Ketela pohon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 39:
Butuh waktu lama singkong menyebar ke daerah lain, terutama ke [[Pulau Jawa]]. Diperkirakan singkong kali pertama diperkenalkan di suatu kabupaten di [[Jawa Timur]] pada [[1852]]. “Bupatinya sebagai seorang pegawai negeri harus memberikan contoh dan bertindak sebagai pelopor. Kalau tidak, rakyat tidak akan mempercayainya sama sekali,” tulis Pieter Creutzberg dan J.T.M. van Laanen dalam Sejarah Statistik Ekonomi Indonesia.{{cn}}
 
Namun hingga [[1876]], sebagaimana dicatat H.J. van Swieten, kontrolir di [[Trenggalek]], dalam buku De Zoete Cassave (''Jatropha janipha'') yang terbit [[1875]], singkong kurang dikenal atau tidak ada sama sekali di beberapa bagian Pulau Jawa, tapitetapi ditanam besar-besaran di bagian lain. “Bagaimanapun juga, singkong saat ini mempunyai arti yang lebih besar dalam susunan makanan penduduk dibandingkan dengan setengah abad yang lalu,” tulisnya, sebagaimana dikutip Creutzberg dan van Laanen. Sampai sekitar tahun 1875, konsumsi singkong di Jawa masih rendah. Baru pada permulaan abad ke-20, konsumsinya meningkat pesat. Pembudidayaannya juga meluas. Terlebih rakyat diminta memperluas tanaman singkong mereka.{{cn}}
 
Peningkatan penanaman singkong sejalan dengan pertumbuhan penduduk Pulau Jawa yang pesat. Ditambah lagi produksi padi tertinggal di belakang pertumbuhan penduduk. “Singkong khususnya menjadi sumber pangan tambahan yang disukai,” tulis Marwati Djoened Poesponegoro dan [[Nugroho Notosusanto]] dalam Sejarah Nasional Indonesia V. Hingga saat ini, singkong telah menjadi salah satu bahan pangan yang utama, tidak saja di Indonesia tetapi juga di dunia. Di Indonesia, singkong merupakan makanan pokok ketiga setelah [[padi-padian]] dan [[jagung]].{{cn}}
[[Berkas:COLLECTIE TROPENMUSEUM In Tapioca Fabriek Kedoeng Kawoeng Tjikalahang van de firma Goan Goan en Co wordt cassave gedroogd Java TMnr 10011274.jpg|left|thumb|Pabrik [[Tapioka]] Kedung Kawung Cikalahang milik firma Goan Goan & Co, [[Cirebon]], [[Jawa Barat]] (tahun tidak diketahui)]]
Hindia Belanda pernah menjadi salah satu pengekspor dan penghasil tepung [[tapioka]] terbesar di dunia. Di Jawa banyak sekali didirikan pabrik2 pengolahan singkong untuk dijadikan tepung tapiokatetapioka. Seperti dalam buku ''Handbook of the Netherlands East Indies'', pada tahun [[1928]] tercatat 21,9% produksi tapiokatetapioka diekspor ke [[Amerika Serikat]], 16,7% ke [[Inggris]], 8,4% ke [[Jepang]], lalu 7% dikirim ke [[Belanda]], [[Jerman]], [[Belgia]], [[Denmark]] dan [[Norwegia]]. Biasanya tepung olahan singkong tersebut dimanfaatkan sebagai bahan baku [[lem]] dan [[permen karet]], industri [[tekstil]] dan [[furniture]].{{cn}}
 
Singkong adalah nama lokal di kawasan [[Jawa Barat]] untuk tanaman ini. Nama "ubi kayu" dan "ketela pohon" dipakai dalam bahasa [[Melayu]] secara luas. Nama "[[ketela]]" secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Portugis "''castilla''" (dibaca "''kastiya''"), karena tanaman ini dibawa oleh orang Portugis dan [[Castilla]] ([[Spanyol]]).{{cn}}