Yakub (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 28:
|influenced =
|predecessor = [[Ibrahim]]{{br}}[[Ishaq]]
|successor = [[Ruben|Rubin]]{{br}}[[Simeon]]{{br}}
|opponents =
|spouse = [[Rahel|Rahil]]{{br}}[[Lea|Liyyah]]{{br}}[[Bilha|Bilhah]]{{br}}[[Zilpa|Zilpah]]
|children =
|parents = [[Ishaq]] (ayah){{br}}[[Ribka|Ribkah]] (ibu)
|relatives =
|module =
Baris 44:
== Kelahiran ==
Ya'qub dan Ishau dilahirkan oleh istri Ishaq yang bernama [[Ribka|Ribkah]]
== Ya'qub dan Ishau ==
Pada mulanya kedua cucu Ibrahim ini memiliki kesamaan satu sama lain, keduanya belajar ilmu kepada sang kakek di masa tuanya. Ishau mengagumi sang kakek karena harta kekayaan berlimpah beserta kedudukan duniawi terhormat yang disegani oleh banyak orang; sementara itu Ya'qub memuji Allah yang menganugerahkan banyak karunia untuk sang kakek sehingga ia berdoa kiranya Allah berbuat hal yang sama untuk dirinya. Seiring waktu berlalu, Ya'qub menjadi semakin tekun beribadah kepada Allah, sesuai yang diajarkan oleh Ibrahim. Di sisi lain, Ishau
Ketika mendengar bahwa sang kakek merupakan manusia yang ditakdirkan menjumpai maut, Ishau merasa heran serta tidak percaya bahwa orang sehebat Ibrahim harus menghadapi maut yang kemudian meninggalkan segala pencapaian di dunia. Ishau memutuskan pergi untuk melupakan kepedihan ini. Ishau, yang membanggakan diri sebagai keturunan Ibrahim,
Sementara Ishau memutuskan pergi, Ya'qub tetap berada di rumah sehingga ditanyai oleh Ibrahim tentang sebab keberadaannya ini. Ya'qub menjawab bahwa ia percaya bahwa Allah selalu menyertai sang kakek sehingga Ya'qub ingin berada dekat dengannya. Mendengar ucapan ini, Ibrahim memberkati Ya'qub, seraya menyatakan bahwa ia akan mewarisi bagian warisan anugerah; yakni berkat langka dari sisi Allah untuk Ibrahim, yang telah diwariskan kepada Ishaq. Ya'qub takjub mendengar hal ini, sebab ia bukanlah anak sulung yang memiliki kelebihan di mata Ishaq, namun Ibrahim menenangkan cucunya dengan berkata bahwa berkat anugerah itu berasal dari sisi Allah,<ref>Surah Al-Imran : 73-74, Yunus : 58, Jumuah : 4</ref> terlebih lagi terdapat perjanjian bahwa Ya'qub telah lama ditetapkan sebagai pewaris keluarga Ibrahim, sehingga Ya'qub ditakdirkan mewarisi anugerah istimewa di dunia maupun di [[Akhirat]].<ref>Surah Al-Anbiya : 72-73, Hud : 71</ref> Ya'qub juga turut bersaksi bersama putra-putra Ibrahim tentang agama yang Allah wariskan untuk
Ketika Ishau pulang dari pertarungan melawan Namrudz, ia merasa sekarat serta kelelahan, kemudian ia menjumpai Ya'qub sedang memasak sup kacang merah untuk para tamu yang berkabung atas Ibrahim yang telah meninggal dunia. Ishau yang kelaparan mendesak seraya berteriak meminta makanan kepada Ya'qub. Oleh sebab Ishau tidak percaya adanya kebangkitan orang mati, ia takut akan segera mati,<ref>Surah Al-Baqarah : 212-213, Al-Baqarah : 200, Ali-Imran : 145, Asy-Syura : 20, Yunus : 7, Al-Ankabut : 64</ref> sehingga ia menyatakan bersedia memberikan apapun untuk nyawanya.
