Pertempuran Kepulauan Solomon Timur: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k minor cosmetic change
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 57:
Pada pukul 09.35, sebuah pesawat Catalina untuk pertama kalinya melihat armada kapal-kapal ''Ryūjō''. Masih pada pagi itu, kapal induk dan pesawat-pesawat pengintai Amerika Serikat yang lainnya juga beberapa kali melihat ''Ryūjō'' dan armada kapal-kapal Kondo serta Mikawa. Sepanjang pagi dan siang hari, pesawat-pesawat Amerika Serikat juga melihat beberapa pesawat pengintai dan [[kapal selam]] Jepang. Penampakan tersebut menyebabkan Fletcher yakin pihak Jepang sudah tahu lokasi kapal-kapal induk Sekutu. Namun sebetulnya, Jepang belum tahu. Fletcher masih ragu untuk memerintahkan serangan ke gugus kapal-kapal perang ''Ryūjō'' hingga dirinya yakin betul bahwa tidak ada lagi kapal-kapal induk Jepang yang ada di daerah itu. Pada akhirnya, meskipun belum jelas mengenai keberadaan atau lokasi kapal-kapal induk Jepang lainnya, Fletcher pada pukul 13.40 memberangkatkan 38 pesawat terbang dari ''Saratoga'' untuk menyerang ''Ryūjō''. Meskipun demikian, Fletcher tetap menyisakan pesawat-pesawat terbang di kedua kapal induk Amerika Serikat dalam keadaan siaga, kalau-kalau ada armada kapal induk Jepang yang terlihat.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 175–184.</ref>
 
Pukul 12.20, ''Ryūjō'' memberangkatkan enam pesawat pengebom [[Nakajima B5N|"Kate"]] dan 15 pesawat tempur [[A6M Zero]] untuk menyerang Lapangan Udara Henderson bersamaan dengan datangnya serangan bantuan dari Rabaul yang berkekuatan 24 pesawat pengebom [[Mitsubishi G4M|"Betty"]] dan 14 pesawat tempur Zero. Namun tanpa diketahui oleh pesawat-pesawat dari ''Ryūjō'', pesawat-pesawat dari terhadang cuaca buruk dan harus kembali ke pangkalan mereka pada pukul 11.30. Pesawat-pesawat dari ''Ryūjō'' terdeteksi oleh [[radar]] di ''Saratoga'' ketika mereka terbang menuju Guadalkanal. Dari arah kedatangan mereka dapat dipastikan lokasi kapal-kapal induk Jepang.<ref>Lundstrom, ''Guadalcanal Campaign'', 116 dan Hammel, ''Carrier Clash'', 175, 186–187 and 192–193.</ref> Pesawat-pesawat dari ''Ryūjō'' tiba di atas Lapangan Udara Henderson pada pukul 14.23. Ketika melakukan pengeboman, pesawat-pesawat Jepang harus menghadapi pesawat-pesawat tempur dari Henderson (anggota [[Angkatan Udara Kaktus]]). Dalam pertempuran udara di atas Henderson, tiga pesawat pengebom Nakajima B5N ''Kate'', 3 pesawat tempur Zero, dan 3 pesawat tempur Amerika Serikat ditembak jatuh, tapitetapi Lapangan Udara Henderson tidak menderita kerusakan yang berarti.<ref>Lundstrom, ''Guadalcanal Campaign'', 119 dan Hammel, ''Carrier Clash'', 188–191.</ref>
 
