Yakub (tokoh Al-Qur'an): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
Baris 16:
|disappeared_status =
|death_date =
|death_place =
|death_cause =
|resting_place = [[Masjid Ibrahim]]<br>[[Hebron]], [[Tepi Barat]]
|resting_place_coordinates =
|religion =
|years_active =
Baris 41:
'''Ya'qub''' ({{lang-he-n|יַעֲקֹב}} ''{{transl|he|Yaʿaqob}}'', {{lang-ar|يعقوب}} ''{{IPA|Yaʿqūb}}'') adalah seorang [[nabi]] yang merupakan putra [[Ishaq]] bin [[Ibrahim]]. Ya'qub memiliki seorang saudara kembar bernama [[Esau|Ishau]]. Ya'qub, yang kemudian dinamai '''Israel''' ({{lang-he-n|יִשְׂרָאֵל}} ''{{transl|he|Yiśrāʾēl}}'', [[bahasa Arab]]: اسرائيل {{IPA|''Isrāʾīl''}}), merupakan figur yang dikenal sebagai leluhur "[[Bani Israil|kedua belas suku]]."
Nama Ya'qub disebut sebanyak [[Daftar makhluk dan benda yang disebut namanya dalam Al-Qur'an|16 kali
== Kelahiran ==
Ya'qub dan Ishau dilahirkan oleh istri Ishaq yang bernama [[Ribka|Ribkah]], sewaktu Ishaq berusia 60 tahun.<ref name=louis>Louis Ginzberg, ed. (1909–1938). ''[https://archive.org/details/legendsofjews01ginz
== Ya'qub dan Ishau ==
Pada mulanya kedua cucu Ibrahim ini memiliki kesamaan satu sama lain, keduanya belajar ilmu kepada sang kakek di masa tuanya. Ishau mengagumi sang kakek karena harta kekayaan berlimpah beserta kedudukan duniawi terhormat yang disegani oleh banyak orang; sementara itu Ya'qub memuji Allah yang menganugerahkan banyak karunia untuk sang kakek sehingga ia berdoa kiranya Allah berbuat hal yang sama untuk dirinya. Seiring waktu berlalu, Ya'qub menjadi semakin tekun beribadah kepada Allah, sesuai yang diajarkan oleh Ibrahim. Di sisi lain, Ishau beranggapan bahwa untuk mengikuti kesuksesan sang kakek, ia harus meninggalkan rumah leluhurnya lalu berangkat mengembara seorang diri namun tetap berbakti terhadap orang tua sebagaimana perjalanan Ibrahim ketika meninggalkan negeri Haran. Akan tetapi Ishau memiliki tujuan berbeda, Ibrahim meninggalkan tanah leluhur untuk melaksanakan perintah Allah, sedangkan Ishau berniat mendapat banyak harta benda serta kemewahan duniawi.<ref
Ketika mendengar bahwa sang kakek merupakan manusia yang ditakdirkan menjumpai maut, Ishau merasa heran serta tidak percaya bahwa orang sehebat Ibrahim harus menghadapi maut yang kemudian meninggalkan segala pencapaian di dunia. Ishau memutuskan pergi untuk melupakan kepedihan ini. Ishau, yang membanggakan diri sebagai keturunan Ibrahim, bertekad membalas kepada [[Namrudz]] yakni orang yang pernah ingin membunuh sang kakek. Ishau pergi berbekal pedang sambil mencari tempat dimana Namrudz berada. Ketika mendapati Namrudz sedang berburu di padang rumput, Ishau seketika menikam tubuh Namrudz dari belakang kemudian Namrudz membalas hantaman keras ke tubuh Ishau. Namrudz terkejut melihat Ishau, yang mengingatkan dirinya tentang Ibrahim. Kemudian Ishau mengutuk Namrudz, juga Ishau menyatakan ia sedang membalaskan atas hal yang pernah diperbuat terhadap sang kakek. Meski mendapat serangan keras di tubuhnya, Ishau berhasil membunuh Namrudz,<ref>''[http://www.succatyeshua.nl/upload/files/The%20book%20of%20Jasher.pdf Sefer Hayashar]'' (Samuel, Moses; ''Book of Jasher Referred to in Joshua and Second Samuel'' 1840) </ref> kemudian Ishau melarikan diri terhadap bala tentara Namrudz yang datang dan mengejar dirinya.
