Sejarah Asia: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tidak ada ringkasan suntingan
Baris 13:
==Prasejarah==
{{Utama|Prasejarah Asia}}
Dalam sebuah laporan yang ditulis oleh arkeolog Rakesh Tewari perihal Lahuradewa, di [[India]], tercantum penanggalan atas dasar uji C14 baru yang berkisar antara 9000 sampai 8000 SM sehubungan dengan padi, yang menjadikan Lahuradewa sebagai situs Zaman Batu Muda terawal di seluruh Asia Selatan.<ref name="archae">{{cite web
|url=http://www.uparchaeology.org/archae.pdf
|title=Second preliminary report of the excavations at Lahuradewa district
Baris 65:
=====Wangsa Zhou=====
{{utama|Dinasti Zhou}}
Sejak 1029 SM, [[Dinasti Zhou|wangsa Zhou]] ({{zh|c=周朝|p=Zhōu Cháo|w=Chou Ch'ao}}), sudah bertahta di Tiongkok dan terus memerintah sampai pada 258 SM.{{sfn|Stearns|2011|page=43}} Wangsa Zhou telah memberlakukan suatu [[Feodalisme|sistem feodal]] dengan cara memberikanmemberi wewenang kepada kaum bangsawan masingdi tiap-masingtiap daerah asalnya dan mengandalkan kesetiaan mereka untuk mengendalikan wilayah kekuasaannya yang begitu luas.{{sfn|Stearns|2011|page=43}} SebagaiKebijakan hasilnyaini pemerintahanmengakibatkan pemerintah Tiongkok kala itu cenderung sangat tidak terpusat dan lemah, kerap kali hanya sedikit yang dapat diperbuat kaisar untuk menyelesaikan permasalahan-permasalahan bangsa. Sekalipun demikian, pemerintah mampu mempertahankan keberadaannya dengan menciptakan gagasan [[Tianming|Mandat Langit]], yang menetapkan seorangmengagung-agungkan kaisar sebagai pemimpin pilihan ilahi. Wangsa Zhou juga melarang [[kurban manusia]] yang berasal dari zaman-zaman sebelumnya dan mempersatukan [[bahasa Tionghoa]]. Pada akhirnya, pemerintah Zhou mendorong warganya untuk berpindah ke lembah [[Sungai Yangtze]], sehingga membentuk Kerajaan Tengah Tiongkok.
 
Tetapi menjelang 500 SM, stabilitas politiknya mulai merosot akibat berulang kali diterjang kaum pengembara{{sfn|Stearns|2011|page=43}} dan juga akibat pertikaian internal yang timbul dari perselisihan antar petinggi dan antar keluarga. Keadaan ini tertolong oleh banyaknya gerakan filsafat, dimulai dengan kehidupan [[Konfusius]]. Tulisan-tulisan filfasatnya (disebut [[Konfusianisme]]) mengenai hormat pada tetua dan negara kelak luas digunakan di masa kekuasaaan wangsa Han. Selain itu, konsep-konsep [[Taoisme]] dari [[Laozi]], termasuk di dalamnyakonsep [[yin dan yang]], serta jugakonsep dualitas dan keseimbangan asali alam dan jagad raya, menjadi populer pada zaman itu. Meskipun demikian, wangsa Zhou akhirnya tercerai-berai begitu para bangsawan daerah mulai meraup kekuasaan yang lebih besar dan perselisihan di antara mereka lambat-laun menggiring Tiongkok memasuki [[Periode Negara Perang|zaman negara-negara berperang]], mulai 402 sampai 201 SM.{{sfn|Stearns|2011|page=44}}
 