Sewaktu Ya'qub memperingatkan kepada Ishau tentang adanya kehidupan Akhirat sesudah mati, Ishau justru secara zalim mengingkari bahwa kelak Allah membangkitkan orang-orang mati,<ref>Surah As-Saffat : 112-113, Al-Baqarah : 28, An-Nahl : 38-39, Al-Isra : 119, Ar-Rum : 44-45, Al-Isra : 99, Hud : 7-8, Ibrahim: 2-3, An-Nahl : 106-109, Yasin : 79, Al-An'am : 29-33, Al-An'am : 112-113 Ali-Imran : 77, Al-Insan : 27-31, As-Saffat : 50-51, Al-Jatsiyah : 32, Az-Zukhruf : 83, Ad-Dukhan : 40, Al-Qamar : 46, Al-A'raf : 147, Al-Hajj : 66-70</ref><ref name=louis/> sebab Ishau telah mengingkari ajaran Ibrahim bahwa kekayaan berkat berasal dari sisi Allah.<ref>Surah Al-Baqarah : 130, Ali-Imran : 32-34, Muhammad : 8-9, At-Taubah : 62-68, Az-Zukhruf : 36-44, Al-Hajj : 51-57, Al-Ahqaf : 17-19, Al-Lail : 4-11</ref> Sebagai hukuman atas sikap zalim Ishau ini,<ref>Surah Al-Baqarah : 124, Ali-Imran : 57, Al-Hajj : 3-14, Ar-Ra'd : 25-26, An-Nisa : 115-123, Al-Mu'min : 18-76, Al-Mujadilah : 5-6, Az-Zumar : 22-26, Al-Furqan : 11-31, Muhammad : 28-38, Al-A'raf : 43-45</ref> Allah memindahkan hak waris Ibrahim kepada orang yang Allah perkenan yakni Ya'qub,<ref>Surah Asy-Syura : 8, Hadid : 20-21, Ali-Imran : 73-74, Ar-Rum: 5, Al-Insan : 29-31, Al-Hadid : 29, Al-Lail : 13, Asy-Syura : 17-19</ref> keturunan Ibrahim yang meneladani dan mewarisi Ibrahim. Oleh karena telah memperoleh banyak Ilmu dari Ibrahim, Ya'qub telah memahami bahwa pemilik hak kesulungan kelak berhak untuk menerima warisan anugerah. Ya'qub juga meyakini bahwa berkat dunia beserta Akhirat berasal dari sisi Allah.<ref>Surah An-Nisa : 122-126, An-Nisa : 131-134, Ibrahim: 27, An-Nahl : 30, Al-Ahqaf 13-16, Az-Zukhruf : 33-35</ref>
Ya'qub bersedia memberi makanan setelah Ishau bersumpah menjual hak anak sulung sebagai ganti makanan tersebut, agar sumpah ini menjadi bukti jaminan kepada dirinya; lalu Ishau seketika menyetujui persyaratan ini akibat belum memahami keistimewaan hak anak sulung. Setelah menghabiskan makanan ini, Ishau merasa terlahir kembali seraya bersuka cita, sejak saat ini pula Ishau menamakan diri sebagai Edom, istilah yang bermakna si [[merah]] sesuai dengan warna makanan yang ia makan.<ref>''[http://wesley.nnu.edu/index.php?id=2127 Sefer Yūḇāl]'' 24:6</ref>
== Pewaris Ishaq ==
Setelah memiliki hak anak sulung dari Ishau, Ya'qub secara sah memperoleh keistimewaan sebagai anak sulung Ishaq. Sementara itu,
Ishaq sering meratap ketika melihat putra kesayangannya turut dalam kebiasaan bangsa Kana'an yang meninggalkan kewajiban ibadah, bahkan melanggar pengajaran Ibrahim untuk selalu berpegang kepada perintah maupun bimbingan Allah. Diliputi kepedihan hati, Ishaq ditimpa penyakit berat disertai penglihatan mata yang memburuk. Menganggap bahwa penyakit ini merupakan pertanda kematian, Ishaq berniat untuk mewariskan berkat anugerah untuk putra sulungnya, Ishau, sebelum maut menjemput.<ref>Surah Al-Baqarah: 180-182</ref> Namun Ishaq belum mengetahui bahwa hak kesulungan pada Ishau telah beralih ke Ya'qub. Ishaq meminta putra sulungnya, Ishau, agar membuat hidangan daging untuk sang ayah sebelum melakukan pemberkatan. Sekalipun Ishaq menyebut Ishau sebagai putra sulung; akan tetapi Allah lebih berkenan terhadap kesalehan Ya'qub,<ref>Surah An-Nahl : 41-42, An-Nisa : 122-126, Fussilat : 30-31</ref> sehingga Allah mengutus sesosok malaikat agar membantu Ya'qub memperoleh hak sebagai pewaris berkat Ibrahim. Walau Ishaq tidak dapat mengenali putra sulungnya sewaktu Ya'qub menyerahkan hidangan daging kepada sang ayah; kehadiran malaikat Allah meyakinkan Ishaq agar memberkati Ya'qub. Selain itu, Ribkah juga turut memberkati Ya'qub, putra kesayangannya.<ref name=louis/>
