Agustinus dari Hippo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ign christian (bicara | kontrib)
Ign christian (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 33:
Dalam [[Gereja Katolik]] dan [[Komuni Anglikan]], ia dipandang sebagai seorang [[santo]], seorang [[Doktor Gereja]] atau Pujangga Gereja terkemuka, serta pelindung para biarawan dan biarawati [[Agustinian]]. Hari peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus, hari wafatnya. Ia dipandang sebagai [[santo pelindung]] para [[pembuatan bir|pembuat bir]], penerbit dan percetakan, teolog, pengentasan penyakit mata, serta sejumlah kota dan keuskupan.<ref name="KnoYrSaint">{{en}} [http://www.catholicapologetics.info/library/saints/index.htm Know Your Patron Saint]. catholicapologetics.info</ref> Banyak kalangan [[Protestan]], terutama [[Calvinis]], menganggapnya sebagai salah seorang bapa teologis [[Reformasi Protestan]] karena ajarannya tentang [[rahmat ilahi]] dan [[Keselamatan (agama)|keselamatan]].{{citation needed|date=Februari 2016}}
 
Dalam [[Kekristenan Timur]], beberapa ajarannya diperdebatkan dan secara khusus pada abad ke-20 mendapat serangan dari teolog seperti [[John Romanides]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = SOME UNDERLYING POSITIONS OF THIS WEBSITE| url = http://www.romanity.org/htm/rom.00.en.some_underlying_positions_of_this_website.htm| website = www.romanity.org| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Namun, para tokoh dan teolog lainnya dari [[Gereja Ortodoks Timur]] memperlihatkan banyak pemanfaatan dari karya-karya tulisnya, terutama [[Georges Florovsky]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = Limits of Church| url = http://www.fatheralexander.org/booklets/english/limits_church.htm| website = www.fatheralexander.org| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Kontrovesi doktrinal terpenting yang dihubungkan dengan namanya adalah ''[[filioque]]'',<ref name="Rev. Dr.">{{en}} Rev. Dr. George C. Papademetriou, [http://www.goarch.org/ourfaith/ourfaith8153 "Saint Augustine in the Greek Orthodox Tradition"]</ref> yang ditolak oleh Gereja Ortodoks.{{sfn|Siecienski|2010|pp=53-67}} Ajaran-ajaran lain yang diperdebatkan mencakup pandangannya mengenai dosa asal, doktrin mengenai rahmat atau anugerah, dan [[predestinasi]].<ref name ="Rev. Dr."/> Bagaimanapun, meski dianggap keliru dalam beberapa hal, ia tetap dipandang sebagai seorang suci ([[santo]]), dan bahkan telah memberikan pengaruh pada sejumlah Bapa Gereja Timur, khususnya [[Gregorius Palamas]].<ref>{{en}} {{Cite web| title = Gregory Palamas' Use of Augustine's De Trinitate for Original Sin and its Application to the Theotokos & Scholarius' Palamitico-Augustinianism of the Immaculate Conception (Stockholm 28.VI.15)| url = http://www.academia.edu/11941514/Gregory_Palamas_Use_of_Augustine_s_De_Trinitate_for_Original_Sin_and_its_Application_to_the_Theotokos_and_Scholarius_Palamitico-Augustinianism_of_the_Immaculate_Conception_Stockholm_28.VI.15_| accessdate = 2015-09-30}}</ref> Dalam Gereja Ortodoks, pesta peringatannya dirayakan pada tanggal 28 Agustus,<ref name="Rev. Dr."/><ref>{{en}} {{cite journal | last =[[Archimandrite]] | title = Book Review: ''The Place of Blessed Augustine in the Orthodox Church'' | journal =Orthodox Tradition | volume =II | issue =3&4 | pages =40–43 | url =http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx#rose | accessdate =28 June 2007| archiveurl= https://web.archive.org/web/20070710012506/http://www.orthodoxinfo.com/inquirers/bless_aug.aspx| archivedate= 10 July 2007 | deadurl= no}}</ref> dan ia menyandang gelar ''[[Beato]]'' ("Yang Terberkati").
