Batu Batikam: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
HsfBot (bicara | kontrib)
k Clean up, replaced: hirarki → hierarki, added orphan tag using AWB
Baris 1:
{{Orphan|date=Oktober 2016}}
[[Berkas:Batu batikam.JPG|thumb|Batu Batikam merupakan benda bersejarah bagi masyarakat [[Minangkabau]]]]
 
[[Berkas:Batu batikam.JPG|thumb|Batu Batikam merupakan benda bersejarah bagi masyarakat [[Minangkabau]]]]
 
'''Batu Batikam''' adalah salah satu benda cagar budaya bersejarah di [[Jorong Dusun Tuo]], [[Nagari Lima Kaum]], Kabupaten [[Tanah Datar]], Provinsi [[Sumatera Barat]].<ref name="c">{{id}} {{cite journal
Baris 85 ⟶ 86:
 
== Keunikan ==
Batu ini dinamakan batu batikam atau batu tertusuk adalah karena adanya bekas tusukan pada bagian batu tersebut.<ref name=a/> Secara logika, hal ini mungkin sulit diterima oleh akal mengingat batu adalah sebuah benda yang sangat keras sehingga tidak mungkin untuk ditusuk dan menyisakan sebuah lobang yang tembus.<ref name=a/>
 
Menurut cerita yang diyakini masyarakat setempat, Batu Batikam merupakan bekas tusukan [[keris]] milik Datuak Parpatiah Nan Sabatang yang menjadikan batu batikam sebagai simbol perdamaian antar pemimpin yang berkuasa pada masa itu.<ref name=a/>
 
Cerita lain menyatakan bahwa peninggalan [[sejarah]] ini dahulu kala merupakan suatu tempat [[musyawarah]] para kepala suku.<ref name=a/> Hal lain yang menambah keunikan Batu Batikam adalah adanya sebuah pohon [[beringin]] yang sangat besar di sekitar kawasan tersebut.<ref name=a/> Selain itu, lubang pada batu batikam ini dapat disentuh dan dilihat langsung oleh pengunjung.<ref name=f/>
Baris 93 ⟶ 94:
== Sejarah ==
Datuak Parpatiah Nan Sabatang dan [[Datuak Katumanggungan]] adalah dua orang saudara yang berlainan bapak.<ref name=b/> Datuak Parpatiah Nan Sabatang adalah seorang sosok yang dilahirkan dari seorang bapak yang memiliki darah [[aristokrat]] (cerdik pandai), sementara Datuak Katumanggungan adalah sosok yang dilahirkan dari seorang bapak yang [[otokrat]] (raja-berpunya).<ref name=b/> Tetapi kedua di antara mereka lahir dari seorang rahim ibu yang sama, dimana seorang wanita biasa seperti lainnya.<ref name=b/>
Datuak Parpatiah menginginkan masyarakat diatur dalam semangat yang [[demokratis]], atau dalam tatanannya, "Duduk sama rendah, berdiri sama tinggi".<ref name=b/> Namun Datuak Katumanggungan menginginkan rakyat diatur dalam tatanan yang [[hirarkihierarki]] "berjenjang sama naik, bertangga sama turun".<ref name=b/> Dan karena perbedaan tersebut mereka berdua bertengkar hebat.<ref name=b/>
Untuk menghindari pertikaian dan tidak saling melukai, Datuak Parpatiah dan Datuak Katumanggungan kemudian menikam [[batu]] tersebut dengan keris sebagai pelampiasan emosinya.<ref name=b/>
Maka dari itu Batu Batikam memiliki sebuah lubang yang menembus dari arah sisi depan dan belakang.<ref name="b">{{id}} {{cite journal