Zainuddin MZ: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Mengembalikan suntingan Saripudin_Hidayat (pembicaraan) (HG) (3.1.21)
Baris 38:
== Masa kecil ==
Zainuddin merupakan anak tunggal buah cinta pasangan Turmudzi dan Zainabun dari keluarga [[Betawi]] asli. Sejak kecil memang sudah nampak mahir berpidato. Udin -nama panggilan keluarganya- suka naik ke atas meja untuk berpidato di depan tamu yang berkunjung ke rumah kakeknya. ‘Kenakalan’ berpidatonya itu tersalurkan ketika mulai masuk [[Madrasah Tsanawiyah]] hingga tamat [[Madrasah Aliyah]] di Darul Ma’arif, Jakarta. Di sekolah ini ia belajar pidato dalam forum Ta’limul Muhadharah (belajar berpidato). Kebiasaannya membanyol dan mendongeng terus berkembang. Setiap kali tampil, ia memukau teman-temannya. Kemampuannya itu terus terasah, berbarengan permintaan ceramah yang terus mengalir.
 
Pada diri Zainuddin MZ telah terkumpul 3 orator besar bangsa ini. Ia bisa menjadi “Singa” seperti Sukarno, mampu mewarisi kehalusan bahasa Buya Hamka, dan sanggup bermain logika seperti Idham Kholid (seorang menteri di-era ORBA). Sebagai figur seorang da’i, memang beliau memiliki 4 kelebihan yang tidak setiap orang memilikinya.
 
Pertama, punya mata setajam rajawali (dengan cepat mampu mengamati gejala-gejala fenomena masyarakat yang masih hangat sekalipun), sehingga materi ceramah sesuai dengan kepentingan masyaraskat.
 
Ke-dua, berhati seperti radar (memiliki sandaran vertikal kuat, maka hati selalu hidup), dengan hati yang hidup inilah mampu mendeteksi persoalan yang orang lain belum pernah memikirkannya.
 
Ke-tiga, punya kaki sekuat cengkeraman Garuda (mampu mengendalikan diri sehingga tidak hanyut oleh perubahan zaman seperti tipu daya dunia yang glamour).
 
Ke-empat, bertangan sehalus seniman (sanggup melakukan pendekatan dengan berbagai pihak secara manusiawi. Ibarat mencubit tidak terasa sakit) dakwah menyentuh bukan menyinggung, mengajak bukan mengejek.
 
Mengajak bukan mengejek, merangkul bukan memukul, dua prinsip dakwah semacam ini sudah mulai hilang di kalangan mubaligh kita?
 
(Dinukil dari buku Rahasia Keberhasilan Dakwah Zainuddin MZ)
 
== Karier ==