first =Jonathan
| title =Toward a Taxonomy for Reform Jews to Evaluate Sexual Behavior
| journal =CCAR Journal
| volume =
| issue =
| pages =
| publisher =Central Conference of American Rabbis
| date =Fall 2001
| url =http://data.ccarnet.org/journal/1101js.html
| accessdate = 2007-08-27 }}</ref> Rabbi Walter Jacob, menulis atas nama komite Responsa Reformasi, menegaskan, "Meskipun laporan tradisi sangat jelas, kami akan mengambil pandangan yang berbeda dalam masturbasi, dalam terang saat pemikiran psikologis. masturbasi perlu berkecil hati, tapi kami tidak akan menganggap itu berbahaya atau berdosa."<ref>{{cite journal
| last =Jacob
| first =Walter
| title =Masturbation
| journal =American Reform Responsa
| volume =
| issue =
| pages =
| publisher =Central Conference of American Rabbis
|year=1979
| url =http://data.ccarnet.org/cgi-bin/respdisp.pl?file=153&year=arr
| accessdate = 2007-08-28 }}</ref>
 
===Zoroastrianisme===
Dalam kitab suci Zoroaster [[Avesta]], adalah stres pada kebersihan fisik, daftar masturbasi sukarela di antara dosa-dosa yang tak terampunkan bahwa seseorang dapat melakukan. Ayat 26-28 dari Fargard VIII, Bagian V dari negara Vendidad.
{{quote|O Pembuat material dunia, engkau Kudus! Jika seorang pria tanpa sadar mengeluarkan benihnya, apa hukuman yang ia harus membayar?
 
Ahura Mazda menjawab: "Delapan ratus garis dengan Aspahê-astra, delapan ratus garis dengan Sraoshô-karana."
 
O Pembuat material dunia, engkau Kudus! Jika seorang pria secara sukarela mengeluarkan benihnya, apa hukuman untuk itu? Apa penebusan untuk itu? Apa pembersihan dari itu?
 
Ahura Mazda menjawab: "Untuk perbuatan itu tidak ada yang bisa membayar, tidak ada yang bisa menebus, tidak ada yang bisa membersihkan dari itu, yang merupakan pelanggaran yang tidak ada penebusan, selama-lamanya."
 
Ketika begitu?
"Ini sangat, jika orang berdosa menjadi profesor hukum Mazda, atau orang yang telah diajarkan di dalamnya. Tapi jika dia menjadi bukan profesor hukum Mazda, atau salah satu yang telah diajarkan di dalamnya, maka hukum ini Mazda mengambil dosa dari dia, jika dia mengaku dan memutuskan tidak pernah melakukan lagi perbuatan tersebut dilarang."}}
 
===Hindu===
Menurut agama Hindu, mencari Kama (kesenangan sensual) adalah salah satu dari empat tujuan hidup manusia. Terlepas dari seseorang yang telah mengambil sumpah selibat (Brahmacharya), Hindu memberikan kebebasan penuh dalam seksualitas.
 
Risalah Hindu pada seks Kama Sutra (4 ke 6 Masehi) tidak mengutuk masturbasi sama sekali dan apalagi menjelaskan secara rinci prosedur terbaik untuk melakukan masturbasi, "Churn instrumen Anda dengan singa menerkam: duduk dengan kaki terentang di sudut kanan ke satu lain, menopang diri dengan dua tangan ditanam di tanah antara di dalamnya, dan di antara lengan."<ref>[http://books.google.co.in/books?id=cTx11dAXV3AC&pg=PA125 How to Raise Kids Who Won't Hate You] By Alan Thicke; p.125</ref>
 
Namun, selibat (Brahmacharya) merupakan salah satu dasar agama Hindu dan masturbasi adalah salah satu hambatan untuk kemurnian seksual selama fase Brahmacharya kehidupan. Kata brahmacharya cenderung untuk mengambil konotasi mendisiplinkan penggunaan dan melestarikan energi seksual dan juga dipahami secara luas dalam yoga sebagai "nafsu seksual," yang dapat dipahami sebagai berlaku sesuai dalam konteks yang berbeda (misalnya iman dalam pernikahan, selibat untuk aspiran spiritual dll), dalam istilah yang lebih ekstrem (lengkap selibat penuh berhenti) atau dalam istilah yang lebih spesifik dalam kaitannya dengan melestarikan dan sublimasi energi seksual laki-laki daripada kehilangan melalui ejakulasi.
 
