Gunung Merbabu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ardimenir (bicara | kontrib)
→‎JALUR SELO: Jalur selo
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Ulilabr (bicara | kontrib)
penghapusan promosi guide pendaki, menambah informasi jalur pendakian
Baris 43:
Gunung Merbabu cukup populer sebagai ajang kegiatan pendakian. Medannya tidak terlalu berat namun potensi bahaya yang harus diperhatikan pendaki adalah udara dingin, kabut tebal, hutan yang lebat namun homogen (hutan [[tumbuhan runjung]], yang tidak cukup mendukung sarana bertahan hidup atau ''survival''), serta ketiadaan sumber air. Penghormatan terhadap tradisi warga setempat juga perlu menjadi pertimbangan.
 
==== Jalur Kopeng Thekelan ====
 
Dari [[Jakarta]] bisa naik kereta api atau bus ke [[Semarang]], Yogya[[Yogyakarta]], atau [[Solo]]. Dilanjutkan dengan bus jurusan [[Solo]]-[[Semarang]] turun di kota [[Salatiga]], dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari Yogya[[Yogyakarta]] naik bus ke [[Magelang]], dilanjutkan dengan bus kecil ke Kopeng. Dari kopeng terdapat banyak jalur menuju ke Puncak, namun lebih baik melewati desa tekelan karena terdapat Pos yang dapat memberikan informasi maupun berbagai bantuan yang diperlukan. Pos Tekelan dapat ditempuh melalui bumi perkemahan Umbul Songo.
 
Di bumi perkemahan Umbul Songo Anda dapat beristirahat menunggu malam tiba, karena pendakian akan lebih baik dilakukan malam hari tiba dipuncak menjelang matahari terbit. Andapun dapat beristirahat di Pos Thekelan yang menyediakan tempat untuk tidur, terutama bila tidak membawa tenda. Dapat juga berkemah di Pos Pending karena di tiga tempat ini kita bisa memperoleh air bersih.
 
Masyarakat di sekitar Merbabu mayoritas beragama [[Budha]]{{fact}} sehingga akan kita temui beberapa [[Vihara]] di sekitar Kopeng. Penduduk sering melakukan meditasi atau bertapa dan banyak tempat-tempat menuju puncak yang dikeramatkan. Pantangan bagi pendaki untuk tidak buang air di Watu Gubug dan sekitar Kawah. Juga pendaki tidak diperkenankan mengenakan pakaian warna merah dan hijau.
 
Pada tahun baru jawa 1 suro penduduk melakukan upacara tradisional di kawah Gn.Gunung Merbabu. Pada bulan Sapar, penduduk [[Selo]] (lereng Selatan Merbabu) mengadakan upacara tradisional. Anak-anak wanita di desa tekelan dibiarkan berambut gimbal untuk melindungi diri dan agar memperoleh keselamatan. Perjalanan dari Pos Tekelan yang berada di tengah perkampungan penduduk, dimulai dengan melewati kebun penduduk dan hutan pinus. Dari sini kita dapat menyaksikan pemandangan yang sangat indah ke arah gunung[[Gunung Telomoyo]] dan [[Rawa Pening]].
 
Di Pos Pending kitapendaki dapat menemukan mata air, juga kita akan menemukan sungai kecil (Kali Sowo). Sebelum mencapai Pos I kitapendaki akan melewati Pereng Putih kitadan harus berhati-hati karena jalanan yang sangat terjal. Kemudian kitapendaki melewati sungai kering, dari sini pemandangan sangat indah ke bawah melihat kota [[Salatiga]] terutama pada malam hari.
 
Dari Pos I kita akan melewati hutan campuran menuju Pos II, menuju Pos III jalur mulai terbuka dan jalan mulai menanjak curam. KitaPendaki mendaki gunung Pertapan, hempasan angin yang kencang sangat terasa, apalagi berada di tempat terbuka. KitaPendaki dapat berlindung di Watu Gubug, sebuah batu berlobang yang dapat dimasuki 5 orang. Konon merupakan pintu gerbang menuju kerajaan makhluk ghaib.
 
Bila ada badai sebaiknya tidak melanjutkan perjalanan karena sangat berbahaya. Mendekati pos empat kitapendaki mendaki Gn. Watu tulis jalur agak curam dan banyak pasir maupun kerikil kecil sehingga licin, angin kencang membawa debu dan pasir sehingga harus siap menutup mata bila ada angin kencang. Pos IV yang berada di puncak Gn. Watu Tulis dengan ketinggian mencapai 2.896 mdpl ini, disebut juga Pos Pemancar karena di puncaknya terdapat sebuah Pemancar Radio.
 