Baris 55:
Ketika Ishau pulang dari pertarungan melawan Namrudz, ia merasa sekarat serta kelelahan, kemudian ia menjumpai Ya'qub sedang memasak sup kacang merah untuk para tamu yang berkabung atas Ibrahim yang telah meninggal dunia. Ishau yang kelaparan mendesak seraya berteriak meminta makanan kepada Ya'qub. Oleh sebab Ishau tidak percaya adanya kebangkitan orang mati, ia takut akan segera mati,<ref>Surah Al-Baqarah : 212-213, Al-Baqarah : 200, Ali-Imran : 145, Asy-Syura : 20, Yunus : 7, Al-Ankabut : 64</ref> sehingga ia menyatakan bersedia memberikan apapun untuk nyawanya.
Sewaktu Ya'qub memperingatkan kepada Ishau tentang adanya kehidupan Akhirat sesudah mati, Ishau justru secara zalim mengingkari bahwa kelak Allah membangkitkan orang-orang mati,
Ya'qub bersedia memberi makanan setelah Ishau bersumpah menjual hak anak sulung sebagai ganti makanan tersebut, agar sumpah ini menjadi bukti jaminan kepada dirinya; lalu Ishau seketika menyetujui persyaratan ini akibat belum memahami keistimewaan hak anak sulung. Setelah menghabiskan makanan ini, Ishau merasa terlahir kembali seraya bersuka cita, sejak saat ini pula Ishau menamakan diri sebagai Edom, istilah yang bermakna si [[merah]] sesuai dengan warna makanan yang ia makan.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 24:6</ref>
== Pewaris Ishaq ==
Setelah memiliki hak anak sulung dari Ishau, Ya'qub secara sah memperoleh keistimewaan sebagai anak sulung Ishaq. Sementara itu, nama Ishau semakin dikenal di antara penduduk Kana'an atas keberaniannya mengalahkan Namrudz seorang diri. Makam Ibrahim sering dikunjungi oleh Ishau lantaran ia menyesal tidak turut dalam perkabungan. Makam tersebut terletak di wilayah suku Hiti, yakni salah satu suku bangsa keturunan Kana'an. Sewaktu suku Hiti mendapati keberadaan Ishau di sekitar mereka, mereka hendak menikahkan putri-putri mereka kepada Ishau yang merupakan seorang cucu Ibrahim, agar Ishau menjadi sekutu bagi suku Kana'an tersebut dalam perang. Perkawinan ini menimbulkan kekecewaan mendalam bagi kedua orang tua Ishau. Melalui perkawinan ini, Ishau telah melanggar amanat dari Ibrahim yang pernah berwasiat agar keturunannya tidak kawin dengan orang dari keturunan Kana'an. Sepeninggal Ibrahim, Ya'qub berpindah ke rumah nabi [[Sam]], putra [[Nabi Nuh|nabi Nuh]], untuk memperdalam ilmu agama maupun ibadah kepada Allah.<ref
Ishaq sering meratap ketika melihat putra kesayangannya turut dalam kebiasaan bangsa Kana'an yang meninggalkan kewajiban ibadah, bahkan melanggar pengajaran Ibrahim untuk selalu berpegang kepada perintah maupun bimbingan Allah. Diliputi kepedihan hati, Ishaq ditimpa penyakit berat disertai penglihatan mata yang memburuk. Menganggap bahwa penyakit ini merupakan pertanda kematian, Ishaq berniat untuk mewariskan berkat anugerah untuk putra sulungnya, Ishau, sebelum maut menjemput.