Emma Poeradiredja: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎Latar belakang: perbaikan nama lahir
k Rintisan periodesasi dan kiprah Emma.
Baris 57:
== Latar belakang ==
Nama sebenarnya Emma Poeradiredja ialah Nyi Raden Rachmat’ulhadiah Poeradiredja, akan tetapi nama ini tidak pernah dipakai dan tidak begitu populer. Ayah Emma bernama Raden Kardata Poeradiredja (1880 – 1968). Emma tamat dari HIS (Hollandsche Inlandsche School) Tasikmalaya pada tahun [[1917]]. Setelah itu melanjutkan sekolah ke MULO (Meer Uitgebreid Lager Onderwijs). Pada waktu itu belum begitu banyak kaum pribumi yang dapat memperoleh pendidikan apalagi melanjutkan ke sekolah lanjutan yang lebih tinggi dengan bahasa [[Belanda]]. Emma termasuk wanita pertama melanjutkan ke MULO. Kemudian Emma pindah ke MULO Salemba di [[Batavia]], tamat tahun [[1921]]. Pada [[1957]] dia memperoleh Certificate of Achievement di bidang Cooperative Administration dari School for Workers, University of Wisconsin, [[Amerika Serikat]].<ref>{{cite web|url=http://www.kompasiana.com/jurnalgemini/bandung-1957-1-ketegangan-politik-pusat-daerah-dan-pergantian-pimpinan-politik-dan-militer-di-jawa-barat_54f41cb0745513982b6c87a5 |title=Emma Poeradiredja aktif berorganisasi sedari remaja hingga akhir hayat pada masa Republik masih dalam gagasan untuk menjadi Indonesia |date=17 Oktober 2014|accessdate=June 29, 2015|last=Sjafari|first=Irvan|publisher=Kompasiana.com/jurnalgemini}}</ref>
=== Zaman Hindia Belanda ===
 
Di zaman [[Hindia Belanda]] pada waktu masih duduk di kelas satu MULO Emma sudah masuk menjadi anggota [[Bond Inlandsche Studeerenden]] {{refn|group=note|name=bis|BIS yang didirikan tahun 1917, diketuai oleh Wiwoho, beranggotakan pemuda–pemudi pelajar dari pelbagai Sekolah Lanjutan seperti HBS ([[Hogere Burger School]]), [[Mulo]] ([[Mulo|Middelbare Uitgebreid Lager Onderwijs]]), [[Kweekschool]] (Sekolah Guru), [[Mosvia]] (Sekolah Pamongpraja), dan lain-lainnya)}}. Tahun 1918, Emma menjadi anggota [[Jong Java]], dan setelah tamat tahun [[1921]] dia diterima bekerja pada Staatspoorwegen (SS), sekarang PT. [[Kereta Api Indonesia]]. Sambil bekerja, Emma tetap aktif dalam pergerakan yaitu [[Kongres Pemuda Indonesia I]].
 
Baris 70:
Selain giat dalam gerakan politik, Emma dikenal sebagai pekerja sosial yang membimbing dan mendidik masyarakat. Emma mendirikan dan menjadi Ketua Pengurus Panti Asuhan Bandung, mendirikan rumah untuk para perempuan tua atau panti jompo, ikut dalam gerakan rintisan [[Palang Merah Indonesia]] dengan menjadi perawat sekaligus pengurus, pemberantasan pelacuran, dan mencari solusi meringankan beban rakyat yang ditimpa bencana.
 
=== Pasca Kemerdekaan ===
Pasca-kemerdekaan Indonesia diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, Emma segera mengadakan usaha pendekatan kepada orang-orang yang mempunyai tujuan dan cita-cita yang sama, yakni membela Proklamasi 17 Agustus 1945. Ia mengadakan rapat di Gedung Nasional dengan para pemuda di mana hadir antara lain [[A.H. Nasution]]. Pada waktu terjadi peristiwa [[Bandung Lautan Api]], Emma turut aktif membantu [[Palang Merah Indonesia]], di samping menjadi pegawai Jawatan Kereta Api Republik Indonesia. Setelah [[Bandung]] diduduki oleh [[Belanda]] 19 Desember 1948, Emma mengikuti saran kantor pusat Balai Besar Jawatan Kereta Api untuk mengungsi ke Cisurupan, kota kecil di daerah pegunungan selatan kota [[Garut]]. Kepindahan Emma dan orang-orang atau pegawai yang tetap setia kepada Republik Indonesia ini merupakan "noodformasi" atau formasi darurat dalam Jawatan Kereta Api. Emma dan kawan-kawan pindah ke Gombong, Jawa Tengah, dan akhirnya mengungsi di kantor Balai Besar Jawatan Kereta Api Republik Indonesia, [[Yogyakarta]], yang pada waktu itu menjadi Ibu Kota sementara Republik Indonesia. Pada waktu berada di [[Jawa Tengah]], sekitar [[Agustus]] [[1949]], Emma ditunjuk sebagai utusan [[Partai Kebangsaan Indonesia Wanita]] ke Yogyakarta mengikuti Permusyawaratan Wanita seluruh Indonesia.