Balai Kota DKI Jakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Robot: Perubahan kosmetika
Menolak 2 perubahan teks terakhir (oleh M.Satria Wirayudha dan AABot) dan mengembalikan revisi 10335304 oleh M.Satria Wirayudha
Baris 13:
 
=== Masa Pendudukan Belanda ===
Sebelum menempati gedung Balai Kota Medan Merdeka Selatan, pusat pemerintahan kota Jakarta mengalami beberapa kali perpindahan tempat. Ketika ''Stad Batavia'' dibentuk pada tanggaltahun [[41905, Maret]] [[1621]] hinggadan kemudian berubah menjadi ''Gemeente Batavia'' pada tanggal [[1 April]] [[1905]], kantor pemerintahannya bertempat di [[Museum Fatahillah|De Oude Stadhuis]], yakni bangunan kuno abad ke-18 di Stadhuisplein ( Sekarang Taman Fatahillah dan dikenal sebagai Museum Sejarah Jakarta). Akibat perkembangan kota Batavia yang mengarah ke selatan dan berpusat di [[Weltevreden]], kantor Gemeente Batavia menjadi sangat jauh dari pusat kota.<ref name=Jakarta>[http://www.jakarta.go.id/v2/news/1990/01/gedung-balaikota#.ViIINH4rLGI. Gedung Balai Kota]</ref>na

Oleh karena itu, banyak kantor pemerintahan yang akhirnya pindah ke Weltevreden. Kantor Balai Kota pun demikian. Yang pada awalnya terletak di [[Kota Tua Jakarta|Oud Batavia]] kemudian pindah ke Tanah Abang West (sekarang jalan Abdul Muis no.35, Jakarta Pusat) pada tahun 1913. Kemudian tahun 1919 pindah lagi ke Koningsplein Zuid (Sekarang Jl. Medan Merdeka Selatan No. 8-9, Jakarta Pusat).<ref name="Jakarta">[http://www.jakarta.go.id/v2/news/1990/01/gedung-balaikota#.ViIINH4rLGI. Gedung Balai Kota]</ref> Adapun bangunan No. 8 dipergunakan sebagai kantor dan tempat kediaman Residen Jawa Barat, sedangkan bangunan No. 9 dipergunakan untuk Gemeentehuis Batavia dan rumah kediaman Burgemeester. Lalu kemudian bangunan no. 9 menjadi kantor Balai Kota sepenuhnya setelah rumah kediaman Burgemeester dibuatkan di samping [[Taman Suropati|Bisschopplein]] (sekarang Jl. Suropati No. 7, Jakarta Pusat). Pada tanggal 1 Oktober 1926, Gemeentehuis Batavia diganti menjadi '''''Stad Gemeentehuis Batavia''''' sampai masa pemerintahan Jepang.<ref name="Kota">[http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/63/jakarta-balai-kota. Balai Kota Jakarta]</ref>
 
=== Masa Pendudukan Jepang sampai Pergolakan Revolusi Indonesia ===
Baris 31 ⟶ 33:
Selanjutnya, pada 1969, kompleks Balai Kota mengalami pengembangan kawasan. Pemerintah DCI Djakarta membangun Gedung Blok C (Balai Agung) untuk ruang sidang DPRDGR. Sedangkan untuk ruang sekretariat DPRD dan ruang kerja Sekretariat Daerah dibangun gedung blok F sebanyak empat lantai.<ref name=Kota>[http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/63/jakarta-balai-kota. Balai Kota Jakarta]</ref>
 
Pada 1972, nama Pemerintah DCI Djakarta diubah menjadi Pemerintah '''''Daerah Khusus Ibu Kota (DKI) Jakarta''''' karena pemberlakukan ejaan yang disempurnakan (EYD). Pada tahun yang sama, pemerintah DKI membongkar gedung di Jalan Medan Merdeka Selatan Nomor 9 dan membangunnya menjadi sebuah gedung baru berlantai 24 yang kini ditempati oleh para pejabat tinggi di DKI dan dikenal dengan Gedung Blok G.
Pembangunan gedung tersebut dimaksudkan sebagai proyek percontohan bagi pembangunan gedung-gedung tinggi lainnya di Jakarta. Tak hanya itu, pembangunan Gedung Blok G juga digunakan sebagai acuan untuk menyusun peraturan mengenai pembangunan gedung-gedung berlantai di DKI.<ref name=Kota>[http://www.jakarta.go.id/web/encyclopedia/detail/63/jakarta-balai-kota. Balai Kota Jakarta]</ref>