<ref>Surah Al-Baqarah: 180-182</ref> Namun Ishaq belum mengetahui bahwa hak kesulungan pada Ishau telah beralih ke Ya'qub. Ishaq meminta putra sulungnya, Ishau, agar membuat hidangan daging untuk sang ayah sebelum melakukan pemberkatan. Sekalipun Ishaq menyebut Ishau sebagai putra sulung; akan tetapi Allah lebih berkenan terhadap kesalehan Ya'qub,<ref>Surah An-Nahl : 41-42, An-Nisa : 122-126, Fussilat : 30-31</ref> sehingga Allah mengutus sesosok malaikat agar membantu Ya'qub memperoleh hak sebagai pewaris berkat Ibrahim. Walau Ishaq tidak dapat mengenali putra sulungnya sewaktu Ya'qub menyerahkan hidangan daging kepada sang ayah; kehadiran malaikat Allah meyakinkan Ishaq agar memberkati Ya'qub. Selain itu, Ribkah juga turut memberkati Ya'qub, putra kesayangannya.<ref
Tatkala Ishau datang menemui sang ayah untuk menerima anugerah waris, Ishaq merasa bersalah bahwa ia telah memberkati orang yang bukan putra sulungnya, Ishau. Akan tetapi Ishaq berubah pikiran sewaktu Ishau menyatakan bahwa ia telah menjual hak anak sulung kepada Ya'qub, dengan demikian Ishaq menyadari bahwa Allah turut mengatur takdir yang sedang terjadi. Sebagaimana Allah berjanji mengaruniakan berkat ganda berupa karunia di dunia maupun Akhirat untuk Ibrahim, maka Ishaq memperoleh berkat tersebut sebagai pewaris utama atau "putra sulung" Ibrahim, yang kemudian berkat tersebut diwariskan kepada Ya'qub yakni "putra sulung" Ishaq. Ishau merasa sangat menyesal telah menjual hak kesulungan yang membuatnya seakan kehilangan harapan untuk mewarisi harta kekayaan ayahnya.<ref>Surah Al-Baqarah : 268</ref> Mendapati Ishau berupaya keras seraya sujud menyembah bahkan mengemis kepada sang ayah tentang bagian berkat warisan, pada akhirnya Allah berbelas kasihan serta memberi sebagian berkat bagi putra Ishaq ini.
Walaupun dirinya sendiri yang telah menjual hak kesulungannya,<ref>Surah Al-Kahfi : 54-59</ref> Ishau sangat meratapi bagian warisan yang menurutnya dirampas oleh Ya'qub. Ishau berniat untuk membunuhnya ketika sang ayah telah wafat. Sewaktu mendengar ucapan serapah ini, Ribkah menasehati Ya'qub agar berpindah sementara waktu di rumah pamannya yakni [[Laban]], di negeri [[Harran|Haran]]. Walaupun sebelumnya Ya'qub menyatakan berani untuk melawan Ishau,<ref>''[http://wesley.nnu.edu/index.php?id=2127 Sefer Yūḇāl]'' 27:4</ref> namun ia lebih memilih menuruti saran sang ibu supaya menikahi seorang anak perempuan Laban, agar Ya'qub terhindar dari pernikahan dengan keturunan Kana'an. Kemudian Ishaq dan Ribkah melepas keberangkatan Ya'qub dengan mengakui bahwa Allah telah menyertai Ya'qub, serta menegaskan haknya sebagai anak sulung yang secara sah mendapat warisan berkat istimewa dari Ibrahim. Ishaq juga secara khusus berpesan kepada Ya'qub agar tidak mengawini perempuan keturunan Kana'an melainkan mengawini seorang perempuan yang masih memiliki hubungan kerabat dengan keluarga Ibrahim. Tatkala mendengar kabar bahwa ayahnya tidak berkenan terhadap wanita-wanita Kana'an, Ishau memutuskan pergi ke rumah pamannya, yakni [[Ismail]] bin Ibrahim, supaya mengawini seorang anak perempuan Ismail. Ishau tidak berniat pergi ke Haran, sebab ia mengetahui bahwa Ibrahim pernah melarang Ishaq agar tidak pergi ke Haran.