 
== Kehidupan ==
Baris 120:
Agustinus adalah salah seorang penulis [[Latin Akhir|Latin kuno]] pertama, di kalangan Kristen, dengan suatu visi yang sangat jelas mengenai [[antropologi Kristen|antropologi teologis]].<ref>{{en}} {{Cite encyclopedia |publisher = Stanford |title = Encyclopedia of Philosophy |chapter-url = http://plato.stanford.edu/entries/augustine/#PhiAnt |contribution = Saint Augustine {{ndash}} Philosophical Anthropology |accessdate = 23 March 2011}}</ref> Ia memandang manusia sebagai satu kesatuan sempurna dari dua substansi: [[tubuh]] dan [[jiwa]]. Dalam risalah terakhirnya yang berjudul ''[[s:en:Nicene and Post-Nicene Fathers: Series I/Volume III/Moral Treatises of St. Augustin/On Care to Be Had for the Dead/Section 5|Tentang Kepedulian yang Diperlukan bagi Orang Meninggal]]'' (''De cura pro mortuis gerenda'') bab 5, yang ditulisnya pada tahun 420, ia mendesak untuk menghormati jenazah karena tubuh adalah bagian dari kodrat dasar [[pribadi]] manusia.<ref>Augustine of Hippo, ''De cura pro mortuis gerenda'' [[Corpus Scriptorum Ecclesiasticorum Latinorum|CSEL]] 41, 627[13–22]; PL 40, 595: ''Nullo modo ipsa spernenda sunt corpora. (...)Haec enim non ad ornamentum vel adiutorium, quod adhibetur extrinsecus, sed ad ipsam naturam hominis pertinent''.</ref> Figur favorit Agustinus untuk mendeskripsikan kesatuan ''tubuh-jiwa'' adalah [[perkawinan]]: "tubuhmu adalah istrimu" (''caro tua, coniunx tua'').<ref>Augustine of Hippo, ''Enarrationes in psalmos'', 143, 6.</ref><ref>[[Corpus Christianorum|CCL]] 40, 2077 [46] – 2078 [74]; 46, 234–35.</ref><ref>Augustine of Hippo, ''De utilitate ieiunii'', 4,4–5.</ref> Pada awal mula, kedua elemen tersebut berada dalam keselarasan yang sempurna. Setelah [[Agustinus dari Hippo#Dosa asal|jatuhnya umat manusia]], tubuh dan jiwa mengalami pertempuran dramatis antara satu dengan yang lainnya. Keduanya merupakan 2 hal yang berbeda secara kategoris. Tubuh adalah sebuah objek 3 dimensi yang terdiri dari 4 elemen, sedangkan jiwa tidak memiliki dimensi spasial (ruang).<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 1.2; 5.9.</ref> Jiwa adalah suatu jenis substansi, turut serta dalam [[akal]] atau daya pikir, dan layak untuk berkuasa atas tubuh.<ref>Augustine of Hippo, ''De quantitate animae'' 13.12: ''Substantia quaedam rationis particeps, regendo corpori accomodata''.</ref> Berbeda dengan [[Plato]] dan [[Descartes]], Agustinus tidak disibukkan dengan penelusuran rincian mendetail yang terlalu banyak dalam upaya untuk menjelaskan [[metafisika]] persatuan tubuh-jiwa. Baginya cukup untuk mengakui bahwa ada perbedaan metafisik di antara keduanya: menjadi seorang manusia berarti menjadi satu gabungan tubuh dan jiwa, dan jiwa lebih unggul daripada tubuh. Pernyataan yang terakhir itu didasarkan pada klasifikasi hierarkisnya akan segala hal ke dalam: yang sekadar ada, yang ada dan hidup, serta yang ada, hidup, dan memiliki akal.<ref>Augustine of Hippo, ''On the free will'' (''De libero arbitrio'') 2.3.7–6.13.</ref><ref>{{en}} {{Cite book|first = WE|last = Mann|contribution = Inner-Life Ethics|title=The Augustinian Tradition|publisher=University of California Press|year=1999|pages=141–42|isbn=0-520-20999-0|editor-first = GB|editor-last = Matthews}}</ref>
 
