Irigasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: sistim → sistem using AWB
Baris 19:
 
=== Waduk Jatiluhur 1955 di Jawa Barat dan Pengalaman TVA 1933 di Amerika Serikat ===
Tennessee Valley Authority (TVA) [http://en.wikipedia.org/wiki/Tennessee_Valley_Authority] yang diprakasai oleh Presiden AS [[Franklin D. Roosevelt]] pada tahun 1933 merupakan salah satu Waduk Serba Guna yang pertama dibangun di dunia.<ref>[http://www.tva.gov/abouttva/history.htm]</ref> Resesi ekonomi (inflasi) tahun 1930 melanda seluruh dunia, sehingga TVA adalah salah satu model dalam membangun kembali ekonomi Amerika Serikat.
 
Isu TVA adalah mengenai: ''produksi tenaga listrik, navigasi, pengendalian banjir, pencegahan malaria, reboisasi, dan kontrol erosi'', sehingga di kemudian hari, Proyek TVA menjadi salah satu model dalam menangani hal yang mirip. Oleh sebab itu, Proyek Waduk Jatiluhur merupakan tiruan yang hampir mirip dengan TVA di AS tersebut.
 
[[Waduk Jatiluhur]] terletak di Kecamatan Jatiluhur, Kabupaten Purwakarta (±9 &nbsp;km dari pusat Kota Purwakarta). Bendungan itu dinamakan oleh pemerintah Waduk Ir. H. Juanda, dengan panorama danau yang luasnya 8.300 ha. Bendungan ini mulai dibangun sejak tahun 1957 oleh kontraktor asal Perancis, dengan potensi air yang tersedia sebesar 12,9 miliar m3/tahun dan merupakan waduk serbaguna pertama di Indonesia.
 
== Jenis Irigasi ==
Baris 29:
=== Irigasi Permukaan ===
 
Irigasi Permukaan adalah pengaliran air di atas permukaan dengan ketinggian air sekitar 10 - 15 &nbsp;cm di atas permukaan tanah. Irigasi permukaan merupakan sistem irigasi yang menyadap air langsung di sungai melalui bangunan [[bendung]] maupun melalui bangunan pengambilan bebas (''free intake'') kemudian air irigasi dialirkan secara gravitasi melalui saluran sampai ke lahan pertanian. Di sini dikenal saluran primer, sekunder, dan tersier. Pengaturan air ini dilakukan dengan pintu air. Prosesnya adalah gravitasi, tanah yang tinggi akan mendapat air lebih dulu.
[[Berkas:Irigasi primer bila.JPG|thumb|right|Saluran primer sistimsistem irigasi Bendung Bila, Sidenreng Rappang, Sulawesi Selatan]]
[[Berkas:Pintu air.JPG|thumb|right|Pintu air yang berfungsi membagi saluran primer menjadi tiga buah saluran sekunder]]
 
Baris 57:
 
=== Irigasi Tanah Kering atau Irigasi Tetes ===
Di lahan kering, air sangat langka dan pemanfaatannya harus efisien. Jumlah air irigasi yang diberikan ditetapkan berdasarkan kebutuhan tanaman, kemampuan tanah memegang air, serta sarana irigasi yang tersedia.
 
Ada beberapa sistem irigasi untuk tanah kering, yaitu:
Baris 63:
* (2) irigasi curah (''sprinkler irrigation''),
* (3) irigasi saluran terbuka (''open ditch irrigation''), dan
* (4) irigasi bawah permukaan (''subsurface irrigation'').
 
Untuk penggunaan air yang efisien, irigasi tetes<ref>[http://primatani.litbang.deptan.go.id/index.php?option=com_content&task=view&id=86&Itemid=56]</ref> merupakan salah satu alternatif. Misal sistem irigasi tetes adalah pada tanaman cabai.
 
Ketersediaan sumber air irigasi sangat penting. Salah satu upaya mencari potensi sumber air irigasi adalah dengan melakukan deteksi air bawah permukaan (''groundwater'') melalui pemetaan karakteristik air bawah tanah. Cara ini dapat memberikan informasi mengenai sebaran, volume dan kedalaman sumber air untuk mengembangkan irigasi suplemen.
 
Deteksi air bawah permukaan dapat dilakukan dengan menggunakan '''Terameter'''.
 
=== Pengalaman Sistem Irigasi Pertanian di Niigata Jepang ===
Sistem irigasi pertanian milik Mr. Nobutoshi Ikezu di Niigata Prefecture. Di sini terlihat adanya manajemen persediaan air yang cukup pada pengelolaan pertaniannya. Sekitar 3 &nbsp;km dari tempat tersebut tedapat sungai besar yang debit airnya cukup dan tidak berlebih. Air sungai dinaikan ke tempat penampungan air menggunakan pompa berkekuatan besar.
Air dari tempat penampungan dialirkan menggunakan pipa-pipa air bawah tanah berdiameter 30 &nbsp;cm ke pertanian di sekitarnya.
Pada setiap pemilik sawah terdapat tempat pembukaan air irigasi tersebut. Pembagian air ini bergilir berselang sehari, yang berarti sehari keluar, sehari tutup. Penggunaannya sesuai dengan kebutuhan sawah setempat yang dapat diatur menggunakan tuas yang dapat dibuka tutup secara manual.
Dari pintu pengeluaran air tersebut dialirkan ke sawahnya melalui pipa yang berada di bawah permukaan sawahnya. Kalau di tanah air kita pada umumnya air dialirkan melalui permukaan sawah.