Baris 73:
Sewaktu gerombolan ini menyusul Ya'qub, mereka menyampaikan pesan bahwa Ishaq memerintahkan Ya'qub agar menyerahkan kembali muatan perbekalan kepada Ishau melalui mereka, supaya Ishau tidak mendengki ataupun supaya Ishau tidak berangkat mengejar Ya'qub ke negeri Haran. Di sisi lain, Ya'qub bersyukur telah menerima berkat anugerah Allah yang disampaikan melalui orang tuanya; yang cukup menjadi bekal jaminan hidup di dunia serta di Akhirat.<ref>Surah Qasas: 60-61, Yunus: 58, Az-Zukhruf: 32</ref><ref>Surah Al-Baqarah: 130, Al-Ankabut: 27</ref> Ya'qub menyerahkan seluruh harta perbekalan ini kepada para budak Ishaq untuk kemudian diserahkan kepada Ishau sehingga Ya'qub harus berjalan tanpa mengangkut bekal apapun ketika sampai di rumah pamannya selain Perlindungan Allah yang selalu menyertai Ya'qub dimanapun ia berada, supaya kelak ia pulang dalam keadaan selamat di negeri ayahnya.
Di tengah-tengah perjalanan ini, Ya'qub mendapat sebuah mimpi nubuat yang bermakna Allah berjanji bahwa keturunan Ya'qub akan berjumlah sangat banyak memenuhi bumi apabila ia tetap setia melaksanakan perintah-perintah Allah. Selain itu, Ya'qub memperoleh nubuat bahwa ia akan memberkati dua belas putranya sehingga kelak Ya'qub akan disebut sebagai leluhur kedua belas suku.<ref
== Kehidupan di negeri Haran ==
Tatkala tiba di negeri Haran, Ya'qub melihat [[Rahel|Rahil]], anak perempuan pamannya, yang seketika membuat Ya'qub terpikat dan ingin menjadikan perempuan ini sebagai istri. Laban, paman Ya'qub, memberi syarat bahwa Ya'qub harus terlebih dahulu bekerja selama tujuh tahun demi mendapat Rahil. Ketika negeri Haran mendapat kelimpahan berkat karena kehadiran Ya'qub yang diberkati Allah, maka Laban mengadakan berbagai tipu muslihat untuk menghalangi Ya'qub pulang ke rumah ayahnya.
Bertahun-tahun kemudian, Ya'qub memiliki kekayaan yang berlimpah di negeri Haran karena senantiasa berpegang kepada perintah-perintah Allah dimanapun ia berada serta ia tidak mengikuti kebiasaan penduduk yang ada di sekitarnya. Selama hidup di negeri ini pula, Ya'qub mendapat dua belas anak dari keempat istrinya. Kesebelas putra Ya'qub adalah Rubin, Simeon, Lawwy, Yahudah, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Zebulaon, Yisakhar, dan [[Yusuf]]; sementara seorang putrinya bernama Dinah.<ref
== Kepulangan dari negeri Haran ==
Dalam perjalanan pulang, Ya'qub harus menghadapi sesosok malaikat setelah membawa segala kepunyaannya menyeberangi sebuah sungai. Atas izin Allah, Ya'qub berhasil menang melawan malaikat tersebut meski sendi pangkal pahanya mendapat hantaman. Tatkala mendapati hal ini, putra-putra Ya'qub merasa menyesal tidak turut membantu sang ayah; yang kemudian putra-putra Ya'qub menahan diri untuk memakan segala jenis daging yang menutupi pangkal paha sebagai bentuk peringatan atas kejadian ini.