Sebagaimana para Bapa Gereja lainnya seperti [[Athenagoras dari Athena|Athenagoras]],<ref>{{en}} {{cite web | title = A Plea for the Christians |first = Athenagoras | last = the Athenian | url = http://www.newadvent.org/fathers/0205.htm | publisher = New advent}}</ref> [[Tertulianus]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=gxEONS0FFlsC&pg=PA4 Frank K. Flinn, J. Gordon Melton, ''Encyclopedia of Catholicism''] (Facts on File Encyclopedia of World Religions 2007 ISBN 978-0-8160-5455-8), p. 4</ref> [[Klemens dari Aleksandria]] dan [[Basilius Agung]],<ref>{{en}} [https://books.google.com/books?id=-SZnZTSQV9EC&pg=PA12 Kristin, Luker, ''Abortion and the Politics of Motherhood''] (University of California Press 1985 ISBN 978-0-5209-0792-8), p. 12</ref> Agustinus dengan gigih mengutuk praktik [[Aborsi dan Gereja Katolik|aborsi]] langsung, dan meskipun ia tidak menyetujui aborsi dalam tahap kehamilan manapun, ia membedakan antara aborsi tahap awal dan yang kemudian.<ref name="Fitzgerald, 1">{{en}} {{Cite encyclopedia| publisher = Wm B Eerdmans | isbn = 978-0-8028-3843-8| page = 1| editor-first = Allan D | editor-last = Fitzgerald | last = Bauerschmidt | first = John C |url=https://books.google.com/books?id=GcVhAGpvTQ0C&pg=PA1 |title=Abortion |encyclopedia = Augustine Through the Ages: An Encyclopedia| year = 1999}}</ref> Ia mengakui perbedaan antara janin "berbentuk" dan "belum berbentuk" yang disebutkan dalam Keluaran 21:22-23 terjemahan [[Septuaginta]], yang dipandang sebagai terjemahan yang salah atas kata "bahaya" atau "kerugian" (Alkitab [[Terjemahan Baru|TB]] LAI menyebutnya "kecelakaan") dari teks asli Ibrani menjadi "bentuk" di dalam Septuaginta Yunani dan berakar pada pembedaan [[Aristoteles|Aristotelian]] atas janin sebelum dan setelah momen yang diduga sebagai "pemerolehan" kehidupannya, serta tidak mengklasifikasikan aborsi janin "belum berbentuk" sebagai pembunuhan karena ia berpikir bahwa belum dapat dikatakan secara pasti apakah sang janin telah menerima jiwanya.<ref name="Fitzgerald, 1"/><ref>{{en}} [http://www.usccb.org/issues-and-action/human-life-and-dignity/abortion/respect-for-unborn-human-life.cfm Respect for Unborn Human Life: the Church's Constant Teaching]</ref> Agustinus menyatakan bahwa waktu "pemasukan" jiwa merupakan suatu misteri yang hanya diketahui oleh Allah saja.<ref>{{en}} {{cite book|title=On Moral Medicine: Theological Perspectives on Medical Ethics|editor=M. Therese Lysaught, Joseph Kotva, Stephen E. Lammers, Allen Verhey|publisher=Wm. B. Eerdmans Publishing|year=2012|isbn=978-0-8028-6601-1|page=676}}</ref> Bagaimanapun, ia memandang prokreasi sebagai salah satu produk dari perkawinan; aborsi dibayangkan sebagai suatu cara, bersama dengan obat-obatan yang menyebabkan sterilitas, yang merusak kebenaran ini. Aborsi terhampar di sepanjang rangkaian yang mencakup [[infantisida]] sebagai suatu contoh 'kekejaman yang penuh nafsu' ataupun 'hawa nafsu yang kejam'. Agustinus menyebut penggunaan segala sarana untuk menghindari kelahiran seorang anak sebagai suatu 'perbuatan jahat': suatu acuan pada aborsi ataupun [[Pandangan Kristen tentang kontrasepsi|kontrasepsi]] atau juga keduanya.<ref name="Vasa">{{en}} {{Cite web|url=https://www.ewtn.com/library/bishops/vasapelosi.htm|title=Modern Look at Abortion Not Same as St. Augustine's|website=[[EWTN|www.ewtn.com]]|access-date=2016-12-04}}</ref> Karena "ilmu pengetahuan yang cacat pada zamannya", Uskup [[Robert F. Vasa]] mengklaim bahwa Agustinus akan yakin kalau suatu janin yang "belum berbentuk" telah menerima jiwanya "apabila Agustinus telah memiliki akses ke [[Ultrasonografi medis|gambar-gambar USG]] atau apabila ia telah melihat film ''[[The Silent Scream]]''."<ref name="Vasa"/>
 
