Kaundinya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
BeeyanBot (bicara | kontrib)
perapian, replaced: dibelakang → di belakang, removed stub tag using AWB
Baris 56:
Sebagai seorang bhikkhu Buddha Gautama yang tertua, tulisan-tulisan dan ceramah Kaundinya kepada bhikkhu lainnya dicatat dalam bentuk sastra. Sebuah puisi yang berisi enambelas ayat dalam [[Theragatha]] ditujukan padanya. Satu dari ayat ini diyakini telah diresitasi oleh [[Sacca]] sebagai bentuk pemujaan kepada Kaundinya, setelah Kaundinya menyampaikan khotbah tentang Empat Kebenaran Mulia pada Sacca. Pada ayat lain, Kaundinya menegur bhikkhu-bhikkhu yang menjalankan ajaran yang berlawanan dengan ajaran Buddhis. Kaundinya juga dikenal akan perjuangannya melawan [[Mara (setan)|Mara]], setan yang berupaya untuk mencegah pencerahan Buddha. Buddha juga memuji Kaundinya dalam [[Udana]], yang mengamati pembebasan dari keinginan yang menghancurkannya.<ref name="encyc"/>
 
Setelah beberapa waktu di dalam [[sangha]], Kaundinya mengasingkan diri ke [[Pegunungan Himalaya]] selama dua belas tahun terakhir kehidupannya. Hal ini ditambahkan sebagai dua alasan di dalam sastra Buddhis. Alasan pertama adalah bahwa Kaundinya menganggap keberadaannya sebagai sumber ketidaknyamanan [[Sariputra]] dan [[Moggallana]], dua pemimpin pengikut Buddha. Sebagai anggota paling tua di sangha, Kaundinya memimpin para bhikkhu dalam kunjungan meminta sedekah, tetapi selama penyampaian [[dharma]], kedua pemimpin pengikut duduk pada masing-masing sisi Buddha dan Kaundinya berada dibelakangdi belakang mereka. Kedua pengikut merasa tidak nyaman duduk di depan Kaundinya, sehingga ia memutuskan untuk menyelesaikan permasalah tersebut dengan tidak hadir. Alasan lain mengenai kepergian Kaundinya adalah untuk memiliki lebih banyak waktu tenang dalam menjalankan kebiasaan agamawi, yang menjadi sulit karena perhatian yang didapat sangha dari masyarakat umum.<ref name="encyc"/>
 
Menurut [[Samyutta Nikaya]], Kaundinya mengasingkan diri ke tepi [[Danau Mandakini]] di hutan [[Chaddanta]], yang disebut sebagai tempat tinggal para paccekabuddha. Dituliskan bahwa 8000 gajah di hutan bergantian menyediakan kebutuhannya. Kaundinya hanya satu kali meninggalkan tempat tersebut, guna mengucapkan selamat tinggal kepada [[Buddha Gautama]]. Kaundinya mencium kaki Buddha dan mengusap dengan tangannya. Ia menganjurkan para pengikutnya untuk tidak berduka cita akan dirinya sebelum kembali ke hutan untuk wafat di pagi hari berikut.
Baris 86:
| PLACE OF DEATH =
}}
{{buddha-stub}}
 
[[Kategori:Arahat]]
[[Kategori:Buddhis India]]