Tatkala Ishau datang menemui sang ayah untuk menerima anugerah waris, Ishaq merasa bersalah bahwa ia telah memberkati orang yang bukan putra sulungnya, Ishau. Akan tetapi Ishaq berubah pikiran sewaktu Ishau menyatakan bahwa ia telah menjual hak anak sulung kepada Ya'qub, dengan demikian Ishaq menyadari bahwa Allah turut mengatur takdir yang sedang terjadi. Sebagaimana Allah berjanji mengaruniakan berkat ganda berupa karunia di dunia maupun Akhirat untuk Ibrahim, maka Ishaq memperoleh berkat tersebut sebagai pewaris utama atau "putra sulung" Ibrahim, yang kemudian berkat tersebut diwariskan kepada Ya'qub yakni "putra sulung" Ishaq. Ishau merasa sangat menyesal karena telah menjual hak kesulungan secara seketika yang
Walaupun dirinya sendiri yang telah menjual hak kesulungannya,<ref>Surah Al-Kahfi : 54-59</ref> Ishau sangat meratapi bagian warisan yang menurutnya dirampas oleh Ya'qub. Ishau berniat untuk membunuhnya ketika sang ayah telah wafat. Sewaktu mendengar ucapan serapah ini, Ribkah menasehati Ya'qub agar berpindah sementara waktu di rumah pamannya yakni [[Laban]], di negeri [[Harran|Haran]]. Walaupun sebelumnya Ya'qub menyatakan berani untuk melawan Ishau,<ref>''
== Keberangkatan ke negeri Haran ==
Sewaktu
Sewaktu gerombolan ini menyusul Ya'qub, mereka menyampaikan pesan bahwa Ishaq memerintahkan Ya'qub agar menyerahkan kembali muatan perbekalan kepada Ishau melalui mereka, supaya Ishau tidak mendengki ataupun supaya Ishau tidak berangkat mengejar Ya'qub ke negeri Haran. Di sisi lain, Ya'qub bersyukur telah menerima berkat anugerah Allah yang disampaikan melalui orang tuanya; yang cukup menjadi bekal jaminan hidup di dunia serta di Akhirat.<ref>Surah Qasas: 60-61, Yunus: 58, Az-Zukhruf: 32</ref><ref>Surah Al-Baqarah: 130, Al-Ankabut: 27</ref> Ya'qub menyerahkan seluruh harta perbekalan ini kepada para budak Ishaq untuk kemudian diserahkan kepada Ishau sehingga Ya'qub harus berjalan tanpa mengangkut bekal apapun ketika sampai di rumah pamannya selain Perlindungan Allah yang selalu menyertai Ya'qub dimanapun ia berada, supaya kelak ia pulang dalam keadaan selamat
Di tengah-tengah perjalanan ini, Ya'qub mendapat sebuah mimpi nubuat yang bermakna Allah berjanji bahwa keturunan Ya'qub akan berjumlah sangat banyak memenuhi bumi apabila ia tetap setia melaksanakan perintah-perintah Allah. Selain itu, Ya'qub memperoleh nubuat bahwa ia akan memberkati dua belas putranya sehingga kelak Ya'qub akan disebut sebagai leluhur kedua belas suku.<ref name=louis/> Kemudian Ya'qub mendirikan tanda peringatan di tempat ia telah bermimpi, ia juga berikrar kepada Allah bahwa ia akan bersegera mengadakan persembahan khusus di tempat tersebut apabila Allah menyertai serta memperkenan Ya'qub pulang ke negeri ayahnya dalam keadaan selamat.