=== Perbudakan ===
Baris 133:
Dalam ''[[Kota Allah]]'', Agustinus menolak gagasan mengenai keabadian umat manusia yang diajukan oleh kaum pagan maupun pemikiran kontemporer mengenai zaman (seperti yang dikemukakan oleh beberapa orang Yunani dan Mesir) yang berbeda dengan tulisan-tulisan suci Gereja.<ref>{{en}} Augustine of Hippo, [http://www.ccel.org/fathers2/NPNF1-02/npnf1-02-18.htm#P2017_1154484 Of the Falseness of the History Which Allots Many Thousand Years to the World's Past], ''The City of God'', Book 12: Chapt. 10 [419].</ref> Dalam ''Interpretasi Literal Kitab Kejadian'' (''De Genesi ad litteram''), Agustinus berpandangan bahwa segala sesuatu di [[alam semesta]] diciptakan secara bersamaan oleh Allah, dan bukan dalam 7 hari kalender sebagaimana penafsiran secara literal atau [[harfiah]] atas [[Kitab Kejadian]]. Ia berpendapat bahwa struktur enam-hari penciptaan dalam Kitab Kejadian menggambarkan suatu [[penafsiran kerangka (Kitab Kejadian)|kerangka logis]], bukan suatu perjalanan waktu secara fisik; maksudnya adalah peristiwa itu mengandung suatu makna spiritual, bukan fisik, yang berarti bukan literal. Salah satu alasan yang menjadi dasar interpretasi ini adalah kutipan dalam [[Sirakh]] 18:1 bahwa "Dia ... menciptakan segala-galanya bersama-sama" (''creavit omnia simul''), yang digunakan oleh Agustinus sebagai bukti bahwa hari-hari dalam [[Kejadian 1]] bukan untuk diartikan secara harfiah.<ref>{{en}} {{Cite encyclopedia|publisher = Wm B Eerdmans |isbn = 978-0-8028-3843-8 |pages = 377–78 |editor-first = Allan D |editor-last = Fitzgerald |last = Teske|first = Roland J |title = Genesi ad litteram liber imperfectus, De|encyclopedia = Augustine Through the Ages: An Encyclopedia|year = 1999}}</ref> Agustinus juga tidak membayangkan kalau [[dosa asal]] menyebabkan perubahan struktural di alam semesta, bahkan mengemukakan bahwa tubuh [[Adam dan Hawa]] telah tercipta [[fana]] sebelum [[kejatuhan manusia|kejatuhan mereka]].<ref>On the Merits, 1.2; City of God, 13:1; Enchiridion, 104</ref> Terlepas dari pandangan-pandangan spesifiknya, Agustinus mengakui bahwa penafsiran kisah penciptaan adalah sulit, dan menyatakan bahwa setiap orang seharusnya bersedia untuk mengubah pandangannya mengenai hal tersebut seandainya ada informasi-informasi baru.<ref>{{en}} Young, Davis A. [http://www.asa3.org/ASA/PSCF/1988/PSCF3-88Young.html "The Contemporary Relevance of Augustine's View of Creation"], ''[[:en:Perspectives on Science and Christian Faith|Perspectives on Science and Christian Faith]]'' '''40.1''':42–45 (3/1988). Retrieved 30 September 2011.</ref>
 
=== Perang yang adilEklesiologi ===
{{See also|Eklesiologi}}