Menuju Pos V jalur menurun, pos ini dikelilingi bukit dan tebing yang indah. KitaPendaki dapat turun menuju kawah Condrodimuko. Dan di sini terdapat mata air, bedakan antara air minum dan air belerang.
 
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kitapendaki akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
 
Dari puncak Kenteng songo, kitapendaki dapat memandang Gn.[[Gunung Merapi]] dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.[[Gunung Sumbing]] dan [[Gunung Sindoro]] yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.[[Gunung Telomoyo]] dan Gn.[[Gunung Ungaran]]. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.[[Gunung Lawu]] dengan puncaknya yang memanjang.
 
Menuju Puncak Kenteng Songo ini jalurnya sangat berbahaya, selain sempit hanya berkisar 1 meter lebarnya dengan sisi kiri kanan jurang bebatuan tanpa pohon, juga angin sangat kencang siap mendorong kitapendaki setiap saat. Di puncak ini terdapat batu kenteng / lumpang / berlubang dengan jumlah 9 menurut penglihatan paranormal.
 
Menuruni gunung Merbabu lewat jalur menuju [[Selo]] menjadi pilihan yang menarik. KitaPendaki akan melewati padang rumput dan hutan edelweis, juga bukit-bukit berbunga yang sangat indah. danDi menyenangkan seperti di film India yang sangat menghibur kita sehingga lupa akan segala kelelahan, kedinginan dan rasa lapar. Disepanjangsepanjang jalan kitapendaki dapat menyaksikan Gn.[[Gunung Merapi]] yang kelihatan sangat dekat dengan puncak yang selalu mengeluarkan Asap.
 
KitaPendaki akan menuruni dan mendaki beberapa gunung kecil yang dilapisi rumput hijau tanpa pepohonan untuk berlindung dari hempasan angin. Disepanjang jalur tidak terdapat mata air dan pos peristirahatan. Kabut dan badai sering muncul dengan tiba-tiba, sehingga sangat berbahaya untuk mendirikan tenda.
 
Jalur menuju Selo ini sangat banyak dan tidak ada rambu penunjuk jalan, sehingga sangat membingungkan pendaki. Banyak jalur yang sering dilalui penduduk untuk mencari rumput dipuncak gunung, sehingga pendaki akan sampai diperkampungan penduduk. Sambutan yang sangat ramah dan meriah diberikan oleh penduduk Selo bagi setiap pendaki yang baru saja turun Gn.Merbabu. Apabila Anda tidak bisa berbahasa jawa ucapkan saja terima kasih.
 
Dari Selo dapat dilanjutkan dengan bus kecil jurusan [[Boyolali]]-[[Magelang]], bila ingin ke yogya ambil jurusan [[Magelang]], dan bila hendak ke [[Semarang]] atau [[Solo]] ambil jurusan [[Boyolali]].
 
==== Jalur Wekas ====
 
Tim Skrekanek yang berjumlah lima orang ( Steve, Sigit, Bowo, Hari, Bayu) pertengahan Maret 2005 melakukan pendakian Gunung Merbabu melalui Jalur Wekas. Untuk menuju ke Desa Wekas kita harus naik mobil Jurusan Kopeng - Magelang turun di Kaponan, yakni sekitar 9 Km dari Kopeng, tepatnya di depan gapura Desa Wekas. Dari Kaponan pendaki berjalan kaki melewati jalanan berbatu sejauh sekitar 3 Km menuju pos Pendakian.
 
Jalur ini sangat populer dikalangan para Remaja dan Pecinta Alam kota [[Magelang]], karena lebih dekat dan banyak terdapat sumber air, sehingga banyak remaja yang suka berkemah di Pos II terutama pada hari libur. Wekas merupakan desa terakhir menuju puncak yang memakan waktu kira-kira 6-7 jam. Jalur wekas merupakan jalur pendek sehingga jarang terdapat lintasan yang datar membentang. Lintasan pos I cukup lebar dengan bebatuan yang mendasarinya. Sepanjang perjalanan akan menemui ladang penduduk khas dataran tinggi yang ditanami Bawang, Kubis, Wortel, dan Tembakau, juga dapat ditemui ternak kelinci yang kotorannya digunakan sebagai pupuk. Rute menuju pos I cukup menanjak dengan waktu tempuh 2 jam.
 
