Bunuh diri: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: ekstrim → ekstrem using AWB
Baris 180:
Namun, diyakini bahwa penyakit mental atau rasa takut menderita yang besar mengurangi beban tanggung jawab seseorang terhadap tindakannya melakukan bunuh diri.<ref>{{cite web |url=http://www.scborromeo.org/ccc/p3s2c2a5.htm#2282|title=Catechism of the Catholic Church – PART 3 SECTION 2 CHAPTER 2 ARTICLE 5 |publisher=Scborromeo.org|date=1941-06-01 |accessdate=2009-05-06}}</ref> Argumen yang berlawanan di antaranya: bahwa [[Sepuluh Perintah Tuhan|perintah keenam]] secara lebih tepat diterjemahkan menjadi "jangan membunuh", belum tentu berlaku untuk diri sendiri, bahwa Tuhan telah memberikan kebebasan berkehendak kepada manusia; di mana seseorang yang mengakhiri hidupnya sendiri tidak lagi melanggar Hukum Tuhan lebih dari usaha untuk menyembuhkan penyakit; dan bahwa sejumlah kasus bunuh diri yang dilakukan oleh para pengikut Tuhan tercatat dalam Alkitab tanpa ada hukuman yang mengerikan.<ref>{{cite web |url=http://www.religioustolerance.org/sui_bibl.htm |title=The Bible and Suicide|publisher=Religioustolerance.org |accessdate=2009-05-06}}</ref>
 
Yudaisme berfokus pada pentingnya menghargai hidup ini, dan dengan demikian, bunuh diri sama saja dengan mengingkari kebaikan Tuhan di dunia. Meskipun demikian, dalam keadaan yang ekstrimekstrem bila tampaknya tidak ada pilihan selain dibunuh atau dipaksa untuk mengkhianati agama mereka, orang-orang Yahudi melakukan bunuh diri individual atau [[bunuh diri massal]] (lihat [[Masada]], [[Sejarah Orang Yahudi di Prancis#Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi|Penyiksaan pertama terhadap orang Yahudi di Prancis]], dan [[Kastil York]] misalnya) dan bahkan sebagai peringatan yang kelam terdapat doa dalam liturgi Yahudi yaitu "ketika pisau berada di tenggorokan", bagi mereka yang mati "untuk menguduskan Nama Tuhan" (lihat [[Martir]]). Tindakan ini menerima tanggapan beragam dari otoritas Yahudi, yang oleh sejumlah orang dianggap sebagai contoh kemartiran yang heroik, sementara yang lain menyatakan bahwa hal tersebut merupakan tindakan yang salah, yaitu mengakhiri hidup mereka sendiri justru saat akan menghadapi kemartiran.<ref>{{cite web |url=http://www.religionfacts.com/euthanasia/judaism.htm |title=Euthanasia and Judaism: Jewish Views of Euthanasia and Suicide |accessdate=2008-09-16 |publisher=ReligionFacts.com}}</ref>
 
Bunuh diri tidak diperbolehkan dalam ajaran agama Islam.<ref name="Islam2006"/> Dalam ajaran agama [[Hindu]], bunuh diri umumnya tidak disukai dan dianggap berdosa sama seperti membunuh orang lain dalam masyarakat kontemporer Hindu. [[Kitab agama Hindu|Kitab Suci Agama Hindu]] menyatakan bahwa orang yang melakukan bunuh diri akan menjadi bagian dari dunia roh, bergentayangan di bumi sampai waktu di mana ia akan bertemu dengan orang yang tidak bunuh diri.<ref>Hindu Website. [http://www.hinduwebsite.com/hinduism/h_suicide.asp Hinduism and suicide]</ref> Namun, ajaran Hindu menerima [[hak untuk mati|hak untuk mengakhiri hidup seseorang]] melalui praktik non-kekerasan yaitu puasa sampai mati yang disebut dengan ''[[Prayopawesa]]''.<ref name="hindu">{{cite web |url=http://www.bbc.co.uk/religion/religions/hinduism/hinduethics/euthanasia.shtml|title= Hinduism –Euthanasia and Suicide|date= 2009-08-25|publisher= BBC}}</ref> Namun Prayopawesa secara ketat dibatasi terbatas bagi orang yang tidak lagi memiliki keinginan atau ambisi, dan tidak ada tanggung jawab yang tersisa dalam hidupnya.<ref name="hindu" /> [[Jainisme]] memiliki praktik yang serupa bernama ''[[Santhara]]''. [[(praktik) sati|Sati]], atau membakar diri yang dilakukan oleh seorang janda merupakan hal yang lazim dalam masyarakat Hindu selama Abad Pertengahan.