Maba Anak Ku Lau: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
BeeyanBot (bicara | kontrib)
→‎top: perapian, replaced: dibelakang → di belakang, added orphan, underlinked tags using AWB
Baris 1:
{{Underlinked|date=November 2016}}
{{Orphan|date=November 2016}}
 
'''Maba anak ku lau''' adalah salah satu acara adat dalam [[suku Karo]].<ref name="Ginting">{{id}}Ginting, Malem Ukur. 2008. ''Adat Karo''.Medan: Sirulo.</ref> Ritus ini merupakan ritus membawa anak ke permandian (pancuran atau sungai), yang dilaksanakan oleh [[rakut sitelu]] si anak.<ref name="Ginting"/> Ritus ini diadakan setelah anak berusia 4-7 hari.<ref name="Ginting"/> Waktu pelaksanaannya ditentukan oleh ''Guru Perkatika''.<ref name="Ginting"/> Adapun peralatan untuk itu adalah ''pundang'' empat potong, abu dapur, ''upih'' (pelepah pinang), ''bulung sukat sitokih'' (daun keladi), ''page penuruhen'' ( beras khusus yang sudah disiapkan khusus), ''kampil'' (tas kecil terbuat dari anyaman janur) yang berisi belo penurungi (sirih, gambir, tembakau, buah pinang), ''uis arinteneng'' (kain berukuran panjang), dan ''uis kapal''(kain tebal yang digunakan seusai mandi).<ref name="Ginting"/>
 
Selain itu, anak perempuan diberi ''uis nipes'' oleh neneknya dan bekah buluh untuk anak laki-laki.<ref name="Prinst">{{id}}Prinst, Darwan. 2012. ''Adat Karo''.Medan: Bina Media Perintis.</ref> Sewaktu anak berangkat ''ku lau'' (pemandian), ia digendong oleh ''mami'' (jika anak laki-laki) atau ''bibi'' (jika anak perempuan).<ref name="Prinst"/> Urutan keberangkatan ke ''lau'' tersebut diawali oleh ''Guru Simaba Katika'' membawa ''upih'' (jika anak laki-laki) atau ''bulung sukat sitokih'' (jika anak perempuan), yang berisi pundang empat potong, abu dapur, ''page penuruhen'', dan ''apar manuk'' (ayam).<ref name="Prinst"/> Fungsi dari barang-barang tersebut antara lain untuk sesaji atau dikenakan kepada sang anak selama ritual berlangsung.<ref name="Prinst"/> Sewaktu berangkat ke pemandian, empat pundang diletakan diempat tempat antara lain, sepotong pundang itu diletakkan di dapur, sepotong pundang lagi diletakan di belakang guru perkatika, lalu dibelakangdi belakang sang ibu dari anak tersebut yang dibarengi dengan memegang tongkat beski atau purih tonggal dan diikuti anggota keluarga lainnya.<ref name="Prinst"/> Satu pundang terakhir dibagi lagi menjadi tiga bagian:
* bagian pertama diletakan di bawah tangga rumah.<ref name="Prinst"/>
* bagian kedua diletakan di pagar rumah.<ref name="Prinst"/>