<ref>Surah Ali Imran: 93</ref> Ketika mendapat kabar bahwa ia akan berhadapan dengan Ishau serta gerombolannya; Ya'qub memikirkan keselamatan segala kepunyaannya namun Ya'qub tetap bersabar menaruh kepercayaan kepada janji Allah, juga Ya'qub berdoa secara bersungguh-sungguh kepada Allah agar dapat memenuhi ikrar perjanjian apabila Allah memperkenan dirinya pulang dalam keadaan selamat di negeri ayahnya. Kemudian Ya'qub mendapati Ishau beserta gerombolannya merasa ketakutan terhadap kehadiran Ya'qub, oleh sebab Allah yang menyertai dan membela keluarga Ya'qub, maka Allah telah mengutus ribuan bala tentara malaikat yang membela keluarga Ya'qub yang beriman,<ref>Surah As-Saffat: 171-173, Al-Anfal : 29-30, Az-Zumar : 25-26, Fussilat : 30-31</ref><ref>Surah Al-Ahzab : 9-12, Muhammad: 1-2, Al-Anfal: 59-60, Al-Hajj: 38-41, Ali-Imran: 160, Al-Fath: 4-7, Al-Anfal: 12-14, Surah Ar-Rum : 58-60, Al-Muddatsir : 31</ref> sehingga ribuan bala tentara malaikat ini telah menangkap seraya mengancam akan membunuh seluruh kepunyaan Ishau apabila berani berbuat jahat terhadap Ya'qub maupun segala kepunyaannya. Kemudian Ya'qub dan Ishau saling berdamai.
Ya'qub mendirikan kemah di tengah-tengah suku keturunan Kana'an sewaktu tiba di negeri ayahnya. Ia lupa
Hal ini menimbulkan kebencian dan kemurkaan besar pada kedua saudara Dinah, yakni Simeon dan Lawwy. Simeon menganggap kejadian ini sebagai penistaan terhadap nama baik keturunan Ya'qub. Sementara itu, Allah mengutus Lawwy menjadi Rasul yang diperbekali sebilah pedang
Tatkala Simeon telah dipenuhi dendam, ia berniat membantai seluruh laki-laki suku Kana'an yang memandang rendah keturunan Ya'qub, akibat kaum itu telah membiarkan dan mengizinkan adanya perzinahan terjadi di tengah-tengah mereka. Lawwy berniat menumpas seluruh laki-laki suku Kana'an sebagai Hukuman Murka Allah, maupun sebagai peringatan supaya tidak ada dari keturunan Ya'qub yang terbujuk mengawini keturunan Kana'an yang terlaknat, dengan harapan kelak tiada kaum keturunan ayahnya yang turut mendapat kesengsaraan dengan bangsa keturunan Kana'an; yakni bangsa yang membiarkan perbuatan dosa terjadi di tengah-tengah mereka akibat mengabaikan perintah-perintah Allah. Simeon dan Lawwy bersumpah kepada Allah untuk membalas perbuatan keji ini.<ref>''[http://www.succatyeshua.nl/upload/files/The%20book%20of%20Jasher.pdf Sefer Hayashar]'' 34:23 </ref> Maka mereka berangkat sambil membawa pedang lalu tanpa belas kasihan membunuh suku keturunan Kana'an di wilayah tersebut, oleh karena suku ini telah melakukan perkara keji menyembah berhala serta tidak menentang dosa pencemaran terhadap adik mereka, bahkan suku ini mengizinkan perkara zinah yang dibenci Allah.<ref>Surah An-Nur : 3, Muhammad : 7-15, At-Taubah : 71-72, Al-Isra : 32</ref> Lawwy membunuh [[Sikhem|Sikhim]] yakni pangeran dari suku keturunan Kana'an, sementara Simeon membunuh Hamor,<ref>[http://www.earlychristianwritings.com/text/patriarchs-charles.html THE TESTAMENTS OF THE TWELVE PATRIARCHS]</ref> raja suku tersebut. Seluruh anak lelaki hingga seluruh pria di suku tersebut mati dibantai Simeon dan Lawwy;<ref>''Sefer Yūḇāl'' 30: 4</ref> kemudian keduanya menyelamatkan Dinah dari wilayah suku pezinah ini.<ref>''Sefer Yūḇāl'' 30: 24</ref>
