Cilongok, Banyumas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
mengambil sumber dari http://cilongokkec.banyumaskab.go.id/
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 7:
|nama camat =
Sujarwoto, S.H, M.H.
|luas =79105,34 km²
|penduduk =-115.819 Jiwa
|kepadatan =-1.099 jiwa/km²
|kelurahan =-20
}}
 
'''Cilongok''' adalah sebuah kecamatan di [[Kabupaten Banyumas]], [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]]. Nama Kecamatan Cilongok dihanya ambilberjarak dari14 salahKm satudari desapusat dalam[[Kabupaten kecamatanBanyumas]]. iniLuas yaituwilayah DesaKecamatan Cilongok. Padayakni masa105,34 sebelumkm² kemerdekaanatau sampaimengisi dengan7,93% tahundari 1950antotal Desawilayah Cilongok[[Kabupaten merupakanBanyumas]]. pusatJumlah pemerintahanpenduduknya Kecamatanpada Cilongok,2015 kemudiantercatat pemerintahanmencapai berpindah115.819 keJiwa tempatterdiri yangdari di58.354 tempatiLaki-laki sekarangdan yaitu57.465 sekitarJiwa 500dengan mrasio darijenis kantorkelamin lama101,55. diHal Desatersebut membuat Kecamatan Cilongok tepatnyamenempati diurutan Desateratas Pernasididengan RTjumlah 03penduduk RTterbanyak 03di (berbatasan[[Kabupaten denganBanyumas]]. DesaPusat pemerintahhnya berada di [[Cilongok), Cilongok, Banyumas|Cilongok]].
 
== Batas-batas Wilayah ==
Asal usul nama Cilongok
Kecamatan Cilongok merupakan salah satu kecamatan di Wilayah Kabupaten Banyumas, secaraSecara geografis Kecamatan Cilongok mempunyai batas-batas sebagai berikut :
 
* Utara: [[Kabupaten Brebes]] dan [[Kabupaten Tegal]]
Dari beberapa sumber yang kami peroleh, ada beberapa pendapat tentang asal-usul  nama Cilongok, yaitu :
* Barat: [[Pekuncen, Banyumas|Kecamatan Pekuncen]] dan [[Ajibarang, Banyumas|Kecamatan Ajibarang]]
 
* Selatan: [[Ajibarang, Banyumas|Kecamatan Ajibarang]], [[Purwojati, Banyumas|Kecamatan Purwojati]] dan [[Patikraja, Banyumas|Kecamatan Patikraja]]
1.      Menurut Bapak Siyam, selaku Kepala Dusun Desa Cilongok. Menceritakan bahwa dahulu kala ada seorang kakek yang bernama kaki Cilongok.
* Timur: [[Karanglewas, Banyumas|Kecamatan Karanglewas]] dan [[Kedungbanteng, Banyumas|Kecamatan Kedungbanteng]]
 
2.      Menurut sesepuh Desa Cilongok. Menceritakan bahwa menurut legenda yang ada dimasyarakat Cilongok berasal dari kata Ci yang artinya air dan Longok yang artinya muncul. Jadi Cilongok itu bermakna mata air yang muncul dari tanah.
 
Dari beberapa sumber diperoleh keterangan bahwa Cilongok merupakan perbatasan sebelah timur kerajaan Pajajaran. Dikarenakan tidak adanya penjaga perbatasan sebelah timur kerajaan, maka sang raja membuat sayembara “Barang siapa yang paling kuat maka dia yang akan menjadi penjaga perbatasan”. Terdengarlah sayembara tersebut oleh tiga bersaudara yaitu Ki Suramerta, Ki Candrageni, dan Ki Jambe Wangi. Ki Suramerta dan Ki Candrageni sangat berambisi untuk memenangkan sayembara tersebut, sedangkan Ki Jambe Wangi tidak terlalu berambisi. Pertarungan antar ketiganya pun tidak bisa terelakan lagi. Mereka bertarung bertarung dibawah makam Ki Suramerta (sekarang). Disana terjadi ledakan hebat membentuk kedung yang mengeluarkan air. Masyarakat yang terkejut dengan ledakan tersebut menengok  ke sumber ledakan. Kemudian tempat tersebut dinamakan Cilongok. Kata Cilongok terdiri dari dua kata, yaitu kata Ci dan Longok. Ci berasal dari bahasa Sunda yang berarti air, sedangkan Longok berasal dari bahasa Jawa yang berarti menengok. Akhirnya sayembara tersebut dimenangkan oleh Ki Jambe Wangi yang kemudian dijuluki Ki Cilongok, sesuai dengan tempat pertarungan tersebut.
 
