Jatiasih, Bekasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: mengosongkan halaman [ * ]
Baris 1:
{{kecamatan|nama=Jati Asih
 
<gallery>
Jatiasih.JPG|''Bundaran Jatiasih''
</gallery>
{{kecamatan|nama=Jatiwarna
|dati2=Kota
|nama dati2=Bekasi
Baris 9 ⟶ 5:
|penduduk=169.289 Jiwa
|kelurahan=-
|nama camat=Drs. AHMAD ZARKASIH
|kepadatan=- jiwa/km&sup2;
|provinsi=Jawa Barat
|kode pos = 17422}}
'''Jati Asih''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kota Bekasi]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]. Jati Asih berbatasan dengan [[Kecamatan]] [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]] di sebelah utara, [[Kecamatan]] [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] di sebelah barat, [[Kecamatan]] [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawa Lumbu]] di sebelah timur, dan [[Kecamatan]] [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]] dan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] di sebelah selatan.
{{bukan|Jatinegara, Jakarta Timur|Jatinegara, Tegal}}
<!--
 
'''Jatiwarna''' adalah sebuah [[kecamatan]] di [[Kota Bekasi]], [[Provinsi]] [[Jawa Barat]], [[Indonesia]].
 
Jatiwarna berbatasan dengan [[Kecamatan]] [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]] di sebelah utara, [[Kecamatan]] [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] di sebelah barat, [[Kecamatan]] [[Rawa Lumbu, Bekasi|Rawa Lumbu]] di sebelah timur, dan [[Kecamatan]] [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]] dan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] di sebelah selatan.
 
Di kecamatan ini, pernah terjadi rawan seperti [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis moneter]] dan [[Kerusuhan Mei 1998|Kerusuhan sekitar bulan Mei 1998]] yang mengakibatkan sejumlah jalur [[rel|Rel kereta api]] yang dilalui kereta api membawa hasil bumi itu mati total.
 
== Batas wilayah ==
 
Jatiwarna berbatasan dengan:
{{batas USBT
|utara=Kecamatan [[Bekasi Selatan, Bekasi|Bekasi Selatan]]
|selatan=Kecamatan [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]] ([[Kota Bekasi]]) dan Kecamatan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] ([[Kabupaten Bogor]])
|barat=Kecamatan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]]
|timur=Kecamatan [[Rawalumbu, Bekasi|Rawalumbu]]
}}
 
Maka, di sebelah [[selatan]], terdapat [[Sungai Cikeas]] yang menjadi pembatas antara [[Kota Bekasi]] dengan [[Kabupaten Bogor]]. Disini dahulu pernah terjadi kecelakaan [[Kereta api barang]] angkutan pasir pada awal tahun [[1996]] mengakibatkan jembatan roboh.
 
== Pembagian wilayah ==
Wilayah [[kecamatan]] '''Jatiwarna''' terbagi atas 6 [[kelurahan]], 52 [[RW]] dan 601 [[RT]] dengan luas 2.324,921 ha (menurut Data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Bekasi]] pada tahun [[2004]]), luas 2.580,50 ha (menurut SK [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung RI]] nomor: 67/PUU-XI/[[2009]] tanggal [[14 Maret]] [[2009]]), luas 3.170,25 ha (menurut SK [[Mahkamah Agung Republik Indonesia|Mahkamah Agung RI]] nomor: 578/PUU-X/[[2015]] tanggal [[12 Juni]] [[2015]]) dan dihuni sekitar 169.289 jiwa dengan pertumbuhan penduduk 3,8 % per tahun (menurut Data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Bekasi]] pada tahun [[2004]]).
 
Daerah ini memiliki tingkat pertumbuhan penduduk per tahun yang tinggi setelah [[Pondok Gede, Bekasi|Kecamatan Pondok Gede]], [[Jatisampurna, Bekasi|Kecamatan Jatisampurna]] dan [[Bekasi Selatan, Bekasi|Kecamatan Bekasi Selatan]].
 
== Kampung-kampung di Jatiwarna ==
=== Kampung Jandalan ===
{{kampung2
|peta =
|nama =Kampung Jandalan
|provinsi =Jawa Barat
|dati2 =Kota
|nama dati2 =Bekasi
|kecamatan =Jatiwarna
|kode pos =17421
|luas =2,74 km²
|penduduk =... jiwa
|kepadatan =... jiwa/km²
}}
 
'''Jandalan''' merupakan sebuah kampung yang berada di [[kelurahan]] [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi]], [[Indonesia]]. Kampung ini terletak di dekat tambang [[pasir]], yang telah beralih fungsi menjadi perumahan.
 
==== Geografi ====
Kampung '''Jandalan''' terletak di [[Altitudo|ketinggian]] 27 - 30 meter diatas permukaan laut dan dekat [[tambang]] [[pasir]], dengan kelerengan 4,5-10 % dan kemiringan 40-60<sup>o</sup>. Kondisi tanah sangat rata dan hanyalah di eks [[tambang]] [[pasir]] yang lebih ekstrem karena ada [[danau]] Jabung Kumung dan aliran [[sungai]] [[Kali Cakung]].
 
===== Suhu =====
Suhu wilayah kampung '''Jandalan''' adalah 30<sup>o</sup> - 60<sup>o</sup> C, dengan rata-rata musim panas 3,18 dan rata-rata musim hujan 2,24 (menurut data BMKG [[Kota Bekasi]] tahun [[2010]] <ref>[http://Jatiwarna.bekasikota.go.id|Kondisi wilayah Kampung Jandalan], Situs web Kecamatan Jatiwarna, diupdate tanggal 12 Mei 2016</ref>). Menurutnya, di daerah selatan '''Jandalan''', adalah daerah yang cukup [[curam]].
 
====== Bencana ======
Banjir
 
Daerah seringkali rawan [[banjir]], yang terjadi berkali-kali, yakni tahun [[1986]], [[1990]], [[1993]], [[1996]], [[1997]], [[2002]], [[2007]], [[2012]], [[2013]], [[Februari 2014]] dan [[Juni 2015]]. Yang paling signifikan adalah pada tanggal [[11 Juni]] [[2015]], di Kelurahan [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]], pada [[sore]] hari, Banjir merendam 270 rumah di 6 kampung yang berada di kelurahan ini akibat hujan yang turun cukup deras dan mengakibatkan kecelakaan yakni [[Angkutan kota]] K40 terbalik dan menimpa 2 orang pengendara [[sepeda motor]] hingga tewas, yang mengakibatkan 4 kampung mati [[listrik]] karena adanya [[Gardu induk]] di [[Jatiranggon, Jatisampurna, Bekasi|Jatiranggon]] terbakar, jalanan di sekitar '''Jandalan''' mengalami [[kemacetan]], karena adanya penebangan [[hutan]] di [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Kabupaten Bogor]] dan [[Kali Sunter]] meluap.
 
===== Batas wilayah =====
Batas wilayah [[kampung]] '''Jandalan''', adalah sebagai berikut:
{{batas USBT
|utara=Kampung Jangkar dan Bungkel
|selatan=Tambang pasir (telah menjadi perumahan) yang berbatasan dengan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Kelurahan Jatimekar]]
|barat=Kampung Bonggolan dan Bungkel
|timur=Kampung Jatikramat, Relung, Jedor dan Daerah perkebunan [[tebu]] milik [[Pabrik gula|PG]] Jatikramat yang berbatasan dengan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Kelurahan Jatimekar]]
}}
 
==== Yang ada di kampung ini ====
Di kampung ini, dulu terdapat:
* [[Stasiun kereta api]] '''Jandalan''', yang merupakan titik terminus dari [[Jalur kereta api Pondokan-Jandalan]], yang dikelola [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij]], yang kini telah dibongkar [[Jepang]] tahun [[1942]] dan kini telah menjadi Pospol Jandalan, pertokoan, warung [[bakso]] dan Kantor ketua [[rukun tetangga|RT]] 05
* [[Pabrik gula]] '''Jandalan''', yang kini telah dibongkar [[Jepang]] tahun [[1942]] dan kini telah menjadi [[lapangan]] sepakbola, [[sekolah dasar|SD]] Negeri Jatikramat 03, [[sekolah menengah pertama|SMP]] At-Taqwa, Kantor [[kepolisian sektor|Polsubsek]] Jatikramat, Kantor ketua [[rukun warga|RW]] 12 dan [[perumahan]] warga
* [[Kantor pos]] '''Jandalan'''
* [[Kantor]] telepon '''Jandalan'''
* [[Benteng]] tahanan '''Jandalan'''
 
==== Akses ke kampung ini ====
Akses ke kampung ini dapat melewati [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] keluar tol di Jatiwarna, kemudian melewati Jalan Jatimekar raya, Jalan Jatikramat raya dan memasuki '''Jandalan'''. Dari arah [[Depok]] bisa melewati eks [[tambang]] [[pasir]] dan [[danau]] Jabung Kumung.
 
===== Kereta api =====
Dahulu, daerah '''Jandalan''' adalah daerah yang dijangkau oleh [[kereta api]] yang dikelola oleh [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] dan memiliki [[pabrik gula]] dan [[stasiun kereta api]] yang dibangun pada tahun [[1936]] dan dibuka pada tanggal [[2 Agustus]] [[1939]], saat dibukanya lintas perpanjangan ke [[Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur|Pinang Ranti]] sepanjang 4,8 [[kilometer|km]], serta [[Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Pondok Gede|lintas Jabunglor ke Tinger]] sepanjang 5,2 [[kilometer|km]] dan [[Jalur kereta api Pondokan-Jandalan|lintas Pondokan-Jandalan]] sepanjang 3 [[kilometer|km]] dengan [[lebar sepur]] {{RailGauge|600}}
 
Saat pembukaannya, penumpang dan barang yang diangkut dari [[Stasiun Jandalan]] masihlah sedikit. Pembangunan jalur kereta api untuk memudahkan penumpang dari daerah '''Jandalan''' dan berbagai [[kelurahan]] di [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] yang hendak bekerja dan berbelanja di [[Jakarta]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Wanaherang, Gunung Putri, Bogor|Wanaherang]], [[Bogor]] dan [[Depok]] serta [[gula]] dari berbagai [[pabrik gula]] dan barang-barang hasil bumi ([[pasir]], [[pisang]], [[padi]], [[jagung]], [[karet]], [[singkong]], [[kayu]] [[jati]], dll) dari daerah pedalaman di [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] dengan [[kereta api]] untuk selanjutnya dibawa ke [[Stasiun Wanaherang Gudang]] dan [[Stasiun Jatikramat Gudang]] sebelum akhirnya diangkut menggunakan [[kereta api]] menuju:
 
* Untuk dibawa ke pasar melalui:
** [[Stasiun Cipinang]]
** [[Stasiun Pasar Senen]]
** [[Stasiun Pasar Minggu]]
* Untuk diekspor ke luar negeri melalui:
** [[Pelabuhan Tanjung Priok]] dan [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]], [[Jakarta Utara]]
** [[Pelabuhan Cikarang]], [[Bekasi]]
 
Namun kini, rel dan [[stasiun kereta api]] di [[Jalur kereta api Pondokan-Jandalan|lintas Pondokan-Jandalan]], diantaranya [[Stasiun Jandalan]], serta [[pabrik gula]] telah dibongkar [[Jepang]] tahun [[1942]] untuk dibawa ke [[Bayah, Lebak|Bayah]] dan [[Pekanbaru]] untuk membangun rel di sana. Hanya rel [[Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Pondok Gede|ruas Jabungtambangpasir-Pondok Gede]] yang masih aktif sampai tahun [[1965]]. Saat ini, rel, [[stasiun kereta api]] dan [[pabrik gula]] tak kelihatan setelah masa penjajahan [[Jepang]] dan didominasi banyak bangunan sejak tahun [[1980-an]] awal.
 
===== Transportasi umum (angkot/bus) =====
Transportasi umum yang melayani [[kampung]] '''Jandalan''' adalah:
 
* KOASI D106: [[Jati Asih]] - '''Jandalan''' - [[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]
* KOASI D29: [[Terminal Bekasi]] - '''Jandalan''' - [[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]
* KOASI K24: [[Universitas Kristen Indonesia|UKI]] - '''Jandalan''' - [[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]
* KOASI K40: [[Terminal Kampung Rambutan|Kampung Rambutan]] - [[Taman Mini Indonesia Indah|TMII]] - '''Jandalan''' - [[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]
* KOASI K71: ke [[Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur|Pulogebang]]
* KOASI K73: [[Terminal Pinang Ranti|Pinang Ranti]] - '''Jandalan''' - [[Stasiun Jatikramat|Jatikramat]]
* KWK T19B: ke [[Terminal Depok|Depok]]
* [[MetroMini]] T45A: [[Terminal Pulo Gadung, Jakarta|Pulogadung]] - '''Jandalan''' - [[Stasiun Jatiwarnapasar]]
* [[Pengangkutan Penumpang Djakarta|PPD]] P2A: ke [[Stasiun Jakarta Kota|Jakarta Kota]]
 
== Kelurahan/desa ==
# [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], lurah: ZUBAIDI
# [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]], lurah: SUBARDI
# [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]], Dibentuk tahun [[1952]] (berdasarkan [[Undang-undang|UU]] nomor 14 tahun [[1950]] dan [[Surat keputusan|SK]] [[Menteri Dalam Negeri|Mendagri]] nomor PEM/I/52) dengan nama ''Desa Jabung'' dengan [[kepala desa]] pertama, YUSAIDI, pada tahun [[1965]], terjadi perubahan batas wilayah, 5 kampung dipisahkan untuk membentuk desa [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]] dan menambah 8 kampung dari desa [[Jatiwarna, Pondok Melati, Bekasi|Sumir]] serta 3 kampung dari desa [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Pangkur]], serta berubah nama menjadi Jatimekar pada tahun [[1989]] (berdasarkan [[Surat keputusan|SK]] [[gubernur|Gubernur]] [[Jawa Barat|Kepala Daerah Tingkat I Jawa Barat]] nomor 122/[[1989]] tanggal [[1 Agustus]] [[1989]] dan [[Surat keputusan|SK]] [[bupati|Bupati]] [[Kabupaten Bekasi|Kepala Daerah Tingkat II Bekasi]] nomor 130/[[1989]] tanggal [[1 Agustus]] [[1989]]) dengan [[kepala desa]] pertama, DWI HARYANTO, yang menjabat 2 [[tahun]], sampai tahun [[1991]], lurah:
## Saat berstatus desa dan bernama Desa [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jabung]] serta bagian dari [[Kabupaten Bogor]]
### YUSAIDI (menjabat tahun [[1952]]-[[1954]]
### UMARIDI (menjabat tahun [[1954]]-[[1959]])
### CHOLIDIN (menjabat tahun [[1959]]-[[1964]])
### USUP DELI (menjabat tahun [[1964]]-[[1969]])
### ALI DARYANA (menjabat tahun [[1969]]-[[1974]]
### ALI MANSYUR (menjabat sementara pada April [[1974]]-Januari [[1975]])
## Saat berstatus desa dan bernama Desa [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jabung]] serta telah masuk ke wilayah [[Kabupaten Bekasi]] dan masih termasuk Kecamatan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]]
### ALI SUTANTO (menjabat tahun [[1975]]-[[1980]])
### NUSMAINI (menjabat tahun [[1980]]-[[1985]]) (meninggal tanggal [[24 Desember]] [[2015]] di [[Amsterdam]], [[Belanda]])
### SURBAIDI (menjabat tahun [[1985]]-[[1989]]) (meninggal tanggal [[15 Maret]] [[1989]] di [[Beijing]], [[Cina]])
### NASRUDI (menjabat sementara pada Maret-Agustus [[1989]])
## Pasca perubahan nama menjadi Desa [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]]
### DWI HARYANTO (menjabat tahun [[1989]]-[[1991]])
### ALI MARYADI (menjabat sementara September [[1991]]-Februari [[1992]], meninggal tanggal [[27 Oktober]] [[2014]] di [[Frankfurt]], [[Jerman]])
## Pasca terbentuknya kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]]
### SUMANTRI AHDI (menjabat tahun [[1992]]-[[1993]]) (meninggal tanggal [[12 September]] [[1993]] di [[Tokyo]], [[Jepang]])
### DAVID KHALUDIN (menjabat tahun [[1993]]-[[1996]]) (meninggal tanggal [[24 Desember]] [[2015]] di [[Berlin]], [[Jerman]])
### DURBUDI (menjabat sementara September-Desember [[1996]])
## Pasca terbentuknya [[Kota Bekasi]] dan berubah menjadi [[kelurahan]]
### MARDIYONO (menjabat tahun [[1996]]-[[1997]]) (meninggal tanggal [[1 Oktober]] [[2001]] di [[Kota Bekasi]])
### NARDIONO (menjabat tahun [[1997]]-[[2006]]) (meninggal tanggal [[24 Desember]] [[2015]] di [[Berlin]], [[Jerman]])
### SUHERMAN (menjabat sementara April-September [[2006]]) (meninggal tanggal [[5 Oktober]] [[2006]] di [[Kota Bekasi]])
### JAINUDIN (menjabat tahun [[2006]]-[[2011]]) (meninggal tanggal [[2 September]] [[2011]] di [[Kota Bekasi|Bekasi]])
### FERDINAN (menjabat tahun [[2011]]-sekarang)
# [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]], Dibentuk tahun [[1965]], berdasarkan:
## Instruksi [[gubernur|Gubernur]] Propinsi [[Jawa Barat]] no. 711/IX/[[1965]] tentang penggabungan, pemecahan dan perubahan nama [[desa]] di [[Kabupaten|Daerah Swatantra Tingkat II]] [[Bogor]], [[Ciamis]], [[Bekasi]], [[Tangerang]], [[Cirebon]], [[Majalengka]] dan [[Indramayu]] dalam wilayah Propinsi [[Jawa Barat]]
## [[Surat keputusan|SK]] [[gubernur|Gubernur]] Propinsi [[Jawa Barat]] no. 15/[[1965]] tentang pemisahan desa Jatibening dari [[Kabupaten Bogor]] menurut alur jalan [[rel]] [[kereta api]] dan sungai [[Kali Malang]] dan pembentukan desa Jatikramat
## [[Surat keputusan|SK]] [[Kabupaten Bogor|Kepala Daerah Swatantra Tingkat II Bogor]] no. 742/[[1965]] tentang penggabungan dan pemecahan [[desa]] di wilayah [[Kabupaten Bogor|Daerah Swatantra Tingkat II Bogor]]<br/>Dalam surat keputusan tersebut, merupakan penggabungan sebagian dari [[Jatibening, Pondok Gede, Bekasi|Desa Jatibening]] sebanyak 10 kampung dan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Desa Jabung]] sebanyak 5 kampung dengan kepala desa pertama USUP MARBEDI, yang menjabat tahun [[1965]] sampai [[1967]] dan kedua ALI MARYONO yang menjabat tahun [[1967]] sampai [[1972]]. lurah:
### SUJAIDI, menjabat tahun [[1983]] sampai [[1988]]. Pada tahun [[1988]] terjadi Pilkades dan dilantik oleh JAENALDI.
### JAENALDI, menjabat tahun [[1988]] sampai [[1993]]. Pada tahun [[1993]] terjadi Pilkades dan dilantik oleh SUBAENI.
### SUBAENI menjabat tahun [[1993]] sampai [[2003]] dengan wakilnya:
#### OMAR ZAENUDI, menjabat tahun [[1993]] sampai [[1998]].
#### SUBARDO, menjabat tahun [[1998]] sampai [[14 Juni]] [[2003]]. Kemudian Pada tanggal [[14 Juni]] [[2003]] dilantik oleh ZAINI.
### ZAINI menjabat dari [[14 Juni]] [[2003]] sampai [[14 Juni]] [[2008]] dengan wakilnya SUBAIDI. Pada tanggal [[14 Juni]] [[2008]], Lurah ini dilantik oleh UMARDONO.
### UMARDONO menjabat dari [[14 Juni]] [[2008]] sampai sekarang dengan wakilnya:
#### SUBANDI, menjabat antara [[14 Juni]] [[2008]] sampai [[5 April]] [[2013]].
#### IRYOTO, menjabat sementara antara [[6 April]] [[2013]] sampai [[14 Juni]] [[2013]]
#### ISWAHYUDI, menjabat [[14 Juni]] [[2013]] sampai sekarang.
# [[Jatirasa, Jatiwarna, Bekasi|Jatirasa]], lurah: USLI SUHARMAN
# [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]], lurah: YADIN SUDIRMAN
 
== Perumahan ==
Di JatiwarnaJatiasih Terdapat cukup Banyak Komplek perumahan seperti Perumahan Bumi Nasio indah, Graha indah, Angkasa puri, Villa Jatirasa, Sakura Regency dll, Beberapa Komplek perumahan tersebut mulai Berdiri sejak [[1980]], hingga kini masih melakukan pengembangan.
 
== Terminal Jatiasih ==
Selain itu, terdapat 12 perumahan kompleks milik [[PT Kereta Api Indonesia|PERUMKA]] yang tersebar di 6 [[kelurahan]].
 
Jatiasih dilalui Jalan Tol [[JORR]] yang memudahkan akses jalan ke [[Jakarta Selatan]], [[Jalan Tol Jagorawi]], [[Jalan Tol Jakarta-Cikampek]], Cikunir, [[Bintara, Bekasi Barat, Bekasi|Bintara]], [[Cakung]], dan [[Jakarta Utara]]. Ada pula Jalan Jatisari yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]], [[Depok]], dan [[Kabupaten Bogor|Kab. Bogor]] dan Jalan Jatimekar yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan [[Pondok Gede]], [[Makasar, Jakarta Timur|Makasar]], [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]], dan Jalan Tol Insinyur Wiyoto Wiyono. Jalan lain ada Jalan Swatantra - Jatiasih yang menghubungkan langsung dengan pusat kota [[Bekasi]] dan Jalan Wibawa Mukti 2 yang menghubungkan Jatiasih langsung dengan [[Kabupaten Bogor|Kab. Bogor]].
== Perekonomian ==
 
Terminal Jatiasih:
Perekonomian di Jatiwarna semakin meningkat. Akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis moneter pada tahun 1997]], Perekonomian di Jatiwarna semakin terganggu karena diberi pinjaman dari [[IMF]]. Setelah terjadi [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis moneter pada tahun 1997]], ekonomi di wilayah Jatiwarna sudah bagus.
 
=== Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiwarna ===
 
Data keuangan di wilayah Kecamatan Jatiwarna (menurut data wilayah [[Kabupaten Bekasi|Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi]] tahun 1992-1996, [[Kota Bekasi|Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi]] tahun 1997-2000, [[Kota Bekasi|Kotamadya Bekasi]] tahun 2001-2006 dan [[Kota Bekasi]] tahun 2007-2016):
 
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Keuangan (Rp.)
! Kenaikan/penurunan keuangan (Rp.)
! Tingkat kenaikan/penurunan keuangan (%)
! Catatan
|-
| [[1992]]
| Rp1.380.000,00
| -
| -
| rowspan="5"|Menurut data wilayah [[Kabupaten Bekasi|Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi]] pada tahun 1992-1996
|-
| [[1993]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.000.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp620.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 31,0 %
|-
| [[1994]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.500.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp500.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 20,0 %
|-
| [[1995]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.850.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp350.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 12,29 %
|-
| [[1996]]
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp1.250.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp1.600.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] 56,15 %
|-
| [[1997]]
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp500.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp750.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] 60,0 %
| rowspan="4"|Menurut data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi]] pada tahun 1997-2000.
Menurun akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997]].
Menurut data [[Berkas:International Monetary Fund logo.svg|20px]] [[IMF]] tahun [[1997]] <ref>{{cite web | coauthors = | title = Data IMF tahun 1997 | publisher = IMF | date = 2006-04-10 | url = http://www.imf.org | accessdate = 2014-07-18 }}</ref>.
|-
| [[1998]]
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] 50,0 %
|-
| [[1999]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp1.000.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp750.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 75,0 %
|-
| [[2000]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp1.250.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 20,0 %
|-
| [[2001]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp1.300.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp50.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 3,84 %
| rowspan="6"|Menurut data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Bekasi]] pada tahun 2001-2006
|-
| [[2002]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.000.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp700.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 35,0 %
|-
| [[2003]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.500.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp500.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 20,0 %
|-
| [[2004]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.750.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 9,1 %
|-
| [[2005]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp3.000.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 8,33 %
|-
| [[2006]]
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp3.500.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] Rp500.000,00
| [[Berkas:Green Arrow Up.svg|10px]] 14,28 %
|-
| [[2007]]
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp3.250.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas:Red Arrow Down.svg|10px]] 7,69 %
| rowspan="10"|Menurut data wilayah [[Kota Bekasi]] pada tahun 2007-2016
|-
| [[2008]]
| [[Berkas: Red Arrow Down.svg|10px]] Rp3.000.000,00
| [[Berkas: Red Arrow Down.svg|10px]] Rp250.000,00
| [[Berkas: Red Arrow Down.svg|10px]] 7,69 %
|-
| [[2009]]
| [[Berkas: Red Arrow Down.svg|10px]] Rp2.450.000,00
| [[Berkas: Red Arrow Down.svg|10px]] Rp550.000,00
| [[Berkas: Red Arrow Down.svg|10px]] 18,33 %
|-
| [[2010]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp2.800.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp350.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 14,28 %
|-
| [[2011]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp3.000.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp200.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 7,14 %
|-
| [[2012]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp3.200.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp200.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 6,67 %
|-
| [[2013]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp3.800.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp600.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 18,75 %
|-
| [[2014]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp4.120.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp320.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 8,42 %
|-
| [[2015]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp4.500.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp380.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 9,23 %
|-
| [[2016]]
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp5.000.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] Rp500.000,00
| [[Berkas: Green Arrow Up.svg|10px]] 10,0 %
|}
 
== Sekolah ==
 
Di Jatiwarna terdapat sekolah-sekolah, seperti:
 
=== SD ===
 
* SDN 02 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SDN 03 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SDN 04 [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatimekar]], didirikan pada tahun [[1968]] di Jl. Durian no. 6, pada tahun pelajaran [[1981|1981/1982]] pindah ke Jl. Maniki no. 15, pada tahun pelajaran [[1996|1996/1997]], saat berubah status menjadi [[kota]], pindah ke Jl. Apel no. 11 dan pada tanggal [[2 Mei]] [[2006]], bertepatan dengan hari pendidikan, pindah ke Jl. Nangka no. 15.
* SDN 04 [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatikramat]]
 
=== SMP ===
* SMP Az-Zahra 02 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SMP Az-Zahra 03 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SMP Az-Zahra 05 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SMP Al-Azhar 04 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SMP Al-Azhar 06 [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatimekar]]
 
=== SMA/SMK ===
* SMA Al-Azhar 02 [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatiwarna Kota]]
* SMK Masinis I [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatisari]]
* SMK PJKA I [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatikramat]]
 
=== Akademi/universitas ===
* Akademi transportasi [[kereta api|perkeretaapian]] [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Kel. Jatikramat]], Jalan Stasiun no. 5, dekat eks [[Stasiun kereta api]] Jatikramat, semulanya bernama Akademi transportasi [[kereta api|KA]] PJKA Jatikramat, namun pada tahun [[1992]], saat PJKA berubah status menjadi [[Perusahaan]] umum (Perum), berubah nama menjadi Akademi transportasi [[kereta api|KA]] PERUMKA Jatikramat. Kemudian sekitar tahun [[1996]], saat [[Bekasi]] berubah status menjadi [[kota]] dan menjadi PT, berubah nama menjadi Akademi transportasi [[kereta api|perkeretaapian]].
 
== Permasalahan ==
 
=== Kemacetan ===
{{utama|Kemacetan di Jatiwarna}}
 
'''Kemacetan di Jatiwarna''' udah terjadi pertama kali tahun [[1965]], karena ada [[perlintasan sebidang]] di sekitar [[pasar]] dan dekat [[stasiun kereta api|stasiun KA]] Jatiwarnapasar karena ada kecelakaan tabrakan dengan mobil dan [[sepeda motor]] di tahun [[1970-an]] sampai [[1990-an]], misalnya [[KRD]] jurusan Jatiwarna-Cibarusah yang baru berangkat dari [[Stasiun Jatiwarnapasar]] sekitar pukul 06.52 [[WIB]] menabrak dua [[sepeda motor]] pada hari {{tanggal|01|04|1974}} pagi sekitar pukul 07.10 [[WIB]] yang mengakibatkan 4 [[orang]] tewas. Kemacetan kali ini pada [[Februari 2014]] dan [[Juni 2015]] karena ada [[banjir]].
 
=== Banjir ===
 
Jatiwarna sering kali terkena banjir. Jatiwarna sering kali terkena banjir sejak tahun [[1969]], [[1977]], [[1979]], [[1982]], [[1983]], [[1989]], [[1990]], [[1992]], [[1996]], [[1997]], [[2002]], [[2007]], [[2013]], [[2014]] dan [[Juni 2015]]. Yang cukup signifikan pada tahun [[1996]] mengakibatkan hujan turun yang cukup deras, 5 desa terendam serta mengalami pemadaman bergilir selama 5 jam 30 menit (14.00-19.30 WIB), jalan raya mengalami [[kemacetan]], lalu lintas angkutan barang [[pasir|Pasir Jatimekar]] serta penumpang via [[kereta api]] lumpuh, aktivitas perkeretaapian lumpuh, beberapa jalur [[rel|rel-rel kereta api]] terputus serta mati total dan mengakibatkan kecelakaan dimana-mana, yakni [[Lokomotif BB301]] yang menarik rangkaian [[pasir|Pasir Jatimekar]] masuk dan terjerembab ke dalam [[Sungai Cikeas]] lalu terkena luapan dan jembatan dengan panjang 600 m, di perbatasan antara [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Desa Jatiluhur]] [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]] ([[Kabupaten Bekasi]]) dan [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Desa Bojongkulur]], [[Gunung Putri, Bogor|Kecamatan Gunung Putri]] ([[Kabupaten Bogor]]) ambruk serta mengakibatkan [[masinis]] itu tewas terseret arus sejauh 2,5 [[kilometer]] pada tanggal [[10 Januari]] [[1996]] serta lalu lintas angkutan barang [[pasir|Pasir Jatimekar]] dialihkan melalui truk dan penumpang dialihkan melalui [[angkutan kota]].
 
Selain itu, yang juga cukup signifikan pada tanggal [[11 Juni]] [[2015]], mengakibatkan hujan turun yang cukup deras, pengundulan [[hutan|hutan-hutan]] di daerah [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] ([[Kabupaten Bogor]]), 4 kelurahan terendam serta 2 kelurahan diantaranya mengalami pemadaman bergilir selama 2 jam 40 menit (15.00-17.40 WIB), [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] segmen Hankam-Cikunir serta Jalan raya di Jatiwarna mengalami [[kemacetan]], aktivitas perekonomian via truk lumpuh dan mengakibatkan kecelakaan dimana-mana, seperti Truk tronton masuk dan terjerembab ke dalam pesawahan di [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Kelurahan Jatimekar]], [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]], [[Kota Bekasi]] serta mengakibatkan 25 warga [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] itu tewas seketika.
 
=== Krisis keuangan ===
 
Jatiwarna sering kali terkena Krisis keuangan, terutama pada tahun [[1997]].
 
== Peninggalan sejarah ==
 
'''Jatiwarna''' memiliki peninggalan sejarah, diantaranya:
 
=== Peninggalan jaman kerajaan ===
==== Masjid ====
{{utama|Daftar masjid dan musholla di Kecamatan Jatiwarna}}
[[Masjid Al-Hidayah]] merupakan masjid pertama yang dibangun di kecamatan ini. Masjid ini dibangun pada masa kekuasaan Fatahillah, dan sudah menggunakan arsitektur campuran timur tengah dan melayu. Masjid ini dirubuhkan pada tahun 1990 demi pembangunan stasiun.
 
Masjid tertua kedua adalah [[masjid Al-Muqarrabiin]] (artinya "Yang Dekat DenganNya"). Tidak diketahui siapa yang membangun, namun masjid ini masih berdiri dan kental dengan arsitektur arab-melayu kuno.
 
==== Prasasti ====
{{utama|Daftar prasasti di Kecamatan Jatiwarna}}
 
==== Makam ====
{{utama|Daftar makam di Kecamatan Jatiwarna}}
Makam generasi wangsa Syailendra terakhir diketahui berada di kecamatan ini.
 
=== Peninggalan jaman kolonial [[Belanda]] ===
==== Jalur dan jembatan kereta api ====
===== Jalur kereta api Jabung-Jabungtambangpasir =====
{| {{Railway line header}}
{{BS-header|Jalur KA Jabung-Jabungtambangpasir||#FF7000}}
{{BS-table}}
{{BS5-2||POINTERl|||POINTERr|[[Jalur kereta api Jabung-Tanjung Barat]]/[[Stasiun Nambo|Nambo]]|[[Jalur kereta api Jabung-Jatiwarna]]/[[Stasiun Cakung|Cakung]]}}
{{BS5-2||CONTgq|ABZq+lr|BHFq|CONTfq||[[Stasiun Jabung]]}}
{{BS-2|HST|1,3 km|[[Stasiun Kampung Sawah|Kampung Sawah]]}}{{BS-2|HST|1,6 km|[[Stasiun Jabungtambangpasir|Jabungtambangpasir]]}}
{{BS3-2||ABZgl+l|O2=eHST|KRW+r||[[Stasiun Pondokan|Pondokan]]}}
{{BS3-2||STR|CONTf||[[Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Pondok Gede|Jabungtambangpasir-Pondok Gede]]}}
{{BS3-2||CONTf|||[[Jalur kereta api Pondokan-Jandalan|Pondokan-Jandalan]]}}
|}
|}
'''Jalur kereta api Jabung-Jabungtambangpasir''' merupakan [[jalur]] [[kereta]] nonaktif sepanjang 2,9 [[kilometer|KM]] yang menghubungkan [[Stasiun Jabung]] dan [[Stasiun Jabungtambangpasir]].
 
====== Sejarah ======
[[Berkas:The ex-bridge of Batavia Noord- Manggarai railway.jpg|thumb|300px|Salah satu sisa '''jalur lintasan kereta api Jabung-Jabungtambangpasir''' adalah jembatan [[sungai]] [[Kali Cakung]] yang sekarang sudah digunakan untuk jembatan penyeberangan orang, di Kampung Sawah, [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi]]. Serta satu lagi adalah bekas jembatan [[trem]] milik [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij]] di atas [[sungai]] [[Kali Cakung]] di bekas [[Jalur kereta api Jatiwarna-Pondok Gede|lintasan KA Jatiwarna-Pondok Gede]] (via Jatikramat) yang telah dibongkar dan hancur sejak tahun [[1965]], namun kini cuma pondasi saja dan serta ditumbuhi semak belukar dan sudah ber[[karat]]. Foto ini diambil tanggal [[12 Mei]] [[2016]]. Dahulu sebelum era tahun [[1990-an]] akhir (era [[Kereta Api (perusahaan)|PERUMKA]]), saya pernah lewat '''jalur ini''' saat pakai [[kereta api barang]] angkutan [[pasir]] yang ditarik lokomotif [[BB301]] warna [[kuning]]-[[hijau]] era [[Kereta Api (perusahaan)|PJKA]]. Pada masa [[Soeharto]], pada hari {{tanggal|12|05|1984}} pada pagi hari jam 08.00 [[WIB]] lalu, ada seorang bocah meninggal karena [[sepeda]] tertabrak [[kereta api barang]] angkutan [[pasir]] yang ditarik lokomotif no. [[BB303]] 35 jurusan [[Stasiun Tanjung Priok|Tanjung Priok]] via Jatikramat-[[Stasiun Cakung|Cakung]] lalu masuk [[sungai]] saat berjalan di tengah [[rel]].]]
Jalur ini dibangun pada tahun [[1932]] oleh perusahaan [[kereta api]], ''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' dan dibuka pada tanggal [[2 Agustus]] [[1934]], pembangunan ini untuk memudahkan pengangkutan barang dari daerah [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jabung]] dan sekitarnya untuk diangkut ke luar negeri melalui:
 
* [[Pelabuhan Tanjung Priok]] dan [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]] di [[Jakarta Utara]] melalui [[Stasiun Jatikramat|Jatikramat]], [[Stasiun Cakung|Cakung]] dan [[Stasiun Cilincing|Cilincing]]
* [[Pelabuhan Cikarang]] di [[Kabupaten Bekasi]], melalui [[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]] dan [[Stasiun Cibitung|Cibitung]]
 
====== Daerah yang dilewati jalur kereta api ini ======
'''Jalur kereta api ini''' melewati 2 [[kecamatan]], 2 [[kelurahan]], 4 [[kampung]], 6 [[rukun warga|RW]] dan 12 [[rukun tetangga|RT]], antara lain:
 
# Kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], yang meliputi:
## Kelurahan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]], yang meliputi 2 [[kampung]], 4 [[rukun warga|RW]] dan 6 [[rukun tetangga|RT]]:
### Kampung Jabung Kulon, yang meliputi:
#### [[Rukun warga|RW]] 08, yang meliputi:
##### [[Rukun tetangga|RT]] 02
##### [[Rukun tetangga|RT]] 04
#### [[Rukun warga|RW]] 09, yang meliputi:
##### [[Rukun tetangga|RT]] 03
##### [[Rukun tetangga|RT]] 06
#### [[Rukun warga|RW]] 11, yang meliputi: [[Rukun tetangga|RT]] 07
### Kampung Sawah, yang meliputi: [[Rukun warga|RW]] 07, yang meliputi: [[Rukun tetangga|RT]] 03
# Kecamatan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]], yang meliputi:
## Kelurahan [[Jatibening, Pondok Gede, Bekasi|Jatibening]], yang meliputi 2 [[kampung]], 2 [[rukun warga|RW]] dan 6 [[rukun tetangga|RT]]:
### Kampung Buncit, yang meliputi: [[Rukun warga|RW]] 08, yang meliputi:
#### [[Rukun tetangga|RT]] 02
#### [[Rukun tetangga|RT]] 04
#### [[Rukun tetangga|RT]] 06
### Kampung Pondokan, yang meliputi: [[Rukun warga|RW]] 12, yang meliputi:
#### [[Rukun tetangga|RT]] 03
#### [[Rukun tetangga|RT]] 04
#### [[Rukun tetangga|RT]] 06
 
====== Jalur terhubung ======
* [[Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Pondok Gede]]
* [[Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Jatiwarna]] (via Jatikramat)
* [[Jalur kereta api Pondokan-Jandalan]]
* [[Jalur kereta api Jabung-Cakung]]
* [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]]
* [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiwarna]]
 
====== Stasiun dan sungai yang dilewati ======
Stasiun-stasiun yang dilewati di '''lintas ini''' antara lain:
* [[Stasiun Jabung]] (KM 0+000)
* [[Stasiun Kampungsawah]] (KM 1+285)
* [[Stasiun Jabungtambangpasir]] (KM 2+870)
 
Selain itu di '''lintas ini''' melewati 2 [[sungai]] utama dan 4 [[anak sungai]], yakni:
* [[Kali Cakung]] dengan anak sungainya:
** Kali Bacang
** Kali Jabung Kait
** Kali Pasuk
* [[Kali Sunter]] dengan anak sungainya:
** Kali Wudur
 
====== Data stasiun kereta api yang dilewati ======
Data [[stasiun kereta api]] yang dilewati '''jalur ini''', adalah:
{| class="wikitable"
|-
! Nama stasiun
! Ketinggian
! Kilometer
! Kode stasiun
! Kondisi
! Keterangan
|-
| [[Stasiun Jatimekar]]
| +35,5 M
| KM 0+000
| JTM
| Non-Aktif
| Dahulu bernama Stasiun Jabung dengan kode JTM. Sampai dengan [[1995]] merupakan stasiun simpang, dengan cabang jalur milik:
* [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]]:
** [[Jalur kereta api Lenteng Agung-Jatiasih]]
** [[Jalur kereta api Jabung-Cakung]]
** [[Jalur kereta api Nambo-Jatiasih]]
* [[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]]:
** [[Jalur kereta api Jabung-Jabung Trem]]
** [[Jalur kereta api Wanaherang-Jabung]]
|-
| [[Stasiun Kampung Sawah]]
| +34,9 M
| KM 1+285
| KPSW
| Non-Aktif
| Memiliki cabang ke [[pabrik]] [[kecap]] dan berdampingan dengan jalur [[trem]] milik [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] yakni [[Jalur kereta api Jatiasih-Jabungtambangpasir]] (via Jatikramat). 200 [[meter|m]] setelah stasiun ini, rel ini menyeberangi [[sungai]] [[Kali Cakung]] beserta 3 [[anak sungai]]nya, yakni Kali Bacang, Kali Jabung Kait dan Kali Pasuk.
|-
| [[Stasiun Jabung Tambang Pasir]]
| +34,2 M
| KM 2+870
| JBTP
| Non-Aktif
| Memiliki cabang ke [[pabrik]] [[semen]], [[pupuk]] dan [[tambang]] [[pasir]] serta berdampingan dengan jalur [[trem]] milik [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] yakni [[Jalur kereta api Jatiasih-Jabungtambangpasir]] (via Jatikramat). Dahulu jalur [[kereta api]] masih berlanjut sampai [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]], namun hanya ruas [[Stasiun Jabung|Jabung]]-[[Halte Buncit|Buncit]] masih aktif untuk mengangkut [[kayu]] jati sampai [[1997]].
|-
| [[Halte Buncit]]
| +? M
| KM 3+200
| BCT
| Non-Aktif
| Memiliki cabang ke Perhutani.
|}
 
===== Jembatan kereta api Kali Cakung Jatikramat =====
{{Infobox bangunan hikmat
| kategori = jembatan
| name = Jembatan Kali Cakung Jatikramat
| image = eks Jembatan Kali Cakung Jatikramat.jpg
| caption = Jembatan kereta api Kali Cakung Jatikramat Bekasi yang kini menjadi jalur [[sepeda motor]] di [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi]].
| prov = Jawa Barat
| kab = Bekasi
| kec = Jatiwarna
| desa = Jatikramat
| buka = [[1934]]-[[1935]], direstorasi [[1989]]-[[1990]]
| tutup = [[6 Januari]] [[1996]]
| operator = [[Daerah Operasi I Jakarta]]
| panjang = 300 m, [[1989]]: 500 m
| nomorbh = 289
| singkatan = JKM
| layanan = ''tak ada layanan'' setelah [[Kereta api barang]] tak aktif
}}
'''Jembatan Kali Cakung Jatikramat''' merupakan [[jembatan]] jalur [[kereta api]] yang dibangun oleh NIS (''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' <ref>[http://seputar-kota-bekasi.blogspot.com/| Perusahaan kereta api di Bekasi pada masa Hindia-Belanda], Seputar Kota Bekasi, diupdate 11 Juni 2015</ref> <ref>[http://www.bekasi.go.id/| Menelusup sejarah perkeretaapian di Bekasi], Situs Web Pemerintah Kota Bekasi, diupdate 11 Juni 2015</ref> <ref>[http://timur.jakarta.go.id/| Sejarah perkeretaapian di Kota Bekasi dan sekitarnya], Situs Web Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Timur, diupdate 11 Juni 2015</ref>) antara tahun [[1934]]-[[1935]] dan direstorasi antara tahun [[1989]]-[[1990]]. Jembatan dengan nomor Bangunan Hikmat (BH) 289 ini berada di jalur antara '''Jatiwarna''' dan [[Stasiun Cakung|Cakung]] di km 40+580 antara [[Stasiun Jabung]] (sekarang [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]]) dan [[Stasiun Jatikramat]], membelah Sungai Kali Cakung di Kampung Jedor [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Kelurahan Jatikramat]], [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]], [[Kota Bekasi]].
 
Jembatan ini saat ini telah roboh pada tanggal [[6 Januari]] [[1996]] setelah terjadi kecelakaan [[Kereta api peti kemas|Kereta api angkutan peti kemas no. 7101]] jurusan [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]] - [[Stasiun Kalimas|Kalimas]] tiba-tiba anjlok dan masuk ke [[sungai]] karena jembatan ini roboh dan [[sungai|sungai meluap]]. [[Jalur kereta api Jabung-Cakung]] ruas Jabung-Jatikramat dibongkar pada tahun [[2000]] akibat pembangunan jalan arteri. Jembatan ini dibangun dengan baru pada tahun [[2000]] ditandai dengan peletakan batu pertama pada pembangunan jembatan baru dan jalan arteri Jatikramat pada tanggal [[5 April]] [[2000]] oleh [[Kepala desa|Kepala Desa Jatikramat]] yang menjabat saat itu <ref>[http://library.ohiou.edu/| IN-KOMPAS: Kepala Desa Resmikan Peletakan Batu Pertama Pada Pembangunan Jembatan Dan Jalan Arteri Bekas Rel Kereta Api]</ref>.
 