Pada pukul 14.25, pesawat pengintai Jepang dari kapal penjelajah [[kapal penjelajah Jepang Chikuma (1938)|''Chikuma'']] melihat kapal-kapal induk Amerika Serikat. Sebelum pesawat pengintai tersebut ditembak jatuh, awak pesawat sempat pengirimkan pesan radio, dan Nagumo segera memerintahkan pesawat-pesawat dari kesatuan pemukul untuk lepas landas dari ''Shōkaku'' dan ''Zuikaku''. Gelombang pertama serangan Jepang berkekuatan 27 [[pesawat pengebom tukik]] [[Aichi D3A]] "Val" dan 15 pesawat tempur Zero diberangkatkan pada pukul 14.50 menuju kapal induk Amerika Serikat ''Enterprise'' dan ''Saratoga''. Kira-kira pada waktu yang bersamaan, dua pesawat pengintai Amerika Serikat akhirnya menemukan armada utama Jepang. Meskipun demikian, masalah komunikasi menyebabkan laporan penglihatan tersebut tidak pernah sampai ke Fletcher. Dua pesawat pengintai Amerika Serikat menyerang ''Shōkaku'' sebelum terbang menjauh, dan hanya menyebabkan kerusakan sepele. Gelombang kedua yang berkekuatan 27 pesawat pengebom tukik Aichi D3A "Val" dan 9 Zero diluncurkan dari kapal induk Jepang pada pukul 16.00 dan terbang ke arah selatan menuju armada Amerika Serikat. Gugus Barisan Depan Abe juga bergerak maju ke depan untuk mengantisipasi pertemuan dengan kapal-kapal Amerika Serikat setelah malam tiba.<ref>Lundstrom, ''Guadalcanal Campaign'', 123 dan Hammel, ''Carrier Clash'', 202–208. Lima pesawat tempur Zero pulang untuk menjaga kapal induk Jepang setelah adanya serangan dari pesawat pengintai Amerika Serikat. Dari Espiritu Santo, Sekutu mengirimkan 7 pesawat B-17 untuk menyerang ''Zuikaku'' dan ''Shōkaku'' antara 17.50 dan 18.19, namun tidak menyebabkan kerusakan apa pun, kecuali berhasil menembak jatuh satu pesawat Zero (Frank, ''Guadalcanal'', 177)</ref>
[[Berkas:Battle of the Eastern Solomons.jpg|thumb|left|Kapal induk Jepang ''Ryujo'' yang sudah dilumpuhkan (tengah agak ke kanan) sedang dibom dari ketinggian oleh pesawat-pesawat pengebom B-17 (24 Agustus 1942). Kapal perusak ''Amatsukaze'' (tengah bawah) sedang berlayar dalam kecepatan penuh menjauhi ''Ryujo'', sementara ''Tokitsukaze'' (samar-samar terlihat dalam foto, tengah kanan) sedang mundur menjauhi haluan ''Ryujo'' dalam usahanya menghindari bom-bom yang berjatuhan dari pesawat B-17.]]
 
Kira-kira pada saat itu juga, pesawat-pesawat kekuatan pemukul dari ''Saratoga'' tiba di atas ''Ryūjō'' dan memulai serangan. ''Ryūjō'' terkena 3 atau 5 bom, atau mungkin satu torpedo, dan menewaskan 120 awak kapal. Setelah rusak berat, ''Ryūjō'' ditinggalkan oleh para awak kapal ketika malam tiba, dan tidak lama kemudian tenggelam. ''Amatsukaze'' dan ''Tokitsukaze'' datang menolong awak kapal ''Ryūjō'' yang selamat berikut para penerbang yang terpaksa mendaratkan pesawatnya di laut ketika kembali ke ''Ryūjō'' dari misi menyerang kapal Sekutu. Pada waktu itu pula, beberapa pesawat pengebom [[B-17]] tiba untuk menyerang ''Ryūjō'' yang sudah dalam keadaan lumpuh, namun tidak menyebabkan kerusakan lebih lanjut.<ref>Sebelum mendarat di laut, beberapa pesawat Zero yang berpangkalan di ''Ryūjō'' menyerang pesawat-pesawat B-17, dan menyebabkan sejumlah kerusakan, tapitetapi tidak ada satu pun B-17 yang dapat ditembak jatuh. Setelah kembali ke pangkalannya di [[Espiritu Santo]], satu di antara pesawat B-17 mengalami kecelakaan ketika mendarat, dan empat dari awak pesawat tewas. Keempat korban tewas tersebut ikut dihitung dalam total korban pertempuran.</ref> Setelah operasi pertolongan selesai, kedua kapal perusak Jepang dan ''Tone'' kembali bergabung dengan gugus utama Nagumo.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 209–225.</ref>
 