===Buddha===
Formulasi etika Buddhis yang paling banyak digunakan adalah [[Pancasila (Buddha)|Pancasila]]. Sila-sila ini berupa usaha-usaha pribadi yang dilakukan secara sukarela, bukan instruksi atau amanat ilahiah. Sila ketiga yaitu "melatih diri untuk tidak melakukan perbuatan asusila".<ref name=HIGG>{{en}} {{cite web | last =Higgins | first =Winton | title =Buddhist Sexual Ethics | publisher =BuddhaNet Magazine | url =http://www.buddhanet.net/winton_s.htm | accessdate = 2007-01-15 }}</ref> Bagaimanapun, setiap [[Aliran-aliran Buddhisme|aliran Buddhisme]] memiliki interpretasi berbeda dalam hal apa saja yang merupakan "perbuatan asusila".
Yang paling digunakan perumusan etika Buddhis adalah Lima Sila dan Jalan Mulia Beruas Delapan, yang mengatakan bahwa seseorang harus mengikuti pandangan benar terhadap kesenangan. Ajaran mengambil bentuk sukarela, usaha pribadi, bukan mandat ilahi atau instruksi. Yang ketiga dari Lima Sila adalah "menahan diri dari melakukan perbuatan asusila".<ref name=HIGG>{{cite web
| last =Higgins
| first =Winton
| title =Buddhist Sexual Ethics
| work =
| publisher =BuddhaNet Magazine
| date =
| url =http://www.buddhanet.net/winton_s.htm
| accessdate = 2007-01-15 }}
</ref> Namun apa yang mendefinisikan "perbuatan asusila" tidak jelas dan sering diperdebatkan, dan sekolah Buddhis yang berbeda memiliki interpretasi yang berbeda dari Lima Sila.
 
Buddhisme dikemukakan oleh [[Buddha Gautama]] sebagai suatu metode yang melaluinya manusia dapat mengakhiri [[dukkha]] (penderitaan) dan keluar dari [[samsara]] (putaran eksistensi tanpa akhir). Normalnya hal ini memerlukan latihan [[meditasi Buddhis|meditasi]] serta mengikuti [[Empat Kebenaran Mulia]] dan [[Jalan Utama Berunsur Delapan]] sebagai suatu cara untuk menundukkan gairah-gairah yang, bersama dengan kelima [[khandha]], menyebabkan penderitaan dan kelahiran kembali. Dengan demikian masturbasi ([[Pali]]: ''sukkavissaṭṭhi'') dipandang sebagai masalah bagi orang yang ingin mencapai kebebasan. Menurut suatu pengajaran dari Lama [[Thubten Zopa Rinpoche]], adalah penting untuk menahan diri dari "hubungan seksual, termasuk masturbasi, segala tindakan yang menyebabkan orgasme dan sebagainya, karena hal ini mengakibatkan suatu kelahiran kembali."<ref name=thubten>{{en}} {{cite web|title=Kopan Course No. 03 & No. 04 (1972-73): Appendix One: The Eight Mahayana Precepts|author=Lama Thubten Zopa Rinpoche|url=http://www.lamayeshe.com/index.php?sect=article&id=236&chid=381|access-date=January 9, 2017}}</ref> Ia menjelaskan: "Secara umum, tindakan yang merupakan kebalikan dari sila tersebut mendatangkan hasil negatif yang berlawanan, menjauhkan kita dari pencerahan, dan membuat kita lebih lama berada dalam samsara."<ref name=thubten />
Perlu dipahami bahwa Buddhisme, dalam hal praktis, diajukan oleh Sang Buddha sebagai metode yang manusia bisa mengakhiri penderitaan mereka, melarikan diri samsara dan mencapai pencerahan dengan menaklukkan kebodohan mereka, hasrat dan mewujudkan peresapan, alam hampa diri dan fenomena. Biasanya ini memerlukan berlatih meditasi dan mengikuti Empat Kebenaran Mulia dan Jalan Mulia Beruas Delapan sebagai cara untuk menaklukkan hawa nafsu dari pikiran asusila, bersama dengan lima kelompok, menyebabkan penderitaan dan kelahiran kembali dalam siklus karma. Masturbasi ({{lang-pi|sukkavissaṭṭhi}}) menjadi keinginan duniawi dan sering hasrat untuk beberapa mudah dilihat, dari sudut pandang ini, sebagai masalah bagi orang yang ingin mencapai tujuan tertinggi dari pencerahan.
 
==Dampak negatif==
Baris 185 ⟶ 129:
 
== Kontroversi ==
Mayoritas masyarakat hingga abad ke-20 menganggap masturbasi sebagai hal yang tidak baik. PersepsiDikatakan bahwa persepsi memalukan dan berdosa yang terlanjur tertanam disebabkan karena penyalahgunaan pada kata itu hingga kini masih tetap ada dalam terjemahan modern, meskipun para ahli kesehatan sepakat menyatakan bahwa masturbasi tidak mengakibatkan kerusakan fisik maupun mental.{{fact}} Tidak juga ditemukan bukti bahwa anak kecil yang melakukan perangsangan diri sendiri bisa mengalami celaka.{{fact}}
 
