Hi5teria: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi) |
||
Baris 33:
=== ''Pasar Setan'' ===
* Sutradara: [[Adriyanto Dewo]]
Sari ([[Tara Basro]]) sedang mendaki gunung sekalian bermain dengan pacarnya yang tidak pernah terlihat, Jaka. Saat sedang bermain-main dihutan, Sari pun terpisah dengan Jaka sehingga ia tersesat. Sari pun mencari Jaka disekitar gunung Lawu tersebut dan menambatkan kain bajunya kesebuah ranting, sebagai tanda bahwa ia pernah berada disana. Sayangnya, Sari tidak pernah bertemu dengan Jaka lagi. Menjelang malam, Sari pun menuju bagian hutan yang agak gelap
Sari pun terbangun lagi, masih digunung yang sama, kemudian berangkat kembali mencari Jaka. Disaat yang sama, Zul ([[Dion Wiyoko]]) mendaki gunung bersama temannya
Zul berusaha untuk turun dari gunung itu. Ia melewati kain yang dipasang Sari pada awal film,
Dilereng gunung, pada suatu posko dipajanglah foto Zul dan tulisan "Zul, hilang sejak Juli 2011". Disebelahnya ada foto Sari yang sudah lama dan memudar, dengan tulisan "Belum ditemukan sejak 1970".
Baris 43:
=== ''Wayang Koelit'' ===
* Sutradara: [[Chairun Nissa]]
Oding ([[Totos Rasiti]]) adalah seorang ''guide'' kesenian Jawa, [[wayang]]. Kali ini ia memandu seorang reporter asal Amerika cantik bernama Nicola ([[Maya Otos]]). Nicole merasa tidak puas hanya meliput wayang itu dari mata penonton, Oding pun menyarankannya untuk mewawancarai orang dalam. Nicola berpikir sebentar lalu tersenyum, dan ia memaksa mewawancarai seorang sinden disana, Muni ([[Sigi Wimala]]). Muni tidak suka diwawancarai dan pergi,
Esoknya, Nicola bersama Oding kembali menonton wayang itu. Nicola pun berusaha mengembalikan penyangga sanggul itu,
Nicola akhirnya bernasib sial dan ia dijadikan wayang kulit dari manusia. Ditempat yang sama, Oding ternyata sudah memandu reporter lain asal Jepang. Ia kembali menyarankan pada reporter itu untuk mewawancarai orang dalam. Reporter itu berpikir sebentar, lalu ia tersenyum.
|