Pada pukul 16.02, ketika masih menunggu laporan pasti tentang lokasi kapal-kapal induk Jepang, radar di kapal-kapal induk Amerika Serikat mendeteksi gelombang pertama pesawat Jepang. Dari dua kapal induk Amerika Serikat diberangkatkan 53 pesawat tempur [[F4F Wildcat]] dengan dipandu oleh radar ke arah datangnya pesawat Jepang. Meskipun demikian, hanya segelintir dari pesawat tempur Wildcat yang dapat menemukan pesawat pengebom Jepang sebelum mereka memulai serangan terhadap kapal-kapal induk Amerika Serikat. Penyebabnya adalah masalah komunikasi dan keterbatasan kemampuan sistem [[pengenalan kawan dan lawan]] pada radar, prosedur kontrol yang primitif, dan pentabiran yang efektif terhadap pesawat pengebom Jepang yang dilakukan pesawat-pesawat Zero yang bertugas sebagai pengawal.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 226–232, 240–245 dan Lundstrom, ''Guadalcanal Campaign'', 127.</ref> Persis sebelum pengebom tukik Jepang memulai serangannya, geladak kapal induk ''Enterprise'' dan ''Saratoga'' telah dibersihkan dari pesawat-pesawat untuk mengantisipasi kedatangan serangan Jepang. Pesawat-pesawat tersebut sudah berada dalam keadaan siap luncur di geladak, kalau-kalau terlihat armada kapal induk Jepang. Pesawat-pesawat tersebut diperintahkan untuk terbang ke utara dan menyerang apa saja yang mereka dapat temui, atau terbang berputar di sekeliling zona pertempuran, hingga keadaan aman bagi mereka untuk kembali.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 233–235</ref>
Baris 78:
Kedua belah pihak mengira telah mengakibatkan kerusakan yang sangat besar di pihak lawan, namun perkiraan mereka sebetulnya jauh dari kenyataan. Pihak Amerika Serikat mengklaim telah menembak jatuh 70 pesawat terbang Jepang, meskipun sebetulnya hanya ada 42 pesawat Jepang yang diterbangkan dalam pertempuran. Kerugian pihak Jepang yang sebenarnya dalam pertempuran adalah 25 buah pesawat yang jatuh akibat berbagai sebab. Sebagian besar awak dari pesawat yang jatuh tidak dapat ditemukan kembali atau diselamatkan. Sebaliknya, pihak Jepang dengan salah mengira mereka telah menyebabkan kerusakan besar terhadap dua kapal induk Amerika Serikat, padahal hanya satu kapal induk yang rusak berat. Pihak Amerika Serikat kehilangan enam pesawat terbang dalam pertempuran. Sebagian besar dari awak pesawat dari pesawat yang jatuh dapat diselamatkan.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 295</ref>
 