Baris 78:
Tatkala tiba di negeri Haran, Ya'qub melihat [[Rahel|Rahil]], anak perempuan pamannya, yang seketika membuat Ya'qub terpikat dan ingin menjadikan perempuan ini sebagai istri. Laban, paman Ya'qub, memberi syarat bahwa Ya'qub harus terlebih dahulu bekerja selama tujuh tahun demi mendapat Rahil. Ketika negeri Haran mendapat kelimpahan berkat karena kehadiran Ya'qub yang diberkati Allah, maka Laban mengadakan berbagai tipu muslihat untuk menghalangi Ya'qub pulang ke rumah ayahnya.
Bertahun-tahun kemudian, Ya'qub memiliki kekayaan yang berlimpah di negeri Haran karena senantiasa berpegang kepada perintah-perintah Allah dimanapun ia berada serta ia tidak mengikuti kebiasaan penduduk yang ada di sekitarnya. Selama
== Kepulangan dari negeri Haran ==
Dalam perjalanan pulang, Ya'qub harus menghadapi sesosok malaikat setelah membawa segala kepunyaannya menyeberangi sebuah sungai. Atas izin Allah, Ya'qub berhasil menang melawan malaikat tersebut meski sendi pangkal pahanya mendapat hantaman. Tatkala mendapati hal ini, putra-putra Ya'qub merasa menyesal tidak turut membantu sang ayah; yang kemudian putra-putra Ya'qub menahan diri untuk memakan segala jenis daging yang menutupi pangkal paha sebagai bentuk peringatan atas kejadian ini.<ref>Surah Ali Imran: 93</ref> Ketika mendapat kabar bahwa ia akan berhadapan dengan Ishau serta gerombolannya; Ya'qub memikirkan keselamatan segala kepunyaannya namun Ya'qub tetap bersabar menaruh kepercayaan kepada janji Allah, juga Ya'qub berdoa secara bersungguh-sungguh kepada Allah agar dapat memenuhi ikrar perjanjian apabila Allah memperkenan dirinya pulang dalam keadaan selamat di negeri ayahnya. Kemudian Ya'qub mendapati Ishau beserta gerombolannya merasa ketakutan terhadap kehadiran Ya'qub, oleh sebab Allah yang menyertai dan membela keluarga Ya'qub, maka Allah telah mengutus ribuan bala tentara malaikat yang membela keluarga Ya'qub yang beriman,<ref>Surah As-Saffat: 171-173, Al-Anfal : 29-30, Az-Zumar : 25-26, Fussilat : 30-31</ref><ref>Surah Al-Ahzab : 9-12, Muhammad: 1-2, Al-Anfal: 59-60, Al-Hajj: 38-41, Ali-Imran: 160, Al-Fath: 4-7, Al-Anfal: 12-14, Surah Ar-Rum : 58-60, Al-Muddatsir : 31</ref> sehingga ribuan bala tentara malaikat ini telah menangkap seraya mengancam akan membunuh seluruh kepunyaan Ishau apabila berani berbuat jahat terhadap Ya'qub maupun segala kepunyaannya.<ref
Ya'qub mendirikan kemah di tengah-tengah suku keturunan Kana'an sewaktu tiba di negeri ayahnya. Ia lupa tentang ikrar perjanjiannya berupa persembahan khusus sebagai bentuk syukur karena selama ini Allah telah mengaruniakan keselamatan untuk dirinya serta telah melindungi dirinya menghadapi berbagai bahaya. Atas sikap ini, Allah memberi beberapa hukuman untuk memperingatkan Ya'qub. Anak perempuan Ya'qub, yakni Dinah, diperkosa oleh seorang pangeran dari suku keturunan Kana'an. Bangsa Kana'an merupakan bangsa penyembah berhala yang menganggap perzinahan sebagai hal kewajaran di tengah-tengah mereka; sehingga suku bangsa Kana'an di wilayah tersebut memperbolehkan perilaku keji berlangsung.
