Sejarah Asia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Baris 138:
{{main|Dinasti Yuan}}
Menjelang 1227, bangsa Monggol telah menaklukkan kerajaan [[Xia Barat|Xia barat]] di barat laut Tiongkok.
 
==Penghujung Zaman Modern==
{{further|Zaman modern}}
===Tiongkok di bawah Qing===
{{utama|Dinasti Qing}}
Jelang 1644, [[suku Manchu|bangsa Manchu]] dari utara telah menaklukkan Tiongkok dan sekali lagi mendirikan sebuah wangsa asing di negeri itu, yakni [[Dinasti Qing|wangsa Qing]]. Kaisar-kaisar Manchu, terutama [[Kaisar Kangxi|Kangxi]] yang juga seorang cendekiawan Konfusianis, menjunjung tinggi sebagian besar adat-istiadat lama, seperti mempertahankan birokrasi berikut para cendekiawan di dalamnya, dan mempertahankan gagasan-gagasan mulia Konfusius yang dianut masyarakat Tionghoa. Sekalipun demikian, perubahan-perubahan di bidang ekonomi dan upaya-upaya baru dalam penyelesaian permasalahan-permasalahan tertentu juga terjadi. Di antaranya adalah meningkatnya perniagaan dengan negara-negara Barat yang mendatangkan sejumlah besar perak bagi perekonomian Tiongkok sebagai ganti teh, [[porselen]], dan tekstil sutra. Keadaan ini memungkinkan tumbuhnya sebuah golongan saudagar baru, para [[komprador]]. Selain itu, dilakukan pula perbaikan-perbaikan pada [[Tanggul|tanggul-tanggul]], terusan-terusan, jalan-jalan, dan tatanan [[irigasi]] peninggalan wangsa-wangsa sebelumnya. Perbaikan-perbaikan ini, ditambahi penurunan pajak-pajak dan kerja bakti yang ditetapkan pemerintah, dimaksudkan untuk mengambil hati rakyat jelata. Akan tetapi, wangsa Qing gagal mengendalikan golongan tuan tanah yang semakin marak di mana-mana serta mulai mengeksploitasi rakyat jelata dan menyalahgunakan kewenangan mereka.
 
Jelang penghujung abad ke-18, permasalahan-permasalahan baik yang bersifat internal maupun eksternal mulai bermunculan dalam bidang politik, kemasyarakatan, dan ekonomi Tiongkok di bawah wangsa Qing. Sistem ujian yang digunakan untuk menentukan jabatan yang tepat bagi para cendekiawan di dalam struktur birokrasi semakin lama semakin diselewengkan; suap dan berbagai macam kecurangan dimanfaatkan para cendekiawan yang tidak berpengalaman dan yang tidak berkemampuan tinggi untuk memasuki birokrasi, sehingga akhirnya menimbulkan penelantaran terhadap rakyat jelata, militer, dan proyek-proyek prasarana umum yang disebutkan di atas. Kemiskinan dan penggarongan terus meningkat, khususnya di daerah-daerah pedesaan, dan migrasi besar-besaran dalam rangka mencari pekerjaan terjadi di seluruh Tiongkok. Pemerintah yang senantiasa bersikap konservatif menolak untuk melakukan perubahan-perubahan yang diperlukan guna menanggulangi permasalahan-permasalahan ini.
 
====Perang Candu====
{{utama|Perang Candu Pertama}}
Tiongkok menyaksikan sendiri betapa statusnya merosot diakibatkan oleh apa yang dianggapnya sebagai perniagaan parasitisme dengan orang-orang Barat. Mula-mula para saudagar Eropa merupakan pihak yang merugi karena orang-orang Tionghoa tidak terlalu menghiraukan barang-barang dagangan mereka, sementara kebutuhan orang-orang Eropa akan komoditas-komoditas Tiongkok seperti teh dan porselen malah bertambah-tambah. Untuk memperimbang perniagaan demi kepentingan mereka, para saudagar Inggris mulai menjual [[candu]] India kepada orang-orang Tionghoa. Perdagangan candu tidak saja berhasil menguras cadangan emas dan perak batangan yang disimpan orang-orang Tionghoa, tetapi juga berhasil menimbulkan ketergantungan akan candu yang merebak di kalangan [[Pejabat cendekiawan|birokrasi]] dan masyarakat luas. [[Kaisar Yongzheng Emperor]] mengeluarkan larangan atas candu semenjak 1729, tetapi hanya sedikit upaya yang dikerahkan untuk menerapkannya. Jelang awal abad ke-19, di bawah kepemimpinan kaisar baru, [[Kaisar Daoguang|Daoguang]], pemerintah mulai serius berupaya memberantas peredaran dan pemakaian candu dalam masyarakat Tionghoa. Yang memimpin gerakan pemerintah ini adalah para pejabat cendekiawan yang disegani orang, salah satunya adalah [[Komisioner Kekaisaran]] [[Lin Zexu]].
 
Setelah Lin [[Pemberantasan candu di Humen|menghancurkan lebih dari 20.000 peti candu]] pada musim panas 1839, orang-orang Eropa menuntut ganti rugi untuk apa yang mereka pandang sebagai campur tangan bangsa Tionghoa yang dilakukan tanpa dasar terhadap urusan-urusan mereka. Ketika tuntutan ganti rugi itu diabaikan, orang-orang Inggris pun mempermaklumkan perang di tahun yang sama, bermula dengan apa yang kelak dikenal sebagai [[Perang Candu Pertama]]. [[Kapal jung|Jung-jung]] Tiongkok yang sudah ketinggalan zaman bukanlah tandingan bagi kapal-kapal penembak Inggris yang canggih, sehingga tak lama kemudian daerah sepanjang [[Sungai Panjang|Sungai Yángzǐ]] pun diliputi suasana mencekam akibat ancaman pengeboman dan serangan dari orang-orang Inggris. Kaisar tidak punya pilihan selain minta damai, yang berakibat dijatuhkannya hukuman buang bagi Lin dan penandatanganan [[Perjanjian Nanking]] yang memberikan kewenangan kepada Inggris untuk menguasai [[Hong Kong]] serta membuka kesempatan untuk menjalin hubungan dagang dan diplomasi dengan negara-negara Eropa lainnya, termasuk Jerman, Perancis, dan Amerika Serikat.
 
==Sejarah kontemporer==