Sumber kepuasan seksual yang dianggap penting ini oleh beberapa kalangan ini masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang mereka anggap aman, juga karena pengajaran [[agama]] berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kitayang telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat usia anak-anak. Pengaruh dari kejadian-kejadian ini seringkali mengakibatkan kebingungan dan rasa berdosa yang sulit dihilangkan.{{or}} Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasukmerasuki jiwamental ([[kompulsif]]). Masturbasi kompulsif seperti halnya perilaku kejiwaan yang lainnya adalah pertanda adanya masalah kejiwaan, dan perlu mendapatkan penanganan dari [[psikiater]].{{fact}}
 
Berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi dikatakan tidak akan menyebabkan munculnya [[birahi]] tanpa kendali, tidak akan menyebabkan [[buta]] atau [[tuli]], menyebabkan flu, tumbuh rambut pada tangan anda, [[gagap]], atau menyebabkan kematian.<ref>[http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1854518-bahaya-onani-dan-akibatnya/ Bahaya onani dan akibatnya]</ref>{{better source}} Masturbasi merupakan ungkapan seksualitas yang alami dan dikatakan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri, dan sikap dapat memahami diri sendiri.<ref>[http://www.dechacare.com/Fenomena-Masturbasi-I421.html Fenomena masturbasi]</ref>{{better source}} Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan pada masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan karena bisa memberitahukan pasangannya tentang apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Suatu hal yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka, dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi daripada sanggama.{{or}}
Sumber kepuasan seksual yang penting ini oleh beberapa kalangan masih ditanggapi dengan rasa bersalah dan kecemasan karena ketidaktahuan mereka bahwa masturbasi adalah kegiatan yang aman, juga karena pengajaran [[agama]] berabad-abad yang menganggapnya sebagai kegiatan yang berdosa. Terlebih lagi, banyak di antara kita telah menerima pesan-pesan negatif dari para orang tua kita, atau pernah dihukum ketika tertangkap basah melakukan masturbasi saat usia anak-anak. Pengaruh dari kejadian-kejadian ini seringkali mengakibatkan kebingungan dan rasa berdosa yang sulit dihilangkan. Saat di mana masturbasi menjadi begitu berbahaya adalah ketika ia sudah merasuk jiwa ([[kompulsif]]). Masturbasi kompulsif seperti halnya perilaku kejiwaan yang lainnya adalah pertanda adanya masalah kejiwaan, dan perlu mendapatkan penanganan dari [[psikiater]].
 
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan.{{or}} Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.{{fact}}
Berlawanan dengan keyakinan kuno, masturbasi tidak akan menyebabkan munculnya [[birahi]] tanpa kendali, tidak akan menyebabkan [[buta]] atau [[tuli]], menyebabkan flu, tumbuh rambut pada tangan anda, [[gagap]], atau menyebabkan kematian.<ref>[http://id.shvoong.com/medicine-and-health/1854518-bahaya-onani-dan-akibatnya/ Bahaya onani dan akibatnya]</ref> Masturbasi merupakan ungkapan seksualitas yang alami dan tidak berbahaya bagi pria dan wanita, dan cara yang sangat baik untuk mengalami kenikmatan seksual. Bahkan, beberapa pakar berpendapat bahwa masturbasi bisa meningkatkan kesehatan seksual karena meningkatkan pemahaman seseorang akan bagian-bagian tubuhnya dengan cara bagaimana memuaskannya, membangun rasa percaya diri, dan sikap dapat memahami diri sendiri.<ref>[http://www.dechacare.com/Fenomena-Masturbasi-I421.html Fenomena masturbasi]</ref> Pengetahuan ini selanjutnya bisa dibawa untuk memperoleh hubungan seksual yang memuaskan pada masa depan, baik dengan cara masturbasi bersama-sama pasangan karena bisa memberitahukan pasangannya tentang apa saja yang bisa memuaskan diri mereka. Suatu hal yang bagus bagi setiap pasangan untuk membicarakan perilaku masturbasi mereka, dan juga untuk menenangkan pasangan jika sewaktu-waktu salah satu di antara mereka lebih memilih untuk melakukan masturbasi daripada sanggama.
 
Dalam beberapa kejadian, masturbasi bersama-sama mungkin bisa diterima. Dilakukan sendirian ataupun dengan kehadiran pasangan, kegiatan ini bisa sangat menyenangkan dan menambah keintiman jika ini tidak dianggap sebagai sebuah bentuk penolakan. Seperti kegiatan yang lainnya, jika ini tidak dikomunikasikan dengan baik, masturbasi bisa diterjemahkan sebagai tanda amarah, keterasingan, ataupun ketidakbahagiaan terhadap hubungan yang sedang berlangsung.
== Referensi ==
{{reflist|30em}}
Baris 200 ⟶ 145:
* {{en}} {{cite news|title=Masturbasi sebagai pengobatan rinitis alergika musiman (hay fever) pada pria|url=http://www.newscientist.com/article/dn16872-masturbation-could-bring-hay-fever-relief-for-men.html|work=New Scientist|date=April 2009}}
 
{{Masturbasi}}
{{Seks}}