Hal ini menimbulkan kebencian dan kemurkaan besar pada kedua saudara Dinah, yakni Simeon dan
Tatkala Simeon telah dipenuhi dendam, ia berniat membantai seluruh laki-laki suku Kana'an yang memandang rendah keturunan Ya'qub, akibat kaum itu telah membiarkan dan mengizinkan adanya perzinahan terjadi di tengah-tengah mereka.
Sewaktu Simeon dan
Akibat kekerasan Simeon dan
Melalui kejadian ini, Ya'qub menyadari kesalahannya serta menerima peringatan Ilahi tentang ikrar perjanjiannya sehingga ia bertobat seraya bergegas menepati ikrar perjanjian untuk mengadakan persembahan khusus kepada Allah, tepat di tempat sebelumnya ia pernah berikrar kepada Allah sewaktu berangkat meninggalkan negeri ayahnya. Setelah memenuhi ikrar perjanjian, Allah mengampuni kesalahan Ya'qub,<ref>Surah Al-Anfal 27-29, Al-Anbiya : 35, Al-Baqarah : 152-157, Al-Mu'minun: 55, An-Nahl : 110, Ibrahim : 46-47, Al-Baqarah : 214, At-Taghabun : 15-18, An-Nisa :17</ref> serta mengubah nama Ya'qub menjadi "Israel" lalu Allah berjanji bahwa seisi [[bumi]] akan menjadi milik kaum keturunan Israel.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 32:17-20</ref> Kemudian Israel mengajak seluruh keluarganya berpindah ke rumah Ishaq. Sewaktu tiba di rumah ayahnya, Ishaq dan Ribkah merasa sangat bahagia sewaktu melihat Ya'qub masih beriman kepada Allah. Ishaq dan Ribkah sangat bersyukur kepada Allah atas karunia seorang putra yang menyelamatkan nama baik keturunan Ibrahim yang dikenal setia kepada Allah. Terlebih lagi, Ishaq mendapati bahwa putra-putra yang dikaruniakan untuk Ya'qub memiliki kesalehan menyerupai ayah mereka.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 31:32</ref> Ishaq sempat menyampaikan nubuat kepada
=== Israel dan putra-putranya ===
Dalam perjalanan menuju rumah Ishaq, Israel mendapat kabar bahwa Rahil melahirkan anak ketiga belas untuknya, yakni seorang putra bernama Bunyamin, walau Rahil meninggal setelah persalinan. Dengan demikian
Yusuf pernah mendapat mimpi nubuat yang bermakna bahwa kesebelas saudaranya beserta kedua orang tuanya akan bersujud di hadapan dirinya, bahkan Yusuf memahami makna mimpi ini adalah pertanda keistimewaan dirinya dibanding putra-putra Israel yang lain. Hal ini menimbulkan kebahagiaan pada diri Israel bahwa Yusuf mewarisi anugerah nubuat
Tatkala kesepuluh putra Israel pulang tanpa Yusuf, mereka menjelaskan kepada Israel bahwa hanya ada baju Yusuf yang berlumuran darah setelah ditinggalkan seorang diri.<ref>Surah Yusuf : 17-18</ref> Merasa heran terhadap penjelasan mereka, Israel menduga bahwa kehilangan ini sebagai pertanda buruk tentang keselamatan kaum keluarganya. Yusuf bagi Israel merupakan pertanda pertolongan serta pertanda keselamatan, juga penggenapan berkat untuk kaum keturunannya; sehingga ia menduga kehilangan atau kematian Yusuf dapat menjadi firasat bahwa akhir seluruh keturunannya akan segera terjadi. Firasat ini hampir mendekati kebenaran ketika terjadi musim paceklik yang menghentikan usaha pertanian di negerinya, yang berakibat seluruh keluarganya dilanda kelaparan. Di sisi lain, keimanan Israel membuat ia tetap bersabar serta berserah diri menaruh kepercayaan kepada Allah.