Agustinus menegaskan bahwa orang Kristen harus [[pasifisme|pasifis]] sebagai seorang pribadi, [[filosofi]] yang harus menjadi pendiriannya.<ref>[http://www.christianitytoday.com/ct/2001/septemberweb-only/9-17-55.0.html A Time For War?] Christianity Today (2001-01-09). Retrieved on 2013-04-28.</ref> Namun [[kedamaian]] dalam menghadapi suatu kesalahan berat dan serius, yang hanya dapat dihentikan melalui kekerasan, akan menjadi suatu [[Dosa (Kristen)|dosa]]. Pertahanan atas diri sendiri atau orang lain dapat menjadi suatu keharusan, terutama bila diizinkan oleh suatu [[otoritas]] yang resmi dan sah. Meskipun tidak merinci kondisi-kondisi yang diperlukan agar [[perang]] dapat dibenarkan, yang biasa disebut dengan istilah ''just war'' ([[Teori perang sah|perang yang adil / sah]]), Agustinus menciptakan istilah ini dalam karyanya ''[[Kota Allah]]''.<ref>{{en}} [http://www.crusades-encyclopedia.com/augustineofhippo.html Augustine of Hippo]. Crusades-encyclopedia.com. Retrieved on 2013-04-28.</ref> Perang seperti ini tidak diperkenankan bersifat pre-emptif (melumpuhkan sebagai tindakan antisipasi), tetapi defensif (untuk bertahan), demi memulihkan perdamaian.<ref>{{en}} [http://www.jknirp.com/mattox.htm Saint Augustine and the Theory of Just War]. Jknirp.com (2007-01-23). Retrieved on 2013-04-28.</ref> Beberapa abad kemudian St. [[Thomas Aquinas]] menggunakan argumentasi Agustinus dalam upayanya untuk menentukan kondisi-kondisi di mana suatu perang dapat dibenarkan.<ref>{{en}} [http://www.catholiceducation.org/articles/politics/pg0029.html The Just War]. Catholiceducation.org. Retrieved on 2013-04-28.</ref><ref>{{en}} {{cite book|title=The Story of Christianity|author=Gonzalez, Justo L.|year=1984|publisher=Harper|isbn=006185588X|place=San Francisco}}</ref>
[[File:Carlo Crivelli - St. Augustine - Google Art Project.jpg|thumb|150px|''St. Agustinus'', karya [[Carlo Crivelli]].]]
 
Agustinus secara khusus mengembangkan ajarannya mengenai Gereja sebagai reaksi terhadap sekte [[Donatisme|Donatis]]. Ia mengajarkan bahwa hanya terdapat satu Gereja, tetapi di dalam Gereja ini terdapat dua realitas, yaitu aspek yang kelihatan atau terlihat ([[Hierarki Gereja Katolik|hierarki]] institusional, [[Sakramen (Katolik)|sakramen-sakramen Katolik]], dan umat [[awam]]) dan aspek yang tak terlihat (jiwa-jiwa dari orang-orang dalam Gereja, baik yang telah meninggal dunia, umat yang berdosa, ataupun yang terpilih untuk memasuki Surga). Yang pertama disebutkan adalah tubuh institusional yang didirikan oleh Kristus di bumi untuk mewartakan keselamatan dan menyelenggarakan pelayanan sakramen, sementara yang terakhir disebutkan adalah tubuh yang tak terlihat dari umat pilihan, terdiri dari orang-orang percaya sejati dari segala zaman, dan hanya diketahui oleh Allah saja. Gereja, yang terlihat dan bermasyarakat, terdiri dari "gandum" dan "lalang", yaitu orang-orang baik dan jahat (berdasarkan Matius 13:30), hingga berakhirnya dunia ini. Konsep tersebut digunakan untuk menentang klaim Donatis yang menyebutkan bahwa hanya mereka yang berada dalam [[keadaan (teologi)|keadaan rahmat]] yang adalah Gereja "sejati" atau "murni" di bumi, dan bahwa para imam serta uskup yang tidak berada dalam keadaan rahmat tidak memiliki kewenangan atau kemampuan untuk melayankan sakramen-sakramen.<ref name="Gonzalez">{{en}} {{cite book
| author=Gonzalez, Justo L.
