Perang Saudara Tiongkok: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Pierrewee (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 81:
Perang ini merepresentasikan perpecahan [[Ideologi|ideologis]] antara pihak [[Komunisme|Komunis]] PKT dan KMT yang mengusung [[Nasionalisme]], yang berlangsung terputus-putus sampai akhir tahun 1937, ketika kedua belah pihak bersatu untuk membentuk [[Front Persatuan Kedua]] untuk melawan [[Perang Tiongkok-Jepang |invasi Jepang]] dan mencegah Jepang memperluas invasi yang sudah masuk sebelumnya ke Manchuria pada tahun 1931. Perang Saudara Tiongkok dalam skala penuh berlanjut kembali pada tahun 1946, setahun setelah berakhirnya pertempuran dengan Jepang. Empat tahun kemudian terjadi gencatan pertempuran militer besar, dengan baru saja berdirinya Republik Rakyat Tiongkok yang mengendalikan Tiongkok daratan (termasuk [[Hainan]]) dan yurisdiksi Republik Tiongkok terbatas untuk Taiwan, [[Penghu]], [[Kabupaten Kinmen |Kinmen]], [[Kepulauan Matsu|Matsu]] dan [[daftar pulau-pulau Republik Tiongkok|beberapa pulau terpencil]].
 
Sampai saat ini tidak ada [[gencatan senjata]] atau perjanjian damai yang pernah ditandatangani, dan terdapat perdebatan mengenai apakah perang saudara ini telah berakhir secara resmi.<ref>{{Cite book |title = The Contemporary Law of Armed Conflict |author = Leslie C. Green |page = 79}}</ref> [[Hubungan Lintas Selat]] telah terhalang oleh [[ancaman militer]] dan tekanan politik dan ekonomi, khususnya atas [[status politik Taiwan]], dengan kedua pemerintahan secara resmi berpegang pada "[[kebijakan Satu Tiongkok]]". Republik Rakyat Tiongkok secara aktif masih mengklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayahnya dan terus mengancam Republik Tiongkok dengan invasi militer jika Republik Tiongkok secara resmi mendeklarasikan [[Gerakan kemerdekaan Taiwan|kemerdekaan]] dengan mengganti namanya dan mendapatkan [[pengakuan diplomatik|pengakuan internasional]] sebagai "[[Gerakan kemerdekaan Taiwan|Republik Taiwan]]". Sebaliknya, Republik Tiongkok mengklaim Tiongkok daratan, dan mereka berdua melanjutkan pertarungan atas [[pengakuan diplomatik]]. Saat ini perang seperti terjadi di front politik dan ekonomi dalam bentuk hubungan lintas-Selat; Namun, dua terpisah ''de facto'' [[kedaulatan negara | negara]] memiliki hubungan ekonomi yang erat.<ref name="so">So, Alvin Y. Lin, Nan. Poston, Dudley L. Contributor Professor, So, Alvin Y. [2001] (2001). The Chinese Triangle of Mainland China, Taiwan and Hong Kong. Greenwood Publishing. ISBN 0-313-30869-1.</ref>
 
== Catatan ==