Pembangunan jembatan yang baru, besertaan dengan jalan arteri Jatikramat, yang merupakan bekas [[rel]] [[kereta api]] pada tahun [[2000]] sampai tahun [[2002]] dengan menelan dana APBD sebesar Rp19.250.000,00 <ref>[http://seputar-kota-bekasi.blogspot.com/| KOMPAS 24-09-2000: Pembangunan Jalan Arteri Dan Jembatan Baru Di Jatikramat Menelan Dana APBD Kotamadya Bekasi Sebanyak Rp19.250.000,00], Seputar Kota Bekasi, diupdate 14 Juni 2015</ref> <ref>[http://news.liputan6.com/| Pembangunan Jembatan Baru dan Jalan Arteri di Jatikramat Menelan Dana Rp19,25 juta], Liputan6, diupdate 14 Juni 2015</ref> <ref>[http://library.ohiou.edu/| IN-KOMPAS: Pembangunan Jalan Arteri Dan Jembatan Baru Di Jatikramat Menelan Dana APBD Rp19,25 Juta]</ref> <ref>[http://library.ohiou.edu/| IN-KESRA: Pembangunan Jalan Arteri Dan Jembatan Baru Eks Rel Kereta Api di Jatikramat Telan Dana APBD Rp19.250.000,00]</ref>. Kemudian, Beserta Jalan arteri [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]], Jembatan yang baru yang merupakan bekas [[jembatan]] yang lama milik [[Kereta Api (perusahaan)|Perusahaan Umum Kereta Api]] yang telah roboh akibat anjloknya [[kereta api peti kemas|Kereta api angkutan peti kemas]] no. 7101 pada awal [[1996]] diresmikan pada tanggal [[6 Januari]] [[2002]] oleh Menkimpraswil yang menjabat saat itu <ref>[http://www.bbc.com/| BBC: Minister of Public Works of the Republic of Indonesia inaugurated 10 development projects in Bekasi, including Jatikramat Arterial Road and the new bridge in Jatikramat, a former railroad property of the Railway Company, as well as a double railway line segment Bekasi to Tambun]</ref> <ref>[http://news.liputan6.com/| Memkimpraswil resmikan Jalan arteri dan Jembatan baru di Jatikramat]</ref> <ref>[http://seputar-kota-bekasi.blogspot.com/| KOMPAS 06-01-2002: Beserta 8 proyek lain di Bekasi dan pendatangan 19 angkot baru dari Jepang serta menetapkan jalan khusus sepeda motor, Menkimpraswil resmikan Jalan arteri dan Jembatan baru di Jatikramat], Seputar Kota Bekasi, diupdate 15 Juni 2015</ref> <ref>[http://library.ohiou.edu/| IN-LIPUTAN6: Memkimpraswil resmikan Jalan arteri dan Jembatan baru di Jatikramat]</ref> <ref>[http://library.ohiou.edu/| IN-KESRA: Memkimpraswil resmikan 30 bangunan baru di Jawa Barat]</ref> <ref>[http://pelita.or.id/| Memkimpraswil resmikan Jalan arteri dan Jembatan baru di daerah Jatikramat]</ref>
 
Jembatan baru dan Jalan arteri sudah bisa dilalui banyak [[sepeda motor]] dan [[angkutan kota]] sejak [[8 Januari]] [[2002]] <ref>[http://news.liputan6.com/| Jembatan baru dan Jalan arteri Jatikramat sudah bisa dilalui banyak kendaraan]</ref> <ref>[http://library.ohiou.edu/| IN-KESRA: Jalan arteri dan Jembatan baru di Jatikramat sudah bisa dilalui kendaraan]</ref>. Pembangunan 20 [[tempat pemberhentian bus|halte angkot]] di Jalan arteri dan dekat Jembatan baru telah dilaksanakan sejak [[10 Februari]] [[2002]] oleh [[Daftar Walikota Bekasi|Walikota Bekasi]] yang menjabat saat itu <ref>[http://news.liputan6.com/| Walikota Bekasi bangun dua puluh halte angkutan kota di Jalan Arteri dan Jembatan Baru Jatikramat]</ref>.
 
==== Stasiun kereta api ====
 
===== Stasiun Jatiwarna (dulu Komsen/Komzeen NIS) =====
{{infobox stasiun
|image=jurnatan1.jpg
|caption=Stasiun Jatiwarna tempo dulu, sekitar tahun [[1941]]. Stasiun Jatiwarna kini rata dengan tanah akibat pembangunan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] seksi Hankam - Cikunir pada tahun [[2006]]. Dulu [[stasiun kereta api]] pernah dilayani warga yang baru datang dari kota-kota di [[Jawa Barat]] untuk bekerja di [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]].
|name=Jatiwarna
|prov=Jawa Barat
|kota=Bekasi
|kecamatan kota=Jatiwarna
|kelurahan kota=Jatiwarna
|alamat=Jalan Wibawa Mukti no. 28
|kodepos=17423
|open=2 September 1934
|close=10 Januari 2001
|reopen=Juli 2013
|electrification=Juli 2013
|oldname=''Komzeen NIS''
|class=I/besar
|kode=JTA
|tinggi=+ 34,3m
|operator=[[Daerah Operasi I Jakarta|Daop I Jakarta]]
|nomor=1314
|letak=
* km 41+000 lintas [[Jalur kereta api Trans Jawa]] (rencana)
* km 41+200 lintas [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-''[[Stasiun Jatimekar|Jatimekar]]''-'''''Jatiwarna''''' (tak beroperasi)
* km 18+210 lintas [[Stasiun Lenteng Agung|Lenteng Agung]]-[[Stasiun Tanjung Barat|Tanjung Barat]]-''[[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]''-''[[Stasiun Jatimekar|Jatimekar]]''-'''''Jatiwarna''''' (tak beroperasi)
* km 0+740 lintas '''''Jatiwarna'''''-''[[Stasiun Jonggol Lama|Jonggol]]''-[[Stasiun Cianjur|Cianjur]] (tak beroperasi)
* km 0+000 lintas '''''Jatiwarna'''''-''[[Stasiun Cibitung|Cibitung]]''-[[Stasiun Cikarang|Cikarang]]-[[Stasiun Karawang|Karawang]]-[[Stasiun Cikampek|Cikampek]]-[[Stasiun Cirebon Prujakan|Cirebon Prujakan]]-[[Stasiun Prupuk|Prupuk]]-[[Stasiun Purwokerto|Purwokerto]]-[[Stasiun Kroya|Kroya]] (tak beroperasi)
* km 11+400 lintas trem [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] (tak beroperasi)
|line=[[KRL Jabotabek]] (''rencana dibuka [[2018]]'')
}}
 
{|align=center
{{BS-header|Stasiun Jatiwarna||#FF7000}}
{{BS-table1}}
{{BS5|CONTg|||||Ke [[Stasiun Jatimekar|Jatimekar]]}}
{{BS5|STR|ENDEg||||}}
{{BS5|STR|STR||||}}
{{BS5|STR|ABZg2|STRc3|||}}
{{BS5|STR|STR+c1|STR2+4|STRc3||}}
{{BS5|STR|STR|STRc1|STR2+4|STRc3|||}}
{{BS9|RP2q|RP2q|SKRZ-G2BUE|SKRZ-G2BUE|RP2q|RP2q|RP2q|RP2q|RP2q|O6=ÜWc1|O7=-STRl+4|O8=-STRq|O9=-CONTfq|<small>Ke Gudang [[pupuk]] [[Pupuk Sriwidjaja Palembang|PUSRI]]</small>}}
{{BS9|vENDEa-|vENDEa-|ABZg3|STR||vENDEa-|vENDEa|v-ENDEa||O2=ÜWc2}}
{{BS9|vSTR-|STR3+1|ABZg2|STR+c3||vSTR-|vSTR|v-STR||O1=ÜWc2|O2=v-STR+1|O22=vSTR3-|O3=ÜWc4}}
{{BS9|SPLa+1|v-STR|ABZg2|ABZ2+4g|ÜWc3|vSTR-|vSHI2g+l-|STR3+l|KINTr|O1=vSTR-|O2=ÜWc4|O3=ÜWc1|O4=ÜWc3|O7=ÜWc2|O8=v-STR3|[[Pemutar rel|Turntable]]}}
{{BS9|vSTR|v-STR|STR+c1|ABZ4+2f|ABZ4+2l|STR2+r|vSTR-|STRc4||O4=ÜWc1|O5=ÜWc3|O6=vSTR2-|O62=ÜWc3|O7=vSTR+1-|O72=ÜWc3}}
{{BS9|vSTR|v-STR|STR+BSl|STR+c1|STR+4+c1|ABZ4+2f|STR2+4+c3|STRc3||O7=vSTR2-|O6=ÜWc1|O4=leer+BSr}}
{{BS9|vENDEe|v-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR+c1|ABZ4+2f|STR2+4+c3|STRc3|O7=ÜWc1}}
{{BS9||vBS-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR|STR+c1|STR+4+c1|STR+4|}}
{{BS9|BS|vBS-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR|STR|STR|STR|}}
{{BS9|BS|vBS-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR|STR|STR|STR|O1=BUILDING|O2=num1r|O3=num2r|O4=num3r|O5=num4r|O6=num5r}}
{{BS9|BS|vBS-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR|STR|STR|STR|}}
{{BS9|vENDEa|vBS-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR|STR|STR|STR|}}
{{BS9|vSTR|vBS-STR|STR+BSlr|STR+BSr|STR|STR|STR|STR|STR|}}
{{BS9|vSTR|v-STR|STR+BSl|STR+BSr|STR+c2|ABZg3|STR|STR+c2|STR3|O1=ÜWc2|O2=v-STR3}}
{{BS9|vSTR|v-STR|STR+BSl|STR+BSr|ABZg+1|STR+c4|STR+c2|ABZ3+1g|STRc4|O1=v-STR+1|O2=ÜWc4}}
{{BS9|vÜSTl|v-STR2|STR+c3|STR+c2|ABZg3|STR|ABZg+1|STRc4||}}
{{BS9|vSTR|STRc1|ABZg+4|ABZ3+1g|STR+c4|STR|STR|||O3=ÜWc2}}
{{BS9|vENDEer||ABZg+1|STRc4|STR2|STR+c3|STR|||}}
{{BS9|exBRÜCKE1||BRÜCKE1||STRc1|ABZ2+4g|STR+c3|||O1=ENDEf}}
{{BS9|exCONTf||STR|||STRc1|ABZg+4|||<small>Ke ''[[Stasiun Jatiwarnapasar|Jatiwarnapasar]]''</small>}}
{{BS5|STR||||STR2|O5=lCONT2f|Ke [[Stasiun Jatiwarnatrem|Jatiwarna Trem]] ([[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]])}}
{{BS5|CONTf|||||Ke [[Stasiun Rawalumbu|Rawalumbu]]}}
|}
|}
 
====== Jalur dan percabangan jalur kereta api ======
 
Stasiun ini memiliki 13 jalur dan 3 peron. Dulu (sebelum tahun [[1990-an]]), dari [[Stasiun Jatiwarna]] terdapat percabangan ke [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] (dari jalur 4) dan [[gudang]] [[pupuk]] PUSRI (dari jalur 8).
 
===== Stasiun Jatimekar (dulu Jabung) =====
{{infobox stasiun
|image=Eks Halte Pulorejo.jpg
|caption=Stasiun Jatimekar yang sudah tak terpakai lagi yang dalam pembongkaran/penggusuran akibat pembangunan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] seksi Hankam - Cikunir, [[2006]]. Dulu [[stasiun kereta api]] pernah dilayani penumpang warga [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Desa Jabung]] (sekarang [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Kelurahan Jatimekar]]) yang hendak bekerja ke [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]], [[Wanaherang, Gunung Putri, Bogor|Wanaherang]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]] dan [[Bogor]]. Foto ini diambil pada tanggal [[9 Mei]] [[2016]].
|name=Jatimekar
|prov=Jawa Barat
|kota=Bekasi
|kecamatan kota=Jatiwarna
|kelurahan kota=Jatimekar
|alamat=Jalan H. Nursid (dahulu Jalan raya Jatimekar/''Djaboengsche Weg'') no. 51 tromol pos no. 51 [[kode pos]] 17422
|kodepos=17422
|open=1934-1935
|close=8 Januari 2001
|reopen=Juli 2013
|oldname=Jabung/'''JBG''' (1965-1989), ''Djaboeng train station'' (1947-1965)
|kode=JTM/dulu JBG
|class=I/besar, Stasiun persimpangan, bertipe:
* Sampai [[2000]]: [[Stasiun kereta api]] penumpang dan barang
* Sampai sekarang: Belum beroperasi penuh
* Under construction: Pemberhentian [[KRL Jabodetabek]]
|tinggi=+ 35,5m
|operator=[[Daerah Operasi I Jakarta|Daop I Jakarta]]
|nomor=1313
|letak=
* km 39+000 lintas [[Jalur kereta api Trans Jawa]] (rencana)
* km 39+000 lintas [[Stasiun Citayam|Citayam]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-'''''Jatimekar'''''-''[[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]'' (tak beroperasi)
* km 17+541 lintas [[Stasiun Lenteng Agung|Lenteng Agung]]-[[Stasiun Tanjung Barat|Tanjung Barat]]-''[[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]''-'''''Jatimekar'''''-''[[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]]'' (tak beroperasi)
* km 2+900 lintas ''[[Stasiun Jabungtambangpasir|Jabungtambangpasir]]''-'''''Jatimekar'''''-''[[Stasiun Jatikramat|Jatikramat]]''-[[Stasiun Cakung|Cakung]]-''[[Stasiun Cilincing|Cilincing]]''-''[[Stasiun Cilincing Pelabuhan|Cilincing Pelabuhan]]'' (tak beroperasi)
* km 0+240 lintas trem [[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]] (tak beroperasi)
|line=[[KRL Jabotabek]] (''rencana dibuka [[2018]]'')
}}
 
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM Het hoofdkantoor van de Nederlandsch-Indische Spoorweg Maatschappij (NIS) in Semarang TMnr 10032316.jpg|thumbnail|Bangunan kantor cabang NIS di Jabung (sekarang [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]]) pada tahun [[1936]]-[[1938]].]]
 
'''Stasiun Jatimekar''' atau dahulu bernama '''Stasiun Jabung''' (kode: '''JTM'''/dahulu '''JBG''', +35,5 [[meter|m]] dpl.) merupakan salah satu [[stasiun kereta api]] non-aktif yang berada di Jalan Haji Nursid, Kelurahan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]], Kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], Kota [[Bekasi]], Provinsi [[Jawa Barat]] 17422.
 
====== Tipe ======
Dulu, sebelum [[1995]], adalah [[Stasiun kereta api]] kelas besar, yang dibagi menjadi stasiun penumpang dan stasiun barang, dan memiliki jalur kereta api yang banyak (21 jalur) dan balai yasa dengan stasiun yang terluas, dengan luas 250.000 m<sup>2</sup> (25 [[hektar|ha]]).
 
====== Kepala stasiun ======
Kepala '''Stasiun Jatimekar''' yang menjabat adalah:
 
Masa orde lama ([[1950]]-[[1966]])
 
* JURAINI, yang menjabat antara [[1950]] s.d [[1953]], wakil:
** SURHEDI, yang menjabat antara [[1950]] s.d [[2 Agustus]] [[1952]]
** MOSLAIDI, yang menjabat sementara antara [[3 Agustus]] s.d [[16 Agustus]] [[1952]]
** SAPTA ZURINI, yang menjabat [[17 Agustus]] s.d [[31 Desember]] [[1952]]
** ALI SADIKIN, yang menjabat sementara antara [[1 Januari]] s.d [[2 Agustus]] [[1953]]
* MOSLITI, yang menjabat antara [[1953]] s.d [[1958]]
* ZULKHAIFI, yang menjabat antara [[1958]] s.d [[1963]]
* SUBAINI, yang menjabat antara [[1963]] s.d [[31 Desember]] [[1965]]
* ROHEMI, yang menjabat sementara antara [[1 Januari]] s.d [[2 Agustus]] [[1966]]
* MOHMAIDI, yang menjabat sementara antara [[3 Agustus]] s.d [[11 Agustus]] [[1966]]
 
Masa [[orde baru]] ([[1966]]-[[1998]])
 
* ARIONO, yang menjabat antara [[1966]] s.d [[1969]], wakil:
** SURDADI, yang menjabat antara [[1966]] s.d [[2 Agustus]] [[1968]]
** ARI MAHDINI, yang menjabat antara [[3 Agustus]] s.d [[31 Desember]] [[1968]]
** SURYADI, yang menjabat antara [[1 Januari]] s.d [[2 Agustus]] [[1969]]
* USUP SURBIDI, yang menjabat antara [[1969]] s.d [[1972]], wakil:
** ALI BUSTAMAN, yang menjabat antara [[1969]] s.d [[ [[1971]]
* USMAN JAEFUDI, yang menjabat antara [[1972]] s.d [[1982]], wakil:
** DARYONO, yang menjabat antara [[1972]] s.d [[1977]]
** NUHMAINI, yang menjabat antara [[1977]] s.d [[31 Desember]] [[1981]]
** HAJI SURTANA, yang menjabat antara [[1 Januari]] s.d [[30 April]] [[1982]] <ref>Di masa kepemimpinan USMAN JAEFUDIN ([[1972]]-[[1982]]), [[Kota administratif]] [[Bekasi]] dibentuk dan diresmikan pada tanggal [[30 April]] [[1982]] oleh Menteri Dalam Negeri yang menjabat saat itu.</ref>
* HAJI SURTANA, yang menjabat antara [[1982]] s.d [[1987]]
* SATIONO, yang menjabat antara [[1987]] s.d [[1992]] <ref>Di masa kepemimpinan SATIONO ([[1987]]-[[1992]]), nama '''Stasiun Jabung''' berganti nama menjadi '''Stasiun Jatimekar''' saat adanya pergantian nama [[desa]].</ref> <ref>Di masa kepemimpinan SATIONO ([[1987]]-[[1992]], Kecamatan '''Jatiasih''' dibentuk, berdasarkan PP no. 3/[[1992]], desa ini dimasukkan ke Kecamatan '''Jatiasih''' dan telah menjadi definitif dan diresmikan oleh Gubernur [[Jawa Barat]] yang saat itu sejak [[7 Maret]] [[1993]].</ref>
* MURDIONO, yang menjabat antara [[1993]] s.d [[11 Januari]] [[1996]]
* ALI SUDONO, yang menjabat antara [[12 Januari]] [[1996]] s.d [[21 Mei]] [[1998]] <ref>Di masa kepemimpian ALI SUDONO ([[1996]]-[[1998]]), [[Kota Bekasi]] dibentuk dan dimekarkan dari [[Kabupaten Bekasi]], berdasarkan UU no. 9/[[1996]], serta kecamatan '''Jatiasih''' dan desa ini masuk ke [[Kota Bekasi]].</ref>
 
Masa [[reformasi]] ([[1998]]-[[2001]])
 
* ALI SUDONO, yang menjabat [[22 Mei]] [[1998]] s.d [[31 Desember]] [[1999]] <ref>Di masa kepemimpinan ALI SUDONO ([[1996]]-[[1999]]), maka [[desa]] [[Jatimekar, Jati Asih, Bekasi|Jatimekar]] berubah status menjadi [[kelurahan]] berdasarkan SK no. 181/[[1998]].</ref>
* SUYOTO, yang menjabat sementara antara [[1 Januari]] s.d [[1 September]] [[2000]]
* MARYANTI, yang menjabat sementara antara [[2 September]] [[2000]] s.d [[8 Januari]] [[2001]]
 
====== Sejarah ======
 
[[Stasiun kereta api]] ini dibuka pada tahun [[1934]]-[[1935]] oleh ''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' (NIS) untuk menjadi pemberhentian [[kereta api lokal]] jurusan [[Stasiun Citayam|Citayam]] ke [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]] pp dan [[kereta api lokal]] jurusan [[Stasiun Manggarai|Manggarai]] ke [[Stasiun Jatiwarna|Jatiwarna]] pp, serta memudahkan pengangkutan pasir dari daerah [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]], dibangun jalur kereta api ke [[pelabuhan]] di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]] dan [[Cikarang (kota)|Cikarang]].
 
Dengan demikian di wilayah [[kawedanaan]] [[Cibinong, Bogor|Cibinong]] terdapat 120 tambang [[pasir]] dengan produksi pasir 8.400 [[ton]] pada tahun [[1941]], 90 tambang [[batu bara]] dengan produksi batu bara 12.200 [[ton]] pada tahun [[1941]] dan 180 [[pabrik gula]] dengan produksi tebu 22.500 tth pada tahun [[1941]] dan 6.600 km<sup>2</sup> kebun [[tebu]] yang tersebar di 6 [[kecamatan]], yang memudahkan pengangkutan dengan [[kereta api]] menuju [[Pelabuhan Tanjung Priok]] untuk diekspor ke [[eropa]].
 
Saat pembukaannya, jumlah penumpang masih sedikit, yakni 650 orang. Pada tahun [[1941]], jumlah penumpang yang diangkut [[kereta api]] dari '''Stasiun Jatimekar''' meningkat mencapai 900 orang dan tahun [[1950]] meningkat mencapai 1.250 orang <ref name=dka>Djawatan Kereta Api, tt., [http://www.studiegroep-zwp.nl/halten/zwp-bijlagen/ZWP-160-Lintas-1950-1953-C13a.htm DAFTAR C, 13a. ''Ichtisar Angkutan Penumpang jang berangkat dan Kiriman Biasa (dalam ton) jang dikirim dari tiap² setasiun² dan perhentian² D.K.A. di DJAWA dan MADURA semasa tahun² 1950-1951-1952 dan 1953 Eksplotasi BARAT''.] Hlm. 135.</ref>.
 
