Joseph Theodorus Suwatan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan
kTidak ada ringkasan suntingan
Baris 35:
}}
'''Mgr. Joseph Theodorus Suwatan, [[Misionaris Hati Kudus|M.S.C.]]''' ({{lahirmati|[[Tegal]], [[Jawa Tengah]], [[Hindia Belanda]]|10|4|1940}}) adalah [[Uskup]] [[Manado]] yang telah menjabat sejak ditunjuk pada 8 Februari 1990.
 
== Latar belakang ==
Uskup Suwatan adalah anak pertama dari dua bersaudara pasangan Theodorus Chairwakim dan Chatarina Srilany.<ref>http://indonesia.ucanews.com/2016/04/12/ulang-tahun-ke-76-mgr-suwatan-sebenarnya-telah-memasuki-usia-purnakarya/</ref>
 
== Karya ==
Ia ditahbiskan menjadi imam dari Ordo [[Misionaris Hati Kudus]] pada 8 Januari 1969. Pada 8 Februari 1990, [[Paus Yohanes Paulus II]] menunjuknya sebagai [[Uskup]] [[Keuskupan Manado|Manado]]. Ia ditahbiskan menjadi Uskup Manado pada 29 Juni 1990. Bertindak sebagai Uskup Konsekrator adalah Uskup Agung [[Francesco Canalini]], Pro-[[Nuncio Apostolik]] untuk [[Indonesia]] dengan gelar Uskup Agung Valeria, sementara Uskup Emeritus Manado [[Theodorus Hubertus Moors]], [[M.S.C.]] bersama dengan [[Uskup Agung Semarang]] [[Julius Darmaatmadja]], [[Yesuit|S.J.]].
 
Mgr. Suwatan menjadi Uskup Penahbis Pendamping bagi Mgr. [[Johannes Liku Ada']] sebagai Uskup Tituler Amantia ketika ia diangkat menjadi [[Keuskupan Agung Makassar|Uskup Auksilier Ujung Pandang]] pada 2 Februari 1992.<ref>http://hirarkigereja.katolikpedia.org/2014/06/mgr-joseph-theodorus-suwatan-msc.html</ref>
Uskup Suwatan banyak berperan dalam ikut meredakan kerusuhan di [[Poso]], [[Sulawesi Tengah]]. Pada tahun 2001 ia mengimbau komunitas internasional agar mencegah terjadinya genosida di Poso. Ia juga memimpin perayaan Ekaristi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada Romo
 
[[Tarcisius Dewanto]], S.J., anggota Serikat Yesus Provinsi Indonesia yang ikut menjadi korban tindak kekerasan di Timor Timur, di kompleks [[Gereja Nossa Senhora de Fatima]], Suai pada tanggal 6 atau 7 September 1999.
Dalam kedudukannya sebagai Ketua [[Konferensi Waligereja Indonesia]] (KWI) dan dalam kaitan dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia pada tahun 1999 ia menulis pernyataan keras mengecam para pemimpin negara yang gagal melayani kepentingan rakyat, serta menyerukan diakhirnya korupsi yang meluas di lingkungan pemerintah. Uskup Suwatan juga turut berperan dalam ikut meredakan kerusuhan di [[Poso]], [[Sulawesi Tengah]]. Pada tahun 2001 ia mengimbau komunitas internasional agar mencegah terjadinya genosida di Poso.<ref>http://indonesia.ucanews.com/2016/04/12/ulang-tahun-ke-76-mgr-suwatan-sebenarnya-telah-memasuki-usia-purnakarya/</ref> Ia juga memimpin perayaan Ekaristi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada seorang imam [[Yesuit]], [[Tarcisius Dewanto]], S.J., anggota Serikat Yesus Provinsi Indonesia yang ikut menjadi korban tindak kekerasan di Timor Timur, di kompleks [[Gereja Nossa Senhora de Fatima]], Suai pada awal September 1999.
 
Ia dikenal sebagai sosok yang mandiri, humoris dan suka anak-anak.
Sebelum itu, dalam kedudukannya sebagai ketua [[KWI]] (Konferensi Waligereja Indonesia) - dan dalam kaitan dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia pada tahun 1999 - ia menulis pernyataan keras mengecam para pemimpin negara yang gagal melayani kepentingan rakyat, serta menyerukan diakhirnya korupsi yang meluas di lingkungan pemerintah.
 
== Pranala luar ==