Curug Maribaya: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Kenrick95Bot (bicara | kontrib)
k Bot: Penggantian teks otomatis (- tapi + tetapi)
Baris 25:
Kali ini perjalanan rencananya akan melewati jalur tol Cikampek – Cipularang – keluar di Sadang. Dari Sadang – Subang – Ciater – Lembang. Jalur ini biasanya menjadi jalur alternatif ke Bandung, selain lewat tol Cipularang langsung ke Bandung. Disamping karena untuk menghindari kemungkinan macet di Cipularang - saat saya pergi ini adalah long weekend – juga di jalur ini pemandangannya bagus dan yang lebih penting lagi dekat dengan lokasi yang akan kami tuju.
 
Perjalanan di tol Cikampek lancar. Ada sedikit kepadatan di beberapa tempat, tapitetapi umumnya lancar. Begitu juga di tol Cipularang keluar di Sadang, perjalanan lancar. Sementara jalur Sadang ke Subang umumnya lancar. Cuma kadang-kadang harus mengurangi kecepatan karena ada jalan yang menyempit atau rusak. Atau juga karena angkot yang jalannya agak pelan dan kadang-kadang berhenti mendadak
 
Perjalanan mulai mengasyikan saat melintas dari kota Subang menuju ke Ciater. Jalanan yang naik turun enak dilewati karena mulus. Pemandangan di kiri kanan juga enak dilihat. Banyak penjual buah nanas yang menggantungnya di depan kios yang memang merupakan ciri khas jalanan sini. Buah nanas dari Subang, tepatnya di sekitar Jalan Cagak terkenal berbentuk besar, airnya banyak dan manis.
 
Jalanan mulus dan naik turun seperti ini terus sampai ke daerah Ciater. Selepas Ciater jalanan juga mulus tapitetapi mulai banyak tanjakan yang lumayan curam dan panjang. Melewati sini mobil harus sehat. Kalau tidak akan lelet saat menanjak dan bahkan mesin bisa kepanasan (overheat). Beberapa kali terlihat mobil yang berhenti di pinggir jalan dan ngebul radioatornya.
 
Walaupun begitu di jalur ini kita dimanjakan dengan hamparan luas kebun teh di kiri kanan jalan. Banyak bis wisata dari arah berlawanan yang parkir di pinggir jalan ini. Terlihat juga beberapa rombongan turis dari luar negeri yang sedang asik menikmati hijaunya kebun teh dan berfoto.
Baris 37:
Sesampainya di Lembang, di pertigaan ada petunjuk jalan kalau ke Maribaya ambil jalan yang ke kiri. Tertulis jaraknya 4 km dari pertigaan Lembang. Saya mengikuti petunjuk arah itu. Jalanan ke kiri ini makin ke dalam makin menyempit. Disana-sini banyak jalan bergelombang. Sepintas disini seperti jalan lingkungan perumahan.
 
Setelah ketemu tempat wisata ala koboy, De Ranch, masih jalan lurus. Ikuti saja jalan yang makin lama makin menurun dan berkelok, tapitetapi tetap bergelombang. Mobil saya yang kemarin sesekali bunyi kriyet, disini makin sering bunyinya akibat melewati jalan berbatu. Setelah melewati turunan yang agak curam, nanti di sebelah kanan ketemu dengan parkiran khusus bus. Saya masih terus. Sepertinya sudah hampir sampai di kawasan wisata Maribaya.
 
Saat mau masuk ke loket pertama, karena agak padat saya diarahkan untuk ke loket kedua. Jaraknya masih beberapa ratus meter dari situ. Ketemu loket kedua dan membayar tiket masuk saya langsung menuju ke parkiran mobil dari pintu loket kedua ini. Walau sudah agak senior (baca: bapak-bapak) tapitetapi petugas loketnya melayani dengan ramah.
 
Di parkiran ini tidak banyak mobil pribadi yang parkir. Hanya terlihat 1-2 saja. Saya sampai di lokasi sekitar jam 11 siang. Saya mulai mencari petunjuk di mana tempat-tempat yang menarik di sekitar sini. Ada semacam penunjuk ke arah curug Omas yang merupakan curug terbesar di kawasan Maribaya ini. Saya hampir selalu milihat foto curug Omas ini saat membaca informasi seputar Maribaya. Berarti memang curug ini terkenal. Sebenarnya di sini bukan hanya ada curug Omas, di dekat saya parkir ini ada juga beberapa curug, walau memang agak kecil. Jadi kurang menarik orang untuk melihatnya. Saya pun juga tidak melihat curug-curug ini. Saya ingin terlebih dahulu ke curug Omas.