Nuh (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 75:
Badai yang sangat lebat disertai luapan air dari dalam tanah selama berhari-hari menyebabkan permukaan bumi hilang tersapu air dan melenyapkan segala makhluk hidup terkecuali para penghuni dalam bahtera Nuh. Air bah bahkan menutupi seluruh permukaan bumi; baik bukit maupun [[pegunungan]] tidak luput tenggelam terhadap terjangan ombak yang menjulang tinggi. Ketika air hampir menenggelamkan seluruh permukaan bumi, Nuh mendapati salah satu putranya, Kan'an, sedang mencari perlindungan terhadap air bah dengan berlindung ke sebuah puncak gunung. Kan'an sejak semula tidak percaya terhadap ajaran sang ayah, dan Kan'an justru memilih ikut dengan generasi-generasi pembangkang yang dibinasakan. Didasari rasa sayang terhadap sang anak, Nuh memanggil-manggil anak itu supaya masuk kedalam bahtera, namun anak itu justru berlari menghindar lalu anak itu turut bersama-sama kaum kafir tersebut.<ref>Surah Hud: 42-43</ref> Nuh hendak meminta pengampunan untuk anaknya, namun Allah menegur supaya nabi tidak melakukan hal ini.<ref>Surah Hud: 45-47</ref>
 
Setelah air bah surut, Allah menempatkan bahtera Nuh berlabuh di bukit Judi,<ref>Surah Hud: 44</ref> kemudian Nuh beserta seisi makhluk hidup penghuni bahtera diselamatkan supaya meneruskan keberlangsungan makhluk hidup di muka bumi.<ref>Surah Yusuf: 110</ref><ref>Surah Asy-Syuara: 119</ref> Allah juga memberkahi Nuh beserta keturunan dari orang-orang yang menghuni bahtera tersebut.<ref>Ginzberg, Louis (1909). [https://ia800302.us.archive.org/8/items/legendsofjews01ginz/legendsofjews01ginz.pdf The Legends of the Jews] (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref><ref>Surah Hud: 48-49</ref> Allah menjadikan kejadian ini sebagai pelajaran untuk seluruh umat manusia,<ref>Surah Al-Ankabut: 15</ref> sebab umat manusia mengalami hal serupa, sebagian besar manusia memandang diri mereka dan agama mereka sendiri sebagai kebenaran sejati, sehingga sulit menerima cara pandang dan kebenaran menurut Allah; maka sebagian besar manusia akan berada dalam kesesatan kemudian tenggelam dalam [[neraka]], sementara itu hanya orang-orang tertentu yang sanggup memandang sebagaimana cara pandang Allah sehingga mengorbankan pandangan diri sendiri supaya berkenan untuk Allah dan layak sebagai penghuni [[surga]].<ref>Surah Al-An'am: 116, Al-A'raf: 179, Yasin: 41-46</ref>
 
Setelah kejadian banjir bah, Nuh masih hidup selama 300 tahun bahkan masih sempat mendidik [[Ibrahim]] serta mewariskan risalah Allah kepadanya.<ref>Ginzberg, Louis (1913). The Legends of the Jews (Translated by Henrietta Szold) Philadelphia: Jewish Publication Society.</ref><ref>Surah As-Saffat: 79-83</ref>
 
== Referensi ==