====== Jalur cabang ======
 
Dulu (sampai dengan tahun [[1995]]) stasiun ini memiliki beberapa jalur cabang. Dahulu dari stasiun ini terdapat percabangan ke [[Stasiun Cakung]], [[Stasiun Tanjung Priok]], [[Gunung Putri, Bogor|Kec. Gunung Putri]] dan [[Stasiun Nambo]]. Jalur kereta api ini dibuka pada tahun [[1934]] oleh ''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' (NIS) dan ''[[Staats Spoorwegen]]'' (SS). Namun kini jalur [[kereta api]] telah dinonaktifkan akibat dari [[banjir]] besar melanda wilayah ini pada pertengahan dekade [[1990-an]] dan Kecelakaan menimpa [[Lokomotif BB301]] yang Dulu dipakai untuk angkutan [[kereta api penumpang]] lokal maupun [[kereta api barang]] mengangkut [[semen]], [[pasir]] dan [[pupuk]] ketika masih ditarik [[lokomotif uap]] dan [[lokomotif diesel]] hidrolik, seperti [[D301]], [[BB301]], [[BB303]], [[BB304]] dan [[BB306]]. Nantinya, jalur yang melewati daerah [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]] dan [[Stasiun Nambo]] akan diaktifkan kembali pada bulan [[Juli 2013]] dan melayani [[KRL Jabotabek]] pada tahun [[2018]] memakai [[Stasiun Jatimekar]] yang baru tepatnya 1,5 km dari Jalan tol JORR menggantikan [[Stasiun Jabung]] yang sudah tak terpakai lagi sejak awal dekade [[2000-an]] yang sudah dibongkar akibat pembangunan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] seksi Hankam - Cikunir pada tahun [[2006]].
 
Dulu dari stasiun ini, pernah ada percabangan ke Tempat pengambilan [[pasir|Pasir Jatimekar]]. Jalur ini dibuka pada tahun [[1934]] oleh ''[[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij]]'' dengan gauge {{RailGauge|1435}}. Sekarang sudah dinonaktifkan akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi sekitar tahun 1997]] karena diberi dana bantuan dari [[IMF]] dan Lengsernya [[Soeharto]] pada tahun [[1998]].
 
Jalur cabang [[trem]]
 
Percabangan jalur [[trem]] [[uap]] [[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]]
 
Selain itu, dulu (sampai dengan tahun [[1997]]), dari [[Stasiun kereta api]] ini, terdapat percabangan ke [[Stasiun kereta api|Stasiun trem]] milik TjVSM yang berada 1,8 km dari [[Stasiun kereta api]] ini. Stasiun [[trem]] [[uap]] dulunya merupakan titik awal ([[0 kilometer|KM 0]]) dari perjalanan [[trem]] [[Tjikeas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]] dan melayani pemberangkatan penumpang [[trem]] [[uap]] dengan {{RailGauge|600}} kalau jika ke [[Ciangsana, Gunung Putri, Bogor|Ciangsana]], [[Stasiun Nambo|Nambo]], [[Stasiun Sukaraja|Sukaraja]], [[Stasiun Sirnagalih|Sirnagalih]] dan [[Megamendung, Bogor|Megamendung]].
 
Trem kota [[Bekasi]]
 
Selain itu juga, dulu (sebelum tahun [[1965]]), di daerah ini pernah dilewati jalur [[trem]] [[listrik]] dengan gauge {{RailGauge|600}} dari [[Stasiun Bekasi]] menuju [[Stasiun Pondok Gede]] melalui Jalan Sultan Agung, Jalan Bintara Raya, Jalan Cikunir Raya, Jalan Jatimekar Raya, Jalan raya Kampung Jedor, Jalan akses Tambang pasir dan Jalan raya Pondok Gede.
 
Selain itu juga, dulu (sampai dengan tahun [[1965]]) dari stasiun ini terdapat cabang ke [[Stasiun Jabunglor]] yang dimiliki [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] yang letaknya 1,4 [[kilometer|km]] dari stasiun ini. Dari [[Stasiun kereta api]] Jabungtambangpasir yang letaknya 2,9 km dari stasiun ini, jalur [[trem]] milik [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] masih berlanjut sampai [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] hingga berakhir di [[Pinang Ranti, Makasar, Jakarta Timur|Pinang Ranti]] melewati [[Stasiun Pondokan|Pondokan]] (dengan cabang ke [[Stasiun Jandalan|Jandalan]]), [[Halte Ngadeng|Ngadeng]], [[Stasiun Kampung Dalem|Kampung Dalem]], [[Halte Tinger|Tinger]] (dengan cabang ke [[Stasiun Bekantan|Bekantan]]), [[Halte Welar|Welar]] (dengan cabang ke [[Stasiun Bentang Tangan|Bentang Tangan]] ([[pabrik gula]]), [[Halte Klumpuk|Klumpuk]], [[Stasiun Jatimakmur|Jatimakmur]], [[Halte Ngandeng|Ngandeng]], [[Stasiun Pondok Gede|Pondok Gede]], [[Stasiun Lubang Buaya|Lubang Buaya]] dengan mengikuti alur jalan raya Pondok Gede.
 
{{stasiun|Halte Jabung Pasar|Jalur kereta api Lenteng Agung-Jatiwarna|Stasiun Jatiwarna}}
{{stasiun|-|Jalur kereta api Jabung-Cakung|Stasiun Jatikramat}}
{{stasiun|-|Jalur kereta api Jabung-Tempat pengambilan Pasir Jatimekar|Tempat pengambilan Pasir Jatimekar}}
{{stasiun|Stasiun Jatiluhur Tua|Jalur kereta api Nambo-Jabung|-}}
{{stasiun|Stasiun Jabung Trem|Jalur kereta api Wanaherang-Jabung|-}}
{{stasiun|Stasiun Jatimekar Baru|Jalur kereta api Trans-Jawa|Stasiun Jatiwarna Baru}}
 
===== Stasiun Jabungtambangpasir =====
{{infobox stasiun
|image=Sawahlunto railway station (1).JPG
|caption='''Stasiun Jabungtambangpasir''' yang sudah dibuka kembali sebagai [[museum]] pada tahun [[2005]], setelah stasiun beserta [[Rel|Rel kereta api]] dari Stasiun Jabung ditutup akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis moneter sekitar tahun 1997]], foto ini diambil pada tanggal [[12 Mei]] [[2016]]. Saat ini, [[stasiun kereta api]] diaktifkan kembali untuk stasiun [[KRL Jabodetabek]] rute menuju [[Stasiun Duri]], [[Jakarta Barat]] melewati [[Stasiun Nambo|Nambo]] dan [[Stasiun Ciangsana|Ciangsana]] untuk memudahkan warga [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] yang hendak bekerja ke [[Jakarta]], [[Wanaherang, Gunung Putri, Bogor|Wanaherang]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Bogor]] dan [[Depok]] dengan [[kereta api]] jika naik mobil terkena [[kemacetan]] di [[Jalan Tol Jakarta-Cikampek]] dan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] serta diresmikan saat [[Asian Games 2018]] dan lebaran [[Idul Fitri]] tahun [[2018]] nanti.
|name=Jabung Tambang Pasir
|prov=Jawa Barat
|kota=Bekasi
|kecamatan kota=Jatiwarna
|kelurahan kota=Jatimekar
|kodepos=17422
|alamat=Jalan Suhendi (dahulu Jalan Gedong Tengeng, diganti tahun [[1997]]) no. 3 tromol pos no. 59 [[kode pos]] 17422
|open=[[1934]]-[[1935]]
|close=akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi tahun 1997]]
|oldname=''Djaboeng Sandmijn''
|kode=JBTP
|class=
* III/kecil, Stasiun khusus [[Kereta api barang|KA barang]] (s/d [[1997]])
* Sebagai museum kereta api (sejak [[2005]])
* Sebagai stasiun [[KRL Jabotabek]]
|tinggi=+ 34,8m
|line=
* Stasiun persimpangan dengan jalur [[trem]] [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] jurusan Pondok Gede (s/d 1965)
* Khusus [[Kereta api barang|KA barang]] angkutan [[pasir]], [[pupuk]], [[semen]], [[kecap]], kayu jati dan [[karet]] (s/d [[1997]])
* ''Belum beroperasi penuh'' (s/d sekarang)
* [[KRL Jabotabek]] (''under construction'')
|nomor=1801
|letak=
* km 0+250 lintas '''''Jabungtambangpasir'''''-''[[Stasiun Jatimekar|Jatimekar]]''-''[[Stasiun Jatikramat|Jatikramat]]''-[[Stasiun Cakung|Cakung]]-''[[Stasiun Cilincing|Cilincing]]''-''[[Stasiun Cilincing Pelabuhan|Cilincing Pelabuhan]]'' (tak beroperasi)
* km 7+285 lintas trem [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]] (tak beroperasi)
|operator=[[Daerah Operasi I Jakarta|Daop I Jakarta]] dan [[Indocement Tunggal Prakarsa|PT Pasir Jatimekar]]<br/>Terletak di dekat [[hutan]] belantara, [[rawa|rawa-rawa]], daerah tambang [[pasir]] dan daerah tambak [[ikan]], dengan kelerengan rata-rata 12,5 % dan kemiringan 200<sup>o</sup>
|services={{s-rail|title=KRL Jabodetabek}}
{{s-line|system=KRL Jabodetabek|line=Duri-Jatimekar|notemid=under construction|previous=Jatimekar Baru|next=}}
{{s-line|system=KRL Jabodetabek|line=Duri-Jatiwarna|notemid=under construction|previous=Jatimekar Baru|next=Jatiwarna}}
}}
 
'''Stasiun Jabungtambangpasir''' (kode: '''JBTP''', +34,8 [[meter|m]] dpl) adalah bekas sebuah tempat pengambilan [[pasir]] ke dalam [[kereta api barang]] yang ada di Kelurahan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]], Kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], [[Kota Bekasi]], [[Jawa Barat]].
 
====== Mengenai stasiun Jabungtambangpasir ======
'''Stasiun ini''' merupakan stasiun kelas III dan dikhususkan bagi [[Kereta api barang]].
 
Sebelum ditutup, '''stasiun ini''' dikhususkan untuk [[Kereta api barang]], selain di [[Stasiun Jabung Gudang]]. Selain ini, tempat menaikturunkan [[kereta api penumpang]], dilakukan di [[Stasiun Jabung Trem]] ([[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]]), [[Stasiun Jabung Lor]] ([[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]]), [[Halte Jabung Pasar]] dan [[Stasiun Jatimekar]] (dulu Jabung).
 
====== Kepala stasiun KA ======
Kepala '''Stasiun KA Jabungtambangpasir''' yang menjabat adalah:
 
Masa Hindia-Belanda ([[1934]]-[[1942]])
 
* SUPRONO MAHTINI (Agustus [[1934]] s.d Desember [[1934]])
* SUPRONO MAHTINI (Januari [[1935]] s.d [[1937]])
* LANGGENG JAYADI ([[1937]] s.d [[1939]])
* LANGGENG MAHMUDI ([[1939]] s.d Desember [[1941]])
* LANGGENG SUTOYO (Januari [[1942]] s.d Maret [[1942]])
 
Masa Jepang ([[1942]]-[[1945]])
 
* MASYUDI ([[1942]] s.d Desember [[1944]])
* ROHEMIN (Januari [[1945]] s.d Agustus [[1945]])
 
Masa Kemerdekaan ([[1945]]-[[1946]])
 
* SUHIDIN (Agustus [[1945]] s.d Oktober [[1945]])
* GAFRUDI (Oktober [[1945]] s.d [[1946]])
 
Masa RIS ([[1946]]-[[1950]])
 
* HENDRIK SIREGAR ([[1946]] s.d [[1947]])
* JAEFRUDI ([[1947]] s.d [[1950]])
 
Masa orde lama ([[1950]]-[[1966]])
 
* MUHAMMAD SIMARNI ([[1950]] s.d [[1955]])
* SUPARNO ([[1955]] s.d [[1959]])
* SULARDI ([[1959]] s.d [[1964]])
* MARDIONO ([[1964]] s.d Juli [[1966]])
 
Masa orde baru ([[1966]]-[[Krisis finansial Asia 1997|Krisis 1997]])
 
* [[Soeharto|SOEHARTO]] (Juli [[1966]] s.d Agustus [[1966]])
* USUP MAGETI (Agustus [[1966]] s.d [[1970]])
* SUNARDI ([[1970]] s.d [[1974]])
* ZAENI MARYUDI ([[1974]] s.d [[1979]])
* SUBAENI ([[1979]] s.d [[1984]])
* SUMARDI ([[1984]] s.d [[1994]])
* JAMAL SUHENDRIK ([[1994]] s.d [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi 1997]]), yang terakhir menjabat sebagai [[kepala stasiun]] KA akibat ditutupnya '''stasiun ini''' dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi 1997]]
 
====== Layanan ======
Dulu dipakai untuk [[kereta api barang]] untuk mengambil dan mengangkut [[pasir]], dari [[Indocement Tunggal Prakarsa|PT Pasir Jatimekar]] (sekarang [[Indocement Tunggal Prakarsa|Indocement]]) sampai tahun [[1996]]. Selain itu, kereta api barang juga mengangkut [[kecap]], [[kayu]] jati, [[karet]], [[semen]] dan [[pupuk]] jurusan ke [[Stasiun Kalimas]].
 
Tempat ini dibuka saat pabrik [[pasir|Pasir Jatimekar]] pada tahun [[1935]] (sebagai ''Sandmijn van Djaboeng'') dan memiliki 6 jalur. Sebelum tahun [[1965]], dari stasiun ini, terdapat jalur lurus menuju [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] yang dimiliki [[Baccasie Elektrische Tram Maatschappij|BcETM]].
 
====== Kondisi stasiun dan rel ======
Maka '''Stasiun Jabungtambangpasir''' terletak di tengah [[hutan]] belantara, [[rawa|rawa-rawa]] dan di depan tambang [[pasir]], karena stasiun ini khusus untuk [[Kereta api barang]] dan maka stasiun ini sangat berada di dekat daerah "''jin buang anak''".
 
[[Jalur kereta api Jabung-Jabungtambangpasir]] merupakan jalur [[kereta api]] yang cukup berbahaya, karena melewati [[hutan]] belantara dan [[rawa|rawa-rawa]], karena di sini tempat "''jin buang anak''". [[Bantalan rel]] yang dipakai adalah memakai [[beton]] (sejak [[Stasiun Jatimekar|Jabung]] s.d [[Stasiun Kampung Sawah|Kampung Sawah]]) dan [[kayu]] (sejak [[Stasiun Kampung Sawah|Kampung Sawah]] s.d '''Jabungtambangpasir''').
 
Oleh karena [[rel|rel KA]] dan [[trem]] listrik ini memiliki panjang 2,7 [[kilometer]] dan melewati [[hutan|hutan-hutan]] belantara, perkebunan, [[rawa|rawa-rawa]] dan aliran [[sungai]] [[Kali Cakung]] dengan kelerengan 8-10 % dan kemiringan 150<sup>o</sup>
 
====== Masa kini ======
1996-1999: Penutupan dan penyusutan lahan tambang pasir
 
Sekarang, '''Stasiun Jabungtambangpasir''' ini sudah ditutup setelah menurunnya jumlah pasir dengan [[kereta api]] dan [[trem]] akibat dari [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis keuangan melanda Asia sekitar tahun 1997]].
 
Karena terjadinya [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi]] dan pembentukan [[Kota Bekasi]] (merupakan pemekaran dari [[Kabupaten Bekasi]]) tahun [[1997]], maka lahan tambang [[pasir]] menyusut dan beralih fungsi menjadi tempat [[wisata]] dan perumahan, maka luas lahan tambang [[pasir]] berkurang 45 % dari semula 408 [[hektar|ha]] menjadi 224,4 [[hektar|ha]] atau 1,06 % dari luas wilayah [[Kota Bekasi]] seluruhnya (21.050 [[hektar|ha]] (210,5 km<sup>2</sup>)) pada tahun [[1997]].
 
Sebanyak 10 [[kampung]] yang berada di 3 [[kelurahan]] yang dulunya lahan tambang [[pasir]] dengan luas 300 [[hektar|ha]] (3 km<sup>2</sup>) telah beralihfungsi, seperti:
 
# [[kampung|Kampung-kampung]] Pasekan, Bondok, Tepeh Kulon, Tepeh Wetan, Pungitan dan Jabung Kulon Kelurahan [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] dengan luas 150 [[hektar|ha]]
# [[kampung|Kampung-kampung]] Bonggolan, Jandalan dan Jedor Kelurahan [[Jatikramat, Jatiwarna, Bekasi|Jatikramat]] dengan luas 100 [[hektar|ha]]
# [[kampung|Kampung-kampung]] Kewel Kelurahan [[Jatibening, Pondok Gede, Bekasi|Jatibening]] dengan luas 50 [[hektar|ha]]
 
1999-2004: Beralih fungsi
 
Setelah dibiarkan kosong 2 [[tahun]] akibat menurunnya jumlah pasir yang diangkut [[kereta api]] dan berkurangnya luas lahan [[tambang]] [[pasir]] karena [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis 1997]], Kemudian pada tahun [[1999]], bangunan eks [[stasiun kereta api|stasiun KA]] ini telah beralih fungsi menjadi kantor sekretariat [[Pemilihan umum|Pemilu]], kantor pusat [[PT Kereta Api]] [[Daerah Operasi I Jakarta]] sub-DAOP I.3 Bekasi, serta kantor dinas [[Pertanian]] [[Kota Bekasi]].
 
Kemudian pada tahun [[2003]], bangunan eks [[stasiun kereta api|stasiun KA]] ini telah beralih fungsi menjadi kantor [[kelurahan]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] dan [[kantor pos]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] 17422A.
 
2004-sekarang: Menjadi museum
 
Kemudian pada akhir tahun [[2004]], bangunan eks [[stasiun kereta api|stasiun KA]] ini telah beralih fungsi menjadi museum [[kereta api|KA]] dan diresmikan oleh wakil presiden [[Republik Indonesia|RI]], [[Jusuf Kalla]], besertaan dengan:
 
# Pertama, di [[Stasiun Ambarawa|Ambarawa]], [[Kabupaten Semarang]], [[Jawa Tengah]]
# Kedua, di [[Stasiun Sawahlunto|Sawahlunto]], [[Kota Sawahlunto]], [[Sumatera Barat]]
 
{{stasiun|Stasiun Jatimekar|Jalur kereta api Jabung-Jabungtambangpasir|-}}
{{stasiun|-|Jalur kereta api Jabungtambangpasir-Pondok Gede|Stasiun Pondokan}}
 
===== Stasiun Jatiluhur Tua =====
{{infobox stasiun
|image=Stasiun Jatiluhur Tua.JPG
|caption=Stasiun Jatiluhur yang sedang dibangun. foto ini diambil/dijepret sekitar hari Sabtu sore tanggal [[24 Januari]] [[2015]]
|name=Jatiluhur Tua
|prov=Jawa Barat
|kota=Bekasi
|kecamatan kota=Jatiwarna
|kelurahan kota=Jatiluhur
|kodepos=17425
|open=1934-1935
|close=11 Januari 1996
|reopen=Juli 2013
|nomor=1322
|kode=JLH
|tinggi=+ 39,6m
|line=
|operator=[[Daerah Operasi I Jakarta|Daop I Jakarta]]
|services=
}}
 
'''Stasiun Jatiluhur Tua''' (kode: '''JLH''', +39,6 m dpl.) merupakan bekas sebuah [[stasiun kereta api]] yang ada di Kelurahan [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]], Kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], [[Kota Bekasi]], [[Jawa Barat]].
 
====== Layanan ======
 
Sebelumnya, tepatnya era [[1960-an|60'an]] sampai [[1990-an|90'an]], [[stasiun kereta api]] ini pernah melayani:
# [[Kereta api penumpang]], yakni:
## [[Kereta api lokal]]
## [[KRD]]
# [[Kereta api barang]], berupa muatan:
## [[pasir]]
## [[semen]]
## [[pupuk]]
## [[kecap]]
## [[kayu]] jati
## [[karet]]
## [[gula]] dari PG. Karangsari
 
====== Sejarah ======
Stasiun ini dibuka pada tahun [[29 Juli]] [[1934]], saat dibukanya jalur kereta dari [[Stasiun Ciangsana]] ke '''Jatiluhur''' oleh gubjend [[Hindia-Belanda]] yang saat itu, untuk memudahkan angkutan penumpang maupun barang dengan [[kereta api]]. Pembangunan jalur ini untuk memudahkan angkutan penumpang dari daerah [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]] untuk bekerja dan bersekolah di [[Jakarta]], [[Bekasi]], [[Wanaherang, Gunung Putri, Bekasi|Wanaherang]], [[Cibinong]] dan [[Depok]], serta barang hasil bumi dari daerah [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]] untuk diangkut ke [[Stasiun Jatikramat Gudang]] dan [[Stasiun Wanaherang Gudang]] untuk selanjutnya diekspor ke luar negeri melalui [[Pelabuhan Tanjung Priok]] di [[Jakarta Utara]] dan [[Pelabuhan Cikarang]] di [[Bekasi]].
 
====== Masa kini ======
Sekarang sudah ditutup pada akibat dari banjir besar melanda wilayah ini pada pertengahan dekade [[1990-an|90'an]] akibat [[Sungai Cikeas]] itu meluap dan mengakibatkan [[jembatan|jembatan kereta api]] di perbatasan desa [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]] (sekarang kelurahan [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]]), kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], [[Kabupaten Bekasi]] (sekarang [[Kota Bekasi]]) dengan desa [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]], kecamatan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]], [[Kabupaten Bogor]] itu roboh sehingga terjadi kecelakaan yakni [[kereta api barang]] bermuatan [[pasir|Pasir Jatimekar]] ditarik oleh [[lokomotif BB301]] jatuh, terjerembab dan terkena luapan [[Sungai Cikeas]] sejauh 2,6 [[kilometer|km]] sehingga menewaskan seorang [[masinis]] pada tanggal [[1 Januari]] [[1996]] sore.
 
====== Pengaktifan kembali ======
Pada bulan [[Juli 2013]], [[Stasiun kereta api]] beserta [[rel|jalur kereta api]] dihidupkan kembali dan mulai dilayani oleh [[KRL Jabotabek]] rute [[KRL Jabotabek|Duri-Nambo-Jatimekar]] serta memakai jalur ganda dan [[stasiun kereta api]] baru tepatnya di Kampung Galang, tepatnya 580 [[meter|m]] menggantikan [[stasiun kereta api]] lama tepatnya di Kampung Jatiluhur Tua yang sudah tak terpakai lagi akibat banjir merendam wilayah ini pada awal tahun [[1996]] untuk memudahkan pengangkutan penumpang dan barang dari daerah [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]] dan sekitarnya.
 