Sewaktu Simeon dan Lawwy pulang, Ya'qub memarahi kedua putranya yang telah bertindak gegabah tanpa terlebih dahulu meminta pertimbangan dari sang ayah, lantaran suku tersebut telah melakukan perjanjian ritual sunat. Walau demikian, Simeon membela diri bahwa keduanya tidak bisa membiarkan perlakuan keji suku Kana'an yang mempersamakan adik mereka sebagai pezinah;<ref>Surah An-Nur : 23-26 </ref> juga sebagai peringatan bagi siapapun yang nekat menimpakan kejahatan terhadap keluarga Israel, maka orang itu dan siapapun yang menyetujui kejahatan tersebut akan menghadapi Kemurkaan Allah melalui tangan keduanya,<ref>Testament of Levi 6:8-7:3</ref><ref>Surah At-Taubah : 14, Al-Baqarah : 253, An-Nisa : 91, Al-Anfal : 17-18, Ar-Rum: 5, Al-Ahzab : 22-27, Al-Mu'minun : 51, An-Nisa : 76, An-Nisa : 135, Al-Anfal : 73</ref><ref>Surah Al-Buruj : 10-11, Al-Mujadilah : 22</ref> Sementara itu Lawwy memperingatkan sang ayah tentang Perjanjian Allah terhadap suku Kana'an, walau ia juga merasa bersalah sebab tidak menghormati kedudukan ayahnya;<ref>[https://archive.org/stream/pdfy-T7Y10PusEVDrsirI/The%20Testament%20Of%20Levi_djvu.txt Testament of Levi]</ref> kemudian ia memutuskan bertekun dalam ibadah serta pertobatan untuk menghapus dosa ini.<ref>Surah Al-Maidah : 39-40, Al-Furqan : 70-76, An-Nisa :17</ref> Sejak saat ini, Lawwy tidak lagi akrab dengan Simeon.
Baris 98:
Dalam perjalanan menuju rumah Ishaq, Israel mendapat kabar bahwa Rahil melahirkan anak ketiga belas untuknya, yakni seorang putra bernama Bunyamin, walau Rahil meninggal setelah persalinan. Dengan demikian ia dapat menjadi leluhur kedua belas suku serta menggenapi nubuat untuk dirinya. Kedua belas putra Israel adalah Rubin, Simeon, Lawwy, Yahudah, Dan, Gad, Asyer, Naftali, Zebulaon, Yisakhar, Yusuf dan Bunyamin. Sepeninggal Rahil, Israel sendiri yang harus mengurus Yusuf dan Bunyamin, sehingga putra-putra Rahil lebih diperhatikan melebihi putra-putra Israel yang lain. Sebagai nabi pilihan; Ya'qub dikaruniai Ilmu istimewa dari sisi Allah;<ref>Surah Yusuf : 68</ref><ref>''Sefer Yūḇāl'' 32:21-26</ref> sehingga mendapat nubuat bahwa Yusuf akan menjadi pertanda yang akan menyelamatkan kehidupan seluruh Bani Israel terhadap banyak kesusahan yang melanda juga Yusuf menjadi syarat penggenapan berkat Allah kepada Ibrahim dan Ishaq. Terlebih lagi, Israel mengetahui bahwa Perlindungan Allah telah menyertai Yusuf, oleh sebab itu Israel sangat mengutamakan keselamatan Yusuf.