=====Wangsa Qin=====
{{main|Dinasti Qin}}
Salah satu pemimpin daerah akhirnya berjaya menempati posisi puncak, [[Qin Shi Huang]] ({{zh|c=始皇帝}}, ''Shǐ Huángdì''), yang menjatuhkan kaisar Zhou terakhir dan mendirikan wangsa Qin.{{sfn|Stearns|2011|page=43}} [[Dinasti Qin|Wangsa Qin]] (bahasa Tionghoa: 秦朝; pinyin: Qín Cháo) adalah wangsa pertama yang memerintah atas Kekaisaran Tiongkok, bertahan sejak 221 sampai 207 SM.{{sfn|Stearns|2011|page=42}} Kaisar baru ini menghapuskan sistem feodal dan secara langsung menunjuk sebuah birokrasi yang bergantung padanya demi kekuasaan. Pasukan-pasukan kekaisaran Huang membasmimemberantas setiap pembangkangan di daerah-daerah, dan memajukan Kekaisaran Tiongkok dengan berekspansi ke [[Laut Tiongkok Selatan]] dan kawasan utara [[Vietnam]]. Organisasi yang lebih besar menghasilkan sistem cukai yang seragam, sensus nasional, regulasi pembangunan jalan raya (dan lebar kereta), ukuran-ukuran standar, uang logam standar, serta bahasa lisan dan tulisan yang resmi.{{sfn|Stearns|2011|page=45}} Perbaikan-perbaikan selanjutnya mencakup pula proyek-proyek irigasi baru, peningkatan produksi [[sutra]],{{sfn|Stearns|2011|page=45}} dan (yang paling masyhur) dimulainya pendirian Tembok Besar Tiongkok—dirancang untuk menghalangi kaum pengembara yang terus-menerus datang merampok dan memaksakan kehendaknya padamenindas rakyat. Meskipun demikian, Shi Huang juga dikenal karena tindakan sewenang-wenangnya, memaksa rakyat membangun Tembok Besar, mengenakan cukai yang memberatkan, dan menghukum dengan kejam semua orang yang berani menentangnya. Ia menekan Konfusius dan mempromosikan paham [[Legalisme]] yang mengajarkan bahwa rakyat pada hakikatnya jahat sehingga diperlukan pemerintah yang kuat dan berkuasa untuk mengendalikan mereka. Legalisme dipekatkan dengan pandangan-pandangan logis yang realistis dan menolak kegemaran berbincang secara ilmiah sebagai perbuatan yang tidak berfaedah. SemuanyaSemua ini membuatmenjadikan Shi Huang sangat tidak populer di mata rakyat. Begitu Qin mulai melemah, berbagai golongan pun mulai bangkit bertarung memperebutkan kekuasaan atas Tiongkok.
 
=====Wangsa Han=====
{{main|Dinasti Han}}
[[Dinasti Han|Wangsa Han]] (bahasa Tionghoa: 汉朝 (aksara yang disederhanakan) atau 漢朝 (aksara tradisional); pinyin: Hàn Cháo; 206 SM – 220 Masehi) adalah wangsa penguasa kekaisaran Tiongkok yang kedua, didahului oleh wangsa Qin dan digantikan oleh Tiga Kerajaan (220–265 Masehi). Rentang masa kekuasaannya yang mencapai empat abad menjadikan zaman wangsa Han dipandang sebagai zaman keemasan dalam sejarah Tiongkok. Salah satu kaisar terbesar wangsa Han, [[Kaisar Wu dari Han|Kaisar Wu dari wangsa Han]], menegakkan perdamaian di seluruh Tiongkok, sebanding dengan [[Pax Romana]] di Mediterania seratus tahun kemudian.{{sfn|Stearns|2011|page=45}} Sampai sekarang, kelompok etnis mayoritas di Tiongkok menyebut dirinya "orang Han". Wangsa Han bermula ketika dua orang pria dari kalangan rakyat jelata berjaya bangkit melawan pengganti Shi Huang yakni peteranya yang jauh lebih lemah. Pemerintah Han yang baru mempertahankan sistem sentralisasi dan birokrasi warisan Qin, tetapi mengurangi banyak sekali penindasan yang dilakukan pemerintah sebelumnya. Pemerintah Han memperluas wilayah teritorial sampai ke [[Korea]], [[Vietnam]], dan [[Asia Tengah]], menjadikan Kekaisaran Tiongkok jauh lebih besar daripadadibanding dipada zaman Qin.
 