Pos I merupakan sebuah dataran dengan sebuah balai sebagai tempat peristirahatan. Di sekitar area ini masih banyak terdapat warung dan rumah penduduk. Selepas pos I, perjalanan masih melewati ladang penduduk, kemudian masuk hutan pinus. Waktu tempuh menuju pos II adalah 2 jam, dengan jalur yang terus menanjak curam.
Baris 85:
Pos II merupakan sebuah tempat yang terbuka dan datar, yang biasa didirikan hingga beberapa puluhan tenda. Pada hari Sabtu, Minggu dan hari libur Pos II ini banyak digunakan oleh para remaja untuk berkemah. Sehingga pada hari-hari tersebut banyak penduduk yang berdagang makanan. Pada area ini terdapat sumber air yang di salurkan melalui pipa-pipa besar yang ditampung pada sebuah bak.
 
Dari Pos II terdapat jalur buntu yang menuju ke sebuah sungai yang dijadikan sumber air bagi masyarakat sekitar Wekas hingga desa-desa di sekitarnya. Jalur ini mengikuti aliran pipa air menyusuri tepian jurang yang mengarah ke aliran sungai di bawah kawah. Terdapat dua buah aliran sungai yang sangat curam yang membentuk air terjun yang bertingkat-tingkat, sehingga menjadi suatu pemandangan yang sangat luar biasa dengan latar belakang kumpulan puncak - puncak Gn.Gunung Merbabu.
 
Selepas pos II jalur mulai terbuka hingga bertemu dengan persimpangan jalur Kopeng yang berada di atas pos V (Watu Tulis), jalur Kopeng. Dari persimpangan ini menuju pos Helipad hanya memerlukan waktu tempuh 15 menit. Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
 
==== Jalur Kopeng Cunthel ====
Baris 103:
Dari Pos I hingga pos Pemancar jalur mulai terbuka, di kiri kanan jalur banyak ditumbuhi alang-alang. Sementara itu beberapa pohon pinus masih tumbuh dalam jarak yang berjauhan.
 
Pos Pemancar atau sering juga di sebut gunung Watu Tulis berada di ketinggian 2.896 mdpl. Di puncaknya terdapat stasiun pemancar relay. Di Pos ini banyak terdapat batu-batu besar sehingga dapat digunakan untuk berlindung dari angin kencang. Namun angin kencang kadang datang dari bawah membawa debu-debu yang beterbangan. Pendakian di siang hari akan terasa sangat panas. Dari lokasi ini pemandangan ke arah bawah sangat indah, tampak di kejauhan Gn.[[Gunung Sumbing]] dan Gn.Sundoro[[Gunung Sindoro]], tampak Gn.[[Gunung Ungaran]] di belakang Gn.[[Gunung Telomoyo]].
 
Jalur selanjutnya berupa turunan menuju Pos Helipad, suasana dan pemandangan di sekitar Pos Helipad ini sungguh sangat luar biasa. Di sebelah kanan terbentang Gn.[[Gunung Kukusan]] yang di puncaknya berwarna putih seperti muntahan belerang yang telah mengering. Di depan mata terbentang kawah yang berwarna keputihan. Di sebelah kanan di dekat kawah terdapat sebuah mata air, pendaki harus dapat membedakan antara air minum dan air belerang.
 
Perjalanan dilanjutkan dengan melewati tanjakan yang sangat terjal serta jurang di sisi kiri dan kanannya. Tanjakan ini dinamakan Jembatan Setan. Kemudian kita akan sampai di persimpangan, ke kiri menuju Puncak Syarif (Gunung Pregodalem) dan ke kanan menuju puncak Kenteng Songo ( Gunung Kenteng Songo) yang memanjang.
 
Dari puncak Kenteng songo kita dapat memandang Gn.[[Gunung Merapi]] dengan puncaknya yang mengepulkan asap setiap saat, tampak dekat sekali. Ke arah barat tampak Gn.Sumbing dan Sindoro yang kelihatan sangat jelas dan indah, seolah-olah menantang untuk di daki. Lebih dekat lagi tampak Gn.Telomoyo dan Gn.Ungaran. Dari kejauhan ke arah timur tampak Gn.Lawu dengan puncaknya yang memanjang.
 