Kecamatan Cilongok merupakan salah satu kecamatan di Wilayah Kabupaten Banyumas, secara geografis Kecamatan Cilongok mempunyai batas-batas sebagai berikut :
 
Sebelah utara       :    Kabupaten Pemalang
 
Sebelah timur       :    Kecamatan Karanglewas
 
Sebelah selatan   :    Kecamatan Patikraja dan Purwojati
 
Sebelah Barat      :    Kecamatan Ajibarang
 
Cilongok dikenal sebagai daerah penghasil gula merah. Cilongok mempunyai sebuah kawasan wisata alam bernama '''[[Curug Cipendok|Wanawisata Curug Cipendok]]'''. Air terjun dengan ketinggian kurang lebih 100 meter, langsung di bawah hutan [[Gunung Slamet]]. Terdapat juga [[Telaga Pucung]] dan kawasan perkebunan sayur. Pusat pemerintahan Cilongok ada di Pernasidi namun pusat kegiatan dan perekonomian ada di Desa Cilongok.
 
== Desa/kelurahan ==
Baris 62 ⟶ 47:
{{col-css3-end}}
 
== Sejarah ==
{{Kabupaten Banyumas}}
Nama Kecamatan Cilongok di ambil dari salah satu desa dalam kecamatan ini yaitu [[Cilongok, Cilongok, Banyumas|Desa Cilongok]]. Pada masa sebelum kemerdekaan sampai dengan tahun 1950an, [[Cilongok, Cilongok, Banyumas|Desa Cilongok]] merupakan pusat pemerintahan Kecamatan Cilongok, Kemudian pemerintahan berpindah ke tempat yang di tempati sekarang yaitu sekitar 500 m dari kantor lama di Desa Cilongok tepatnya di [[Pernasidi, Cilongok, Banyumas|Desa Pernasidi]] RT 03 RT 03 yang berbatasan dengan [[Cilongok, Cilongok, Banyumas|Desa Cilongok]].
 
== Asal-usul ==
{{kecamatan-stub}}
Dari sejumlah sumber ada beberapa pendapat tentang asal-usul nama Cilongok. Pertama, menurut Bapak Siyam selaku Kepala Dusun [[Cilongok, Cilongok, Banyumas|Desa Cilongok]] yang menceritakan bahwa dahulu kala ada seorang kakek yang bernama kaki Cilongok. Kedua, menurut sesepuh [[Cilongok, Cilongok, Banyumas|Desa Cilongok]] yang menceritakan bahwa menurut legenda yang ada dimasyarakat Cilongok berasal dari kata Ci yang artinya air dan Longok yang artinya muncul. Jadi Cilongok itu bermakna mata air yang muncul dari tanah. Dari beberapa sumber juga diperoleh keterangan bahwa Cilongok merupakan perbatasan sebelah timur kerajaan Pajajaran. Dikarenakan tidak adanya penjaga perbatasan sebelah timur kerajaan, maka sang raja membuat sayembara “Barang siapa yang paling kuat maka dia yang akan menjadi penjaga perbatasan”.
 