<ref>Surah Al-Baqarah : 155-157, An-Nisa : 175, Hud : 9-11, Yusuf : 18, Yusuf : 67, Yusuf : 83, An-Nahl : 110, Az-Zumar : 10</ref>
Sewaktu wabah kelaparan panjang terjadi, kesepuluh putra Israel pergi membeli persediaan makanan ke Mesir namun mereka kembali dengan mendapati jumlah uang penukar
Sewaktu putra-putranya pulang dari perjalanan untuk membeli persediaan makanan di Mesir, Israel merasakan keberadaan Yusuf di dekatnya. Hal ini disebabkan baju Yusuf yang dibawa dari Mesir supaya pakaian tersebut dibasuhkan ke wajahnya, agar penglihatan Israel membaik.<ref>Surah Yusuf : 93-96</ref> Mereka juga membawa kabar gembira bahwa Yusuf telah menjadi seorang panglima Mesir yang berkuasa atas segala kebijakan dan peraturan di Mesir, bahkan Yusuf telah berdamai dengan saudara-saudaranya.<ref>Surah Yusuf : 91-92</ref> Sewaktu kesepuluh putra Israel memohonkan maaf kepadanya, Israel memohonkan pengampunan kepada Tuhannya, yakni Yang Maha Pengampun serta Maha Penyayang terhadap kesalahan mereka.<ref>Surah Yusuf : 97-98</ref> Yusuf juga mengundang seluruh keluarga Israel supaya berpindah ke Mesir selama masa kelaparan berlangsung. Pertemuan Israel dengan Yusuf, putra kesayangannya, terasa sangat membahagiakan sebab telah terbukti bahwa Yusuf menjadi pertanda pertolongan dan pertanda keselamatan untuk Israel beserta seluruh kaum keturunan Israel.
Baris 111:
Selama tinggal di Mesir, Israel mengasuh dan mengajarkan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dari para leluhurnya kepada kedua putra Yusuf yakni [[Efraim|Ifrayim]] dan [[Manasye|Manushah]]. Israel merasa dekat dengan kedua putra Yusuf sehingga menganggap kedua cucunya ini sebagai kedua putra kandungnya sendiri. Sebelum Maut menjemput, Israel memberkati kedua putra Yusuf sebagaimana memberkati putra-putranya sendiri.<ref>Surah Al-Baqarah: 180-182</ref> Kemudian kedua belas putra Israel dihimpunkan supaya mendapat bagian warisan anugerah yang berasal dari sisi Allah. Sebelum memberikan berkat-berkat anugerah, Israel terlebih dahulu ingin mengetahui keimanan kedua belas putranya dengan meminta kesaksian tentang hal yang akan mereka sembah sepeninggal dirinya. Israel merasa lega sewaktu mendengar bahwa semua putranya berikrar untuk senantiasa mengabdi kepada "Tuhannya Ya'qub, maupun Tuhannya Ibrahim, maupun Tuhannya Isma'il, maupun Tuhannya Ishaq," yakni Tuhan Yang Tunggal;<ref>Surah Al-Baqarah : 133</ref> sehingga masing-masing putranya terbukti layak sebagai para pewaris Israel yang menerima berkat istimewa dari sisi Allah.