{{stasiun|Stasiun Bojongkulur Atas|Jalur kereta api Nambo-Jabung|Stasiun Jabung}}
 
===== Stasiun Bojongkulur Atas =====
{{infobox stasiun
|image=Stasiun Bojongkulur Atas.JPG
|caption=Stasiun Bojongkulur Atas yang sedang dibangun. foto ini diambil/dijepret sekitar hari Sabtu malam tanggal [[24 Januari]] [[2015]]
|name=Bojongkulur Atas
|prov=Jawa Barat
|kabupaten=Bogor
|kecamatan kabupaten=Gunung Putri
|desa=Bojong Kulur
|alamat=Jalan Ahmad Yani (dahulu Jalan Desa Bojong Kulur) nomor 14
|kodepos=16969
|open=1934-1935
|close=Belum diketahui (sekitar akhir tahun [[1995]]/awal tahun [[1996]])
|oldname=''Bodjongkoeloer'', ''Bodjongkoeloer Attes''
|reopen=Juli 2013
|kode=BJA
|tinggi=+ 44,2
|letak=
* km 36+120 lintas [[Stasiun Nambo|Nambo]]-[[Stasiun Jatimekar|''Jatimekar'']]-[[Stasiun Jatiwarna|''Jatiwarna'']] (tak beroperasi)
* km 4+280 lintas trem [[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij|TjVSM]] (tak beroperasi)
* km 36+200 lintas [[Jalur kereta api Trans-Jawa|KA Trans-Jawa]] (under construction)
|nomor=1325
|line=
* '''Sampai tahun [[1996]]''':
** [[Kereta api lokal]] Jatiwarna-Cibinong, Jabung-Depok dan Jabung-Ciangsana
** [[Kereta api barang]] angkutan pasir dan semen
** Persilangan kereta api
* '''Sekarang''': ''Belum beroperasi penuh''
* '''Rencana beroperasi''':
** [[KRL Jabodetabek]] ''(rencana beroperasi pada [[Asian Games 2008]])''
|operator=[[Daerah Operasi I Jakarta|Daop I Jakarta]]
|services=
}}
 
'''Stasiun Bojongkulur Atas''' atau disebut '''Stasiun Bojongkulur Lama''' dan '''Stasiun Bojongkulur''' atau dahulu disebut '''Stasiun Bodjongkoeloer''' ([[1934]]-[[1936]]) atau '''Stasiun Bodjongkoeloer Attes''' ([[1934]]-[[1981]]) (kode: '''BJA''' merupakan bekas sebuah [[stasiun kereta api]] yang ada di Desa [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]], Kecamatan [[Gunung Putri, Bogor|Gunung Putri]], [[Kabupaten Bogor]].
 
====== Sejarah ======
Stasiun ini dibuka pada tanggal [[29 Juli]] [[1934]], saat dibukanya jalur [[kereta api]] dari [[Stasiun Ciangsana]] ke [[Stasiun Jatiluhur]] dengan panjang 3,035 [[kilometer|km]] dengan lebar sepur 1.067 [[milimeter|mm]] oleh Gubjend [[Hindia-Belanda]] yang saat itu, [[Bonifacius Cornelis de Jonge]], untuk memudahkan pengangkutan para tentara untuk pergi ke daerah Bambu Apus (perbatasan [[Jakarta]] dan [[Kabupaten Bogor]]) untuk melakukan perang, penumpang untuk berangkat kerja ke [[Jakarta]] dan hasil bumi untuk diekspor ke luar negeri melalui [[Pelabuhan Tanjung Priok]] dari [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojongkulur]].
 
Di wilayah [[kawedanaan]] [[Cibinong, Bogor|Cibinong]] terdapat 28 [[pabrik gula]], 50 tambang [[pasir]] dan 169 tambang [[batu bara]] untuk memudahkan pengangkutan dengan [[kereta api]] ke [[Pelabuhan Tanjung Priok]], [[Jakarta Utara]] untuk diekspor ke luar negeri.
 
====== Masa kini ======
 
 
====== Kepala stasiun ======
Kepala [[stasiun kereta api]] yang menjabat adalah:
* SUTEDJO ([[1949]] s.d [[1957]])
* ROSYADI ([[1957]] s.d [[1961]])
* JAMALUDIN ([[1961]] s.d Desember [[1979]])
* MASRUDI (Januari [[1980]] s.d [[1984]])
* JOMAIDI ([[1984]] s.d [[1989]])
* ROHEMI ([[1989]] s.d [[1994]]), dengan wakilnya:
** SUMARDI ([[1989]] s.d Februari [[1991]])
** SUHENDRA (Pjs.) (Februari [[1991]] s.d Agustus [[1991]])
** RODIYAH (Pjs.) (Agustus [[1991]] s.d November [[1991]])
** MAHERDI (November [[1991]] s.d [[1993]]
* SUHERMAN ([[1994]] s.d Januari [[1996]])
 
{{stasiun|Stasiun Pasaratas|Jalur kereta api Nambo-Jabung|Stasiun Jatiluhur}}
 
===== Stasiun Pasaratas =====
{{infobox stasiun
|image=Stasiun Pasaratas.JPG
|caption=Stasiun Pasar Atas yang sedang dibangun. foto ini diambil/dijepret sekitar hari Sabtu malam tanggal [[24 Januari]] [[2015]]
|name=Pasar Atas
|prov=Jawa Barat
|kabupaten=Bogor
|kecamatan kabupaten=Gunung Putri
|desa=Bojong Kulur
|kodepos=16967
|open=1934-1935
|close=6 Januari 1996
|reopen=Juli 2013
|kode=PSA
|tinggi=+ 117,75
|line=
|operator=[[Daerah Operasi I Jakarta|Daop I Jakarta]]
|services=
}}
 
{{stasiun|Halte Gang Sinar Atas|Jalur kereta api Nambo-Jabung|Stasium Bojongkulur Atas}}
 
==== Bandara Lanud Jatisari ====
{{Infobox Bandara
| name =Lapangan Terbang<br>Jatisari
| nativename =
| nativename-a =
| nativename-r =
| image =
| image-width =
| caption =
| image2 = Bandara-halim-perdanakusuma.jpg
| image2-width = 250px
| caption2 = Suasana di terminal Bandar Udara Jatisari, [[1985]]
| IATA = BKS
| ICAO = WIHT (Sebelum WIIT)
| FAA =
| TC =
| LID =
| GPS =
| WMO =
| type =
Tipe Bandara
* Publik
* Militer
* Privat
* Kargo
| owner-oper =
| owner =Pemerintah [[Kabupaten Bekasi|Kabupaten Daerah Tingkat II Bekasi]] (1950-1994)
| operator =[[PT Angkasa Pura II]]
| city-served =[[Bekasi]]
| location =[[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Kelurahan Jatisari]], [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]], [[Kota Bekasi]], [[Jawa Barat]], [[Indonesia]]
| hub = ''tidak ada layanan'' setelah [[Pelita Air]] tak aktif
|elevation-f = 100
|elevation-m = 40
| latd = 09 | latm = 16 | lats = 58 | latNS = N
| longd=104 | longm= 56 | longs= 30 | longEW= E
| coordinates_region = ID-BT
| pushpin_map = Indonesia Jakarta
| pushpin_label = JTS
| pushpin_map_caption =
|website = -
|metric-rwy =
|r1-number = 07/25
|r1-length-m = 2,000
|r1-length-f = 10,000
|r1-surface = Aspal
|stat-year =
|stat1-header =
|stat1-data =
|footnotes =
}}
 
=== Berita tentang bangunan cagar budaya di Jatiwarna ===
==== Prasarana perkeretaapian harus dirawat dan dijaga ====
Prasarana perkeretaapian harus dirawat dan dijaga
 
* Pemeliharaan harus lengkap
* Suku cadang prasarana harus dijaga
 
JAKARTA, KOMPAS - Menurut dasar hukum SK Gubernur Kepala Daerah Khusus Ibukota Jakarta nomor: 769.30/PEMDA-DKI/IX/1990 tanggal 7 Agustus 1990 tentang Prasarana transportasi, SK Bupati KDH Tk. II Bekasi nomor: 272-274/PEMKAB-DATI-II-BEKASI/SK/X/1990 tanggal 5 Agustus 1990 tentang Prasarana transportasi, Surat Walikotamadya Jakarta Timur nomor: 764-767/PEMKODYA-JAKTIM/IX/1990 tanggal 7 Agustus 1990 tentang Prasarana transportasi, Surat Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api nomor: PJKA/I/90 tanggal 6 Agustus 1990 tentang Prasarana kereta api, Surat Keputusan Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api nomor: 271-KAPERJANKA/SK/VIII/1990 tentang Prasarana perkeretaapian dan SK Menteri Perhubungan nomor: 763-764/DITJEN-KA/X/1990 tentang Prasarana perkeretaapian, maka prasarana perkeretaapian berupa rel, persinyalan, wesel dan stasiun/halte kereta api.
 
Di era kepemimpinan Gubernur Soerjadi Soerdirja dan Presiden Soeharto, terjadi hal-hal yang buruk, seperti banjir dan tanah longsor, terutama era PERUMKA serta mengakibatkan prasarana yang buruk, termasuk wesel, rel dan persinyalan (kecuali persinyalan tipe A di Stasiun Jatimekar dan Wonogiri, B1 di Stasiun Ciangsana, Wanaherang, Pasar Minggu dan Nambo, B2 di Stasiun Cibatu, Jonggol Pasar, Cibarusah, Serang Baru, Pondok Bambu, Cakung dan Jatikramat, C di Stasiun Jatiwarna dan Tegal serta D di Stasiun Mesigit, Depok, Citayam, Bojonggede dan Cianjur), karena sinyal bermerek "Alkmaar" mengalami masalah berupa kerusakan di Stasiun Jatikramat akibat error signal 404 setelah terjadi banjir.
 
Selain prasarana yang buruk, ada rel yang terendam/ambles, mengakibatkan PERUMKA mengalami kerugian, jalur mati, perjalanan kereta terganggu, mengakibatkan perilaku yang tidak baik/buruk seperti kecelakaan (kecuali kereta yang tercebur sungai yang meluap karena jembatan yang sudah tua dan roboh mengakibatkan masinis terseret arus dan beberapa penumpang luka-luka, serta kereta anjlok, tabrakan antar kereta dan kereta menabrak kendaraan lain), serta kalah bersaing dengan moda transportasi yang lain seperti bus kota.
 
Kerusakan ini terjadi saat banjir melanda Desa Jatikramat serta 4 desa lainnya di Kecamatan ini mengakibatkan mati listrik karena kebakaran di Gardu Induk Jatiranggon dan rel mati karena kecelakaan kereta api bermuatan pasir masuk ke dalam Kali Cikeas, kereta api kontainer anjlok dan masuk ke dalam Kali Cakung dan kecelakaan kereta api lokal ditarik lokomotif BB303-28 jurusan Jatiwarna-Cianjur menabrak truk Fuso bermuatan kayu dari Pasuruan, Jawa Timur, bernomor polisi N-2513-K di perlintasan sebidang di Jayakerta RT 03/15, Cibatu, Lemahabang, Bekasi, Jawa Barat, pada tanggal 3 Januari 1996 sore yang mengakibatkan jalur kereta terendam air dan rel mati, masinis kereta api tewas dan sopir truk warga Winongan, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur mengalami luka-luka, peristiwa kereta api menabrak kendaraan lain di Perlintasan sebidang Cibatu Lemahabang kedelapan kali akibat rel terendam air, setelah terjadi pada 1987, 1988, 1990, 1992, April 1993, November 1993 dan Februari 1994.
 
Inilah sudah 16 kali mobil tertabrak KA, seperti di daerah Tegal dan Wonogiri (Jawa Tengah), Widodaren Ngawi, Nganjuk, Kediri dan Wonokromo Surabaya (Jawa Timur), Lubukpakam Deli Serdang (Sumatera Utara), Padang Panjang, Kuraitaji Pariaman dan Tabing Padang (Sumatera Barat), Prabumulih dan Saungnaga Lahat (Sumatera Selatan) dan Bekri (Lampung) pada Desember 1995 serta 9 kali mobil tertabrak KA, seperti di Perlintasan sebidang Jalan Dewi Sartika Depok Bogor (Jawa Barat), Tanjung Barat, Tebet dan Lenteng Agung (DKI Jakarta), Tegal dan Gubug Grobogan (Jawa Tengah) pada Oktober 1995.
 
Prasarana perkeretaapian seperti persinyalan, rel, gerbong, stasiun dan depo lokomotif harus bisa dijaga. Seperti inilah [[Stasiun Gubug]], [[Stasiun Tanggung]] dan [[Stasiun Brumbung]] harus dirawat dan dibuat kanopi agar biar tidak membuat penumpang basah kuyup.
 
(Sumber: [[Harian Kompas|KOMPAS]], [[15 Maret]] [[2000]], dalam pengubahan)
 
== Transportasi di Jatiwarna ==
 
=== Jangkauan ke Jatiwarna ===
 
Pada tahun [[1950-an]], Kecamatan '''Jatiwarna''' waktu itu masih daerah tertinggal atau daerah ramai dan dijangkaui oleh [[transportasi umum]] saat itu, yakni [[bus]], [[kereta api]] yang ditarik [[lokomotif uap]] dan [[trem|trem listrik]]. Saat ini, setelah [[kecamatan]] '''Jatiwarna''' terbentuk pada awal tahun [[1990-an]], waktu ini daerah yang sangat ramai dan dijangkaui oleh [[transportasi umum]] seperti [[bus]], [[MetroMini]] dan [[angkutan kota]].
 
=== Jalan raya ===
 
Jatiwarna dilalui Jalan Tol [[JORR]] yang memudahkan akses jalan ke [[Jakarta Selatan]], [[Jalan Tol Jagorawi]], [[Jalan Tol Jakarta-Cikampek]], Cikunir, [[Bintara, Bekasi Barat, Bekasi|Bintara]], [[Cakung]], dan [[Jakarta Utara]]. Ada pula Jalan Jatisari yang menghubungkan Jatiwarna langsung dengan [[Jatisampurna, Bekasi|Jatisampurna]], [[Depok]], dan [[Kabupaten Bogor|Kab. Bogor]] dan Jalan Jatimekar yang menghubungkan Jatiwarna langsung dengan [[Pondok Gede]], [[Makasar, Jakarta Timur|Makasar]], [[Kramat Jati, Jakarta Timur|Kramat Jati]], dan Jalan Tol Insinyur Wiyoto Wiyono. Jalan lain ada Jalan Swatantra - Jatiwarna yang menghubungkan langsung dengan pusat kota [[Bekasi]] dan Jalan Wibawa Mukti 2 yang menghubungkan Jatiwarna langsung dengan [[Kabupaten Bogor|Kab. Bogor]].
 
==== Data statistik Jalan raya ====
 
Total panjang jalan raya di Jatiwarna adalah 402,25 km dari total semuanya (menurut data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Daerah Tingkat II Bekasi]] pada tahun [[1999]]) dan 403,30 km dari total semuanya (menurut data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Bekasi]] pada tahun [[2004]]) dengan perincian:
 
{| class="wikitable"
|-
! Kondisi jalan
! Panjang jalan raya (km)
! Persentase (%)
|-
| Jalan baik
| 3158,0 km
| 78,3 %
|-
| Jalan sedang
| 692,5 km
| 21,0 %
|-
| Jalan rusak
| 1,825 km
| 0,7 %
|-
| '''TOTAL''' ([[2004]])
| '''+-3700an km'''
| '''100,00 %'''
|-
| [[2002]]
| 402,90 km
| 100,00 %
|-
| [[1999]]
| 402,25 km
| 100,00 %
|-
| [[1994]]
| 381,80 km
| 100,00 %
|}
 
==== Jalan tol ====
===== Jalan tol Lingkar Luar Jakarta =====
{{utama|Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta}}
 
===== Jalan tol Jatiwarna-Sukabumi =====
 
{{kotakinfo tol
|name=Jalan Tol Jatiwarna-Sukabumi
|image=[[Berkas:Proyek jalan tol Jatiwarna-Sukabumi.jpg]]
|description=Tol masih dalam perencanaan, [[2007]]
|panjang=64,5
|pembangunan=[[2007]]-[[2008]]
|pengelola=
[[Jasa Marga|PT Marga Jaya Kabupaten Bogor]] (Persero) Tbk
PT Datuk Arif Sugondo, pengelola asal [[Sumatera Barat]]
}}
 
Pada tahun [[2007]], sudah dibangun Jalan tol '''Jatiwarna'''-[[Kota Sukabumi|Sukabumi]] dengan jarak 64,5 km yang memudahkan akses jalan ke [[Ciangsana, Gunung Putri, Bogor|Ciangsana]], [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Puncak, Bogor|Puncak]] dan [[Kota Sukabumi|Sukabumi]] tanpa perlu melewati [[Jalan Tol Jagorawi]].
 
Jalan tol ini mulai dibangun pada tahun [[2007]] oleh Pengusaha asal [[Sumatera Barat]], Datuk Arif Sugondo dan diresmikan pada tanggal [[25 Mei]] [[2008]] jam 10.00 WIB oleh Presiden RI, [[Susilo Bambang Yudhoyono]] dan [[Daftar Gubernur Jawa Barat|Gubernur Jawa Barat]], [[Danny Setiawan]].
 
====== Fasilitas ======
Tempat istirahat
Jalan tol ini memiliki 10 tempat peristirahatan, yang masing-masing berada di [[Kabupaten Bogor]] dan [[Kabupaten Sukabumi]].
 
Pintu tol
{| class="wikitable"
|-
! Gerbang
! km
! Tujuan
|-
| [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]]
| 0
| [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], [[Cawang, Kramat Jati, Jakarta Timur|Cawang]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Jalan Tol Jakarta-Cikampek]], [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]], [[Jalan Tol Lingkar Dalam Jakarta]]
|-
| [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna Selatan]]
| 2
| [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]], [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]], [[Kota Bekasi|Bekasi]], [[Rawalumbu, Bekasi|Rawalumbu]]
|-
| [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]]
| 5
| [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]], [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]]
|-
|style="width:200px" colspan="7" style="text-align:center" |[[Berkas:Kota Bekasi.jpg|40px]]<br />'''<font color="yellow">Batas Wilayah [[Kota Bekasi]]</font> '''<br /><br /> [[Berkas:Lambang Kabupaten Bogor.png|40px]]<br />'''<font color="yellow">Batas Wilayah [[Kabupaten Bogor]]</font> '''
|-
| [[Ciangsana, Gunung Putri, Bogor|Ciangsana]]
| 10,5
| [[Ciangsana, Gunung Putri, Bogor|Ciangsana]], [[Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi]], [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]], [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Cibubur]], [[Nagrak, Gunung Putri, Bogor|Nagrak]]
|-
| [[Nagrak, Gunung Putri, Bogor|Nagrak]]
| 12
| [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi]], [[Nagrak, Gunung Putri, Bogor|Nagrak]], [[Jonggol, Bogor|Jonggol]]
|-
| [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]]
| 15
| [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]], [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], [[Cibinong, Bogor|Cibinong]], [[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Situsari]], [[Taman Wisata Mekarsari]]
|-
| [[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Setu Sari Barat]]
| 18
| [[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Situsari]], [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], [[Taman Wisata Mekarsari]], [[Cibarusah, Bekasi|Cibarusah]], [[Kabupaten Karawang|Karawang]], [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]]
|-
| [[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Setu Sari Timur]]
| 20
| [[Setu Sari, Cileungsi, Bogor|Situsari]], [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], [[Cibarusah, Bekasi|Cibarusah]], [[Kabupaten Karawang|Karawang]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]
|-
| [[Jonggol, Bogor|Jonggol]]
| 23
| [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], [[Cibarusah, Bekasi|Cibarusah]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]
|-
| [[Singasari, Jonggol, Bogor|Singasari]]
| 26
| [[Singasari, Jonggol, Bogor|Singasari]], [[Weninggalih, Jonggol, Bogor|Weninggalih]], [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]
|-
|style="text-align:center" bgcolor="orange" colspan="8"|'''<font color="red">Jalan Tol Jatiwarna-Sukabumi<br /></font><font color="red">Wilayah [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Kota satelit Cibubur]]</font><font color="yellow"><br />Batas '''<font color="yellow">Wilayah [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur|Kota satelit Cibubur]]</font>'''</font>'''
|-
|style="text-align:center" bgcolor="orange" colspan="8"|'''<font color="red">Jalan Tol Jatiwarna-Sukabumi<br />Wilayah [[Puncak, Bogor|Puncak]]<br />Batas wilayah [[Puncak, Bogor|Puncak]]</font>'''
|-
| [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]]
| 30
| [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]], [[Cariu, Bogor|Cariu]], [[Citeureup, Bogor|Citeureup]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], Curug Arca, [[Puncak, Bogor|Puncak]]
|-
| [[Sukawangi, Sukamakmur, Bogor|Sukawangi]]
| 34
| [[Sukawangi, Sukamakmur, Bogor|Sukawangi]], [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Puncak, Bogor|Puncak]]
|-
| [[Megamendung, Bogor|Megamendung]]
| 37,5
| [[Megamendung, Bogor|Megamendung]], [[Puncak, Bogor|Puncak]]
|-
| [[Cisarua, Bogor|Cisarua]]
| 40
| [[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Puncak, Bogor|Puncak]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]
|-
| [[Jogjogan, Cisarua, Bogor|Jogjogan]]
| 42
| [[Jogjogan, Cisarua, Bogor|Jogjogan]], [[Cisarua, Bogor|Cisarua]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Taman Safari Indonesia]]
|-
| [[Citeko, Cisarua, Bogor|Citeko]]
| 45
| [[Citeko, Cisarua, Bogor|Citeko]], [[Taman Safari Indonesia]]
|-
| [[Citeko, Cisarua, Bogor|Citeko Selatan]]
| 47
| [[Citeko, Cisarua, Bogor|Citeko]], [[Taman Safari Indonesia]], [[Taman Nasional Gede Pangrango]]
|-
|style="width:200px" colspan="5" style="text-align:center" |[[Berkas:Lambang Kabupaten Bogor.png|40px]]<br />'''<font color="yellow">Batas Wilayah [[Kabupaten Bogor]]</font> '''<br /><br /> [[Berkas:Lambang Kabupaten Sukabumi.png|40px]]<br />'''<font color="yellow">Batas Wilayah [[Kabupaten Sukabumi]]</font> '''
|-
| [[Kadudampit, Sukabumi|Kadudampit]]
| 50
| [[Kadudampit, Sukabumi|Kadudampit]], [[Undrus Binangun, Kadudampit, Sukabumi|Undrus Binangun]], [[Sukabumi, Sukabumi|Kec. Sukabumi]]
|-
| [[Kadudampit, Sukabumi|Kadudampit Selatan]]
| 52
| [[Kadudampit, Sukabumi|Kadudampit]], [[Undrus Binangun, Kadudampit, Sukabumi|Undrus Binangun]], [[Kota Sukabumi|Sukabumi]]
|-
| [[Cisaat, Sukabumi|Cisaat]]
| 55,5
| [[Cisaat, Sukabumi|Cisaat]], [[Sukabumi, Sukabumi|Kec. Sukabumi]], [[Kota Sukabumi|Sukabumi]], [[Stasiun Cisaat]]
|}
 
=== Prasarana transportasi ===
 
Terminal Jatiwarna adalah prasarana angkutan umum di [[kecamatan]] ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute [[Stasiun Cibitung]]-'''Jatiwarna'''. Namun kini jalur [[kereta api]] telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati [[Stasiun Tambun]] pada tanggal [[2 September]] [[2000]]. Pada [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiwarna]] segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiwarna (km 11+000) dan [[Jalur kereta api Bekasi-Jatiwarna]] Jatiwarna (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 [[stasiun kereta api]] dibongkar akibat pembangunan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] segmen Hankam - Cikunir pada tahun [[2006]].
 