Dari beberapa sumber diperoleh keterangan bahwa Cilongok merupakan perbatasan sebelah timur kerajaan Pajajaran. Dikarenakan tidak adanya penjaga perbatasan sebelah timur kerajaan, maka sang raja membuat sayembara “Barang siapa yang paling kuat maka dia yang akan menjadi penjaga perbatasan”. Terdengarlah sayembara tersebut oleh tiga bersaudara yaitu Ki Suramerta, Ki Candrageni, dan Ki Jambe Wangi. Ki Suramerta dan Ki Candrageni sangat berambisi untuk memenangkan sayembara tersebut, sedangkan Ki Jambe Wangi tidak terlalu berambisi. Pertarungan antar ketiganya pun tidak bisa terelakan lagi. Mereka bertarung bertarung dibawah makam Ki Suramerta (sekarang). Disana terjadi ledakan hebat membentuk kedung yang mengeluarkan air. Masyarakat yang terkejut dengan ledakan tersebut menengok  ke sumber ledakan. Kemudian tempat tersebut dinamakan Cilongok. Kata Cilongok terdiri dari dua kata, yaitu kata Ci dan Longok. Ci berasal dari bahasa Sunda yang berarti air, sedangkan Longok berasal dari bahasa Jawa yang berarti menengok. Akhirnya sayembara tersebut dimenangkan oleh Ki Jambe Wangi yang kemudian dijuluki Ki Cilongok, sesuai dengan tempat pertarungan tersebut.
 
== Sekolah Menengah ==
Beberapa sekolah menengah negeri dan swasta yang ada di Kecamatan Cilongok adalah sebagai berikut :
# SMA Muhammadiyah Boarding School Zam-zam Cilongok
# SMK Ma'arif Cilongok
# MA Ma'arif Cilongok
Asal# usulSMPN nama1 Cilongok
# SMPN 2 Cilongok
# SMP PGRI 1 Cilongok
# SMP PGRI 2 Cilongok
# SMP Ma'arif Cilongok
# SMP Muhammadiyah Cilongok
# SMP Alam Al-Aqwiya Cilongok
# SMP Mahad Darussaadah Cilongok
# MTs Ma'arif 1 Cilongok
# MTs Ma'arif 2 Cilongok
# MTs Darusalam Cilongok
# MTs Biroyatul Huda Cilongok
 
== Potensi ==
1.'''Gula Kelapa'''
: Produksi gula kelapa banyak terdapat di Kecamatan Cilongok. Sebagian besar mata pencaharian warga Kecamatan Cilongok adalah penderes kelapa dengan kemampuan produksi sebesar 27.942 ton gula per tahun. Dengan teknik pengolahan dan teknologi sederhana warisan turun-temurun nenek moyang menjadikan gula merah hasil produksi Kecamatan Cilongok ini memiliki ciri khas dan kualitas produk yang tinggi. Dalam skala yang lebih kecil, produksi gula kelapa juga terdapat di 22 kecamatan lain di [[Kabupaten Banyumas]]. Kapasitas produksi keseluruhan di [[Kabupaten Banyumas]] mencapai 58.754 ton per tahun, dengan jumlah unit usaha 30.207, tersebar di 23 kecamatan. Dengan bentuk cetak alumunium (50 gram) dan gula kristal/semut, gula kelapa produksi Banyumas khususnya dari Kecamatan Kebasen telah diekspor ke berbagai negara: [[Singapura]] (lewat Cirebon), [[Arab Saudi]] (lewat Surabaya), [[Amerika Serikat]] (lewat jakarta), [[Belanda]] (lewat Bandung) dan [[Korea]] (lewat Bandung). Volume ekspor mencapai 40-45 ton per tahun<ref>[http://birohumas.jatengprov.go.id/content/gula-kelapa-cilongok Gula Kelapa Cilonok]</ref>.
 