Melalui [[Jalur Sutra]], pemerintah Han menjalin kontak dengan Kekaisaran Persia di Timur Tengah dan dengan bangsa Romawi, sehingga dapat memperdagangkan banyak komoditas dengan mereka, terutama sutra. Banyak peradaban kuno mendapatkan pengaruh dari luar melalui [[Jalur Sutra]], yang menghubungkan Tiongkok, [[India]], Timur Tengah, dan Eropa. Kaisar-kaisar Han seperti Wu juga mempromosikan ajaran Konfusius sebagai "agama" bangsa (meskipun para teolog memperdebatkan, apakah konfusianisme dimaknai sebagai suatu agama ataukah filsafat). Rumah-rumah peribadatan yang dibaktikan bagi Konfusius didirikan dan filsafat Konfusius diajarkan kepada semua cendekiawan yang masuk ke birokrasi Tiongkok. Birokrasi dikembangkan lebih lanjut dengan memperkenalkan sebuah sistem ujian yang menyaring para cendekiawan berilmu tinggi. Kebanyakan para birokrat ini adalah warga kelas atas yang dididik di sekolah-sekolah khusus, tetapi kekuasaan mereka diimbangi pemeriksaan oleh warga kelas bawah yang dimasukkan ke dalam birokrasi berkat keterampilan mereka. Birokrasi Kekaisaran Tiongkok sangat efektif dan, sangat dihormati seluruh rakyat, dan bertahan lebih dari 2.000 tahun. Pemerintah Han yang sangat teratur danitu mengurusi mengendalikanbidang militer, kehakiman (yang mempergunakan sistem peradilan dan hukum-hukum yang tegas), produksi pertanian, perekonomian, dan kehidupan rakyat pada umumnya. Pemerintah juga mempromosikan filsafat intelektual, kajian ilmiah, dan pencatatan sejarah secara rinci.
 
Meskipun demikian, dengan segala stabilitas yang mengagumkan ini, kekuasaan pusat mulai kehilangan kendali menjelang peralihan ke [[Masehi|kurun Masehi]]. Seiring kemerosotan wangsa Han, banyak permasalahan datang bertubi-tubi menimpa dan menjadikannya tak berdaya sehingga Tiongkok terpuruk dalam kekacauan. Menjelang 100 Masehi, kegiatan filsafat melamban, dan korupsi dalam birokrasi tak terbendung lagi. Para tuan tanah di daerah mulai meangambilmengambil alih kendali tatkala para cendekiawan menelantarkan tugas-tugas mereka, akibatnya rakyat jelata harus menanggung beban cukai yang berat. Para penganutpengikut pahamajaran TaoismeTao mulai mendapat dukungan yang signifikan dan memprotes kemerosotan yang tengah berlangsung. Mereka mulai menyatakanmengaku-aku memilikimenguasai kekuatan-kekuatanilmu sihir dan berjanji akan menggunakannya untukdemi menyelamatkan Tiongkok; [[Pemberontakan Serban Kuning]] yang dikobarkan kaum Tao pada 184 (dipimpin para pemberontak yang mengenakan destar kuning) berakhir dengan kegagalan namun mampu melemahkan pemerintah. Serbuan bangsa Hun bersamaan dengan merebaknya wabah penyakit membunuh setengah dari keseluruhan populasi dan secara resmi mengakhiri kekuasaan wangsa Han pada 220. Zaman kekacauan yang mengikutinya teramat parah sampai-sampai berlangsung selama tiga abad. Selama itu pula tak satu pun pemimpin dan wangsa daerah yang mampu menegakkan ketertiban di Tiongkok. Zaman kekacauan beserta upaya-upaya penegakkan ketertiban ini secara umum dikenal sebagai zaman [[Enam dinasti|enam wangsa]]. Babak pertama dari zaman ini meliputi zaman [[Zaman Tiga Negara|tiga kerajaan]] yang dimulai pada 220 dan diisi oleh "wangsa-wangsa" lemah yang silih berganti berkuasa dalam jangka pendek sesudah tumbangnya pemerintah Han. Pada 265, [[Dinasti Jin (265-420)|wangsa Jin]] di Tiongkok mulai berkuasa dan tak lama kemudian pecah menjadi dua kekaisaran, yang satu menguasai wilayah barat laut Tiongkok, dan yang lain menguasai wilayah tenggara Tiongkok. Pada 420, penaklukan dan pengunduran diri kedua wangsa ini berujung pada zaman kekuasaan perdana [[Dinasti Selatan dan Utara|wangsa-wangsa selatan dan utara]]. Zaman kekuasaan wangsa-wangsa selatan dan utara terus berlangsung hingga akhirnya, menjelang 557, [[Dinasti Zhou Utara|wangsa Zhou Utara]] memerintah atas wilayah utara dan [[Dinasti Chen|wangsa Chen]] memerintah atas wilayah selatan.
 