Tepatnya 500 m menjelang [[Stasiun kereta api]] '''Jatiwarna''' dan 500 m setelah [[Perlintasan sebidang]], terdapat percabangan ke [[Stasiun Tanjung Barat]] dan [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dan 600 m setelah [[Stasiun kereta api]] '''Jatiwarna''' dan 500 m menjelang [[Perlintasan sebidang]], terdapat percabangan ke [[Stasiun Bekasi]]. Tepatnya 400 m menjelang [[Stasiun kereta api]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] (dulu Jabung) dan 400 m setelah [[Perlintasan sebidang]], terdapat percabangan ke [[Stasiun Nambo]] dan [[Gunung Putri, Bogor|Kec. Gunung Putri]] serta 500 m setelah [[Stasiun kereta api]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] (dulu Jabung), terdapat percabangan ke [[Stasiun Kranji]]. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari [[banjir]] besar melanda wilayah kecamatan ini dan [[Kabupaten Bogor]] sekitar pertengahan dekade [[1990-an|1990an]] akibat [[hujan]] turun yang cukup deras dan [[Sungai Cikeas]] meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara [[Kota Bekasi]] dan [[Kabupaten Bogor]] itu roboh serta mengakibatkan [[Lokomotif BB301]] ini jatuh ke [[sungai]] sehingga [[masinis]] bernama Yadi Sukirno kelahiran tanggal [[29 April]] [[1925]] di daerah [[Kabupaten Jember|Jember, Jawa Timur]] ini hilang terbawa arus sungai.
 
Inilah peristiwa terjadi kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok di [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]] ([[Jawa Tengah]]), [[Kabupaten Madiun|Madiun]], [[Widodaren, Ngawi|Widodaren]] dan [[Kabupaten Jember|Jember]] ([[Jawa Timur]]), [[Perbaungan, Serdang Bedagai|Perbaungan]] ([[Sumatera Utara]]), [[Lembah Anai]], [[Kota Padangpanjang|Padang Panjang]] dan dekat [[Danau Singkarak]] ([[Sumatera Barat]]) pada tanggal [[17 Desember]] [[1995]] <ref>{{cite web | coauthors = | title = Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995 | publisher = Merdeka | date = 2013-12-09 | url = http://www.merdeka.com/kecelakaan-kereta/inilah-kecelakaan-misterius-di-tahun-1995 | accessdate = 2014-02-14 }}</ref> serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak [[kereta api]] pada tahun [[1995]], yakni di [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Lenteng Agung]], [[Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Tanjung Barat]] dan [[Kota Depok|Jalan Dewi Sartika]], Pancoran Mas, Bogor. ''(Sumber: [[Media Indonesia]], [[2 Januari]] [[1996]])''
 
Sementara itu jalur [[kereta api]] itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun [[2013]] mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-[[Stasiun Nambo]], Jatiwarna-[[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dan Jatimekar-[[Stasiun Cakung]]. Ketiga jalur [[kereta api]] tersebut mati total akibat [[banjir]] setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan [[Lokomotif BB301]] yang kecemplung ke [[Sungai Cikeas]] dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi [[banjir]] merendam wilayah [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]], [[Kabupaten Bekasi]], [[Jawa Barat]], tepatnya di km 4+1/750, perbatasan [[Kabupaten Bekasi]] dan [[Kabupaten Bogor]] pada hari Senin ([[1 Januari|1/1]]/[[1996]]) sekitar pukul 16.00 WIB [[sore]] hari. ''(Sumber: [[Pikiran Rakyat]], [[2 Januari]] [[1996]])''
 
=== Prasarana transportasi ===
 
Terminal Jatiwarna adalah prasarana angkutan umum di [[kecamatan]] ini. Dulunya di kecamatan ini pernah dilalui jalur kereta api rute [[Stasiun Cibitung]]-'''Jatiwarna'''. Jalur [[kereta api]] ini dibuka 2 tahun setelah kemerdekaan dan beberapa tahun setelah terjadi [[Perang Dunia I]], yakni pada tahun [[1947]]. Namun kini jalur [[kereta api]] telah dinonaktifkan sejak dibuka jalur baru yakni melewati [[Stasiun Tambun]] pada tanggal [[2 September]] [[2000]]. Pada [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiwarna]] segmen Jabung Jagalan (km 9+570) - Jatiwarna (km 11+000) dan [[Jalur kereta api Bekasi-Jatiwarna]] Jatiwarna (km 0+200) - Pacung Asem (km 1+750), 7 [[stasiun kereta api]] dibongkar akibat pembangunan [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] segmen Hankam - Cikunir pada tahun [[2006]].
 
Tepatnya 500 m menjelang [[Stasiun kereta api]] '''Jatiwarna''' dan 500 m setelah [[Perlintasan sebidang]], terdapat percabangan ke [[Stasiun Tanjung Barat]] <ref name=":0">{{cite web | coauthors = | title = Telusuri jalur kereta api mati di Jatiwarna | publisher = Semboyan35 | date = 2010-01-09 | url = http://www.semboyan35.com | accessdate = 2011-02-10 }}</ref> dan [[Jonggol, Bogor|Jonggol]] <ref name=":1" /> dan 600 m setelah [[Stasiun kereta api]] '''Jatiwarna''' dan 500 m menjelang [[Perlintasan sebidang]], terdapat percabangan ke [[Stasiun Bekasi]]. Tepatnya 400 m menjelang [[Stasiun kereta api]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] (dulu Jabung) dan 400 m setelah [[Perlintasan sebidang]], terdapat percabangan ke [[Stasiun kereta api]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] milik [[Tjikaas Valleien Stoomtram Maatschappij]] (TjVSM) dengan ''[[narrow gauge]]'' gauge {{RailGauge|600}}, [[Stasiun Nambo]] dan [[Gunung Putri, Bogor|Kec. Gunung Putri]] serta 500 m setelah [[Stasiun kereta api]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] (dulu Jabung), terdapat percabangan ke [[Stasiun Kranji]] dan [[balai yasa]]. Selain itu juga, 300 m setelah [[Stasiun kereta api]] [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] (dulu Jabung), terdapat percabangan ke Daerah tambang pasir, [[Stasiun Jabungtambangpasir]] dan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]]. Namun kini jalur ini sudah dinonaktifkan akibat dari [[banjir]] besar melanda wilayah kecamatan ini dan [[Kabupaten Bogor]] sekitar pertengahan dekade [[1990-an|1990an]] akibat [[hujan]] turun yang cukup deras dan [[Sungai Cikeas]] meluap mengakibatkan jembatan perbatasan antara [[Kota Bekasi]] dan [[Kabupaten Bogor]] itu roboh serta mengakibatkan [[Lokomotif BB301]] ini jatuh ke [[sungai]] sehingga [[masinis]], dua orang awak serta beberapa penumpang hilang terbawa luapan [[Sungai Cikeas]]. Saat ini, jalur ini sedang diaktifkan kembali untuk [[KRL Jabotabek]] rute Duri-Nambo-Jatimekar.
 
Dahulu, di [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]], diantara [[Stasiun Jatimekar]] dengan [[Stasiun Jatiluhur Tua]], terdapat 11 halte/''stopplaats'', yakni Halte/''stopplaats'' [[Halte Jabung Kidul|Jabung Kidul]], [[Halte Teparan|Teparan]], [[Halte Manjah|Manjah]], [[Halte Manjahkidul|Manjahkidul]], [[Halte Subah|Subah]], [[Halte Rawagantung|Rawagantung]], [[Halte Mendok|Mendok]], [[Halte Kalipisangan|Kalipisangan]], [[Halte Kawek|Kawek]], [[Halte Kruwung|Kruwung]] dan [[Halte Jatiluhur Pasar|Jatiluhur Pasar]]. Sekarang ke-11 halte/''stopplaats'' tersebut telah hilang/dinonaktifkan masing-masing sejak pertengahan dekade [[1980-an|1980an]] (tepatnya tahun [[1984]]-[[1985]]) akibat okupansi yang sangat minim <ref>[http://railfansina.blogspot.com| Keputusan Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api nomor 169.KEP-PJKA/93/X/SK/1981 tentang Penghapusan jalur, stasiun, wesel dan persinyalan kereta api di Pulau Jawa]</ref> dan karena ada pembangunan [[jalur ganda]] [[kereta api]]. Dahulu pernah melayani [[Kereta api lokal]] saat [[Jalur kereta api Nambo-Jabung|jalur ini]] masih [[jalur tunggal|rel tunggal]].
 
Dahulu, pada [[Jalur kereta api Tanjung Barat-Jatiwarna|jalur yang mengarah ke Jatiwarna]], diantara [[Stasiun Jatimekar]] dengan [[Stasiun Jatiwarna]], terdapat sebuah halte/''stopplaats'', yakni Halte/''stopplaats'' [[Halte Tepus|Tepus]]. Sekarang halte/''stopplaats'' tersebut telah dibongkar tanggal [[17 Juli]] [[1996]] akibat pelebaran [[jalan]] dan ditutup pada tahun [[1993]] akibat minimnya penumpang <ref name=":2" /> <ref name=":2">[http://railfansina.blogspot.com| Keputusan Kepala Perusahaan Jawatan Kereta Api nomor 168.KEP-PJKA/94/IX/SK/1991 tentang Perubahan nama Halte menjadi Stasiun kereta api kelas I, II, III dan IV]</ref> serta selesainya pembangunan [[jalur ganda]] [[kereta api]]. Sedangkan, pada jalur yang mengarah ke [[Stasiun Tanjung Barat|Tanjung Barat]], diantara [[Stasiun Jatimekar]] dengan [[Halte Jabung Pasar]] terdapat 9 halte/''stopplaats'', yakni Halte/''stopplaats'' [[Halte Mayakan|Mayakan]], [[Halte Payangankulon|Payangankulon]], [[Halte Payanganwetan|Payanganwetan]], [[Halte Bedagas|Bedagas]], [[Halte Gabus Ujung|Gabus Ujung]], [[Halte Kalitirem|Kalitirem]], [[Halte Babakankidul|Babakankidul]] (sebelum tahun [[1994]] bernama Halte Tangkeleng), [[Halte Babakankaler|Babakankaler]] dan [[Halte Jalan Simpang Bogor|Jalan Simpang Bogor]]. Sekarang ke-9 halte/''stopplaats'' tersebut telah hilang/dinonaktifkan masing-masing hilang/dinonaktifkan masing-masing sejak pertengahan dekade [[1990-an|1990an]] (tepatnya tahun [[1995]]-[[1996]]) akibat okupansi yang sangat minim dan akibat pembentukan [[Kota Bekasi]] serta selesainya pembangunan [[jalur ganda]] [[kereta api]]. Dahulunya, halte ini pernah melayani [[Kereta api lokal]] jurusan Jatiwarna-[[Stasiun Manggarai|Manggarai]] dan [[Kereta api Patas Purwakarta]] sewaktu [[Kota Bekasi|Bekasi]] masih berstatus [[Kota administratif]] (Kotif) serta jalur kereta api masih [[jalur tunggal|rel tunggal]] <ref name=":3" /> <ref name=":3" />.
 
Dahulu, pada [[Jalur kereta api Jabung-Cakung]], diantara [[Stasiun Jatimekar]] dengan [[Stasiun Jatikramat]], terdapat 4 halte/''stopplaats'', seperti [[Halte Jabunglor]], [[Halte Kiham]], [[Halte Jembatan Sungai Kepuh]] dan [[Halte Jedor]]. Sekarang ke-4 halte/''stopplaats'' tersebut telah hilang/dinonaktifkan masing-masing sejak akhir dekade [[1980-an|1980an]] (tepatnya tahun [[1989]]) akibat okupansi yang sangat minim dan karena ada pembangunan [[jalur ganda]] kereta api serta perluasan [[jembatan]] [[kereta api]] Sungai Kali Cakung dari semula 10.000 m<sup>2</sup> (1 ha) menjadi 18.000 m<sup>2</sup> (1,8 ha) pada tahun [[1989]] yang mengakibatkan tiga [[stasiun kereta api|halte kereta api]], 11.200 rumah, 180 gedung sekolah dan 1.720 bangunan lainnya dibongkar, dua kampung yakni Kampung Jedor Wetan dan Kampung Gelam dihapuskan serta sebanyak 56.000 jiwa/11.200 KK telah transmigrasi ke [[Baturaja, Ogan Komering Ulu|Baturaja]], di Provinsi [[Sumatera Selatan]] <ref>[http://blog-Jatiwarna.blogspot.com| Pelebaran jembatan di Jatiwarna (12 Januari 1989), sebanyak 3 halte, 11.200 rumah, 180 gedung sekolah dan 1.720 bangunan lainnya dibongkar, 2 kampung dihapuskan dan 56.000 jiwa pindah rumah]</ref> <ref>[http://blog-Jatiwarna.blogspot.com| SK Bupati Kepala Daerah Tingkat II Bekasi no. 116/1991 tentang penyatuan Kampung Jedor Kulon dan Kampung Jedor Wetan menjadi Kampung Jedor, Kampung Jatikramat Kidul dan Kampung Gelam menjadi Kampung Jatikramat Kidul serta pemecahan Kampung Jatikramat Kota menjadi Kampung Jatikramat Kota, Kampung Belang Jaya dan Kampung Belang Sari Desa Jatikramat Kecamatan Pondokgede]</ref> <ref name=":4" /> <ref name=":4" />. Sebelumnya, [[stasiun kereta api]] pernah melayani [[Kereta api lokal]] ketika jalur kereta api masih [[jalur tunggal|rel tunggal]].
 
Namun, jalur [[rel]] [[Kereta api]] pada ruas Jabungtambangpasir-[[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] dengan ''[[narrow gauge]]'' atau gauge {{RailGauge|600}} telah dibongkar paksa saat [[Gerakan 30 September]] pada tahun [[1965]] untuk keperluan pelebaran jalan pada awal dekade [[1990-an]]. Di tahun [[1965]], saat [[Gerakan 30 September]], [[lebar sepur|gauge]] pada jalur [[rel]] ini diubah dari semula menggunakan ''[[narrow gauge]]'' atau [[lebar sepur]] {{RailGauge|600}} menjadi ke {{RailGauge|1067}}.
 
Oleh karena itu, rel ini diperkecil sampai [[Stasiun Jabunglor]] pada tahun [[1965]] dan [[Stasiun Jatikramat]] pada tahun [[1989]]. Sedangkan, jalur pada ruas Jatimekar-Jabungtambangpasir masih tetap aktif untuk [[kereta api barang|Kereta api angkutan pasir]] yang ditarik lokomotif uap ([[B25]], dll) dan lokomotif diesel hidraulik ([[D301]], [[BB301]], dll) hendak diekspor ke Luar negeri melalui [[Pelabuhan]] kapal di [[Tanjung Priok, Jakarta Utara|Tanjung Priok]] di [[Jakarta]] (via [[Stasiun Nambo]] dan [[Stasiun Cakung]]) dan [[Cikarang (kota)|Cikarang]] di [[Kabupaten Bekasi|Bekasi]] (via [[Stasiun Cibitung]]) sampai ditutup akibat [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis 1997]].
 
Selain Terminal Jatiwarna, terdapat Terminal Jatikramat yang merupakan Terminal tipe C melayani rute [[angkutan kota]] KOASI dan [[angkutan pedesaan]] yang menghubungkan Terminal Jatikramat dengan [[desa|desa-desa]] di sekitar Pinggir kota [[Bekasi]].
 
==== Bangunan hikmat di Jatiwarna ====
===== Jembatan Kali Bojongkulur =====
 
 
==== Kereta api yang sudah tak beroperasi ====
===== Kereta api Parahyangan =====
{{utama|Kereta api Parahyangan}}
 
===== Kereta api lokal Jabung =====
{{Kotak info jalur kereta api
| box_width =
| name = Kereta api Jabung Lokal
| logo =
| logo_width =
| image = Parahyangan Padalarang PJKA.JPG
| image_width = 350
| caption = Kereta api Jabung Lokal feat [[D301]] berangkat dari [[stasiun Jabung]] (sekarang [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]]) menuju [[stasiun Manggarai|Manggarai]], [[1975]]
| type = Ekonomi
| system = Kereta api lokal ekonomi
| status = Tidak beroperasi (karena terjadi banjir tahun [[1996]] dan nantinya dilalui oleh [[KRL Jabodetabek]]
| locale = Daop 1 Jakarta
| start = [[Stasiun Jabung]] (sekarang [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]]
| end = [[Stasiun Citayam]] </br> [[Stasiun Depok]] </br> [[Stasiun Manggarai]]
| stations = 100
| routes = 15
| routenumber = 351-356
| open = * [[1956]] (rute Ciangsana-Jabung)
* [[1958]] (rute Nambo-Jabung)
* [[10 November]] [[1962]] (rute Citayam-Jabung, saat GANEFO)
* [[11 Oktober]] [[1973]] (rute Depok-Jabung)
* [[2 Januari]] [[1974]] (rute Manggarai-Depok-Jabung)
| close = [[6 Januari]] [[1996]]
| owner = [[PT Kereta Api Indonesia]]
| operator = [[Daerah Operasi I Jakarta]]
| depot = Depok (DP)
| stock = [[B25]], [[D301]], [[BB301]], [[BB303]], [[BB304]], [[CC201]]
| linelength = 60 km
| speed = 15 s.d 30km/jam
| map = {{:Kereta api Jabung Lokal/rute}}
}}
 
'''Kereta api lokal Jabung''' atau disebut '''Kereta api Feeder [[Kereta api Bima|Bima]]''' adalah [[kereta api lokal]] yang melayani rute [[Stasiun Depok]] (DP) - [[Stasiun Jabung]] (JBG).
 
====== Jalur dan perhentian ======
 
[[Kereta api lokal]] ini dulunya melewati [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]] sampai ditutup akibat [[banjir]] tahun [[1996]] dan berhenti di stasiun utama, seperti [[Stasiun Jabung]], [[Stasiun Jatiluhur Tua]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Pasaratas]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Bojongkulur Atas]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Bojongkulur Bawah]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Ciangsana]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Nagrak]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Wanaherang]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Pajang]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Krajan]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Nambo]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Gunung Putri]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Cibinong]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Pondok Rajeg]] (tak setiap rangkaian), [[Stasiun Citayam]] (tak setiap rangkaian) dan [[Stasiun Depok]].
 
Lokomotif yang ditarik adalah [[B25]] ([[1956]]-[[1962]]), [[D301]] ([[1962]]-[[1984]]), [[BB301]]/[[BB303]]/[[BB304]] ([[1984]]-[[1994]]) dan [[CC201]] ([[1994]]-[[1996]]). Selain itu, [[Kereta api lokal]] jurusan Depok-Jabung juga berhenti di setiap [[tempat perhentian bus|halte]].
 
====== Jadwal perjalanan ======
Jadwal perjalanan '''KA Lokal Jabung''' adalah per [[1 Maret]] [[1984]].
 