2. '''Curug Cipendok'''
: Kecamatan Cilongok bagian utara yang berada dilereng selatan [[Gunung Slamet]] membuat wilayahnya kaya akan potensi wisata alam berupa [[air terjun]] atau Curug. Salah satu [[air terjun]]] yang sudah terkenal di penjuru nusantara adalah Curug Cipendok di Desa [[Karangtengah, Cilongok, Banyumas|KarangTengah]]. Curug Cipendok adalah [[air terjun]] dengan ketinggian 92 meter yang terletak di lereng [[Gunung Slamet]]. Curug Cipendok mempunyai daya tarik tersendiri, karena lingkungan masih betul-betul alami. Kesunyian juga masih sangat terasa, sebab belum banyak pelancong yang datang menikmati keindahan alamnya. Hawa di sekitarnya sejuk dan sepanjang jalan menuju ke sana terdapat area perkebunan. Di sekitar wilayahnya terdapat bumi perkemahan dan sebuah telaga yang bernama Telaga Pucung. Tersedia tempat parkir, tempat istirahat, arena bermain anak-anak seperti ayunan dan kamar mandi. Dilokasi curug ini terdapat menara pandang yang dapat melihat pemandangan kota [[Purwokerto]] apabila cuaca sedang cerah. Juga sepanjang jalan menuju lokasi, banyak warung yang menjajakan [[mendoan]], susu murni dan makanan kecil.
 
3. '''Gua Lawa'''
: Potensi wisata yang belum digarap adalah Gua Lawa di [[Panusupan, Cilongok, Banyumas|Desa Panusupan]]. Untuk mencapai lokasi Gua Lawa bisa diakses menggunakan sepeda motor dan mobil. Medan yang dilalui untuk mencapai goa yang berada di RT 06 RW 06 itu juga tak sulit. Gua itu diperkirakan memiliki kedalaman lorong sekitar 15 meter dari arah pintu batu di sebelah Timur, dan sekitar 15 meter dari pintu sebelah barat. Gua masih tampak alami karena berhias bebatuan cadas yang bergaris. Berdasarkan cerita turun temurun dari warga sekitar menyebutkan kalau gua tersebut berkaitan dengan Babad Kamandaka. Diyakini oleh warga, gua itu memiliki panjang yang luar biasa sampai menembus ke desa lain yang berada di sekitar gua. Kawasan Gua Lawa bersih dan terang. Masyarakat masih menguri-nguri dengan membersihkan dedaunan maupun sampah yang ada di dalam maupun di sekitar gua<ref>[http://radarbanyumas.co.id/potensi-wisata-gua-lawa-belum-digarap/ Potensi Wisata Gua Lawa Belum Digarap]</ref>.
 
4. '''Tahu dan Kerupuk Tahu Kalisari'''
: [[Kalisari, Cilongok, Banyumas|Desa Kalisari]] di Kecamatan Cilongok sudah lama dikenal sebagai penghasil tahu. Banyak warganya yang berwirausaha memproduksi makanan khas Indonesia ini. Sebagai desa sentra industri rumahan tahu, [[Kalisari, Cilongok, Banyumas|Desa Kalisari]] mempunyai sekitar tiga ratusan perajin tahu. Dalam waktu sehari sedikitnya 8 ton kedelai diolah oleh para perajin tahu desa setempat. Tahu telah menjadi bagian dari kehidupan dan penghidupan warga desa setempat sejak dulu. Pemasaran tahu [[Kalisari, Cilongok, Banyumas|Desa Kalisari]] mencapai seluruh wilayah [[Kabupaten Banyumas]] bahkan sampaike [[Kabupaten Brebes]] bagian selatan. Belum lama ini warga [[Kalisari, Cilongok, Banyumas|Desa Kalisari]] memanfaatkan limbah tahu menjadi olahan cemilan renyah yaitu Kerupuk Ampas Tahu atau yang memiliki nama ''Okara''.
 
 
== Lihat Pula ==
 
{{Kabupaten Banyumas}}
{{kecamatan-stub}}
== Lihat Pula ==
* [[Curug Cipendok]]