Jaka Sembung Sang Penakluk: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Wagino Bot (bicara | kontrib)
k →‎top: minor cosmetic change
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 33:
 
== Sinopsis ==
Pada zaman penjajahan Belanda, Parmin alias Jaka Sembung ([[Barry Prima]]) merupakan jawara sakti Kandanghaur. Ia memberontak atas ketidakadilan pemerintah [[Hindia Belanda]] yang mengharuskan para tawanan bekerja paksa. Untuk menumpas Jaka Sembung, Komandan Hindia Belanda setempat mengadakan sayembara. Jawara sakti Kohar ([[S. Parya]]) awalnya kalah, tapitetapi kemudian seorang [[dukun]] [[suku Jawa|Jawa]] mengusulkan agar mereka menghidupkan kembali Si Hitam ([[W.D. Mochtar]]), seorang jagoan sakti kejam yang pernah mati di tangan guru Jaka Sembung. Si Hitam memiliki ajian gelap dan misterius ''[[Rawa Rontek]]'' yang membuatnya tak bisa mati bila tubuhnya menyentuh tanah.
 
Parmin dikhianati oleh salah seorang penduduk desa dan hendak ditangkap. Parmin kalah telak saat berhadapan dengan Si Hitam yang juga menguasai ilmu sihir dan ditangkap. Tidak hanya disiksa, kedua mata Parmin dicongkel secara keji oleh Komandan Hindia Belanda, dan walaupun berhasil meloloskan diri, dia disihir menjadi seekor [[babi hutan]] oleh Si Hitam. Usaha Parmin untuk melarikan diri akhirnya berhasil berkat bantuan kekasihnya, Surti ([[Eva Arnaz]]). Surti membawa Jaka yang telah menjadi babi ke tengah hutan di mana mereka bertemu dengan guru Jaka, seorang [[petapa]] yang sakti. Surti yang mencintai Parmin rela untuk mengorbankan nyawanya demi kekasihnya tersebut. Surti rela menyumbangkan kedua matanya untuk "dicangkokkan" pada Parmin dalam sebuah ritual ajian mistik yang membahayakan nyawanya sendiri. Akhirnya Surti meninggal setelah memberikan kedua matanya kepada Parmin sebagai bentuk cinta sejatinya. Parmin yang sangat sedih bersumpah untuk membalas dendam pada Komandan Hindia Belanda yang keji dan Si Hitam.