Pertanian: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: ekstrim → ekstrem using AWB
Baris 115:
=== Perubahan iklim ===
{{see also|Perubahan iklim dan pertanian}}
Pertanian adalah salah satu yang mempengaruhi perubahan iklim, dan perubahan iklim memiliki dampak bagi pertanian. [[Perubahan iklim]] memiliki pengaruh bagi pertanian melalui perubahan temperatur, hujan (perubahan periode dan kuantitas), kadar [[karbon dioksida]] di udara, [[radiasi matahari]], dan interaksi dari semua elemen tersebut.<ref name="CS"/> Kejadian ekstrimekstrem seperti kekeringan dan banjir diperkirakan meningkat akibat perubahan iklim.<ref>{{cite journal|author=Harvey, Fiona|date=18 November 2011|url=http://www.guardian.co.uk/environment/2011/nov/18/extreme-weather-climate-change-ipcc|title=Extreme weather will strike as climate change takes hold, IPCC warns|journal=The Guardian}}</ref> Pertanian merupakan sektor yang paling rentan terhadap perubahan iklim. Suplai air akan menjadi hal yang kritis untuk menjaga produksi pertanian dan menyediakan bahan pangan. Fluktuasi debit sungai akan terus terjadi akibat perubahan iklim. Negara di sekitar [[sungai Nil]] sudah mengalami dampak fluktuasi debit sungai yang mempengaruhi hasil pertanian musiman yang mampu mengurangi hasil pertanian hingga 50%.<ref>{{cite web|url=http://www.strategicforesight.com/publication_pdf/11374Nile%20concise.pdf|title=Report: Blue Peace for the Nile|publisher=Strategic Foresight Group|accessdate=2013-08-20|format=PDF}}</ref> Pendekatan yang bersifat mengubah diperlukan untuk mengelola sumber daya alam pada masa depan, seperti perubahan kebijakan, metode praktik, dan alat untuk mempromosikan pertanian berbasis iklim dan lebih banyak menggunakan informasi ilmiah dalam menganalisa risiko dan kerentanan akibat perubahan iklim.<ref>{{cite web|url=http://bs-agro.com/index.php/20152-pessimism-about-future-grows-in-agribusiness|title=World: Pessimism about future grows in agribusiness}}</ref><ref>{{cite web|publisher=[[Climate & Development Knowledge Network]]|url=http://cdkn.org/resource/srex-lessons-for-the-agricultural-sector/?loclang=en_gb|title=SREX: Lessons for the agricultural sector|accessdate=2013-05-24}}</ref>
 
Pertanian dapat memitigasi sekaligus memperburuk [[pemanasan global]]. Beberapa dari peningkatan kadar karbon dioksida di atmosfer bumi dikarenakan dekomposisi [[materi organik]] yang berada di tanah, dan sebagian besar gas metanan yang dilepaskan ke atmosfer berasal dari aktivitas pertanian, termasuk dekomposisi pada lahan basah pertanian seperti [[sawah]],<ref name="Soils OM">Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Soil Organic Matter" pp. 353–385 in ''Elements of the Nature and Properties of Soils''. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.</ref> dan aktivitas digesti hewan ternak. Tanah yang basah dan anaerobik mampu menyebabkan [[denitrifikasi]] dan hilangnya nitrogen dari tanah, menyebabkan lepasnya gas [[nitrat oksida]] dan [[nitro oksida]] ke udara yang merupakan [[gas rumah kaca]].<ref name="Soils N">Brady, N.C. and R.R. Weil. 2002. "Nitrogen and Sulfur Economy of Soils" pp. 386–421 in ''Elements of the Nature and Properties of Soils''. Pearson Prentice Hall, Upper Saddle River, NJ.</ref> Perubahan metode pengelolaan pertanian mampu mengurangi pelepasan gas rumah kaca ini, dan tanah dapat difungsikan kembali sebagai fasilitas [[sekuestrasi karbon]].<ref name="Soils OM"/>