Taira no Kiyomori: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎Pranala luar: minor cosmetic change
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 31:
 
=== Masa keemasan ===
Pada awalnya, Kiyomori mendukung pemerintahan baru di bawah pimpinan [[Kaisar Nijō]], tapitetapi kemudian mendukung keponakannya sendiri yang bernama Pangeran Norihito. Usaha menjadikan Pangeran Norihito sebagai kaisar mendapat dukungan dari klan Taira, karena Pangeran Norihito adalah anak dari Kaisar Goshirakawa bersama [[Taira no Shigeko]] (adik perempuan istri Kiyomori yang bernama [[Taira no Tokiko]]). Kaisar Nijō menentang keinginan klan Taira dengan memerintahkan hukuman buang bagi kakak laki-laki Shigeko, [[Taira no Tokitada]]. Peristiwa ini membuat Kiyomori semakin mendekati Kaisar Goshirakawa. Setelah Kaisar Nijō tewas secara mendadak, Kiyomori menjadikan Pangeran Norihito sebagai putra mahkota dan nantinya diangkat sebagai [[Kaisar Takakura]].
 
Sementara itu, Kaisar Goshirakawa turun tahta tapitetapi pemerintahan tetap dijalankannya secara ''Insei'' (pemerintahan oleh mantan kaisar dari balik biara). Hubungan baik dengan Kaisar Goshirakawa terus berlangsung dan ditandai dengan banyaknya kenaikan pangkat yang diterima Kiyomori. Pada tahun [[1167]], Kiyomori menjadi samurai pertama yang menduduki jabatan [[Daijō Daijin]]. Posisi tersebut hanya dijabatnya selama tiga bulan. Kiyomori harus beristirahat akibat sakit parah yang dideritanya. Kiyomori beristirahat dengan menjalani kehidupan sebagai biksu dan ditahbiskan dengan nama panggilan Shōkoku Nyūdō. Walaupun berada di biara, Kiyomori tetap berkuasa dan klan Taira semakin berjaya. Pada masa itu, semua pejabat tinggi dalam pemerintahan diduduki anggota klan Taira. Di seluruh Jepang, klan Taira menguasai lebih dari 500 lokasi tanah bangsawan (''shoen''). Perdagangan antara Jepang dan Tiongkok juga membuat klan Taira semakin kaya.
 
=== Ketidakpuasan terhadap klan Taira ===
Baris 53:
Walaupun Pangeran Mochihito sudah tewas, perintah yang dikeluarkannya untuk menghancurkan klan Taira masih menimbulkan pemberontakan di berbagai tempat. Pada bulan Agustus 1180, Minamoto no Yoritomo bersekutu dengan [[klan Hōjō]] dan mengangkat senjata melawan klan Taira. Di bulan berikutnya, [[Minamoto no Yoshinaka]] datang membantu sebagai panglima klan Minamoto. Kekuatan militer klan Minamoto yang bertambah besar dilawan Kiyomori dengan mengangkat cucu pewarisnya yang bernama [[Taira no Koremori]] sebagai panglima pasukan gabungan. Pasukan diutus ke daerah Kanto yang menjadi basis kekuatan klan Minamoto. Pada [[Pertempuran Fujigawa]], pasukan klan Taira yang dipimpin Koremori mundur ketakutan setelah mendengar suara kawanan burung air yang disangka sebagai serangan mendadak pasukan klan Minamoto.
 
Berita kekalahan pasukan Taira membuat kuil [[Kōfuku-ji]] di Nara mulai menyatakan perlawanan secara terang-terangan terhadap Kiyomori. Kalangan bangsawan menentang pemindahan ibu kota ke Fukuhara, sehingga Kiyomori memindahkan kembali ibu kota ke Kyoto pada bulan November 1180. Pada bulan Desember tahun yang sama, Taira no Shigehira ditunjuk sebagai panglima untuk menyerbu dan membakar kota Nara. Setelah itu, Kiyomori menunjuk Taira no Tomomori sebagai pemimpin pasukan yang bertugas memadamkan pemberontakan klan Minamoto di [[Provinsi Ōmi]] dan [[Provinsi Mino]]. Perlawanan terhadap klan Taira di ibu kota Kyoto dan sekitarnya menjadi reda, tapitetapi nama Kiyomori tercemar sebagai musuh agama Buddha akibat perbuatannya menghancurkan kota Nara.
 
=== Akhir hayat ===