| title=A History of Christian Thought: Volume 2 (From Augustine to the eve of the Reformation)
| publisher=Abingdon Press
| isbn=0687171830
| date=1970–1975}}</ref>{{rp|28}} Eklesiologi Agustinus lebih jauh lagi dibahas dalam ''[[Kota Allah]]'' karyanya. Di dalam karyanya itu ia menyampaikan pemahamannya bahwa Gereja adalah suatu kerajaan atau kota surgawi, yang diperintah oleh [[Kasih (kebajikan)|kasih]], yang pada akhirnya akan berjaya di atas semua kerajaan duniawi yang mengejar kepuasan diri dan diperintah oleh [[kesombongan|kebanggaan]]. Agustinus mengikuti pandangan [[Siprianus]] dengan mengajarkan bahwa para uskup dan imam Gereja adalah [[suksesi apostolik|penerus-penerus Para Rasul]],<ref name="Gonzalez"/> dan bahwa otoritas mereka di dalam Gereja adalah pemberian Allah.
 
=== Eskatologi ===
Awalnya Agustinus meyakini paham [[premilenialisme]], yaitu bahwa Kristus akan mendirikan suatu kerajaan 1.000 tahun (secara harfiah) sebelum [[Kebangkitan orang mati|kebangkitan]] universal, tetapi belakangan menolak keyakinan tersebut, memandangnya duniawi. Ia adalah teolog pertama yang menguraikan suatu doktrin sistematis [[amilenialisme]], kendati beberapa teolog dan sejarawan Kristen meyakini bahwa posisinya lebih mendekati paham yang dianut oleh kaum [[Postmilenialisme|postmilenialis]] modern. Gereja Katolik pada abad pertengahan membangun sistem [[Eskatologi Kristen|eskatologi]]nya berdasarkan paham amilenialisme Agustinian, di mana Kristus memerintah dunia ini secara rohani melalui Gereja-Nya yang berjaya.<ref>{{en}} {{cite book| author=Blomberg, Craig L. |title=From Pentecost to Patmos| publisher=Apollos| year=2006| page=519| isbn=0805432485}}</ref> Pada saat [[Reformasi Protestan]], para teolog seperti [[Yohanes Calvin]] juga menerima paham amilenialisme. Agustinus mengajarkan bahwa nasib kekal jiwa ditentukan pada saat kematian jasmaniahnya,<ref name=Cross>{{en}} {{cite book |editor1-last=Cross |editor1-first=Frank L. |editor2-last=Livingstone |editor2-first=Elizabeth |title=The Oxford Dictionary of the Christian Church |publisher=[[Oxford University Press]] |location=Oxford |year=2005 |isbn=0-19-280290-9 |ref=Cross}}</ref><ref>Augustine of Hippo, ''Enchiridion'', 110</ref> dan bahwa api [[purgatorium|purgatorial]] dalam [[keadaan antara|keadaan peralihan]] hanya memurnikan atau menyucikan mereka yang wafat dalam persekutuan dengan Gereja. Ajarannya itu menjadi bekal bagi teologi belakangan.<ref name=Cross/>
 
=== Epistemologi ===
Kepedulian [[epistemologi]]s membentuk perkembangan intelektual Agustinus. [[Dialog|Dialog-dialog]] awal karyanya, yaitu ''Contra academicos'' (386) dan ''De Magistro'' (389), keduanya ditulis tidak lama setelah konversinya ke Kekristenan, merefleksikan penerimaannya atas argumen-argumen skeptis dan memperlihatkan perkembangan ajarannya mengenai [[iluminasi]] batin. Ajaran mengenai iluminasi ("penerangan") menyatakan bahwa Allah memainkan suatu peranan aktif dan teratur dalam persepsi (bukannya Allah merancang budi manusia agar dapat tetap diandalkan, misalnya seperti yang terkandung dalam gagasan Descartes mengenai persepsi-persepsi yang jelas dan berbeda) dan pemahaman manusia dengan cara menerangi [[budi]] sehingga manusia dapat mengenali realitas yang dapat dimengerti bahwa Allah ada. Menurut Agustinus, iluminasi dapat diperoleh pada semua budi rasional, dan berbeda dengan bentuk-bentuk lain [[bukti empiris|persepsi indra]]. Hal ini dimaksudkan sebagai suatu penjelasan tentang kondisi-kondisi yang dibutuhkan budi agar terhubung dengan entitas-entitas yang dapat dimengerti.