Nuh (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 43:
Sebelum mendapat tugas kerasulan, Nuh merupakan seorang yang tekun, gemar bersyukur,<ref>Surah Al-Isra: 59</ref> dan beriman kepada Allah.<ref>Surah As-Saffat: 81</ref> Sementara itu, sebagian besar umat manusia di zamannya merupakan orang-orang kafir yang menganggap kedudukan sang nabi tidak lebih terhormat dibanding diri mereka. Kaum kafir tersebut tidak mau memandang Nuh sebagai sosok nabi oleh sebab mereka mempunyai lebih banyak harta maupun anak-anak,<ref>Surah Hud: 27</ref> Menghadapi tantangan semacam ini, Nuh tetap bertekun menyampaikan risalah Allah supaya kaumnya beriman kepada Allah serta supaya kaumnya meninggalkan penyembahan dewa-dewa, selain itu Nuh memperingatkan adanya ancaman dari Allah bahwa akan ada malapetaka dahsyat apabila kaum tersebut tidak mau meninggalkan kebiasaan keji yang diwarisi dari para leluhur.<ref>Surah Al-A'raf: 59</ref><ref>Surah Hud: 26</ref>
 
Kaum yang dihadapi Nuh merupakan salah satu generasi manusia yang diberi umur panjang serta dilimpahi kemakmuran juga dianugerahi perawakan tubuh yang jauh lebih perkasa daripada generasi manusia pada zaman sekarang.<ref>Surah Al-Furqan: 18</ref><ref name=Ginzberg>Ginzberg, Louis (1909). ''[https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf The Legends of the Jews]'' (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref> Kemakmuran duniawi di generasi Nuh menimbulkan sikap angkuh serta sikap sewenang-wenang memandang diri sebagai golongan terkuat dan berkuasa,<ref>Surah Hud: 116</ref> yang kemudian berujung pada keengganan serta kecongkakan untuk mengakui Tuhan sebagai Yang Maha Kuasa maupun Yang lebih berwenang atas hidup mereka.<ref>Surah Al-Qasas: 78</ref> Allah menyebut kaum Nuh sebagai kaum paling rusak di muka bumi.<ref>Surah An-Najm: 52</ref>
 
Nuh sangat bertekun untuk mendakwahkan risalah Allah ke berbagai tempat di muka bumi. Baik siang dan malam, Nuh berkeliling sambil berdakwah kepada agar kaumnya bersedia menuruti ajaran Allah yang disampaikan melalui dirinya. Tetapi kaum itu tidak menerima risalah-risalah tersebut, bahkan kaum itu menuduh Nuh sebagai seorang pendusta.<ref>Surah Al-A'raf: 60</ref> Hal ini membuat sang nabi berupaya dengan cara sembunyi-sembunyi untuk mengajak banyak orang menuruti risalah Allah.<ref>Surah Nuh: 8-9</ref> Walaupun demikian, kaum Nuh justru menuduh ia merasa iri terhadap kemewahan dan kekayaan mereka sehingga Nuh dianggap membutuhkan harta benda mereka; akan tetapi Nuh menegaskan bahwa ia sama sekali tidak menghendaki uang mereka sebagai upah sebab upahnya berasal dari Allah.<ref>Surah Asy-Syu'ara: 109</ref> Kaum kafir itu tetap berkeras melakukan tindakan keji, meski ada nabi yang berdakwah di tengah-tengah mereka.<ref>Surah Al-Ankabut: 14</ref>
Baris 68:
 
== Bahtera Nuh ==
Allah memerintahkan Nuh mendirikan sebuah bahtera sebagai tempat perlindungan menghadapi air bah yang akan menenggelamkan seisi [[bumi]] serta melenyapkan segala makhluk di muka bumi. Nuh juga diperintahkan supaya berhenti meratapi perilaku keji kaumnya.<ref>Surah Hud: 37</ref> Sewaktu Nuh bersama para pengikutnya sedang mendirikan bahtera, terdapat orang-orang dari kaum kafir yang mencela; namun Nuh menyatakan bahwa kelak kaum kafir akan terhinadicampakkan.<ref>Surah Hud: 38</ref>
 