==Sejarah pertengahan==
{{further|Sejarah pascakuno}}
Pada zaman ini, kekaisaran-kekaisaran [[dunia Timur]] terus-menerus berekspansi melalui perniagaan, perpindahan penduduk, dan penaklukkan wilayah-wilayah jiran. Serbuk mesiu dipergunakan secara luas seawal abad ke-11, dan alat cetak yang dapat dibongkar-pasang sudah dipergunakan lima ratus tahun sebelum Gutenberg menciptakan mesin cetaknya. Ajaran-ajaran Buddha, Tao, dan Konfusius adalah paham-paham filsafat yang dominan di Timur Jauh pada zaman pertengahan. Marco Polo bukanlah orang barat pertama yang berkunjung ke timur lalu pulang membawa kisah-kisah menakjubkan tentang peradaban lain, tetapi catatan kisah-kisahnya yang diterbitkan pada penghujung abad ke-13 dan permulaan abad ke-114 adalah yang pertama dibaca ramaikhalayak orangramai di seluruh Eropa.
 
===Timur Tengah Islam===
{{See also|Budaya Islam|Ilmu pengetahuan di dunia Islam pada Zaman Pertengahan}}
[[Kekhalifahan]] Islam dan negara-[[negara Islam]] lainnya mengambil alih kekuasaan atas Timur Tengah, [[Kaukasus]], dan Asia Tengah selama [[penaklukan Islam|penaklukan kaum Muslim]] di abad ke-7, dan di kemudian hari berekspansi ke [[Subbenua India|Anak Benua India]] dan [[Kepulauan Melayu]].
 
Di awal Zaman Pertengahan pada 500, Timur Tengah terdiri atas negara-negara kecil yang lemah; dua negara yang paling terkemuka adalah [[Kekaisaran Sasaniyah|Kekaisaran Sasania]] di Persia (sekarang Iran), dan Kekaisaran Bizantium di Turki. Di semenanjung Arabia (sekarang [[Arab Saudi]]), suku-suku pengembara [[Suku Badui (Arab)|Badawi]] mendominasi wilayah padang pasir, tempat mereka menyembah berhala-berhala dan hidup dalam puak-puak kecil yang saling berkerabat.{{sfn|Stearns|2011|page=138}} Urbanisasi dan pertanian sangat terbatas, kecuali di beberapa daerah dekat pesisir pantai. [[Mekah]] dan [[Madinah]] adalah dua di antara kota-kota yang menjadi pangkalan-pangkalan dagang di antara [[Afrika]] dan [[Eurasia]]. Perdagangan menjadi urat nadi kehidupan kota, sehingga sebagian besar warganya adalah para saudagar.
 