==== Jalur Selo ====
Jalur pendakian Merbabu Via Selo saat ini menjadi jalur yang relatif lebih ramai dari jalur yang lainnya <ref>http://www.bukanpepatah.com/2014/05/jalur-pendakian-merbabu-via-selo.html</ref>. Pemandangan yang indah dengan sabana yang menghampar membuat perjalanan menjadi lebih menyenangkan. Ditambah lagi dari jalur ini tetangga dekat gunung merbabu yaitu Merapi bisa terlihat dengan jelas.
 
Akses ke lokasi adalah yogyakarta atau [[Solo]], jika dari [[Solo]] naik bus jurusan [[Semarang]] turun di kota Boyolali. Apabila dari kota [[Yogyakarta]] harus naik bus jurusan [[Solo]] turun di [[Kartasura]], kemudian ganti bus jurusan [[Solo]] [[Semarang]] turun di kota Boyolali. Untuk menuju ke [[Selo]] dari kota [[Boyolali]] menggunakan bus kecil jurusan Selo. Bus yang langsung ke Selo agak jarang biasanya hanya sampai Pasar Cepogo, dan dari pasar Cepogo ganti lagi bus kecil yang menuju [[Selo]]. Dari kota [[Boyolali]] bus kecil yang menuju Selo ini tidak parkir di terminal Boyolali. Pendaki harus sedikit berjalan kaki ke Pasar Sapi di mana bus kecil jurusan Cepogo/Selo berhenti mencari penumpang.
 
Awal pendakian, pendaki akan disambut gapura selamat datang dari [[Taman Nasional Gunung Merbabu]]. Memasuki pintu hutan suasana jalanan kiri kanan dipenuhi pohon pinus dan lamtoro, di siang haripun akan terasa sejuk. Jalanan masih cukup landai hingga 15 menit perjalanan. Setelah berjalan 1-1,5 jam sampailah di pos 1 (Dok Malang). Pos ini masih berada di rimbunnya pepohonan.
 
Selepas pos 1, trek belum lah terasa cukup curam, ada satu tanjakan yang lumayan terjal dan di puncaknya adalah pos bayangan. Baru setelah berjalan 20 menit dari pos bayangan pendaki akan sampai di pos 2 (pandean) jarak dari pos 1-2 ini bisa dibilang panjang.
 
Selanjutnya, jarak antara pos 2 dan 3 tidaklah jauh. Sekitar 45 menit berjalan, pendaki akan sampai di pos 3 (Watu Tulis) pemandangan di Sini cukup indah dengan merapi yang cukup jelas jika tidak berkabut. Ditambah lagi dengan rimbunnya pohon-pohon edelweis. Sebaiknya istirahat sedikit lama di pos 3 ini.
 
Menuju pos 4 (Sabana 1) pendaki akan dihadapkan dengan trek yang cukup membuat nafas tersendat. Trek yang terjal dengan tanah yang mudah membuat tergelincir. Pilih jalan sedikit ke kiri untuk karena di sebelah kiri bisa mendapat pegangan.
 
Sabana 1 ini merupakan salah satu tempat menarik untuk berkemah, tempatnya yang datar dan pemandangannya yang indah mungkin menjadi alasan para pendaki memilih untuk mendirikan tenda mereka di sini. Namun angin di tempat ini cukup kencang, terlebih lagi sangat rawan badai.
 
Dari sabana 1 untuk menuju sabana 2 (pos 5) tidaklah diperlukan waktu yang lama. Sekitar 40 menit saja. Trek berupa tanjakan yang sedikit terjal meski tidak seterjal antara pos 3-pos 4 namun angin cukup kencang bila malam di tempat ini. setelah sampai puncak bukit kita akan berjalan menurun dan sampailah di pos 5 (sabana 2). Meskipun terpaan angin masih terasa besar tapi menurut saya inilah tempat mendirikan tenda yang pas.
 
Jika menginginkan menikmati sunrise di puncak, sebaiknya mulai bangun jam 3 pagi untuk menyiapkan sarapan dan melakukan summit attack. Waktu tempuh ke puncak sekitar 1 – 1,5 jam. Kalau malas bangun pagi, sunrise bisa dinikmati di bukit sebelah timur sabana. Keuntungan jalur ini adalah, sunrise bisa dinikmati di sepanjang jalur pendakian.
 
Catatan: untuk para pendaki yang naik dari jalur [[Selo]], untukkebutuhan air minum harus bawadibawa dari bawah/basecamebasecamp karena dalamsepanjang perjalanan ke puncak tidak ada air atau sumber air.
 