Anak pertama Israel, Rubin, mendapat beberapa pujian dan teguran keras, sebab tingkah lakunya tidak mewarisi kesalehan ataupun kepribadian Israel, sehingga Rubin tidak layak disebut sebagai anak sulung Israel. Oleh sebab itu "warisan kesulungan" berupa bagian kedudukan Imam, beralih ke
Mendapati ketiga saudaranya mendapat teguran keras, Yahudah merasa takut bahwa ia akan mendapat bagian serupa karena dirinya merasa bersalah telah memimpin siasat untuk memisahkan Yusuf. Akan tetapi Israel justru sangat memuji Yahudah yang memiliki kebijaksanaan untuk memutuskan sesuatu, sebab Israel mengetahui bahwa Yahudah adalah orang yang berhasil menghindarkan dosa pembunuhan terhadap Yusuf. Yahudah terbukti memiliki sikap takut terhadap hukuman Allah; sehingga Yahudah berhasil menyadarkan kesembilan saudaranya bahwa Yusuf adalah seorang putra Israel, yang juga seorang yang masih bersaudara dengan mereka; lalu kesepuluh putra Israel bersepakat tidak membunuhnya.
Israel menyampaikan berkat bahwa Zebulon akan memperoleh penghidupan yang baik di tepi lautan sedangkan Yisakhar akan menjadi pekerja rodi yang kuat di negeri yang makmur. Israel memberkati Dan bahwa kaum keturunannya muncul sebagai suku hakim di Bani Israel yang kelak menjadi pertanda keselamatan dari Allah. Sedangkan Gad akan menjadi suku yang tangguh walau hidup di tengah-tengah bangsa besar. Israel memberkati Asyer bahwa kelak kaum keturunannya akan menyediakan hidangan kaum raja dan bangsawan. Sementara itu, Naftali akan muncul seperti "rusa yang melompat" yang menyampaikan perkataan bijaksana.
Ketika giliran pemberkatan untuk bagian Yusuf, Israel sangat bersyukur kepada Allah karena ia masih diizinkan melihat Yusuf maupun keturunan-keturunan Yusuf yang Allah karuniakan untuk menyelamatkan keberlangsungan Bani Israel menghadapi berbagai kesulitan. Israel menyampaikan pujian luar biasa untuk Yusuf, sebab bagian warisan terbesar dari Ibrahim, Ishaq dan dirinya akan menyatu pada diri Yusuf, anak sulung Israel.<ref name=louis/> Bunyamin juga memperoleh berkat dari ayahnya yang berkaitan dengan masa depan keturunannya. Israel juga mengucap berkat tentang watak ataupun hal yang akan terjadi kepada sebagian mereka beserta keturunan mereka dengan perlambangan simbol tertentu, semisal perlambangan [[singa]] (Yahudah), [[keledai]] (Yisakhar), [[ular]] (Dan), [[rusa betina]] (Naftali), [[pohon]] kokoh yang berbuah ([[Yusuf]]), serta [[serigala]] (Bunyamin).
Sebelum meninggal dunia, Israel berwasiat supaya ia dimakamkan di tempat pemakaman pribadi milik keluarga Ibrahim di tanah airnya. Yusuf memimpin rombongan perkabungan sewaktu berangkat ke tempat pemakaman ayahnya, sehingga kehadiran Yusuf ini sangat dihormati dan dipuji oleh penduduk berbagai bangsa; oleh karena Yusuf, putra Israel, merupakan seorang hamba pilihan Allah,<ref>Surah Yusuf : 24</ref> serta pemegang kuasa agung di Mesir yang telah menyediakan makanan juga telah berjasa menyelamatkan hidup berbagai bangsa di muka bumi.<ref>Surah Yusuf : 55</ref> == Gelar ==
|