Yusuf pernah mendapat mimpi nubuat yang bermakna bahwa kesebelas saudaranya beserta kedua orang tuanya akan bersujud di hadapan dirinya, bahkan Yusuf memahami makna mimpi ini adalah pertanda keistimewaan dirinya dibanding putra-putra Israel yang lain. Hal ini menimbulkan kebahagiaan pada diri Israel bahwa Yusuf mewarisi anugerah nubuat maupun berkat sebagaimana yang pernah dikaruniakan untuk Ibrahim dan Ishaq. Israel melarang Yusuf menceritakan mimpi ini kepada saudara-saudaranya,<ref
Kesepuluh saudara Yusuf mendapati perlakuan istimewa sang ayah terhadap dirinya dan Bunyamin, maka ada dugaan bahwa ayah mereka hendak berlaku curang terhadap mereka.<ref>Surah Yusuf : 6</ref> [[Yehuda|Yahudah]] bersama kesembilan saudaranya mengadakan siasat supaya menghindarkan perilaku curang sang ayah terhadap para putra Israel, serta supaya mereka memiliki bagian tertentu dalam warisan anugerah.<ref>Surah Yusuf : 8-10</ref> Mereka belajar dari tindakan ceroboh Simeon dan Lawwy, sehingga memohon izin terlebih dahulu kepada ayah mereka sewaktu hendak mengadakan perjalanan bersama-sama Yusuf. Kesepuluh putra Israel membujuk sang ayah bahwa diri mereka mengingini kebaikan untuk diri Yusuf serta mereka hendak melindunginya.<ref>Surah Yusuf : 11-12</ref><ref>Surah Yusuf : 53</ref> Israel mengetahui adanya firasat buruk tentang perjalanan mereka, walau akhirnya Israel melepas keberangkatan Yusuf bersama dengan kesepuluh putranya.<ref>Surah Yusuf : 11-14</ref>
Baris 115:
Mendapati ketiga saudaranya mendapat teguran keras, Yahudah merasa takut bahwa ia akan mendapat bagian serupa karena dirinya merasa bersalah telah memimpin siasat untuk memisahkan Yusuf. Akan tetapi Israel justru sangat memuji Yahudah yang memiliki kebijaksanaan untuk memutuskan sesuatu, sebab Israel mengetahui bahwa Yahudah adalah orang yang berhasil menghindarkan dosa pembunuhan terhadap Yusuf. Yahudah terbukti memiliki sikap takut terhadap hukuman Allah; sehingga Yahudah berhasil menyadarkan kesembilan saudaranya bahwa Yusuf adalah seorang putra Israel, yang juga seorang yang masih bersaudara dengan mereka; lalu kesepuluh putra Israel bersepakat tidak membunuhnya.
Keenam putra Israel yang lain mendapat berkat dan sanjungan dari Allah melalui Israel, sebab sejak semula mereka memang tidak mengadakan siasat jahat terhadap Yusuf, melainkan semata-mata mengharap kebaikan dari Allah supaya memperoleh warisan berkat istimewa; Israel mengucap berkat tentang watak ataupun hal yang akan terjadi kepada sebagian mereka beserta keturunan mereka dengan simbol tertentu, semisal perlambangan singa (Yahudah), keledai (Yisakhar), ular (Dan), rusa betina (Naftali), pohon kokoh yang berbuah ([[Yusuf]]), serta serigala (Bunyamin).
Ketika giliran pemberkatan untuk bagian Yusuf, Israel sangat bersyukur kepada Allah karena ia masih diizinkan melihat Yusuf maupun keturunan-keturunan Yusuf yang Allah karuniakan untuk menyelamatkan keberlangsungan Bani Israel menghadapi berbagai kesulitan. Israel menyampaikan pujian luar biasa untuk Yusuf, sebab bagian warisan terbesar dari Ibrahim, Ishaq dan dirinya akan menyatu pada diri Yusuf, anak sulung Israel.<ref
== Gelar ==
|