==== Jalur Suwanting ====
Jalur Suwanting adalah jalur yang pernah dibuka pada tahun 1990 dan 1998, namun setelah tahun 1998 jalur ini ditutup untuk pendakian dan baru awal tahun 2015 lalu jalur ini kembali dibuka. <ref>http://merekamjejak1.blogspot.co.id/2016/03/pendakian-gunung-merbabu-via-suwanting.html</ref>
 
Jalur pendakian ini terletak di Dusun Suwanting Desa [[Banyuroto]] Kecamatan [[Sawangan]] Kabupaten [[Magelang]] yang jaraknya sekitar 5 km dari Gardu pandang [[Ketep Pass]]. Jika berangkat dari Kota [[Yogyakarta]] memerlukan dua jam perjalanan menggunakan kendaraan roda dua.
 
Jalur Pendakian Gunung Merbabu via Suwanting ini terkenal indah dan memiliki pemandangan sabana yang menarik perhatian pendaki gunung. Jalur ini memiliki tiga Pos (Pos Lembah Lempong, Pos Selter Bendera, dan Pos Ndampo Awang). Pendaki dapat mendirikan tenda di pos 2 dan pos 3 karena lokasinya cukup luas dan pemandangannya sungguh indah dengan latar belakang [[Gunung Merapi]].
 
Di Jalur ini pendaki tidak perlu khawatir kekurangan air, karena di sepanjang jalur pendakian memiliki tiga pos air yang bisa di gunakan untuk konsumsi, Pos air terletak di bawah Lembah cemoro, Lembah manding dan terakhir di bawah pos 3.
 
Setelah dari pos 3, pendaki akan melewati [[sabana]] yang menyejukkan. Jika berkunjung pada musim penghujan atau kisaran bulan [[Mei]] - [[Agustus]], pendaki akan menemui padang rumput berwarna hijau.
 
=====JALUR SELO===Referensi ==
{{reflist}}
Selo adalah desa yang terletak di sebelah selatan lereng gunung merbabu, kecamatan Selo, kabupaten Boyolali.
Para pendaki yang dari arah Boyolali bisa menggunakan angkutan bus umum sampai di kecamatan Selo, begitu juga pendaki yang dari arah Magelang bisa langsung menuju ke kecamatan Selo, untuk pendaki yang dari arah Magelang tidak ada angkutan umum yang sampai Selo, dari kecamatan Selo untuk menuju basecame merbabu d desa Selo bisa jalan kaki atau bisa menggunakan jasa ojek, dari basecame menuju pos1 membutuhkan waktu 1jam tetapi jalan cukup lumayan landai, dari pos1 ke pos2 d butuhkan waktu 45 menit dan jalan mulai menanjak, dari situ kita mulai di suguhi pemandangan yg menawan, d sebelah selatan ada gunung merapi yang menjulang tegap dengan asap vulkaniknya, dan sebelah barat ada gunung Slamet, sindoro,sumbing dan Dieng.
Dari pos2 ke pos3 batu tulis 1jam, d situ kita ketemu tempat yg lapang dan datar cocok buat mendirikan tenda, dari pos3 ke pos4 atau sabana1, 1jam jalanya lumayan terjal dan menanjak, sampai pos4 atau sabana1 di situ ketemu lagi dengan tempat yang datar dan cocok buat dirikan tenda dari pos4 ke pos5 atau sabana2 butuh waktu 45menit, sampai pos5 sabana2 kita ketemu lagi dengan tempat lapang dan datar yg sangat cocok buat mendirikan tenda dan pemandangan yg menawan, dari pos5 sabana2 menuju wagu lumpang 30 menit dan dari Watu lumpang ke puncak kenteng songo atau triangulangsi 1 jam, di puncak kita bisa istirahat dengan nyaman karena d puncak merbabu sendiri cukup datar dan aman, dengan d suguhi pemandangan yg menawan dari empat penjuru, di sisi timur ada gunung lawu, di sisi selatan ada gunung Slamet, sumbing, sindoro, dan Dieng dan d sisi utara sendiri tampak banyak bukit bukit yang terdiri dari gunung andong, telomoyo, Ungaran, dan gunung Muria, di puncak sendiri bagi para pendaki jga bisa mendirikan tenda, karena tempatnya pun lapang dan datar.
Catatan untuk para pendaki yang naik dari jalur Selo, untuk air minum harus bawa dari bawah/basecame karena dalam perjalanan ke puncak tidak ada air atau sumber air.
GUIDE MERBABU
Menir, e-mail:ardimenir@gmail.com
☎️+6281344855232
 
== Lihat pula ==