Pelajar Islam Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Alvarezyrh (bicara | kontrib)
k beberapa alinea yang perlu perlakuan khusus terkait numbering dan paragrafnya
Alvarezyrh (bicara | kontrib)
menambahkan logo Pelajar Islam Indonesia (PII)
Baris 1:
<gallery>
'''MOTIVASI BERDIRINYA PII'''
File:Pelajar Islam Indonesia.jpg|Pelajar Islam Indonesia (PII)
</gallery>'''MOTIVASI BERDIRINYA PII'''
 
Kebijakan politik Belanda dan Jepang pada masa pra kemerdekaan telah memberikan dampak yang sangat negatif bagi umat Islam. Salah satu dampak yang terasa di kalangan pelajar yaitu adannya perpecahan antara pelajar yang mengenyam pendidikan di sekolah umum dan pelajar (santri) yang mengenyam pendidikan di pesantren. Dalam hal kurikulum, pemikiran Belanda (Barat) yang sangat materialistis telah menjadi basis cara pandang pelajar didikan Belanda (sekolah umum). Mereka cenderung banyak meniru Barat dalam pola hidup maupun budaya pribadi seperti terlihat pada cara berpakaian, bersikap, dan bertingkah laku. Sisi positif yang dapat diambil dari hasil pendidikan Barat ini terletak pada metode yang modern karena memakai kurikulum dan kelas. Metode ini dapat memberikan keteraturan dan kedinamisan. Sementara sisi negatifnya terletak pada kemerosotan rasa patriotisme dan masuknya paham sekulerisme ke dalam pikiran para pelajarnya. Dari sisi pekerjaan, umumnya pelajar hasil pendidikan gaya Belanda ini menjadi pegawai rendahan pada pemerintah kolonial Belanda.[ Djayadi Hanan, Gerakan Pelajar Islam Di Bawah Bayang-Bayang Negara. Yogyakarta: PB PII dan UII Press, 2006, hlm 55]