Suku Bali: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
k ←Suntingan Arie32th6701 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh M. Adiputra
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 47:
Masyarakat Bali mengenal sistem [[kasta]] yang diturunkan dari leluhur mereka. Meski saat ini tidak lagi diberlakukan secara kaku sebagaimana pada masa lampau, namun dalam beberapa hal masih dipertahankan. Misalnya dalam tradisi upacara adat dan perkawinan masih dikenal pembedaan berdasarkan galur keturunan leluhur yang mengarah pada kasta di masa lalu.
 
Sistem kasta ini bermula pada abad XIV saat [[Kerajaan Bali]] ditundukkan oleh [[Majapahit]]. Pada mulanya kasta ini dibuat dan dimaksudkan untuk membedakan antara kaum penguasa asal Majapahit dari [[Jawa]] yang diberi kuasa memerintah di Bali dengan masyarakat lokal taklukan. Mereka dan keluarganya yang berasal dari Majapahit meski berjumlah minoritas, tapitetapi memegang penuh semua urusan kehidupan bernegara. Mereka membentuk sendiri strata sosial kelas atas yang berpuncak pada Dinasti Kepakisan, yang berasal dari Majapahit.
 
Mereka menguasai seluruh pulau bali dengan membagi kekuasaan di antara mereka, para panglima dan keturunannya. Para raja, bangsawan, pendeta, pembesar Keraton, punggawa militer, abdi Keraton, beserta keluarga mereka yang berasal dari Jawa (Majapahit) menciptakan 3 kelas teratas untuk kalangan mereka.