Narasinga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (-dimana +di mana); perubahan kosmetik
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 29:
Mengetahui para [[dewa]] melindungi istrinya, [[Hiranyakasipu]] menjadi sangat marah. Ia semakin membenci Dewa [[Wisnu]], dan anaknya sendiri, [[Prahlada]] yang kini menjadi pemuja [[Wisnu]]. Namun, setiap kali ia membunuh putranya, ia selalu tak pernah berhasil karena dihalangi oleh kekuatan gaib yang merupakan perlindungan dari Dewa Wisnu. Ia kesal karena selalu gagal oleh kekuatan Dewa Wisnu, namun ia tidak mampu menyaksikan Dewa [[Wisnu]] yang melindungi Prahlada secara langsung. Ia menantang Prahlada untuk menunjukkan Dewa Wisnu. Prahlada menjawab, "Ia ada di mana-mana, Ia ada di sini, dan Ia akan muncul".
 
Mendengar jawaban itu, ayahnya sangat marah, mengamuk dan menghancurkan pilar rumahnya. Tiba-tiba terdengar suara yang menggemparkan. Pada saat itulah Dewa Wisnu sebagai Narasinga muncul dari pilar yang dihancurkan Hiranyakasipu. Narasinga datang untuk menyelamatkan [[Prahlada]] dari amukan ayahnya, sekaligus membunuh [[Hiranyakasipu]]. Namun, atas anugerah dari Brahma, Hiranyakasipu tidak bisa mati apabila tidak dibunuh pada waktu, tempat dan kondisi yang tepat. Agar berkah dari Dewa Brahma tidak berlaku, ia memilih wujud sebagai manusia berkepala singa untuk membunuh Hiranyakasipu. Ia juga memilih waktu dan tempat yang tepat. Akhirnya, berkah dari Dewa [[Brahma]] tidak berlaku. Narasinga berhasil merobek-robek perut [[Hiranyakasipu]]. Akhirnya Hiranyakasipu berhasil dibunuh oleh Narasinga, karena ia dibunuh bukan oleh manusia, binatang, atau [[dewa]]. Ia dibunuh bukan pada saat pagi, siang, atau malam, tapitetapi senja hari. Ia dibunuh bukan di luar atau di dalam rumah. Ia dibunuh bukan di darat, air, api, atau udara, tapitetapi di pangkuan Narasinga. Ia dibunuh bukan dengan senjata, melainkan dengan kuku.
 
=== Makna dari cerita ===