{|class=wikitable sortable
! Stasiun !! KA 351 (Jabung-Depok/Duri) !! KA 353 (Jabung-Depok/Duri) !! KA 355 (Jabung-Depok/Duri)
|-
| [[Stasiun Jabung|Jabung]] || 05.00 || 13.20 || 16.00
|-
| [[Halte Teparan|Teparan]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Bojongmanjahkidul|Bojongmanjahkidul]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Subah|Subah]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Stasiun Jatiluhur|Jatiluhur]] || 05.20 || 13.41 || 16.20
|-
| [[Halte Jatisari (Bekasi)|Jatisari]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Stasiun Bojongkulur Atas|Bojongkulur Atas]] || 05.30 || 13.55 || 16.33
|-
| [[Halte Nucus|Nucus]] || 05.34 || 13.58 || 16.40
|-
| [[Halte Gobang|Gobang]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Sumberjaya|Sumberjaya]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Gang Sinar Atas|Gang Sinar Atas]] || 05.38 || 14.03 || 16.47
|-
| [[Stasiun Bojongkulur Bawah|Bojongkulur Bawah]] || 05.42 || 14.08 || 16.51
|-
| [[Stasiun Palokan Ilir|Palokan Ilir]] || 05.46 || 14.14 || 16.55
|-
| [[Stasiun Ciangsana|Ciangsana]] || 05.50 || 14.18 || 16.59
|-
| [[Stasiun Ciangsana Gudang|Ciangsana Gudang]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Ciangsana Pasar|Ciangsana Pasar]] || 05.55 || 14.22 || 17.04
|-
| [[Halte Kedondong|Kedondong]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Stasiun Bakalan (Bogor)|Bakalan]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Stasiun Palokan Udik|Palokan Udik]] || 06.02 || 14.27 || 17.09
|-
| [[Halte Gempur|Gempur]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Stasiun Kramat Panjang|Kramat Panjang]] || 06.06 || 14.31 || 17.12
|-
| [[Halte Bungur|Bungur]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Jangkarburung|Jangkarburung]]* || '''Ls.''' || '''Ls.''' || '''Ls.'''
|-
| [[Halte Bodo|Bodo]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Sukapayak|Sukapayak]] || 06.10 || 14.33 || 17.16
|-
| [[Stasiun Nagrak (Bogor)|Nagrak]] || 06.12 || 14.35 || 17.18
|-
| [[Halte Bekutung|Bekutung]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Gantang|Gantang]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Krapyak|Krapyak]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Nurul Fikri|Nurul Fikri]] || 06.16 || 14.40 || 17.24
|-
| [[Halte Pengkolan|Pengkolan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Jengkolan|Jengkolan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Cikeas Udik|Cikeas Udik]] || 06.20 || 14.45 || 17.28
|-
| [[Halte Mendur|Mendur]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Junteng|Junteng]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Kondor|Kondor]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Cikeas Baru|Cikeas Baru]]****** || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Grembek|Grembek]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Situ Cikeas|Situ Cikeas]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Wanaherang Pasar|Wanaherang Pasar]] || 06.26******* || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Wanaherang|Wanaherang]] || 06.28 || 14.54 || 17.36
|-
| [[Halte Wanaherang Selatan|Wanaherang Selatan]] || 06.30***** ** || 14.56***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Halte Mercedes-Benz|Mercedes-Benz]] || 06.33***** ** || 14.58***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Halte Cabak|Cabak]] || 06.35***** ** || 15.00***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Pajang (Jawa Barat)|Pajang]] || 06.40***** ** || 15.04***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Halte Jajang|Jajang]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Genderan|Genderan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Bokongan|Bokongan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls''''
|-
| [[Halte Karangraharja|Karangraharja]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Krajan|Krajan]] || 06.44***** ** || 15.04***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Halte Genteran|Genteran]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Karangkandas|Karangkandas]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Tegalgenting|Tegalgenting]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Asemmatang|Asemmatang]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Nambo|Nambo]] || 06.48***** ** || 15.09***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Halte Tegalkaung|Tegalkaung]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Medekan|Medekan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Nambopasar|Nambopasar]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Bungakan|Bungakan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Halte Puspanegara|Puspanegara]] || 06.52***** ** || 15.14***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Halte Gendakan|Gendakan]]* || '''Ls''' || '''Ls''' || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Kranggan (Bogor)|Kranggan]] || 06.55***** ** || 15.17***** *** || '''Ls'''
|-
| [[Stasiun Depok|Depok]] || 07.45 || 15.32 || 18.20
|-
| [[Stasiun Angke|Angke]] || 10.07 || 18.22
|-
| [[Stasiun Ancol|Ancol]] || 11.40 || 19.52
|-
! Stasiun !! KA 340 (Ancol-Merak) !! KA 342 (Ancol-Merak)
|-
| [[Stasiun Ancol|Ancol]] || 06.30 || 13.35
|-
| [[Stasiun Angke|Angke]] || 07.10 || 14.09
|-
| [[Stasiun Rangkasbitung|Rangkasbitung]] || 09.20 || 16.02
|-
| [[Stasiun Merak|Merak]] || 11.18 || 17.51
|}
 
'''Catatan''':
* *) = Telah dinonaktifkan
* **) = Berhenti (khusus KA no. 351) untuk bersilang dengan [[Kereta api barang|KA barang]] petikemas (TPK-GDB)
* ***) = Berhenti (khusus KA no. 353) untuk bersilang dengan [[Kereta api barang|KA barang]] petikemas (TPK-GDB)
* ****) = Berhenti (khusus KA no. 351/353) untuk bersusul dengan [[Kereta api Parahyangan|KA Parahyangan]] (BD-GMR)
* *****) = Berhenti (khusus KA no. 352/354) untuk bersusul dengan [[Kereta api Bima|KA Bima]] (GMR-SGU)
* ******) = Sedang dalam masa pembangunan
* *******) = Berhenti (khusus KA no. 351) untuk bersusul dengan [[Kereta api barang|KA barang]] angkutan pasir (JTM-KLM)
 
====== Sejarah ======
Kereta api ini diresmikan pada tahun [[1956]] oleh Presiden RI, [[Soekarno]] di Stasiun Ciangsana, bersamaan dengan lori kerja [[Pabrik Gula Cikeas Udik]], dengan ditarik lokomotif uap yakni [[B25]] dengan jumlah 7 gerbong, dengan rute saat itu dari Stasiun Ciangsana menuju Stasiun Jabung (sekarang [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]]).
 
====== Yang pernah menggunakan kereta api ======
* [[Soekarno]], pernah menggunakan [[kereta api lokal]] untuk mengadakan peresmian masjid di [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi]] pada tanggal [[30 November]] [[1958]], dari [[Stasiun Ciangsana]] turun [[Stasiun Jatiluhur Tua]], ke [[Stasiun Ciangsana]] dengan menggunakan mobil bernomor polisi REP-1. Lokomotif yang ditarik adalah [[Lokomotif B25]]-05.
* [[Soeharto]], pernah menggunakan [[kereta api lokal]] untuk mengadakan peresmian perumahan di [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi]] pada tanggal [[7 Oktober]] [[1981]], dari [[Stasiun Depok]] turun [[Stasiun Jatiluhur Tua]]. Lokomotif yang ditarik adalah [[Lokomotif D301]]-24.
* [[Agnes Monica]], pernah menggunakan [[kereta api lokal]] untuk melayat orang meninggal di [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi]] pada tanggal [[1 Februari]] [[1994]], dari [[Stasiun Depok]] turun [[Stasiun Jatiluhur Tua]]. Lokomotif yang dtarik adalah [[Lokomotif BB303]]-16.
 
====== Kecelakaan yang menimpa kereta api ======
* Pada tanggal [[20 Februari]] [[1989]] jam 05.30 WIB, [[Kereta api lokal]] no 526 yang ditarik dengan [[Lokomotif BB301|Lokomotif bernomor BB30110]] jurusan [[Stasiun Jabung|Jabung]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-[[Stasiun Depok|Depok]]-[[Stasiun Manggarai|Manggarai]] yang melaju dari [[Stasiun Jatiluhur Tua]] anjlok di [[Jalur kereta api Nambo-Jabung]], km 37+250, petak [[Stasiun Jatiluhur Tua]] - [[Stasiun Pasaratas]], tepatnya di eks-[[Halte Jatisari (Bekasi)|Halte Jatisari]] disebabkan [[rel]] ini patah dan mengakibatkan 3 gerbong dan 1 [[Lokomotif BB301|Lokomotif bernomor BB30110]] masuk ke dalam area [[sawah|pesawahan]] dan menabrak 4 petani hingga tewas. Akibatnya, 7 orang, yakni dua orang penumpang, seorang awak dan empat orang petani ini tewas, serta 30 orang dalam gerbong [[kereta api lokal]] yang terdiri dari 15 orang mengalami luka parah, 5 orang mengalami patah kaki dan 10 orang luka lecet, terutama penumpang berdiri di pintu dan duduk di atap gerbong. Korban dilarikan ke Puskesmas Jatisari, Pondok Gede, Bekasi.
* Pada tanggal [[5 Januari]] [[1991]] jam 06.00 WIB, [[Kereta api lokal]] no. 779 yang ditarik dengan [[Lokomotif BB301|Lokomotif bernomor BB30124]] jurusan [[Stasiun Jabung|Jabung]]-[[Stasiun Nambo|Nambo]]-[[Stasiun Depok|Depok]]-[[Stasiun Manggarai|Manggarai]] yang melaju dari [[Stasiun Wanaherang]] menabrak [[Kereta api barang]] angkutan klinker no. 1408 yang ditarik dengan [[Lokomotif BB303|Lokomotif bernomor BB30321]] yang melaju dari [[Stasiun Pajang Baru]] lalu menabrak tiga [[sepeda motor]] yakni satu Honda dan dua Vespa yang menyerobot palang pintu di Perlintasan KA di Jalan Budi raya, [[Wanaherang, Gunung Putri, Bogor]], tepatnya [[Jalur kereta api Nambo-Jabung|lintas Nambo-Jabung]] km 22+800, petak [[Stasiun Wanaherang]] - [[Stasiun Pajang Baru]], tepatnya di dekat Pabrik [[Mercedes-Benz]]. Akibatnya, 9 orang, yakni awak [[kereta api lokal]], awak [[kereta api barang]] beserta lima orang penumpang sekeluarga [[kereta api lokal]] yang duduk di Gerbong nomor 3 dan dua orang pengendara [[sepeda motor]] Vespa dan Honda Astrea Grand tewas di tempat. Selain itu, 31 orang yang terdiri dari [[masinis]] [[kereta api barang]], 11 orang penumpang yang duduk di atap gerbong nomor 3, 4 dan 5, 12 orang penumpang [[kereta api lokal]] yang duduk di Gerbong nomor 3, 6 orang penumpang [[kereta api lokal]] yang duduk di Gerbong nomor 4 dan 2 orang penumpang masing-masing pelajar [[sekolah dasar|SD]] Negeri Ciangsana 5 yang berada di Gerbong nomor 2 [[kereta api barang]] yang naik dari [[Stasiun Pajang Baru]] mengalami luka parah maupun ringan. Korban dilarikan ke berbagai [[rumah sakit]], seperti kecuali Masinis dan awak [[kereta api barang]] dilarikan ke Pusat kesehatan [[Mercedes-Benz]], RSUD. Cibinong, Puskesmas Cicadas dan kecuali dua pengendara sepeda motor dan tiga orang penumpang [[kereta api lokal]] dilarikan ke Puskesmas Wanaherang. Seorang [[masinis]] [[kereta api lokal]] telah diamankan ke [[Stasiun Pajangbaru]].
 
[[Berkas:Banjarnegarastasiun.jpg|thumb|Inilah eks-[[Stasiun Jatiluhur Tua]] yang sudah tak terpakai lagi dan sudah dibongkar pada bulan [[Desember 2012]] setelah terjadi banjir besar serta kecelakaan yang menimpa [[Lokomotif BB301]] pada tanggal [[2 Januari]] [[1996]] dan kini sudah direlokasi ke yang baru di Kampung Galang dengan nama [[Stasiun Kampung Galang|'''Stasiun Kampung Galang''']], yang sedang dibangun dan mulai dipakai oleh [[KRL Jabotabek]] rute Duri-Nambo-Jatimekar pada tahun [[2018]]. Foto ini diambil pada hari Sabtu, [[24 Januari]] [[2015]] jam 16.00 WIB sore. Kini sudah dibangun rumah warga yang baru pada awal bulan [[Februari 2013]] dan sudah diresmikan pada tanggal [[16 Desember]] [[2014]] oleh lurah [[Jatiluhur, Jatiwarna, Bekasi|Jatiluhur]], SUBARDI serta mulai ditempati oleh orang pindahan dari [[Daerah Khusus Ibukota Jakarta|Jakarta]] pada tanggal [[18 Desember]] [[2014]].]]
 
==== Kecelakaan [[lokomotif BB301]] di [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]], Satu Tewas ====
 
Kecelakaan [[lokomotif BB301]] di [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Bojong Kulur]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]], Satu Tewas
 
* Akibat jembatan runtuh dan [[Sungai Cikeas]] meluap
* 12 orang luka-luka
* 1 orang tewas dan 7 orang luka dibawa ke RSUD. Bekasi, 3 orang luka dibawa ke [[Jatiwarna, Jatiwarna, Bekasi|Puskesmas Jatiwarna]] dan 2 orang luka dibawa ke [[Jatirasa, Jatiwarna, Bekasi|Puskesmas Jatirasa]]
 
BOGOR ([[Media Indonesia|Media]]): Diduga jembatan ambruk dan [[Sungai Cikeas]] meluap, sebuah lokomotif dengan nomor BB301-26 yang menarik 8 rangkaian gerbong bermuatan [[pasir|Pasir Jatimekar]] (yang telah diambil alih kepada [[PT Bukit Asam]] pada tanggal [[22 Mei]] [[1990]]) jatuh ke dalam [[Sungai Cikeas]] serta mengakibatkan badan lokomotif terseret luapan [[Sungai Cikeas]] dan seorang [[masinis]] bernama Yadi Sukirno (70) warga Jalan Manggis no. 25, Kelurahan [[Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan|Manggarai]], Kecamatan [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], Kotamadya [[Kota Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]] asal [[Kabupaten Jember|Jember, Jawa Timur]] ini, tewas ditempat setelah terseret arus luapan [[Sungai Cikeas]] sejauh 2,6 [[kilometer|km]]. "Jenazah korban yang terseret luapan [[Sungai Cikeas]] asal Jalan Manggis nomor 3, [[Kampung|Dusun]] Nanas RW 01/02, [[Rambipuji, Jember|Rambipuji]], [[Kabupaten Jember|Jember]], [[Jawa Timur]] sudah dibawa ke RSUD. Bekasi untuk diotopsi", kata seorang warga. Selain itu, 2 orang awak [[Lokomotif BB301]] dan 10 orang penumpang yang berdiri di rangkaian gerbong [[Kereta api barang]] yang mengangkut [[pasir|Pasir Jatimekar]] termasuk diantaranya 4 orang siswa [[SMA]] mengalami luka-luka setelah hanyut terseret luapan [[Sungai Cikeas]].
 
Peristiwa ini bermula saat [[masinis]] bernama Yadi Sukirno (70) membawa [[lokomotif BB301]]-26 sejak berangkat dari Tempat pengambilan [[pasir|Pasir Jatimekar]] (yang telah diambil alih kepada [[PT Bukit Asam]] pada tanggal [[22 Mei]] [[1990]]) di Desa [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]], Kecamatan [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]], [[Kabupaten Bekasi]]. Saat berangkat, [[hujan]] tiba-tiba turun deras. [[Masinis]] tiba-tiba berbelok ke jalur kereta api arah [[Stasiun Nambo|Nambo]], [[Kabupaten Bogor|Bogor]]. Jalur ini lagi tergenang air banjir melanda kecamatan ini.
 
"Saat beberapa kilometer sehabis [[Stasiun Jatiluhur Tua]], ia melewati [[jembatan]] [[Rel|rel kereta api]] tiba-tiba [[Sungai Cikeas]] meluap dan jembatan rel kereta api [[kilometer|km]] 4+1/750 ini ambruk dan membuat lokomotif BB301-26 terseret luapan [[Sungai Cikeas]]", kata seorang warga ketika melalui ''[[Media Indonesia|MI]]'', Senin ([[1 Januari|1/1]]/[[1996]]).
 
"Kondisi [[Lokomotif BB301]] sangat rusak parah karena terseret arus dan hanyut terkena luapan [[Sungai Cikeas]] saat banjir melanda [[Bojong Kulur, Gunung Putri, Bogor|Desa Bojong Kulur]] pada akhir tahun [[1995]], 2 jam lagi dievakuasi dan disimpan di daerah [[Balai yasa|Balai Yasa Manggarai]], [[Kota Administrasi Jakarta Selatan|Jakarta Selatan]]", kata seorang warga ketika melalui ''[[Media Indonesia|MI]]'', Senin ([[1 Januari|1/1]]/[[1996]]).
 
Inilah peristiwa terjadi di saat terakhir kali penggunaan jalur kereta api [[Stasiun Nambo|Nambo]] - [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] serta kali ke-9 setelah terjadi kecelakaan lokomotif anjlok serta terjerembab ke [[sungai]], [[danau]] dan [[sawah]] di [[Kabupaten Grobogan|Grobogan]] ([[Jawa Tengah]]), [[Kabupaten Madiun|Madiun]], [[Widodaren, Ngawi|Widodaren]] dan [[Kabupaten Jember|Jember]] ([[Jawa Timur]]), [[Perbaungan, Serdang Bedagai|Perbaungan]] ([[Sumatera Utara]]), [[Lembah Anai]], [[Kota Padangpanjang|Padang Panjang]] dan dekat [[Danau Singkarak]] ([[Sumatera Barat]]) pada tanggal [[17 Desember]] [[1995]] <ref>{{cite web | coauthors = | title = Inilah kecelakaan yang misterius di tahun 1995 | publisher = Merdeka | date = 2013-12-09 | url = http://www.merdeka.com/kecelakaan-kereta/inilah-kecelakaan-misterius-di-tahun-1995 | accessdate = 2014-02-14 }}</ref> serta sudah 6 kali mobil dan motor tertabrak [[kereta api]] pada tahun [[1995]], yakni di [[Tebet, Jakarta Selatan|Tebet]], [[Lenteng Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Lenteng Agung]], [[Tanjung Barat, Jagakarsa, Jakarta Selatan|Tanjung Barat]] dan [[Kota Depok|Jalan Dewi Sartika]], Pancoran Mas, Bogor. '''(ridwan-sukendar/MI)'''
 
''(Sumber: [[Media Indonesia]], [[2 Januari]] [[1996]])''
 
==== Pengaktifan [[Rel|Jalur kereta api]] ====
 
Banjir rendam wilayah [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]]
 
* Jalur kereta api mati
* 5 desa mati listrik dan terendam air
* Lalu lintas di Jalan raya macet
* Lalu lintas perkeretaapian terganggu
* [[Hujan]] turun cukup deras
 
BEKASI, (PR).
Akibat [[hujan]] turun yang cukup deras, Banjir ini kali merendam
 
Sementara itu jalur [[kereta api]] itu sudah dinonaktifkan. Maka diaktifkan pada tahun [[2013]] mendatang. Pada ruas tersebut adalah rute Jatimekar-[[Stasiun Nambo]], Jatiwarna-[[Jonggol, Bogor|Jonggol]] dan Jatimekar-[[Stasiun Cakung]]. Ketiga jalur [[kereta api]] tersebut mati total akibat [[banjir]] setelah terjadi kecelakaan yang melibatkan [[Lokomotif BB301]] yang kecemplung ke [[Sungai Cikeas]] dan terseret luapan sungai sejauh 1,5 km dan mengakibatkan seorang masinis tewas terseret arus saat terjadi [[banjir]] merendam wilayah [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]], [[Kabupaten Bekasi]], [[Jawa Barat]], tepatnya di km 4+1/750, perbatasan [[Kabupaten Bekasi]] dan [[Kabupaten Bogor]] pada hari Senin ([[1 Januari|1/1]]/[[1996]]) sekitar pukul 16.00 WIB [[sore]] hari.
 
''(Sumber: [[Pikiran Rakyat]], [[2 Januari]] [[1996]])''
 
=== Pesawat ===
 
Kalau untuk angkutan udara bagi warga '''Kecamatan Jatiwarna''', yang dijangkau adalah melalui [[Bandar Udara Halim Perdanakusuma]].
 
Pesawat diantaranya seperti Citilink, Wings Air, Riau Airlines dan Lion Air. Jurusan masing-masing ke [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Kabupaten Blora|Blora]], [[Kota Dumai|Dumai]], dll.
 
==== Prasarana ====
===== Lapangan terbang =====
 
Dahulu di daerah [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]], terdapat lapangan terbang yang dibangun pada tahun [[1911]]-[[1912]] dan dibuka pada tanggal [[1 April]] [[1914]] dengan jumlah penumpang yang terangkut masih 200-300 orang dan barang yang diangkut 50-100 [[ton]], untuk melayani rute ke [[kota]]-[[kota]] di pulau [[Jawa]] dan [[Bali]].
 
Terhubung dengan jalur rel [[kereta api]] milik [[Nederlands-Indische Spoorweg Maatschappij|NIS]] saat dibukanya jalur kereta api dari [[Stasiun Ciangsana]] ke [[Stasiun Jatiluhur]] sepanjang 3,035 [[kilometer|km]], dengan percabangan dari [[Halte Jatisari (Bekasi)|Halte Jatisari]] menuju [[Lapangan]] terbang Jatisari sepanjang 1,4 [[kilometer|km]] ke arah timur pada tanggal [[29 Juli]] [[1934]]. Pembangunan jalur [[kereta api]] cabang ke [[Bandar udara]] dari [[Halte Jatisari (Bekasi)|Halte Jatisari]] untuk memudahkan pengangkutan avtur dari depo [[Pertamina]] di daerah [[Cilincing, Jakarta Utara|Cilincing]] dan Kablak menuju [[Lapangan]] terbang untuk memasok avtur ke [[pesawat]].
 
Namun, lapangan terbang dan [[Jalur kereta api Jatisari-Lanud Jatisari|jalur kereta api ke Bandara]] ditutup sejak tanggal [[1 Juni]] [[1994]] (9 tahun setelah [[Halte Jatisari (Bekasi)|Halte Jatisari]] di [[Jalur kereta api Nambo-Jabung|lintas Nambo-Jabung]] ditutup (tepatnya tanggal [[1 April]] [[1985]] akibat minimnya penumpang yang menggunakan jasa [[kereta api]]) dan dibongkar pada tahun [[1986]] karena pembangunan [[jalur ganda]] kereta api, antara Jabung-Wanaherang sepanjang 21,5 [[kilometer|km]]) karena prasarana yang buruk dan dialihkan ke [[Bandara Udara Halim Perdanakusuma]].
 
Maka bekas lapangan udara telah beralih fungsi menjadi tempat anak bermain, [[lapangan]] sepakbola dan tempat orang balapan [[sepeda motor]], bekas menara kontrol dibiarkan kosong, telah ditumbuhi [[pohon|pohon-pohon]] liar dan semak belukar, bekas jalur [[kereta api]] cabang ke [[Lapangan terbang Jatisari|Lanud Jatisari]] [[Bekasi]] dari [[Halte Jatisari]] (sebelum tahun [[1982]] halte memiliki 6 jalur dengan cabang ke Lanud Jatisari [[Bekasi]] (dari jalur 5), bekas halte dan jalur cabang ke Lanud Jatisari masih dilihat dari [[Kereta api]] KRL saat menuju [[Stasiun Duri|Duri]]) yang masih tersisa (bisa dilihat di Gang Haji Surbandi (sebelum tahun [[1982]] (berdasarkan PP nomor 48 tahun [[1981]]), bernama Jalan akses Lanud Jatisari) dan Gang Surbudi) serta dicabut akibat pelebaran jalan pada tahun [[1995]] dan selesai pada tanggal [[1 Februari]] [[1996]] dan pada tahun [[1995]] bekas bangunan terminal lapangan udara beralih fungsi menjadi Kantor [[kelurahan]] [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]] dan [[Kantor pos]] Jatisari 17426.
 
Kemudian, pada tahun [[1997]], karena terjadi [[Krisis finansial Asia 1997|Krisis ekonomi]], bekas lapangan udara dan landasan pacu telah beralih fungsi menjadi tempat anak bermain, [[lapangan]] sepakbola dan tempat orang balapan [[sepeda motor]]. Bekas bangunan terminal lapangan udara, menara kontrol dan tempat pengisian avtur dari [[kereta api]] kedalam [[pesawat]] dibiarkan kosong dan banyak [[hantu]]. Kemudian, setelah dibiarkan kosong 2 [[tahun]], pada tahun [[1999]] bekas bangunan terminal lapangan udara beralih fungsi menjadi kantor sekretariat [[Pemilihan umum|Pemilu]] dan kantor dinas [[Kesehatan]] [[Kota Bekasi]], pada tahun [[2001]] bekas bangunan terminal lapangan udara beralih fungsi menjadi kantor [[Pusat kesehatan masyarakat|Puskesmas]] [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]] dan sekolah [[taman kanak-kanak|TK]] At-Taqwa 09.
 