====Kekaisaran Islam perdana====
{{main|Kekhalifahan Umayyah}}
[[File:Muhammad 11.jpg|thumb|left|190px|Muhammad digambarkan berada dalam sebuah mesjid tanpa memperlihatkan satu pun anggota tubuhnya.]]
Sejak 613 sampai pada 630, [[Muhammad]] menyebarkan agama Islam di gurun Arabia, berpuncak pada kemenangannya di [[Mekah]]. Ia kemudian mempersatukan suku-suku Arab menjadi sebuah Kekaisaran Islam yang dikepalai oleh seorang pemimpin agama dan politik, [[khalifah]]. Gabungan suku-suku Arab ini kelak maju menaklukkan Kekaisaran Sasania serta wilayah-wilayah yang kini disebut [[Suriah]], [[Palestina]], [[Mesir]], dan [[Libya]].{{sfn|Stearns|2011|page=148=149}} Sebuah bala pasukan laut Arab dibentuk dan tak lama kemudian menguasai Mediterania, membuat Kekaisaran Bizantium tidak berdaya dalam kepungannya sampai berabad-abad kemudian.{{sfn|Stearns|2011|page=148-149}} Permasalahan-permasalahan seputar penentuan para khalifah pengganti Muhammad berakibat meletusnya [[Perang Riddah]] dan pada akhirnya mengakibatkan perpecahan [[Sunni]]-[[Syi'ah]], dua golongan umat Islam yang saling bertentangan; kaum Sunni pada akhirnya menjadi golongan yang dominan dan mendirikan [[Kekhalifahan Umayyah]].{{sfn|Stearns|2011|page=148-149}}
 
==Sejarah kontemporer==
{{further|Sejarah kontemporer}}
KekuatanBangsa-kekuatanbangsa Eropa menjajah berbagai wilayah Asia menjelang awal abad ke-20, misalnya [[Kemaharajaan Britania|Hindia Inggris]], [[Indochina Perancis|Indocina Perancis]], [[Hindia Timur Spanyol]], serta [[Makau]] dan [[Goa]] Portugis. [[Permainan Besar]] antara Rusia dan Inggris adalah perebutan kekuasaan di wilayah Asia Tengah pada abad ke-19. [[Jalur kereta api Trans-Siberia]], lintas Asia dengan kereta api, rampung menjelang 1916. Beberapa wilayah Asia tetap merdeka dari kendali Eropa, meskipun tidak lepas dari pengaruhnya, misalnya [[Persia]], [[Thailand]], dan sebagian besar Tiongkok. Pada abad ke-20, [[Kekaisaran Jepang]] berekspansi ke Tiongkok dan Asia Tenggara dalam [[Perang Dunia II]]. Seusai perang, banyak negara Asia merdeka dari penjajahan negarabangsa-negarabangsa Eropa. Selama [[Perang Dingin]], bagian utara Asia yang dikendalikanberpaham komunis berpihak pada [[Uni Soviet]] dan Republik Rakyat Tiongkok, sementara sekutu-sekutu barat membentuk pakta-pakta seperti [[CENTO]] dan [[Pakta Pertahanan Asia Tenggara|SEATO]]. Konflik-konflik seperti [[Perang Korea]], [[Perang Vietnam]], dan [[Perang Soviet-Afganistan|Invasi Soviet atas Afganistan]] adalah pertempuran-pertempuran komunis lawan anti komunis. Dalam beberapa dasawarsa usai Perang Dunia II, sebuah program restrukturisasi besar-besaran berhasil memajukan Jepang menjadi raksasa ekonomi nomor dua di dunia, suatu fenomena yang dikenal sebagai [[Keajaiban ekonomi Jepang setelah Perang Dunia II|mukjizat ekonomi pascaperang Jepang]]. [[Konflik Arab-Israel]] mendominasi sejarah moderen Timur Tengah. Seusai tumbangnya [[Uni Soviet]] pada 1991, tumbuh banyak negara merdeka baru di Asia Tengah.
 