Walaupun ''Enterprise'' rusak berat dan terbakar, regu pengendalian kerusakan di atas kapal mampu melakukan perbaikan-perbaikan yang cukup hingga kembali dapat melanjutkan operasi penerbangan pada pukul 17.46, hanya satu jam setelah pertempuran berakhir.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', 185</ref> Pada pukul 18.05, pesawat-pesawat dari kesatuan pemukul ''Saratoga'' kembali dari kapal induk ''Ryūjō'' yang sedang tenggelam, dan selamat mendarat tanpa ada insiden berarti.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 300–305</ref> Gelombang kedua pesawat-pesawat Jepang mendekati kapal-kapal induk Amerika Serikat pada pukul 18.15, tapitetapi tidak berhasil menemukan lokasi formasi armada Amerika Serikat disebabkan masalah komunikasi. Mereka akhirnya harus kembali ke kapal induk masing-masing tanpa menyerang satu pun kapal Amerika Serikat, dengan kerugian 5 pesawat jatuh dalam perjalanan akibat kecelakaan operasional.<ref>Lundstrom, ''Guadalcanal Campaign'', 157 dan Hammel, ''Carrier Clash'', 310–311</ref> Sebagian besar pesawat kapal induk Amerika Serikat yang diluncurkan persis sebelum serangan gelombang pertama Jepang, gagal menemukan sebuah sasaran pun. Namun, 5 [[TBF Avenger]] dari ''Saratoga'' melihat gugus pelopor Kondo dan menyerang kapal induk pesawat terbang laut ''Chitose'', dengan hasil dua bom nyaris telak yang mengakibatkan kerusakan berat terhadap kapal yang memang tidak dilengkapi perisai.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', 187–188. ''Chitose'' ditarik kembali ke Truk dan kemudian berlayar pulang ke Jepang untuk diperbaiki, dan selesai pada 14 September 1942 (Hackett, IJN Seaplane Tender CHITOSE: Tabular Record of Movement, ''Imperial Japanese Navy page, [http://www.combinedfleet.com/chitosesp_t.htm])</ref> Pesawat-pesawat Amerika Serikat yang berpangkalan di kapal induk, mendarat di Lapangan Udara Henderson atau dpaat kembali ke kapal induk masing-masing setelah senja.<ref>Hammel, ''Carrier Clash'', 318–319</ref> Kapal-kapal Amerika Serikat mundur ke arah selatan untuk keluar dari jangkauan kapal-kapal perang Jepang yang sedang mendekat. Pada kenyataannya, gugus barisan depan Abe dan gugus pelopor Kondo berlayar ke selatan untuk berusaha mengejar gugus tugas kapal induk Amerika Serikat, dan menantangnya dalam pertempuran laut, namun armada Jepang berbalik arah saat tengah malam tanpa pernah bertemu dengan kapal-kapal perang Amerika Serikat. Gugus utama Nagumo juga mundur ke arah utara setelah menderita kerugian pesawat dalam jumlah besar, dan bahan bakar yang tinggal sedikit.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', 187, Hammel, ''Carrier Clash'', 320</ref>
 
=== Pertempuran 25 Agustus ===
Baris 89:
 
Pertempuran ini umumnya secara garis besar dianggap sebagai kemenangan strategis dan taktis bagi Amerika Serikat. Japanese menderita kerugian lebih banyak kapal, pesawat terbang berikut para penerbangnya, dan pengiriman pasukan bala bantuan Jepang untuk Guadalkanal tertunda.<ref>Hara, ''Japanese Destroyer Captain'', 114–115</ref> Mengenai pentingnya pertempuran ini, sejarawan [[Richard B. Frank]] menyimpulkan,
<blockquote>Pertempuran Kepulauan Solomon Timur tidak diragukan lagi merupakan kemenangan Amerika, tapitetapi pertempuran ini hanya sedikit menyumbang bagi hasil jangka panjang, selain dari makin berkurangnya jumlah penerbang terlatih dalam skuadron Jepang. Pasukan bala bantuan Jepang yang tidak bisa didatangkan dengan kapal angkut berkecepatan lambat, nantinya dikirim ke Guadalkanal dengan cara lain.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', 193</ref></blockquote>
 
Pihak Amerika Serikat hanya kehilangan 7 awak pesawat dalam pertempuran ini. Sebaliknya, Jepang kehilangan 61 penerbang berpengalaman yang sulit diganti oleh Jepang karena keterbatasan kapasitas program pelatihan dan tidak adanya penerbang cadangan yang terlatih.<ref>Frank, ''Guadalcanal'', 191–193.</ref> Pasukan yang diangkut oleh konvoi Tanaka kemudian dipindahkan ke kapal-kapal perusak di [[Kepulauan Shortland]] dan diantarkan ke Guadalkanal tidak sesuai dengan rencana, melainkan dalam beberapa kali konvoi yang tidak membawa sebagian besar peralatan berat mereka, mulai 29 Agustus 1942.<ref>Hara, ''Japanese Destroyer Captain'', 118–119, Frank, ''Guadalcanal'', 201–203, Peattie, p. 180 & 339. Dari keseluruhan awak pesawat yang tewas, 27 di antaranya berasal dari kapal induk ''Shokaku'', 21 dari ''Zuikaku'', dan 13 dari ''Ryūjō''.</ref>