Demokratisasi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
k Robot: Perubahan kosmetika
Baris 1:
'''Demokratisasi''' adalah transisi ke [[rezim politik]] yang lebih demokratis. Transisi ini bisa terjadi dari rezim [[autoritarianisme|otoriter]] ke [[demokrasi]] menyeluruh, dari sistem politik otoriter ke semi-demokrasi, atau dari sistem politik [[semi-otoriter]] ke [[demokrasi]]. Hasilnya bisa [[konsolidasi demokrasi|menguat]] seperti di [[Britania Raya]] atau mundur seperti di [[Argentina]]. Berbagai pola demokratisasi digunakan untuk menjelaskan fenomena politik lain, misalnya apakah negara terlibat dalam perang atau ekonominya tumbuh. Demokratisasi dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk pembangunan ekonomi, sejarah, dan masyarakat madani. Hasil ideal dari demokratisasi adalah menjamin rakyat punya hak memilih dan suara dalam sistem politik negaranya.
 
== Pemicu ==
Faktor yang memengaruhi atau membatasi demokratisasi masih diperdebatkan. Banyak hal, termasuk ekonomi, budaya, dan sejarah, yang dianggap memengaruhi demokratisasi. Faktor-faktor yang paling umum adalah:
* ''Kekayaan'' - [[Daftar negara menurut PDB (nominal) per kapita|PDB/kapita]] yang lebih tinggi berkaitan dengan demokrasi. Meski beberapa pihak mengklaim bahwa negara demokrasi terkaya tidak pernah jatuh ke autoritarianisme, bangkitnya Hitler dan Nazi di Jerman Weimar merupakan contoh pembantah yang menjadikan klaim tersebut sekadar [[truisme]] belaka.<ref name='przeworski'>{{cite book|last = Przeworski|first = Adam|authorlink = Adam Przeworski|title = Democracy and Development: Political Institutions and Well-Being in the World, 1950-1990|publisher = Cambridge University Press|year = 2000|location = Cambridge|display-authors=etal}}</ref> Ada pula pandangan umum bahwa demokrasi sangat jarang sebelum Revolusi Industri. Penelitian empiris mendorong banyak orang percaya bahwa pembangunan ekonomi meningkatkan kemungkinan transisi ke demokrasi ([[teori modernisasi]]) atau menguatkan negara demokrasi yang sudah ada.<ref name='przeworski'/> Sebuah penelitian menemukan bahwa pembangunan ekonomi mendorong demokratisasi dalam jangka menengah saja (10-20 tahun). Hal ini dikarenakan pembangunan dapat memperkuat pemimpin petahana, tetapi menyulitkannya mewariskan negara kepada putranya atau orang kepercayannya setelah masa jabatannya berakhir.<ref>{{Cite journal|title = Income, Democracy, and Leader Turnover|url = http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/ajps.12135/abstract|journal = American Journal of Political Science|date = 2015-10-01|issn = 1540-5907|pages = 927-942|volume = 59|issue = 4|doi = 10.1111/ajps.12135|language = en|first = Daniel|last = Treisman}}</ref> Namun demikian, perdebatan tentang apakah demokrasi merupakan akibat dari kekayaan, pencipta kekayaan, atau keduanya tidak berhubungan, masih belum dapat disimpulkan.<ref>Traversa, Federico (2014). "Income and the stability of democracy: Pushing beyond the borders of logic to explain a strong correlation?". ''Constitutional Political Economy'', November 2014. [http://link.springer.com/article/10.1007/s10602-014-9175-x doi: 10.1007/s10602-014-9175-x]</ref>
Baris 8:
* ''Intervensi asing'' - Negara-negara demokrasi umumnya pernah mengalami intervensi militer, contohnya Jepang dan Jerman pasca-Perang Dunia II.<ref name="GT">{{cite journal|first=Göran|last=Therborn|authorlink=Göran Therborn|year=1977|title=The rule of capital and the rise of democracy: Capital and suffrage (cover title) | journal=[[New&nbsp;Left Review]]|series=I|volume=103|issue=[http://www.newleftreview.org/?issue=100 The advent of bourgeois democracy]|ref=harv|url=http://www.newleftreview.org/?view=1453|pages=3–41}}</ref><ref>[http://www.independent.org/publications/tir/article.asp?issueID=47&articleID=599 ''The Independent'']</ref> Pada kasus lain, [[dekolonisasi]] kadang mendorong terbentuknya dmeokrasi yang digantikan oleh rezim otoriter. Di Amerika Serikat Selatan setelah [[Perang Saudara Amerika Serikat|Perang Saudara]], mantan budak tidak mendapat hak pilih menurut [[hukum Jim Crow]] setelah [[Era Rekonstruksi Amerika Serikat]]; setelah sekian puluh tahun, demokrasi di Amerika Serikat dirombak oleh organisasi sipil ([[gerakan hak sipil Afrika-Amerika]]) dan militer (militer Amerika Serikat).
 
== Lihat pula ==
{{Portal|Globalisasi|Politik}}
* [[Demokrasi Gelombang Ketiga]]
Baris 28:
* [[Transitologi]]
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Bacaan lanjutan ==
* Thomas Carothers. ''Aiding Democracy Abroad: The Learning Curve''. 1999. Washington, DC: Carnegie Endowment for International Peace.
* Josep M. Colomer. Strategic Transitions. 2000. Baltimore, Md: The [[Johns Hopkins University Press]].
Baris 40:
* [[Fareed Zakaria]]. ''The Future of Freedom: Illiberal Democracy at Home and Abroad''. 2003. New York: W.W. Norton.
* [[Christian Welzel]]. ''Freedom Rising: Human Empowerment and the Quest for Emancipation''. 2013. New York: Cambridge University Press. ISBN 978-1-107-66483-8.
* [[Tatu Vanhanen]]. ''Democratization: A Comparative Analysis of 170 Countries''. 2003. Routledge. ISBN 04153186020-415-31860-2
 
== Pranala luar ==
{{Wiktionary}}
* [http://www.idea.int International IDEA]