Realisme sosialis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 13:
Tendensi awal menuju realisme sosialis bermula dari pertengahan abad ke-19. Ditandai dengan adanya sastra revolusioner di Inggris Raya (puisi gerakan Chartist), Jerman (Herwegh, Freiligrath, dan G. Weerth), dan Perancis (literatur berjudul "Internationale" dari Paris Commune dan Pottier). Realisme sosialis merebak sebagai metode kesusasteraan pada awal abad ke-20 di Rusia, khususnya dimulai dalam karya-karya Gorky. Gaya serupa juga hadir dalam karya-karya penulis seperti Kotsiubinsky, Rainis, Akopian, dan Edvoshvili. Dengan mengikuti jejak Gorky, para penulis di sejumlah negara mengombinasikan antara penggambaran realistis tentang kehidupan dengan ekspresi pandangan hidup sosialis. Penulis-penulis dimaksud termasuk Barbusse, Andersen Nexø, dan John Reed.
 
Aspek politik dalam realisme sosialis, dalam pengertian tertentu, merupakan kelanjutan dari kebijakan negara pra-Soviet. Penyensoran dan usaha-usaha pengendalian konten kesenian tidak dimulai oleh rezim Soviet, tapitetapi sudah berjalan jauh sebelumnya dalam kehidupan masyarakat Rusia. Pemerintahan rezim tsar juga melihat adanya potensi efek diskruptif dari kesenian dan mewajibkan seluruh buku untuk dibersihkan melalui proses sensor. Para penulis dan seniman pada abad 19 di era Rusia Imperial menjadi cukup mahir dalam menyiasati penyensoran tersebut, dengan cara membuat pesan-pesan mereka tersampaikan tanpa harus menyatakannya secara tersurat dalam kata-kata. Meski, sensor rezim Soviet tetap saja sukar diakali.
 
Realisme sosialis dikenal menancapkan akarnya dalam neoklasisisme dan tradisi realisme dalam sastra Rusia dari abad ke-19 yang menceritakan kehidupan rakyat biasa pada umumnya. Contohnya kemudian hadir dalam filosofi estetikanya Maxim Gorky. Karya dari kalangan Peredvizhniki (Para Pengelana, sebuah gerakan realis Rusia pada akhir abad 19 / awal abad 20), seperti Jacques-Louis David dan Ilya Yefimovich Repin, juga memberikan pengaruhnya tersendiri.
 
Realisme Sosialis ialah produk dari sistem Soviet. Jika di dalam masyarakat pasar para seniman profesional meraih pencaharian dengan menjual karya atau ditugasi oleh si kaya yang memesan atau oleh Gereja, maka di masyarakat Soviet bukan hanya pasar yang ditekan habis, tapitetapi juga hanya sedikit sekali (jika ada) individu yang bisa mempatronasikan seni sesuai seleranya, karena yang berhak untuk itu sema hanya satu institusi—yakni Negara itu sendiri. Oleh sebab itu, para sneiman menjadi pegawainya negara. Dalam situasi itu, Negaralah yang menentukan ukuran-ukuran yang menentukan seniman-seniman harus bikin apa. Yang dimaui dari kalangan seniman ialah mereka bisa memiliki kualifikasi formal dan mencapai standar kompetensi tertentu.
 
Negara Soviet, setelah KOngres 1934, meletakkan empat aturan yang kemudian dikenal sebagai Realisme SOsialis.