SKALU: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: metoda → metode (2) using AWB
BeeyanBot (bicara | kontrib)
→‎Komputerisasi lembar jawaban: perapian, replaced: dibelakang → di belakang using AWB
Baris 19:
Pada saat itu diperkenalkan juga cara baru yang digunakan panitia untuk memeriksa jawaban para peserta ujian yang jumlahnya puluhan ribu itu. Cara manual ditinggalkan, berganti dengan komputer. Hal ini dimaksudkan untuk mempertinggi objektivitas penilaian. Selain itu cepat dan akurat. Kata komputer waktu itu masih merupakan sesuatu yang baru, suatu perangkat teknologi yang masih sangat langka dan mengundang decak kagum para calon mahasiswa. Untuk menjaga objektivitas pemeriksaan benar salah, maka soal-soal ujian hanya bisa dalam bentuk pilihan berganda. Soal-soal ujian dalam bentuk esay yang sebelumnya dikenal dalam ujian masuk perguruan tinggi, kali ini ditinggalkan.<ref name="buku77"/>
 
Lembar jawaban dibuat sedemikian rupa agar fit dengan perangkat teknologi yang akan dipakai untuk memeriksa jawaban. Kertas jawabannya agak tebal agar tidak gampang rusak. Banyak kolom isian didominasi oleh kotak kotak data yang bisa menampung satu karakter saja dalam bentuk angka ataupun huruf kapital. Dicetak dengan warna yang lembut tetapi tegas. Untuk jawaban soal bahkan hanya berupa kotak kecil dibelakangdi belakang pilihan jawaban a, b, c, atau d yang harus diisi dengan warna hitam pada pilihan jawaban yang kita anggap benar. Warna hitam bukan sembarang hitam, tetapi harus berasal dari pensil tipe 2B dengan kadar karbon yang lebih banyak dan lebih lunak. Mudah menempel dan mudah dihapus agar tidak merusak lembar kertas jawaban, dan yang terpenting mudah dibaca oleh komputer. Warna hitam tidak boleh keluar dari kotak jawaban yang sudah disediakan. Tidak terasa atensi peserta terhadap detail ikut di uji saat itu.<ref name="buku77"/>
 
Dokumen pendaftaran dan lembar jawaban dikumpulkan, kemudian diolah di Pusat Ilmu Komputer [[Universitas Indonesia]]. Sebanyak 75 % peserta ujian dengan nilai terbaik dinyatakan lulus dan kepadanya diberikan kartu yang dapat dipakai untuk mendaftarkan diri sebagai calon mahasiswa di universitas/institut anggota SKALU. Sedang 25 % sisanya dinyatakan gagal dan tidak diizinkan untuk mendaftar sebagai calon mahasiswa.<ref name="rep">[https://staff.blog.ui.ac.id/rani/2009/03/14/sejarah-umptn/ "Sejarah UMPTN", pada situs ''ReplikaUI rekaman peristiwa lintas kampus''.]</ref>