Masjid Luar Batang: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ir Nookieu (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 1:
{{see also|Habib Luar Batang}}
{{Infobox religious building
|image = COLLECTIE TROPENMUSEUM Moskee Luar Batang (Batavia) TMnr 60046455.jpg
Baris 7 ⟶ 8:
|website =
|architect =
|architecture_type = [[Masjid]]
|architecture_style =
|groundbreaking =
Baris 20 ⟶ 21:
}}
 
'''Masjid Luar Batang''' adalah sebuah [[masjid]] yang berada di daerah [[Pasar Ikan]], [[Jakarta Utara]]. Di masjid ini terdapat makam seorang [[ulama]] bernama [[Habib Husain bin Abu Bakar Alaydrus|Al Habib Husein bin Abubakar bin Abdillah Al 'Aydrus]] yang meninggal pada tanggal 24 Juni 1756. Nama masjid ini diberikan sesuai dengan julukan Habib Husein, yaitu [[Habib Luar Batang]]. Ia dijuluki demikian karena konon dahulu ketika Habib Husein meninggal dan hendak dikuburkan di sekitar [[Tanah Abang]], tiba-tiba jenazahnya sudah tidak ada di dalam "kurung batang". Hal tersebut berlangsung sampai tiga kali. Akhirnya para jama'ah kala itu bermufakat untuk memakamkan dia di tempatnya sekarang ini. Jadi maksudnya, keluar dari "kurung batang"<ref>[http://travel.kompas.com/read/2012/08/06/19042096/Mengintip.Sejarah.Masjid.Luar.Batang Mengintip Sejarah Masjid Luar Batang]</ref>. Masjid ini sering didatangi peziarah dari berbagai pelosok tanah air. Saat ini, kawasan Masjid Luar Batang sedang dalam proses pembenahan dan revitalisasi oleh Pemprov DKI Jakarta, namun ditentang oleh [[FPI]] & [[Yusril Ihza Mahendra]], seorang pakar hukum tata negara. Yusril juga berkilah bahwa tidak ada negara memiliki tanah, melainkan hanya menguasai. Pernyataan itu disampaikan untuk membela warga Luar Batang dan Bidara Cina dari penggusuran yang dilakukan oleh Pemprov DKI yang telah memenangkan gugatan di PTUN. Sontak, pengamat politik yang juga komisaris utama PT [[Adhi Karya]], [[Fadjroel Rachman]], menyindir Yusril soal tanah negara dengan mengajak warga Jakarta ramai-ramai duduki Monas karena Yusril menganggapnya bukan tanah negara. Akan tetapi sindiran tersebut dikomentari negatif oleh kolega Yusril di PBB, Teddy Gusnaidi. Teddy menganggap sindiran Fadjroel Rachman tersebut sebagai upaya penghidupan paham komunis baru di Indonesia (Sumber:Rofiq Media).
 
== Referensi ==