<ref name=encyclopedia/> Agustinus juga mengajukan [[masalah budi lain]] pada berbagai karyanya, yang paling terkenal mungkin dalam ''[[Tentang Trinitas]]'' (''De Trinitate'', VIII.6.9), dan ia mengembangkan apa yang telah menjadi suatu solusi baku: argumen dari analogi menuju budi lainnya.<ref>{{en}} {{cite book| author=Matthews, Gareth B. |title=Thought's ego in Augustine and Descartes| isbn=0801427754| publisher=[[Cornell University Press]] |year=1992}}</ref> Berbeda dengan Plato dan para filsuf lain sebelumnya, Agustinus mengakui sentralitas [[masalah filosofis kesaksian|kesaksian]] ("testimoni") pada pengetahuan manusia dan berpendapat bahwa apa yang dikatakan orang-orang lain kepada kita dapat memberikan pengetahuan sekalipun kita tidak memiliki alasan yang independen untuk meyakini laporan-laporan kesaksian mereka.<ref>{{en}} {{cite journal| last=King| first=Peter| author2=Nathan Ballantyne| title=Augustine on Testimony| journal=[[Canadian Journal of Philosophy]] |year=2009| volume=39| issue=2| doi=10.1353/cjp.0.0045| url=http://www.canadianjournalofphilosophy.com/PDFs/cjp39-2--195-214--Ballantyne-King.pdf| page=195}}</ref>
 
=== Perang yang dapat dibenarkan ===
{{see also|Teori perang yang benar}}
 
Agustinus menegaskan bahwa orang Kristen harus bersikap [[pasifisme|pasifis]] sebagai seorangsuatu pendirian pribadi, dan [[filosofi]] yang harus menjadi pendiriannyas.<ref>{{en}} [http://www.christianitytoday.com/ct/2001/septemberweb-only/9-17-55.0.html A Time For War?] Christianity Today (2001-01-09). Retrieved on 2013-04-28.</ref> Namun, [[kedamaian]]sikap berdamai dalam menghadapi suatu kesalahan berat dan serius, yang hanya dapat dihentikan melalui kekerasan, akan menjadiadalah suatu [[Dosa (Kristen)|dosa]]. Pertahanan atas diri sendiri atau orang lain dapat menjadi suatu keharusan, terutama bilaketika diizinkan oleh suatu [[otoritas]] yang resmi dan sah. Meskipun tidak merinci kondisi-kondisi yang diperlukan agar [[perang]]suatu peperangan dapat dibenarkan, yang biasa disebut dengan istilah ''just war'' ([[Teori perang sahyang benar|perang yang adildapat / sahdibenarkan]]), Agustinus menciptakanmencetuskan istilah ini dalam karyanya ''[[Kota Allah]]'' karyanya.<ref>{{en}} [http://www.crusades-encyclopedia.com/augustineofhippo.html Augustine of Hippo]. Crusades-encyclopedia.com. Retrieved on 2013-04-28.</ref> Pada dasarnya, pencarian akan perdamaian tetap menyertakan pilihan untuk berjuang demi terpeliharanya kedamaian jangka panjang.<ref>{{en}} [http://www.crusades-encyclopedia.com/augustineofhippo.html St. Augustine of Hippo], Crusades-Encyclopedia</ref> Perang sepertisemacam ini tidak diperkenankan bersifat pre-emptifpreemptif (melumpuhkan sebagai tindakan antisipasi), tetapi harus defensif (untuk bertahan), demiuntuk memulihkan perdamaian.