Setelah pembangunan bahtera terselesaikan, Allah mewahyukan kepada Nuh supaya menempatkan berbagai jenis hewan secara berpasang-pasang ke dalam bahtera tersebut supaya menyelamatkan keberlangsungan hewan-hewan tersebut di bumi.<ref name=Ginzberg /> Selain itu, seluruh penghuni bahtera diperintah supaya memuja seraya berdoa kepada Allah selama berada dalam tempat tersebut.<ref>Surah Al-Mu'minun: 28-30, Hud: 41</ref> Orang-orang yang turut dalam bahtera, hanyalah Nuh dan para pengikutnya yang berjumlah sedikit,<ref name=Ginzberg /><ref>Surah Hud: 40</ref> namun mereka inilah para leluhur ras manusia sebagai golongan pewaris kuasa,<ref>Surah Yunus: 73</ref> yang kemudian menjadi berbangsa-bangsa di bumi.<ref>Surah As-Saffat: 77</ref>
 
== Bencana banjir bah ==
Badai yang sangat lebat disertai luapan air dari dalam tanah selama berhari-hari menyebabkan permukaan bumi hilang tersapu air dan melenyapkan segala makhluk hidup terkecuali para penghuni dalam bahtera Nuh. Air bah bahkan menutupi seluruh permukaan bumi; baik bukit maupun [[pegunungan]] tidak luput tenggelam terhadap terjangan ombak yang menjulang tinggi. Ketika air hampir menenggelamkan seluruh permukaan bumi, Nuh mendapati salah satu putranya, Kan'an, sedang mencari perlindungan terhadap air bah dengan berlindung ke sebuah puncak gunung. Kan'an sejak semula tidak percaya terhadap ajaran sang ayah, dan Kan'an justru memilih ikut dengan generasi-generasi pembangkang yang dibinasakan. Didasari rasa sayang terhadap sang anak, Nuh memanggil-manggil anak itu supaya masuk kedalam bahtera, namun anak itu justru berlari menghindar lalu anak itu turut bersama-sama kaum kafir tersebut.<ref>Surah Hud: 42-43</ref> Nuh hendak meminta pengampunan untuk anaknya, namun Allah menegur supaya nabi tidak melakukan hal ini.<ref>Surah Hud: 45-47</ref>
 
Setelah air bah surut, Allah menempatkan bahtera Nuh berlabuh di bukit Judi,<ref>Surah Hud: 44</ref> kemudian Nuh beserta seisi makhluk hidup penghuni bahtera diselamatkan supaya meneruskan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi.<ref>Surah Yusuf: 110</ref><ref>Surah Asy-Syuara: 119</ref> Allah juga memberkahi Nuh beserta keturunan dari orang-orang yang menghuni bahtera tersebut.<ref>Ginzberg, Louis (1909). [https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf The Legends of the Jews] (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref><ref>Surah Hud: 48-49</ref> Allah menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk seluruh umat manusia,<ref>Surah Al-Ankabut: 15</ref> sebab umat manusia mengalami hal serupa, sebagian besar manusia memandang diri mereka dan agama mereka sendiri sebagai kebenaran sejati, sehingga sulit menerima cara pandang dan kebenaran menurut Allah; maka sebagian besar manusia akan berada dalam kesesatan kemudian tenggelam dalam [[neraka]], sementara itu hanya orang-orang tertentu yang sanggup memandang sebagaimana cara pandang Allah sehingga mengorbankan pandangan diri sendiri supaya berkenan untuk Allah dan layak sebagai penghuni [[surga]].<ref>Surah Al-An'am: 116, Al-A'raf: 179, Yasin: 41-46</ref>
 
Setelah kejadian banjir bah, Nuh masih hidup selama 300 tahun bahkan masih sempat mendidik [[Ibrahim]] serta mewariskan risalah Allah kepadanya.<ref>Surah As-Saffat: 79-83</ref>