Namun, sejak tahun [[2004]], bekas bangunan terminal lapangan udara diruntuhkan bangunannya dan untuk membangun [[rumah toko|ruko]], Kantor [[rukun warga|RW]] 12 dan bangunan gedung sekolah [[taman kanak-kanak|TK]] Al-Hidayat 08. Namun, bekas jalur [[rel]] ke Bandara dari [[Halte Jatisari]] sudah tidak kelihatan lagi sejak pelebaran [[jalan]] yang dimulai tahun [[1995]] dan lapangan [[terbang]] telah beralih fungsi menjadi tempat anak-anak bermain, lapangan [[sepakbola]] dan tempat orang balapan [[sepeda motor]].
 
===== Berita mengenai Lanud Jatisari =====
 
Napak tilas LANUD Jatisari (Liputan 6 Pagi [[SCTV]], [[8 April]] [[2001]])
 
'''LANUD Jatisari''' kini telah ditutup tahun [[1994]] dan penerbangan dialihkan ke [[Bandar Udara Halim Perdana Kusuma]], serta jalur [[kereta api]] ditutup dan karena pelebaran jalan tahun [[1995]], bangunan menara kontrol [[Bandar udara]] telah dibiarkan kosong, bangunan eks terminal bandara menjadi kantor [[Pusat kesehatan masyarakat|puskesmas]], telah dijadikan tempat bermain [[anak]]-[[anak]], tempat [[balapan]] [[sepeda motor]] dan Lapangan [[sepakbola]].
 
LANUD Jatisari dibuka tahun [[1914]] oleh gubjend [[Hindia-Belanda]] yang saat itu, [[A.W.F. Idenburg]] dengan nama ''Vliegveld van Jatisari'', yang saat itu masih termasuk dalam [[kawedanaan|Kewedanaan]] [[Cibinong, Bogor|Cibinong]]. Saat itu jumlah barang dan penumpang yang diangkut [[pesawat]] masih sedikit. Pada tahun [[1920-an]], jumlah penumpang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 500 orang dan barang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 250 ton. Pada tahun [[1930-an]], jumlah penumpang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 750 orang dan barang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 500 ton dan telah terhubung dengan jalur [[kereta api]] dari [[Halte Jatisari]] dan dibuka sejak tahun [[1934]] oleh gubjend [[Hindia-Belanda]] yang saat itu, [[Bonifacus Cornelis de Jonge]].
 
Pada tahun [[1942]], di masa penjajahan [[Jepang]], jumlah penumpang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 1.000 orang dan barang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 600 ton. Kemudian, pada tahun [[1945]], di masa kemerdekaan [[Indonesia]], jumlah penumpang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 1.200 orang dan barang yang diangkut [[pesawat]] mencapai 750 orang.
 
"Disini anak-anak mulai bermain sejak tahun [[1994]], setelah ditutupnya [[Bandar udara]] Jatisari serta jalur [[kereta api]] ke [[Bandar udara]] dari [[Halte Jatisari]].", kata seorang bocah, Alfian (19) warga Gang Haji Surbandi nomor 14, [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi]] ketika dihubungi melalui ''[[SCTV]]''. "Sekarang ini (sejak tahun [[1994]]) udah tidak ada lagi sarana [[bandar udara]] di daerah [[kelurahan]] [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi|Jatisari]] dan sekitarnya, lebih baik naik pesawat dari [[Bandar Udara Halim Perdana Kusuma]] dibanding [[Bandar Udara Internasional Soekarno-Hatta]] yang lebih jauh", kata seorang bocah, Sunarto (18) warga Gang Haji Surbandi nomor 2, [[Jatisari, Jatiwarna, Bekasi]].
 
''('''Sumber''': [[Liputan 6 Pagi]] [[SCTV]], [[8 April]] [[2001]])''
 
=== Angkutan kota dan Bus ===
 
==== Data statistik penumpang ====
 
Pada saat Terminal Jatiwarna diresmikan (tahun [[1990]]), Jumlah penumpang yang naik [[angkutan kota|angkot]] mencapai 70.580 orang dan turun mencapai 27.730 orang dengan total 98.310 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 7.562 mobil [[angkutan kota|angkot]]. Sedangkan, Jumlah penumpang yang naik [[bus kota]] mencapai 45.800 orang dan turun mencapai 9.440 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 921 mobil [[bus kota]].
 
Pada saat dibangunnya agen bus antarkota (tahun [[1994]]), Jumlah penumpang yang naik [[angkutan kota|angkot]] dari Terminal Jatiwarna mencapai 98.780 orang dan turun mencapai 37.200 dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 11.332 mobil [[angkutan kota|angkot]]. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik [[bus kota]] mencapai 56.000 orang dan [[bus antarkota]] mencapai 42.950 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.120 mobil [[bus kota]] dan 716 mobil [[bus antarkota]]. Sedangkan, jumlah penumpang yang turun dari [[bus kota]] mencapai 65.800 orang dan [[bus antarkota]] mencapai 51.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.316 mobil [[bus kota]] dan 862 mobil [[bus antarkota]].
 
Pada tahun [[1999]], Jumlah penumpang yang naik [[angkutan kota|angkot]] mencapai 178.200 orang dan turun mencapai 56.760 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 19.580 mobil [[angkutan kota|angkot]]. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik [[bus kota]] mencapai 62.000 orang dan turun mencapai 69.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.195 mobil [[bus kota]]. Selain itu, jumlah penumpang yang naik [[bus antarkota]] mencapai 49.760 orang dan turun mencapai 60.750 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.700 mobil [[bus antarkota]].
 
Pada tahun [[2004]], Jumlah penumpang yang naik [[angkutan kota|angkot]] mencapai 205.800 orang dan turun mencapai 64.280 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 20.775 mobil [[angkutan kota|angkot]]. Sedangkan, jumlah penumpang yang naik [[bus kota]] mencapai 69.580 orang dan turun mencapai 72.800 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 2.373 mobil [[bus kota]]. Selain itu, jumlah penumpang yang naik [[bus antarkota]] mencapai 53.700 orang dan turun mencapai 66.000 orang dengan jumlah kendaraan yang terangkut mencapai 1.995 mobil [[bus antarkota]].
 
{| class="wikitable"
|-
! Tahun
! Jumlah penumpang naik [[Angkutan kota|Angkota Kabupaten Bogor]] (orang)
! Jumlah penumpang turun dari [[Angkutan kota|Angkota Kabupaten Bogor]] (orang)
! Jumlah penumpang total [[Angkutan kota|Angkota Kabupaten Bogor]] (orang)
! Jumlah penumpang naik [[Angkutan kota|Angkot KOASI]] (orang)
! Jumlah penumpang turun dari [[Angkutan kota|Angkot KOASI]] (orang)
! Jumlah penumpang total [[Angkutan kota|Angkot KOASI]] (orang)
! Jumlah penumpang naik [[Angkutan kota|Mikrolet]] (orang)
! Jumlah penumpang turun dari [[Angkutan kota|Mikrolet]] (orang)
! Jumlah penumpang total [[Angkutan kota|Mikrolet]] (orang)
! Jumlah penumpang naik [[Bus kota|Buskota]] [[Metromini]] (orang)
! Jumlah penumpang turun dari [[Bus kota|Buskota]] [[Metromini]] (orang)
! Jumlah penumpang total [[Bus kota|Buskota]] [[Metromini]] (orang)
! Jumlah penumpang naik [[Bus kota|Buskota]] [[Mayasari Bakti]] (orang)
! Jumlah penumpang turun dari [[Bus kota|Buskota]] [[Mayasari Bakti]] (orang)
! Jumlah penumpang total [[Bus kota|Buskota]] [[Mayasari Bakti]] (orang)
! Kapasitas [[Angkutan kota|Angkota Kabupaten Bogor]] (orang)
! Kapasitas [[Angkutan kota|Angkot KOASI]] (orang)
! Kapasitas [[Angkutan kota|Mikrolet]] (orang)
! Kapasitas [[Bus kota|Buskota]] [[Metromini]] (orang)
! Kapasitas [[Bus kota|Buskota]] [[Mayasari Bakti]] (orang)
! Jumlah kendaraan [[Angkutan kota|Angkota Kabupaten Bogor]] yang terangkut (kendaraan)
! Jumlah kendaraan [[Angkutan kota|Angkot KOASI]] yang terangkut (kendaraan)
! Jumlah kendaraan [[Angkutan kota|Mikrolet]] yang terangkut (kendaraan)
! Jumlah kendaraan [[Bus kota|Buskota]] [[Metromini]] yang terangkut (kendaraan)
! Jumlah kendaraan [[Bus kota|Buskota]] [[Mayasari Bakti]] yang terangkut (kendaraan)
|-
| [[1990]]
| 45.690
| 57.800
| 103.490
| 47.800
| 60.100
| 107.900
| 45.000
| 57.750
| 102.750
| 46.800
| 9.680
| 56.480
| 57.200
| 9.650
| 66.850
| 12
| 13
| 12
| 25
| 60
| 8.624
| 8.300
| 8.563
| 2.259
| 1.114
|-
| [[1995]]
| 62.890
| 69.760
| 132.650
| 64.750
| 70.125
| 134.825
| 55.000
| 67.750
| 122.750
| 57.760
| 10.500
| 68.260
| 69.460
| 17.520
| 84.980
| 12
| 12
| 13
| 25
| 65
| 11.272
| 11.235
| 9.442
| 2.730
| 1.307
|-
| [[2000]]
| 82.980
| 93.760
| 176.740
| 71.750
| 79.700
| 151.450
| 61.760
| 75.800
| 137.560
| 68.000
| 15.900
| 83.900
| 81.250
| 20.000
| 101.250
| 12
| 12
| 13
| 20
| 65
| 14.728
| 12.621
| 10.588
| 4.195
| 1.558
|-
| [[2005]]
| 87.750
| 107.720
| 195.470
| 78.790
| 85.500
| 164.290
| 70.000
| 86.600
| 156.600
| 70.000
| 20.450
| 90.450
| 87.260
| 25.130
| 112.930
| 12
| 13
| 13
| 25
| 65
| 16.289
| 12.638
| 12.038
| 3.618
| 1.737
|-
| [[2010]]
| 92.500
| 112.960
| 205.460
| 80.660
| 89.400
| 170.060
| 79.450
| 96.500
| 175.950
| 80.000
| 25.690
| 105.690
| 90.000
| 30.000
| 120.000
| 12
| 13
| 12
| 25
| 60
| 17.122
| 13.082
| 14.663
| 4.228
| 2.000
|-
| [[2015]]
| 99.000
| 120.000
| 219.000
| 87.460
| 95.600
| 183.060
| 82.000
| 125.000
| 207.000
| 85.800
| 35.000
| 120.800
| 95.000
| 45.000
| 140.000
| 12
| 12
| 13
| 25
| 65
| 18.250
| 15.255
| 15.923
| 4.832
| 2.154
|}
 
==== Angkot/Bus ====
 
* PPD AC17A patas ke [[Stasiun Dukuh Atas|Dukuh Atas]] (rencana)
 
* Mayasari Bakti AC52A patas ke [[Stasiun Tanah Abang|Tanah Abang]] (via Komdak - Sudirman - Thamrin - Jatibening - Tol JORR)
 
* KOASI K21A jurusan [[Terminal Kampung Rambutan|Kampung Rambutan]] - [[Bantar Gebang, Bekasi|Bantar Gebang]] via Swantara - JatiwarnaJatiasih - Pondok Gede - Bambu Apus.
 
* KOASI K40 ke [[Terminal Kampung Rambutan|Kampung Rambutan]] JatiwarnaJatiasih - Pondok Gede - Pinang Ranti - TMII.
 
* KOASI K44 ke [[Terminal Kampung Rambutan|Kampung Rambutan]] via Kranggan Permai - Cibubur - Tol Jagorawi.
 
* KOASI K02 jurusan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] - [[Bekasi]] via JatiwarnaJatiasih - Pekayon.
 
* KOASI K02B jurusan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] - [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] via Jatiwarna - Bojong Kulur - Ciangsana
 
* KOASI K02C jurusan [[Jatirasa, Jatiwarna, Bekasi|Jatirasa]] - [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] (''rencana'')
 
* KOASI K24 jurusan [[Universitas Kristen Indonesia|UKI Cawang]] - [[Pondok Gede]]
 
* [[angkutan kota|Angkutan Kabupaten Bogor]] 93 ke [[Ciangsana, Gunung Putri, Bogor|Ciangsana]] via Narogong - Bojong Kulur - Pasar Atas - Ciangsana
 
* [[angkutan kota|Angkutan Kabupaten Bogor]] 94 ke [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] via Narogong - Bojong Kulur - Pasar Atas - Ciangsana - [[Jalan alternatif Cibubur-Cileungsi]]
 
==== Bus antarkota ====
 
* Bus 3/4 ke [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]]
 
* Bus 3/4 ke [[Kabupaten Karawang|Karawang]]
 
* Elf ke [[Kabupaten Karawang|Karawang]], [[Cibarusah, Bekasi|Cibarusah]], [[Jonggol, Bogor|Jonggol]], [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]], [[Kabupaten Bandung Barat|Bandung Barat]], [[Kabupaten Purwakarta|Purwakarta]], [[Sukamakmur, Bogor|Sukamakmur]], [[Cariu, Bogor|Cariu]], [[Antajaya, Tanjungsari, Bogor|Antajaya]], [[Tanjungsari, Bogor|Tanjung Sari]], [[Cikalong Kulon, Cianjur|Cikalong Kulon]]
 
* Elf Cipaganti ke [[Kota Bandung|Bandung]]
 
* Bus AKAP yang ke [[Sumatera]], di agen depan Villa Jatirasa
PO-PO diantaranya seperti Kurnia, Medan Jaya, NPM, dan lain-lain. Trayeknya antara lain ke [[Pekanbaru]], [[Jambi]], [[Padang]], [[Bukittinggi]], [[Payakumbuh]], [[Medan]], dll.
 
* Bus AKAP yang ke [[Kabupaten Cirebon|Cirebon]], [[Jawa Tengah|Jateng]] dan [[Jawa Timur|Jatim]], di agen depan Superindo dan eks-[[Stasiun kereta api|Halte Jatiwarnapasar]].
 
=== Angkutan umum lain ===
 
Selain itu, [[angkutan umum]] melayani kecamatan ini adalah [[ojek]], [[becak]], [[taksi]], [[kancil]], [[rakit]], [[bajaj]] dan [[angkutan pedesaan]].
 
==== Angkutan pedesaan ====
 
[[Angkutan pedesaan]] melayani penumpang di daerah pedesaan, tepatnya daerah yang berbatasan dengan [[Kabupaten Bogor]]. [[Angkutan pedesaan]] menghubungkan Terminal Jatiwarna dengan kampung-kampung sekitar '''Kecamatan Jatiwarna'''.
 
[[Angkutan pedesaan]] beroperasi dari jam 05.00 wib sampai jam 19.00 wib. Angkutan ini pada tahun [[2004]] mencapai 1.580 unit dengan jumlah orang dalam 1 mobil angkutan pedesaan adalah 14 orang dan jumlah penumpang yang terangkut semua 22.120 orang.
 
==== Ojek dan Becak ====
 
[[Ojek]] dan [[Becak]] melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat [[sekolah]], kerja di [[kantor]], dll selama 24 jam dengan jumlah sepeda motor ojek sebanyak 45.800 motor ojek (menurut data wilayah [[Kota Bekasi|Kotamadya Bekasi]] pada tahun [[2004]] <ref>{{cite web | coauthors = | title = data BPS tahun 2004 | publisher = BPS Kota Bekasi | date = 2007-05-18 | url = http://www.bps-bekasikota.go.id | accessdate = 2011-07-05 }}</ref>). Merek motor ojek adalah:
 
* Honda Supra
* Honda Karisma
* Honda CB100
* Suzuki Smash
* Suzuki Win
* Yamaha Mio
 
==== Taksi ====
 
[[Taksi]] melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat [[sekolah]], kerja di [[kantor]], dll selama 24 jam menggantikan [[becak]] yang sedang masalah. Taksi yang melayani '''Kecamatan Jatiwarna''' adalah:
 
* Blue Bird 021-77182610, 0251-89172651
* Gamya 021-77186200
* Putra 021-7781425
* Express 021-771826190, 0251-816261
* Kosti Jaya 021-77152619
* Koperasi Taxi 021-77182651, 0251-8162510
 
==== Rakit ====
 
[[Rakit]] atau ''getek'' melayani penumpang di wilayah kecamatan ini, melayani penumpang yang berangkat [[sekolah]], kerja di [[kantor]], dll selama 24 jam.
 
[[Rakit]] atau ''getek'' di '''Kecamatan Jatiwarna''', adanya di [[Sungai Cikeas]].
 
== Peristiwa yang sering terjadi ==
 
* Perluasan [[jembatan]] [[kereta api]] [[Sungai]] [[sungai|Kali Cakung]] pada tanggal [[12 Agustus]] [[1989]] menjelang HUT [[Indonesia|Republik Indonesia]] ke-44 dari semula 10.000 m<sup>2</sup> (1 ha) menjadi 18.000 m<sup>2</sup> (1,8 ha) pada tahun [[1989]] yang mengakibatkan tiga buah [[stasiun kereta api|halte kereta api]], 11.200 [[rumah]], 180 gedung [[sekolah]] dan 1.720 bangunan lainnya dibongkar, dua [[desa|kampung]] yakni Kampung Jedor Wetan dan Kampung Gelam dihapuskan serta sebanyak 56.000 jiwa/11.200 [[kepala keluarga|KK]] telah [[transmigrasi]] ke [[Baturaja, Ogan Komering Ulu|Baturaja]], di Provinsi [[Sumatera Selatan]] dan [[Kabupaten Tana Toraja|Tana Toraja]] di Pulau [[Sulawesi]].
* [[Banjir]], pertama kali tahun [[1979]] akibat hujan turun yang cukup deras, yang paling signifikan adalah tahun [[1996]] akibat hujan turun yang cukup deras, 5 desa terendam serta mengalami pemadaman bergilir selama 5 jam 30 menit, lalu lintas jalan raya macet dan lalu lintas [[Kereta api|perkeretaapian]] terganggu dan sempat dibiarkan mati total serta mengakibatkan kecelakaan yang cukup hebat, seperti KA [[Lokomotif BB301]] yang menarik 8 rangkaian gerbong bermuatan [[pasir|Pasir Jatimekar]] masuk ke dalam [[Sungai Cikeas]] yang meluap mengakibatkan jembatan [[rel|Rel kereta api]] [[Sungai Cikeas]] perbatasan antara [[Jatiwarna, Bekasi|Kecamatan Jatiwarna]] [[Kabupaten Bekasi]] dengan [[Gunung Putri, Bogor|Kecamatan Gunung Putri]] [[Kabupaten Bogor]] ini roboh dan seorang masinis kelahiran [[Kabupaten Jember|Jember, Jawa Timur]] pada tahun [[1925]] ini tewas usai terseret aliran [[Sungai Cikeas]] sejauh 2,6 km serta 13 orang, termasuk 4 orang siswa [[SMA]] itu mengalami cedera.
 
Yang cukup signifikan juga pada tanggal [[11 Juni]] [[2015]] akibat hujan turun yang cukup deras, 4 kelurahan terendam serta 2 kelurahan diantaranya mengalami pemadaman bergilir selama 2 jam 30 menit, lalu lintas [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] seksi Hankam - Cikunir dan jalan raya di [[Jatiwarna, Bekasi|Jatiwarna]] macet, lalu lintas barang via truk terganggu dan mengakibatkan kecelakaan yang cukup hebat, yakni Truk tronton bermuatan 12,5 ton [[beras]] Rojolele asli [[Kabupaten Cianjur|Cianjur]] bernopol B 9161 UEU terguling ke [[sawah|pesawahan]] sejauh 400 m akibat [[jalan tol]] arah ke Cikunir yang licin dan mengakibatkan 22 warga [[Jatimekar, Jatiwarna, Bekasi|Jatimekar]] dan 3 penumpang truk tewas seketika serta sopir melarikan diri.
* [[Krisis finansial Asia 1997]]
* [[Kerusuhan Mei 1998]]
 
* KOASI K02B jurusan [[Pondok Gede, Bekasi|Pondok Gede]] - [[Cileungsi, Bogor|Cileungsi]] via Jatiasih - Bojong Kulur - Ciangsana
== Lihat pula ==
 
* KOASI K24 jurusan [[Universitas Kristen Indonesia|UKI Cawang]] - [[Pondok Gede]].
* [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]] - adalah [[jalan tol]] yang melewati wilayah ini
* [[Jatisampurna, Bekasi]] - [[kecamatan]] yang sejenis
* [[Cibubur, Ciracas, Jakarta Timur]] - wilayah yang terdekat dari [[kecamatan]] ini
* [[Kabupaten Bogor]] - wilayah [[kabupaten]] yang paling dekat dari [[kecamatan]] ini
* [[Kota Administrasi Jakarta Timur]] - wilayah [[kota administrasi]] yang paling dekat dari [[kecamatan]] ini
* [[Pondok Gede, Bekasi]] - [[kecamatan]] yang sejenis
* [[Jabodetabek]]
 
=== Topik mengenai Jatiwarna ===
{{utama|Topik mengenai Jatiwarna}}
* [[Waduk Jatisari]]
* [[Danau Jabung Kumung]] (I, II)
* [[Waduk Jatiwarna]]
* [[Jalan Tol Lingkar Luar Jakarta]]
* eks [[Stasiun Jatiwarna]]
* [[Krisis finansial Asia 1997]]
* [[Kerusuhan Mei 1998]]
* [[Daftar perumahan di Jatiwarna|Perumahan di Jatiwarna]]
* [[Banjir Jatiwarna Februari 1996]]
* [[Banjir Jatiwarna Juni 2015]]
* [[Daftar bencana alam yang terjadi di Jatiwarna|Bencana alam yang terjadi di Jatiwarna]]
* [[Daftar bangunan bersejarah di Jatiwarna|Bangunan bersejarah di Jatiwarna]]
 
Dan angkutan umum lainnya. -->
== Daftar referensi ==
{{reflist}}
 
{{Jati Asih, Bekasi}}
{{Kota Bekasi}}
{{Kecamatan yang dilanda Krisis ekonomi 1997}}
 
{{kecamatan-stub}}