Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
→‎Sejarah: depdiknas
k Membatalkan 1 suntingan oleh 178.79.187.210 (bicara) ke revisi terakhir oleh HsfBot. (TW)
Baris 102:
 
== Sejarah ==
 
12 tahun menempuh pendidikan, setelah lulus yang diingat materi SD dan sedikit materi SMP, materi SMA juga cuma inget pra-ulangan, pasca ulangan lupa semua... Pas masuk kuliah, bingung mau pilih jurusan apa...
 
Ada yang bingung karena merasa banyak yang sudah dikuasai di SMA
 
Ada juga yang bingung karena nilainya standard semua
 
Ada juga yang bingung karena merasa kurang disemua pelajaran...
 
Karena, selama 12 tahun itu siswa dipaksa mempelajari sesuatu secara general, tidak difokuskan pada satu bidang... Bahkan sekarang, anak MIPA malah belajar 2 mata pelajaran IPS, begitu sebaliknya.
 
Jadi ya jangan kaget, kalo banyak siswa yang mencontek waktu ulangan... Karena mereka terdesak oleh tuntutan nilai yang harus bagus, walaupun bukan bidang yang disukainya.
 
Jadi ya wajarlah, banyak mahasiswa yang salah jurusan dan malah stres karena tidak sesuai minatnya. Karena prinsipnya "jurusan gapenting, banyak yang kerja ga sesuai gelarnya."
 
Jadi ya jangan kaget, kalo SDM kita ini kurang berkualitas... Banyak yang melanggar peraturan, pemikiran yang belum maju, bahkan ada juga yang skeptis.
 
Karena mereka terbiasa untuk belajar, belajar, dan belajar untuk nilai akademik mereka, yang penting IPK tinggi, nanti gampang cari kerja. Hal itu berlanjut sampai mereka tidak peduli sekitar, dan mementingkan kemajuan diri sendiri.
 
Makanya wajar kalo banyak koruptor di negeri ini, karena sistem yang membuat keadaan ini terjadi.....
 
Solusinya?
 
Sistem pendidikan sudah dirancang sedemikian rupa oleh pakar dan ahlinya. Bahkan di negara Finlandia pun demikian, kurikulum dan sistem pendidikan disana dibuat oleh ahlinya. Tapi kenapa sistemnya berbeda?
 
30 tahun kedepan tergantung dengan sistem pendidikan saat ini. Jika hal ini tidak dirubah, ya makin banyak manusia apatis, egois, dan serakah.
 
Dan apa yang harus diubah? Sistem pendidikan kita, dan tidak berdasarkan teori saja tapi juga melihat bagaimana prakteknya, dampaknya.
 
Sayangnya, beberapa dari mereka yang ada dikursi pemerintahan adalah mereka yang mengalami keadaan diatas. Sehingga wajarlah sistem pendidikan kita masih ada yang salah karena kepentingan politik dan kelompok mereka sendiri. Sehingga generasi penerus jadi korbannya, dan 30 tahun kedepan pun bisa ditebak bagaimana jadinya.
 
Terus kita harus gimana?
 
Mari kita mulai dari kita, dengan mengikuti sistem yang ada dan berpegang pada keinginan untuk merubah sistem pendidikan di tahun kita nanti.
 
Semangat!
 
=== Awal Kemerdekaan (1945-1950) ===
Pada prakemerdekaan pendidikan bukan untuk mencerdaskan kaum pribumi, melainkan lebih pada kepentingan kolonial penjajah. Pada bagian ini, semangat menggeloraan ke-Indonesia-an begitu kental sebagai bagian dari membangun identitas diri sebagai bangsa merdeka. Karena itu tidaklah berlebihan jika instruksi menteri saat itu pun berkait dengan upaya memompa semangat perjuangan dengan mewajibkan bagi sekolah untuk mengibarkan sang merah putih setiap hari di halaman sekolah, menyanyikan lagu Indonesia Raya, hingga menghapuskan nyanyian Jepang Kimigayo.<ref name="sejarah">[http://www.kemdiknas.go.id/kemdikbud/tentang-kemdikbud Sejarah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]</ref>