<ref>{{en}} [http://www.jknirp.com/mattox.htm Saint Augustine and the Theory of Just War]. Jknirp.com (2007-01-23). Retrieved on 2013-04-28.</ref> Beberapa Berabad-abad kemudian St., [[Thomas Aquinas]] menggunakan argumentasi Agustinus dalam upayanya untuk menentukan kondisi-kondisi diuntuk manamembenarkan suatuatau perangmenjustifikasi dapatdilangsungkannya dibenarkansuatu peperangan.<ref>{{en}} [http://www.catholiceducation.org/articles/politics/pg0029.html The Just War]. Catholiceducation.org. Retrieved on 2013-04-28.</ref><ref>{{en}} {{cite book|title=The Story of Christianity|author=Gonzalez, Justo L.|year=1984|publisher=Harper|isbn=006185588X|place=San Francisco}}</ref>
 
=== Mariologi ===
{{see also|Mariologi}}
Walaupun Agustinus tidak mengembangkan suatu teologi khusus mengenai [[Mariologi]], namun pernyataannya mengenai [[Maria]] melampaui para penulis awal lainnya dalam hal kedalamannya dan banyaknya.<ref>{{en}} O Stegmüller, in Marienkunde, 455</ref> Sebelum [[Konsili Efesus]] pun ia telah membela [[Keperawanan Abadi Maria]] sebagai [[Theotokos|Bunda Allah]], yang mana karena keperawanannya, adalah penuh rahmat.<ref>Augustine of Hippo, ''De Sancta Virginitate'', 6,6, 191.</ref> Dan ia juga menegaskan bahwa Perawan Maria "mengandung sebagai perawan, melahirkan sebagai perawan, dan tetap perawan selamanya".<ref>Augustine of Hippo, ''De Sancta Virginitate''</ref>
 
Walaupun Agustinus tidak mengembangkan suatu teologi khusus mengenai [[Mariologi]], namun pernyataannya mengenai [[Maria]] melampauimengungguli para penulis awal lainnyayang lain dalam hal kedalamannya dan banyaknya.<ref>{{ende}} O Stegmüller, in ''Marienkunde'', 455</ref> SebelumBahkan sebelum [[Konsili Efesus]] pundiselenggarakan ia telah membela [[Keperawanan Abadi Maria|Maria yang tetap perawan]] sebagai [[Theotokos|Bunda Allah]], yang manaadalah karena"penuh keperawanannyarahmat" (''full of grace'', adalahAlkitab penuh[[Terjemahan rahmatBaru|TB]] LAI menulisnya "dikaruniai") karena keperawanannya.<ref>Augustine of Hippo, ''De Sancta Virginitate'', 6,6, 191.</ref> Dan ia juga menegaskan bahwa Perawan Maria "mengandung sebagai perawan, melahirkan sebagai perawan, dan tetap perawan selamanya".<ref>Augustine of Hippo, ''De Sancta Virginitate''</ref>
 
=== PenafsiranPengetahuan kodrati dan penafsiran Alkitab ===
AgustinusKetika mempunyaiberbicara pandanganmengenai [[penafsiran alegoris Kitab Kejadian]] dalam ''De Genesi ad literam'', Agustinus berpandangan bahwa teks [[Kitab SuciAlkitab]] harusseharusnya ditafsirkan [[metafora|secara metaforis atau sebagai kiasan]] apabila suatu penafsiran literal ([[harafiahharfiah]]) bertentangan dengan [[ilmu pengetahuan]] dan [[iman]]akal pemberian Allah. Walau setiap bagian dariKitab [[Alkitab]]Suci memiliki suatu makna harfiah, "makna harafiahharfiah" iniitu tidak selalu berarti bahwa AlkitabKitab Suci adalah sekadar sejarah belaka; namun terkadang ayat-ayat tersebut lebih sebagaimerupakan suatu perluasan [[metafora]].<ref>Augustine of Hippo, ''De Genesi ad literam 1:19–20'', Chapt. 19 [408], ''De Genesi ad literam'', 2:9</ref>
 
[[Berkas:Vergós Group - Saint Augustine Disputing with the Heretics - Google Art Project.jpg|thumb|St. Agustinus berdebat dengan [[bidat]], lukisan karya [[Vergós Group]]]]