===Tiongkok===
{{main|Sejarah Republik Tiongkok|Sejarah Republik Rakyat Tiongkok}}
Jelang [[Perang Dunia II]], pecah perang saudara di Tiongkok antara Partai Komunis pimpinan [[Mao Zedong]] melawan Partai Nasionalis pimpinan [[Chiang Kai-shek]]; kaum nasionalis tampak memimpin. Meskipun demikian, tatkala [[Perang Tiongkok-Jepang Kedua|Jepang menginvasi]] pada 1937, kedua belah pihak terpaksa menyepakatisepakat sebuahmengadakan gencatan senjata sementara dalam rangka mempertahankan Tiongkok. Kaum nasionalis mengalami banyak kekalahan dalam pertempuran yang mengakibatkan mereka kehilangan wilayah teritorial, dan oleh karena itu juga kehilangan rasa hormat dari rakyat Tiongkok. Berbeda dari kaum nasionalis, Kaumkaum komunis menggunakan taktik perang gerilya (di bawah pimpinan [[Lin Biao]]) yang terbukti efektif melawan metode-metode perang konvensional yang digunakan Jepang sehingga menempatkan Partai Komunis di posisi puncak menjelang 1945. Mereka juga mendapatkan popularitas dari upaya-upaya perbaikan yang sudah diterapkan di wilayah-wilayah yang mereka kuasai, seperti distribusi ulang tanah, reformasi pendidikan, dan karya pemeliharaan kesehatan sampai ke pelosok-pelosok daerah. Selama empatEmpat tahun berikutnya, kaumdigunakan nasionalisuntuk dapat dipukulmemukul mundur kaum nasionalis ke pulau kecil di sebelah timur Tiongkok, yang dineladikenal sebagaidengan nama [[Taiwan]] (sebelumnya dikenal sebagaidengan nama Formosa), tempat mereka sekarang menetap. Di daratan Tiongkok, Partai Komunis mendirikan [[Republik Rakyat Tiongkok]] dibentuk oleh Partai Komunis, dengan [[Mao Zedong]] sebagai [[Presiden Republik Rakyat Tiongkok|kepala negara]].
 
Pemerintah komunis di Tiongkok ditentukanterbentuk olehdari para [[partai pelindung|kader partai]]. Pejabat-pejabat garis keras ini mengendalikan [[Tentara Pembebasan Rakyat]]., dan Tentara Pembebasan Rakyat itu sendiri mengendalikan sejumlah besar birokrasi. Sistem ini selanjutnya dikendalikan oleh [[Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok|Komite Sentral]], yang selain itu juga mendukung kepala negara sebagai kepala pemerintahan. Kebijakan-kebijakan luar negeri Republik Rakyat Tiongkok mencakup menekan upaya-upaya pemisahan diri di Mongolia dan Tibet, mendukung [[Korea Utara]] dalam [[Perang Korea]], dan mendukung [[Vietnam Utara]] dalam [[Perang Vietnam]]. Selain itu, menjelang 1960 Tiongkok mulai memutus hubungan-hubungan dengan Uni Soviet karena masalah perbatasan dan semakin besarnyameningkatnya rasa superioritas Tiongkok, khususnya perasaanterkait sentimen pribadi Mao terhadap pemimpin Rusia, [[Nikita Khrushchev]].
 
Kini Tiongkok, India, Korea Selatan, Jepang, dan [[Rusia]] memainkan peranan penting dalam perekonomian dan perpolitikan dunia. Tiongkok sekarang ini adalah raksasanegara ekonomidengan nomorperekononomian duaterbesar kedua di dunia, sekaligus negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat kedua di dunia. Perekonomian India berada padamenempati peringkat terbesar ke-7 di dunia berdasarkan [[Produk domestik bruto|PDB]] nominal, menempatidan peringkat terbesar ke-3 di dunia berdasarkan paritas daya beli, danserta merupakan negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia.
 
==Lihat pula==